"Sekarang jelaskan pada kami, apa alasanmu masuk ke dalam kamar kami?"Kembali Alvaro mencecar Ratri setelah mereka dipertemukan di ruang keluarga. Di situ juga ada Calista yang dipaksa untuk menjadi saksi, di mana Ratri ditemukan di dalam kamarnya dalam keadaan hanya memakai handuk saja."Kan tadi aku udah bilang sama kamu, yang bisa menjawabnya itu kamu sendiri. Kamu yang menarik tanganku dan mengajakku masuk ke dalam kamarmu untuk mandi bersama. Bukan hanya itu saja, aku disuruh melayanimu juga. Kamu bilang istrimu tidak bisa memuaskanmu di ranjang, makanya kamu ingin bermain-main denganku.""Apa?"Semua isi rumah langsung terbelalak lebar matanya. Antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Ratri. PlakkCalista menoleh pada Alvaro dengan tatapan geram, dia langsung beranjak dari tempat duduknya dan melayangkan tamparannya pada suaminya itu. "Dasar laki-laki brengsek! Bisa-bisanya kau mengumbar aibku di depan wanita sialan itu! Kalau kau ingin bercinta dengann
Ratri mengendap-endap masuk ke dalam kamar alvaro hanya menggunakan handuk. Dia sudah seperti maling saja untuk bisa masuk ke dalam kamar itu. Alvaro dan Alka bisa melihat sendiri dari pantauan rekaman cctv. Akhirnya mereka merasa lega karena pada kenyataannya Ratri memang sudah bersalah, dan sengaja ingin membuat keonaraan di rumahnya."Tuh, kan? Abang bisa melihat sendiri kan? Wanita itu memang sengaja ingin menghancurkan rumah tanggaku. Pasti dia tahu calista keluar dari rumah bersama dengan mama. Dia memiliki rencana busuk untuk membuat calista cemburu. Tapi kenapa aku tidak mengetahui kalau wanita itu masuk ke dalam kamarku? Apa mungkin karena kamarku tidak terkunci dia bisa seenaknya saja masuk dengan sendirinya, tanpa permisi?"Walaupun belum menunjukkan hasil rekaman pemantauan rekaman cctv itu pada keluarganya, Alvaro dan juga Alka sudah lebih tenang, karena mereka bisa lepas dari tuduhan buruk yang keluar dari mulutnya Ratri."Wanita itu sungguh licik! Dia bahkan bisa mempr
Karena Ratri tidak mau membuka bagian dari perutnya, dengan terpaksa Calista menarik pakaian yang dikenakan oleh Ratri, membuka bagian perutnya, nampaklah jelas, kebohongan yang selama ini disembunyikan."Loh!" Riana membelalakkan matanya lebar-lebar saat mendapati perut Ratri, berbeda lagi dengan ketiga laki-laki beda usia itu langsung membuang muka ke arah lain tidak ingin melihat aib Ratri yang dibuka oleh Calista. Riana terbengong melihat kulit perut Ratri yang sangat berbeda dengan kulit aslinya."Itu perut atau ...?"Riana langsung mulai berjalan mendekat pada Ratri dan memegang bagian perut Ratri yang nampak begitu besar namun bukan kulit, tapi karet."Ini karet ma, yang menyerupai kulit manusia. Dari awal Aku curiga sama dia hanya hamil bohongan. Karena selama hamil ia tidak pernah menunjukkan rasa ngidam atau gimana layaknya aku yang selalu tersiksa di saat kehamilanku ini."Bayu, Alka dan juga Alvaro yang awalnya memalingkan muka, mereka menoleh saat mendapati kulit perut Ra
Alka bernapas lega setelah mengetahui kebohongan yang dilakukan oleh mantan sekertarisnya. Dia seakan kapok untuk tidak membuat ulah dengan memacari banyak gadis cantik yang suka menggodanya. Bahkan dia sudah memblokir hampir nomer semua gadis, kecuali Calista."Calista, aku datang tapi sudah terlambat. Andai saja dulu aku tidak pernah melakukan kebodohan itu dengan wanita lain, mungkin kita masih bisa bersama. Tapi tidak mungkin," ucapnya dengan tersenyum memandangi foto profil Calista. "Ternyata kau sudah ditiduri sama adikku sendiri. Alvaro benar-benar pembawa sial. Dia datang-datang ke sini langsung bikin rusuh. Kalau saja dia tahu perempuan itu sudah dijodohkan denganku apa dia juga tetap mengejar-ngejarnya?"Hanya foto profil Calista yang ada di WhatsApp miliknya menjadi kenangan terindah dalam hidupnya, mengagumi sosok gadis yang baik dan penuh pengertian. Dia benar-benar menyesal karena sudah bodoh, dari awal selalu mengandalkan uang dan ketampanannya untuk mendapatkan kepuasa
Seorang gadis muda mengantarkan makanan dan juga minuman pada tamu-tamu di rumahnya. Dia adalah anak gadis Mega yang tak lain teman sosialita Riana.Riana sempat terkejut melihat gadis itu yang menyerupai Calista. Bahkan kalau diingat-ingat dia pernah bertemu dengan gadis itu."Loh, Bukannya ini ...," Riana menggantungkan ucapannya mengingat-ingat pada gadis yang pernah ditemuinya itu tapi dia lupa di mana mereka bertemu."Tante ini saya, Natasha. Saya pernah datang ke rumahnya Tante, sama Tante Kamila dan juga Om Geraldi orang tuanya Calista," jawab Natasha yang masih mengingat wajah Riana.Riana masih terdiam dengan mengingat-ingat saat Natasha datang ke rumahnya bersama dengan besannya waktu itu."Oh, iya iya Tante mengingatnya. Jadi kamu ini anaknya Jeng Mega? Masih saudaranya Calista?" tanya Riana saat dia sadar bahwa Natasha adalah salah satu sepupu dari menantunya.Natasha menganggukkan kepalanya dengan mengulas senyum manisnya. "Iya, benar Tante, saya Natasha, sepupunya Calist
Alka mengernyitkan keningnya. Dia tidak mungkin salah orang mendapati wajah yang sama dengan Calista."Salah orang? Masa kamu mirip sekali sama dia, maksudnya Calista."Alka mengamatinya dari atas sampai bawah dia kagum Natasha memiliki wajah dan tubuh yang hampir menyerupai Calista. Hanya saja Calista perutnya sudah buncit dengan kehamilannya, sedangkan gadis ini masih belum nampak hamil."Iya Kak, nama saya Natasha, saya sepupunya Calista. Dia dan saya memiliki wajah yang hampir mirip. Tapi kami bukan kembar," jawab Natasha akhirnya tidak begitu canggung saat mengenali Alka meresponnya begitu baik.Arka masih tidak menjawab Dia mengagumi sosok gadis yang ada di depannya itu sangat mirip dengan orang yang saat ini berada dalam hatinya Namun sebagai mantan dari tunangannya.'Kenapa kamu memiliki kesamaan sama dia. Bahkan aku tidak bisa melupakannya. Kalau saja aku tidak bodoh, mungkin aku sama dia sudah menikah, dan mungkin yang dikandung dia bukan darah dagingnya Alvaro, tapi aku. Se
Alka senyam-senyum sendiri duduk di pinggiran kolam renang di samping rumahnya. Semenjak berkenalan dengan Natasha, dia merasa agak aneh di hatinya, ada sosok Calista di dalam hati Natasha, dari kebaikannya, sopan santunnya, apalagi raut mukanya yang memiliki kesamaan dengan mantan tunangannya."Ngapain ini orang senyum-senyum sendirian, kayak orang gila aja," cibir Alvaro yang baru saja datang dari kantor mendapati kakaknya tengah memandangi ponsel miliknya. Buru-buru Alka langsung mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam kantong celananya."Kamu ini apaan sih! Kepo aja kerjaannya. Udah sono, mandi. Ngapain kamu datang ke sini, belum mandi juga," usir Alka dengan menatapnya kesal.Hampir saja dia ketahuan tengah mengagumi dua sosok gadis yang memiliki raut wajah yang sama persis seperti pinang dibelah dua, dan dua-duanya ada di dalam ponsel miliknya."Ya kan emang aku mau mandi di sini. Aku mau renang pengen gaya bebas, soalnya kalau malam kan gayanya nggak begitu bebas lagi. S
"Ayang! Sini." Alvaro melambai-lambaikan tangannya di kolam renang meminta Calista untuk menemaninya.Calista berjalan ke arahnya namun enggan untuk menemaninya berenang dia habis mandi dan sudah berdandan cantik malas untuk berbasah-basahan kembali."Aku habis mandi, nggak mau ikutan, entar basah lagi," jawab Calista dengan mengingatkan tubuhnya di kursi besi di pinggiran kolam."Yah, diajak renang bareng malah nggak mau. Enak nih, buat main juga enak nih di air. Sambil ngajarin anak kita buat pandai berenang nantinya," seloroh Alvaro menggoda istrinya.Calista berdecih. Hampir setiap hari menghabiskan waktunya untuk menunggu pulang dan mandi bersama, dengan alasan ingin tengok anak yang masih ada di dalam rahimnya. Kini dia capek, melayani suaminya setiap saat."Enggak ah, libur dulu, lain kali aja," tolak Calista.Calista masa bodoh walaupun di bawah sana sudah ada yang meronta-ronta ingin dimanja. Dia mengabaikan panggilan suaminya."Ayolah sayang, jahat banget kamu! Itu anakku ma