Sabian mengelus rambut Bima yang ada di pangkuannya, rasa bahagia bertemu dengan orang terkasih itu tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata, Sabian hanya takut jika dia berbicara tapi tidak ada tindakan akan di sebut pria yang banyak bicara tanpa bukti.
"Sayang, ayah memang tidak pernah mengucapkan rasa bahagia ayah, sekarang bolehkan ayah bertanya pada Bima apakah jika ayah pulang kerja selalu terlihat letih dimatamu?" ucap Sabian kepada Bima."Ayah selalu terlihat bahagia saat bertemu Bima sepulang kerja," ucap Bima dengan wajah yang gembira.Sabian menjelaskan ke putra sulungnya bahwa Sabian tidak akan pernah bisa mengungkapkan rasa bahagianya di depan semua orang, tetapi lebih baik menunjukkan tindakan yang akan terus di kenang oleh orang-orang tersayangnya.Mike berpamitan pulang karena berjanji membelikan makanan kesukaan anaknya, ia berpamitan kepada tuan muda kecil dan bosnya."Presdir, Nyonya, dan tuan muda kecil, saya pamitBima sungguh penasaran dengan apa yang akan di berikan untuknya, Sandra dan Lusi sudah mempersiapkan hadiah istimewa untuk keponakannya itu, sebuah kotak berbalut kertas kado dengan gambar khas anak laki-laki yaitu super hero di berikan kepada Bima."Bima keponakan bibi Lusi yang tampan, ini adalah kado istimewa yang sudah di siapkan oleh paman Sandra unttukmu," ucap Lusi memberikan kotak kado untuk Bima yang manis."Terima kasih bibi Lusi dan Paman Sandra tetapi aku kan belum ulang tahun, kenapa aku di beri kado?' ucap Bima yang penasaran sambil menerima kado itu.Sandra menjelaskan bahwa tidak hanya orang yang sedang berulang tahun saja yang menerima kado, tapi untuk orang tersayang keluarga akan rela merogoh kocek untuk memberikan hadiah istimewa termasuk kepada Bima yang akan masuk sekolah tahun depan.“Paman memberikanmu beberapa buku pelajaran karena paman dengar kamu sudah mengikuri les privat di rumah,” ucap Sandra dengan s
Sabian mengangkat kepalanya yang tadi menunduk, ia tersenyum ke arah Sandra, mungkin kakaknya benar tidak ada gunanya menyesali masa lalu sekarang adalah masa depan yang dia jalani bersama istri dan anaknya."Aku tahu kak semoga di kehidupan ini aku bisa membahagiakan istri dan anakku," ucap Sabian dengan penuh keyakinan."Itu sangat bagus kamu adalah seorang suami, jangan lihat ke belakang lagi karena sudah berlalu, lihatlah hari ini dan seterusnya," Sandra kembali mengingatkan adiknya.Sandra menasehati adiknya agar tidak terlalu mengingat ke belakang yang pasti akan membuatnya sakit, sekarang adalah masa depan yang akan dia jalani bersama orang yang di cintainya harusnya dia menjaga dan melindungi mereka dengan benar."Sepertinya Sandra ada benarnya Sabian, kamu sudah menjadi suami sekaligus ayah untuk orang yang kamu cintai, jalankanlah tugas seorang suami dengan benar," Lusi sedikit menambahi.
Sabian buru-buru mengenakan bajunya mood untuk bercintanya menjadi hilang karena ada seseorang di luar pintu kamar yang mengganggu irama alunan tubuhnya di atas ranjang bersama sang istri, Kirana yang membuka pintu karena Sabian malas meladeni orang yang ada di luar pintu."Mama kenapa tidak menemani aku belajar bersama kakek dan paman?" Bima cemberut dan mengomel saat Kirana baru saja membuka pintu."Masuklah dulu, ayahmu sedang tidak enak badan hari ini jadi mama mengantarnya ke kamar," Kirana membawa Bima ke dalam kamar.Bima berjalan menuju ayahnya yang terlihat sedang kusut wajahnya, ia berada di atas ranjang dengan aura dingin yang menyelimuti ruangan, anak kecil itu duduk di kursi yang ada di kamar Sabian, dia melihat ekpresdi wajah ayahnya yang seolah sedang tidak ingin di ganggu siapapun."Apa ayah sedang tidak ingin aku ada di sini, ayah senang ya kalau aku tidak berada di samping ayah dan
Bima begitu kesal dengan jawaban ayahnya, ia turun dari kursi membuka tirai kamar Sabian yang membuat ruangan menjadi terang benderang karena ada cahaya matahi masuk ke dalam kamar."Bima tolong tutup tirainya ini membuat mata ayah silau," Sabian reflek menutup matanya."Tidak ayah ini sudah siang ayah harus bekerja, jika ayah bermalas-malasan seperti ini bagaimana kebutuhanku tercukupi," Bima masih berdiri di depan jendela kaca sambil memegangi tirai.Mendegar suara ribut Kirana membuka matanya perlahan, ia melihat Bima yang berdiri di jendela lalu melambaikan tangannya untuk mendekat ke arahnya."Kemarilah sayangnya mama, apa kamu ribut lagi dengan ayahmu hari ini?" Kirana memeluk Bima yang setengah merajuk."Kalian sungguh keterlaluan mengabaikan aku di pagi hari," ucap Bima dalam pelukan mamanya.Sabian ikut merangkul anak dan istrinya mengucapkan maaf kepada Bima, saking enaknya tidur sampai tidak menyadari bahwa
Sabian masih menatap dua orang perwakilan perusahan Subroto grup yang tidak sopan berkata karena menunggu keterlambatan Sabian. Dua orang itu bergidik ketakutan melihat wajah tampan namun bengis milik Sabian."Ampuni kealaah kami tuan Sabian, kami tidak bermaksud menyinggung anda," seorang pria duduk di seberang Sabian bergetar tubuhnya karena ketakutan."Ehem mari kita mulai rapat kita hari ini," Mike berdehem daripada mood presdirnya berubah lagi lebih baik segera memulai rapat pembagian keuntungan antar perusahan yang di ajak bekerja sama.Rapat berjalan dengan lancar, beberapa perusahaan yang hadir menyetujui pembagian hasil kerja sama kali ini karena di rasa menguntungkan, berbeda dengan perwakilan perusahan Sunroto lagi'lagi mereka tidak puas dengan apa yang di dapat, padahal semuanya sudah setuju, perwakilan itu mengklaim bahwa perusahan Subroto menyediakan air kecantikan dengan kualitas bagus kenapa harus mendapa
Tuan Subroto melangkah masuk ke ruanagn presdir yang di sana sudah ada Sabian dan Mike yang berdiri menjelaskan laporan kas perusahaan kepada Sabian, mendengar ada yang hadir di perusahaannya Sabian mempersilahkan masuk keduanya, mereka di sambut hangat oleh Sabian dan menyuruh Hanna untuk membuatkan minuman kepada keduanya."Silahkan duduk tuan dan nyonya Subroto kita santai saja ya, Hanna tolong informasikan kepada ob untuk membuatkan minuman karena aku ada tamu," Sabian memberikan perintah kepada Hanna."Baik presdir saya akan ke pantry sekarang juga," ucap Hanna seraya pergi ke pantry.Tuan dan nyonya subroto menyapa Sabian sebelumnya ia meminta maaf perihal kedua karyawannya yang berperilaku tak sopan kepadanya, ini semua di luar nalar dan jangkauan tuan Subroro, ia mengaku sungguh malu kepada Sabian karena sudah banyak melukai hatinya, perushaan subroto tidak pantas mendapatkan banyak keuntungan hasil kerja sama da
Mike mengaku hanya bercanda kepada tuan mudanya tidak usah di masukkan hati numpung masih waktu makan siang ia mengajaknya untuk makan bersama begitu juga Hanna."Bos jangan terlalu di bawa serius ayo kita makan siang bersama agar tidak oleng," ajak Mike yang masih tertawa karena kelucuan yang di lihat."Kau yang bayar ya Mike," Sabian setengah bercanda karena sedang kehilangan mood makan siang.Mike mengangguk setuju atas apa yang ungkapkan bos besarnya, sesekali nraktir bos besar tidak ada salahnya karena berkat dia ia tak kepusingan soal uang saatnya membalas kebaikannya walau dengan hal kecil."Tidak masalah bos sekali-kali aku yang traktir," ucap Mike dengan semangat.Bos dan kedua anak buah kesayangannya itu keluar ruang presdir menuju salah satu restoran yang biasa di kunjungi pleh bos mereka, restoran yang menyajikan berbagai menu ayam kesukaan Sabian, baru selesai memesa
Bima terus merajuk menyalahkan ayahnya yang pulang telat bahkan menuding ayahnya sedang asyik bermesraan dengan tante-tante muda yang suka menggoda pria kaya untuk menjadi sugar daddy."Ayah jangan buat aku kecewa aku tahu kamu sedang berduaan dengan perempuan yang suka mendekati pria kaya raya untuk mendapatkan uang," ucap Bima yang sekata-kata."Ayah tutup telpon dan tunggu ayah pulang di rumah dengan tenang oke sayang ayah," ucap Sabian sambil menutup teleponnya.Sabian menggelengkan kepalanya mengelus dada membayangkan apakah dulu sewaktu kecil Sabian juga seperto Bima, kalau ada waktu sebaiknya ia harus mengobrol dengan sang ayah, pesanan Sabian sudah siap di bawa pulang ia membayar sesuai jumlah yang di pesan lalu pulang ke rumah."Bima kamu tidak boleh berucap sembarangan terhadap ayahmu, ucapan itu adalag doa apa kamu mengerti Bima?" ucap Kirana menasehati anaknya."Mama