Tuan Handoko dan Luna saling pandang beberapa saat seolah sedang berdiskusi menentukan mau menerima undangan dari keluarga Alexander atau tidak, Luna mengangguk ke arah ayahnya berharap beliau menerima tawaran makan malam di keluarga Alexander.
"Kalian berangkat saja dulu, aku akan mengutus pengawal terlatih menjaga rumah ini agar dua orang tahananku tidak bisa kabur," ucap tuan Handoko.
"Terima kasih tuan Handoko, kami tunggu kedatangan anda di kediaman Alexander," Sabian tersenyum bahagia.
Sabian meninggalkan kediaman Handoko dengan perasaan senang, akhirnya Sebentar lagi dia bisa menyatukan kedua keluarga besar.
"Luna aku butuh bukti bahwa laki-laki yang bersama cucuku benar-benar Sabian Alexander seorang bos berhati dingin dan kejam, aku tidak mau cucuku tertipu pemuda yang hanya mengaku-ngaku sebagai Sabian," ucap Tuan Handoko.
"Ayah aku punya bukti bahwa dia benar-benar Sab
Sandra tak menyadari ada orang masuk kedalam kamarnya, ia meneguk kembali wine yang ada di tangannya sampai habis dan meletaklan gelas ke atas meja. Sandra memeluk adiknya."Apa yang kamu pikirkan, kamu adikku tentu saja aku menginginkan kebahagiaan untukmu, aku sudah mengikhlaskan, maafkan aku telah mencintai orang yang ada di hatimu kala itu," Sandra merangkul erat Sabian."Kakak terima kasih, aku juga berharap kita akan selalu menjaga seperti ini, aku juga minta maaf, karena kita mencintai wanita yang sama," Sabian juga memeluk Sandra di dalam hatinya kini berkecamuk banyak pertanyaan.Sandra menceritakan awal bertemunya dia dengan Kirana, berita pernikahan keluarga Subroto dan Wijaya yang membuatnya terpukul saat itu, mengandung anak dari pria asing yang tak pernah di temui sebelumnya, waktu itu pikiran Kirana sedang kacau dan dia juga harus menyelesaikan kuliahnya, dia kabur ke desa mencari ketenangan, membiayai kul
Baru saja tuan Alexander berucap jika akan ada masalah walau Dani Wijaya beserta anak istrinya telah di amankan, kita Rana lupa bahwa Han adalah satu bencana untuknya. Sabian merasa kesal untuk apa orang di masa lalu Kirana ini masih saja menghampiri Kirana yang telah terlapas dari penderitaan di masa lalunya."Tuan muda Han sepertinya banyak waktu luang sampai ada waktu menunggu tunanganku?" Sabian mencibir Han."Aku tidak ada urusan dengan mu, aku ingin berbicara empat mata dengan Kirana," ucap Han dengan angkuhnya.Sabian merasa di Hima oleh orang yang telah menyakiti hati Kirana di masa lalu, tangannya sudah siap mengepal dan meninju Han tetapi, di tahan oleh Kirana yang berada di sampingnya."Sepertinya aku tidak ada urusan dengan tuan muda Han, aku dan ayah dari putraku sedang dibuk mempersiapkan pesta pernikahan, jadi katakan saja di depan calon suamiku ini, jika ada yang ingin di sampaikan, k
Tuan Subroto menyerahkan surat yang baru saja di terimanya kepada Han, beliau meminta Han untuk membaca surat itu."Baca surat ini dengan seksama, apa kamu ingin mencelakai papamu?" tuan Subroto sangat emosi."Ayah surat apa yang membuatmu marah kepadaku," Han menerima surat itu.Han membaca surat yang berisi sebuah gertakan untuk keluarga Subroto.Dear Tuan Subroto yang terhormat.Melalui surat ini saya Sabian Alexander menyatakan perang dagang karena putra anda telah berani secara terang-terangan menyatakan cintanya pada wanita milikku, dengan surat ini pula saya akan menarik semua investasi dan kerjasama di antara perusahaan kita, jika anda keberatan silahkan datang membuat perjanjian baru dengan putra anda.Salam Sabian Alexander.Han meremas kertas itu, ia melemparnya ke tempat sampah atas dasar apa Sabian berbuat seenaknya."Omong kosong macam apa, sebelum bertemu de
"Ke Alex Farm-Crop," jawab Luna singkat.Sopir melajukan mobil dengan kecepatan sedang emnuju perusahaan farmasi besar milik Sabian Alexander, Luna sengaja datang kesana untuk bertemu sang keponakan."Permisi nona, anda mau bertemu dengan siapa?" Resepsionis menghandang Luna."Bawa aku bertemu dengan presdir kalian," Luna melepas kaca mata hitamnya.Resepsionis bertanya apakah sudah membuat janji bertemu sebelumnya atau belum, karena biasanya Presdir mereka tidak akan sembarangan bertemu dengan orang apalagi tanpa sebuah janji."Maaf dengan nona siapa, apakah sudah membuat janji dengan Presdir kami?" ucap resepsionis."Bawa saja aku bertemu Presdir kalian, karena pasti tidak akan menolak kedatanganku," Luna memakai kembali kaca matanya.Resepsionis kecil itu tidak berani melanggar aturan karena bosnya sangat galak dan tidak main-main dalam memberikan hukuman. Mike y
Han kebingubgab menjawab saat mamanya menanyakan ada dimana Tania, apakah ia harus menjawab jujur bahwa Tania sedang berada di kediaman Handoko untuk memperhitungkan kejahatan yang telah dilakukan terhadap Kirana selama bertahun-tahun."Kenapa bingung seperti itu, katakan dengan jelas dimana wanita yang berstatus istri tapi yang dia pikirkan adalah kesenangannya sendiri?" tuan Subroto sudah sangat kesal."Ta-tania sedang liburan," ucap Han singkat."Jangan bohong, lebih baik jawab jujur aku merasa keluarga ini akan segera hancur saat kamu menikahi wanita yang tidak bisa mencari uang itu, bisanya hanya menghamburkan uang demi terlihat kaya," ucap tuan Subroto.Han hanya terdiam di hatinya mengucap sumpah serapah untuk ayahnya juga Tania yang memang tidak bisa memberikan pikiran atau sumbangan apapun untuk menaikkan status atau derajat keluarga Subroto."Sial sekali orang tua ini sudah mul
Nyonya Subroto tersenyum licik sebelum menjawab pertanyaan putranya, tentu saja pertama dengan berpura-pura akan menjemput istrinya, bagaimanapun dia masih menjadi tanggung jawab Han walaupun belum di ketuk palu di penagdilan, sebelumnya Han sudah memberitahu mamanya jika Tania dan Han sudah menandatangi surat permohonan perceraian tetapi belum melaksanakan sidang perceraian."Berpura-puralah akan menjemput Tania, lalu kamu mengobrol dengan tuan Handoko tentang masa lalumu dengan Kirana, katakan bahwa kamu dan Kirana saling mencintai jika bukan di rayu oleh Tania mungkin kamu dan Kirana sudah menikah sekarang," ucap nyonya Subroto."Apakah itu akan berhasil ma?" Han tampak merasa ragu."Jika kita tidak mencobanya mana tahu rencana kita akan berhasil atau tdak, anakku mama akan mendoakan yang terbaik untukmu, Kirana dan Keluarga Handoko akan menjadi milikmu," Nyonya Subroto memberikan semangat untuk anaknya.Han kembali bersemangat saat mamanya m
Tuan Alexander meradang ia mengutus Sabian untuk tetap tenang, karena mungkin ini siasat keluarga Subroto untuk menjatuhkan bisnis besar yang di miliki oleh Sabian, di kota ini siapa yang tidak tahu nama Sabian, seorang pembsnis muda yang merajai bisnin farmasi di kota jakarta."Sabian aku rasa kamu jangan terpancing dengan umpan tuan muda keluarga Subroto itu, ingat jangan sampai lawan bisnis di luaran sana mengetahui kelemahanmu adalah Kirana," Sandra mengingatkan adik satu-satunya yang dia miliki."Kakak bahkan kamu juga berfikir seperti itu, kemarin Luna juga memperingatkanku tentang hal ini, lalu kak menurutmu aku harus bagaimana?" Sabian mencoba untuk tidak langsung mengambil tindakan, kali ini dia harus berpikir dua kali untuk melangkah karena ada Bima dan Kirana di sisinya.Sandra mengemukakan pendapatnya bahwa sang adik tidak boleh bertindak gegabah mengambil langkah, karena pasti ada sesuatu di balik semua ini, Han yang dulunya membuang Kirana
Han sangat ingin menangis saat ini, bagaimana tidak sang ayah sudah melepas tanggung jawab untuk membantunya lolos dari masalah serius yang ia hadapi saat ini, datang ke keluarga Handoko seorang diri tanpa berpikir panjang sebelumnya membuatnya kesulitan untuk melepaskan diri dari jerat maut yang sudah ada di depan mata. "Tuan Handoko aku mohon lepaskan aku, aku sangat tulus mencintai Kirana, aku berjanji akan membahagiakan dia setelah resmi bercerai dari Tania," ucap Han meyakinkan tuan Handoko. "Tidak bisa kamu turut andil menyengsarakan cucuku lima tahun lalu, aku sudah menyelediki semuanya, kamu hidup bahagia sementara cucuku bertahan hidup sendirian mengandung anak sambil mencari uang untuk membiayai hidupnya, lalu apa yang kamu lakukan saat itu, kamu setiap hari bersenang-senang dengan wanita pujaan hatiimu itu," ucap tuan Handoko setengah marah atas ulah Han yang tidak tahu malu itu. Han masih menyangkal sem