"Ke Alex Farm-Crop," jawab Luna singkat.
Sopir melajukan mobil dengan kecepatan sedang emnuju perusahaan farmasi besar milik Sabian Alexander, Luna sengaja datang kesana untuk bertemu sang keponakan.
"Permisi nona, anda mau bertemu dengan siapa?" Resepsionis menghandang Luna.
"Bawa aku bertemu dengan presdir kalian," Luna melepas kaca mata hitamnya.
Resepsionis bertanya apakah sudah membuat janji bertemu sebelumnya atau belum, karena biasanya Presdir mereka tidak akan sembarangan bertemu dengan orang apalagi tanpa sebuah janji.
"Maaf dengan nona siapa, apakah sudah membuat janji dengan Presdir kami?" ucap resepsionis.
"Bawa saja aku bertemu Presdir kalian, karena pasti tidak akan menolak kedatanganku," Luna memakai kembali kaca matanya.
Resepsionis kecil itu tidak berani melanggar aturan karena bosnya sangat galak dan tidak main-main dalam memberikan hukuman. Mike y
Han kebingubgab menjawab saat mamanya menanyakan ada dimana Tania, apakah ia harus menjawab jujur bahwa Tania sedang berada di kediaman Handoko untuk memperhitungkan kejahatan yang telah dilakukan terhadap Kirana selama bertahun-tahun."Kenapa bingung seperti itu, katakan dengan jelas dimana wanita yang berstatus istri tapi yang dia pikirkan adalah kesenangannya sendiri?" tuan Subroto sudah sangat kesal."Ta-tania sedang liburan," ucap Han singkat."Jangan bohong, lebih baik jawab jujur aku merasa keluarga ini akan segera hancur saat kamu menikahi wanita yang tidak bisa mencari uang itu, bisanya hanya menghamburkan uang demi terlihat kaya," ucap tuan Subroto.Han hanya terdiam di hatinya mengucap sumpah serapah untuk ayahnya juga Tania yang memang tidak bisa memberikan pikiran atau sumbangan apapun untuk menaikkan status atau derajat keluarga Subroto."Sial sekali orang tua ini sudah mul
Nyonya Subroto tersenyum licik sebelum menjawab pertanyaan putranya, tentu saja pertama dengan berpura-pura akan menjemput istrinya, bagaimanapun dia masih menjadi tanggung jawab Han walaupun belum di ketuk palu di penagdilan, sebelumnya Han sudah memberitahu mamanya jika Tania dan Han sudah menandatangi surat permohonan perceraian tetapi belum melaksanakan sidang perceraian."Berpura-puralah akan menjemput Tania, lalu kamu mengobrol dengan tuan Handoko tentang masa lalumu dengan Kirana, katakan bahwa kamu dan Kirana saling mencintai jika bukan di rayu oleh Tania mungkin kamu dan Kirana sudah menikah sekarang," ucap nyonya Subroto."Apakah itu akan berhasil ma?" Han tampak merasa ragu."Jika kita tidak mencobanya mana tahu rencana kita akan berhasil atau tdak, anakku mama akan mendoakan yang terbaik untukmu, Kirana dan Keluarga Handoko akan menjadi milikmu," Nyonya Subroto memberikan semangat untuk anaknya.Han kembali bersemangat saat mamanya m
Tuan Alexander meradang ia mengutus Sabian untuk tetap tenang, karena mungkin ini siasat keluarga Subroto untuk menjatuhkan bisnis besar yang di miliki oleh Sabian, di kota ini siapa yang tidak tahu nama Sabian, seorang pembsnis muda yang merajai bisnin farmasi di kota jakarta."Sabian aku rasa kamu jangan terpancing dengan umpan tuan muda keluarga Subroto itu, ingat jangan sampai lawan bisnis di luaran sana mengetahui kelemahanmu adalah Kirana," Sandra mengingatkan adik satu-satunya yang dia miliki."Kakak bahkan kamu juga berfikir seperti itu, kemarin Luna juga memperingatkanku tentang hal ini, lalu kak menurutmu aku harus bagaimana?" Sabian mencoba untuk tidak langsung mengambil tindakan, kali ini dia harus berpikir dua kali untuk melangkah karena ada Bima dan Kirana di sisinya.Sandra mengemukakan pendapatnya bahwa sang adik tidak boleh bertindak gegabah mengambil langkah, karena pasti ada sesuatu di balik semua ini, Han yang dulunya membuang Kirana
Han sangat ingin menangis saat ini, bagaimana tidak sang ayah sudah melepas tanggung jawab untuk membantunya lolos dari masalah serius yang ia hadapi saat ini, datang ke keluarga Handoko seorang diri tanpa berpikir panjang sebelumnya membuatnya kesulitan untuk melepaskan diri dari jerat maut yang sudah ada di depan mata. "Tuan Handoko aku mohon lepaskan aku, aku sangat tulus mencintai Kirana, aku berjanji akan membahagiakan dia setelah resmi bercerai dari Tania," ucap Han meyakinkan tuan Handoko. "Tidak bisa kamu turut andil menyengsarakan cucuku lima tahun lalu, aku sudah menyelediki semuanya, kamu hidup bahagia sementara cucuku bertahan hidup sendirian mengandung anak sambil mencari uang untuk membiayai hidupnya, lalu apa yang kamu lakukan saat itu, kamu setiap hari bersenang-senang dengan wanita pujaan hatiimu itu," ucap tuan Handoko setengah marah atas ulah Han yang tidak tahu malu itu. Han masih menyangkal sem
Han duduk di kursi gudang sambil memegangi kepalanya yang pusing, memikirkan caranya agar bisa keluar dari gudang pengap yang dia anggap tak layak untuk di tinggali manusia ini, ia merogoh sakunya mencoba mencari ponsel untuk menghubungi orang luar yang bisa menolongnya. sementara Tania menyimpan dendam di hatinya untuk Kirana, kenapa Kirana yang harus menjadi cucu orang kaya, menjadi seorang putri yang lahir dari rahim perempuan kaya."Han kamu tidak boleh berkata seperti itu, bagaimanapun juga kamu dahulu pernah mencintaiku, aku bukan orang jahat semua karena takdir yang maha kuasa jadi kita menikah," ucap Tania yang merasa geram dengan ucapan Han."Jika kamu tidak menggodaku dan menghasutku agar membenci Kirana mana mungkin aku bisa tertarik dengan seorang yang lahir karena menggoda majikan, sama sekali tidak menguntungkan keluarga Subrotoku, lihatlah sekarang ini apa ada orang yang menolong kalian?" ucap Han dengan nada marah.&nb
Jay tersenyum girang melihat sahabatnya yang sekarang sudah menggilai wanita, sebelum menjawab Jay mengeluarkan ponsel."Jay aku meminta jawabanmu bagaiamana cara aku harus memanjakan wanita, kenapa kamu malah mengeluarkan ponsel," ucap Sabian yang geregetan."Tenang dulu Sabian yang ganteng, aku ingin menunjukkan kamu ini," memperlihatkan layar ponsel kepada Sabian.Sabian melihat layar ponsel milik Dokter Jay secara seksama, Dokter Jay juga menjelaskan bahwa wanita itu suka belanja, suka di surprise dan juga kelembuatan, apalagi mereka suka keperkasaan pria di atas ranjang."Kamu harus memberi bunga atau hadiah kecil untuk wanita tersayang, ajak mereka berbelanja manjakan mereka dengan kemewahan, satu lagi Sabain buat dia kualahan di atas ranjang," bisik Dokter Jay di telinga Sabian."Lalu novel-novel romance yang kamu rekomendasikan di layar ponselmuini untuk apa?" ucap Sabian. 
Tuan Handoko melihat ke arah wajah Luna, beliau mengisyaratkan tentu saja membuat mereka berdua malu atau dengan cara membuat mereka miskin semiskin miskinnya, karena dari awla mereka adalah orang miskin yang menguasai harta milik Loretta."Buat mereka semua tidak memiliki sepeserpun uang dan juga sebarkan berita bahwa mereka telah membunuh Loretta tahun itu, dia mencoba beberapa percobaan pembunuhan terhadap ahli waris yang sah atas harta peninggalan Loretta putri pertamaku," ucap tuan Handoko dengan bengis."Ada satu lagi ayah, apakah kita harus melepaskan mereka dari gudang kita?" Luna sudah tidak sabar melihat kedua perempuan hina itu menderita."Lepaskan saja jika urusan semua aset, saham, dan juga properti milik loretta sudah berhasil kamu ambil alih, serta barang dan benda berharga milik Dani wijaya atau istrinya serta ibu Dani Wijaya yang di beli dari uang Loretta sudah kembali ke tangan Kirana," ucap Tua Handoko
Tania mengingat apa yang dia lakukan lima tahun yang lalu, menyadari semua kesalahan yang pernah ia perbuat kepada Kirana, memang benar dia telah merebut Han yang saat itu adalah kekasih Kirana tetapi selama janur belum melengkung semua masih bisa memilih hati yang dia inginkan."Bibi tolong aku akan melakukan apapun agar anda mau menyelamatkan nyawa ibuku," ucap Tania sambil menangis tersedu."Jangan panggil aku bibi karena aku merasa jijik padamu," ucap Luna dengan geramnya.Tania semakin menangis kencang sekali, ia tak tahu harus berbuat apalagi, tubuh ibunya sudah lemas bahkan untuk berbicara saja sudah susah, Tania berharap Han akan membantunya, ia juga akan menuruti semua yang Han inginkan termasuk dengan perceraian."Han kenapa kamu diam saja, aku mau bercerai denganmu tapi tolong selamatkan Ibuki dulu," ucap Tania memohon pada Han."Aku saja masih tertahan di sini bagaima