“Dia membutuhkanmu dalam keadaan lemahnya. Kau harus menjadi kuat untuknya, Mom. Sekarang makanlah dan buat dia bangga dengan ketegaran dan kekuatanmu.” Bianca menyodorkan nampan berisi makanan yang ada di tangannya. Marcella menatap nampan itu dengan mata dipenuhi genangan air. Tangannya terulur m
“Masuklah, Tuan. Sopir terbaikmu sudah menunggu.” Marcella berkata tanpa memalingkan wajah pada Bayu. Kedua tangannya menggenggam kemudi tanpa ragu. Mata Marcella mulai mengamati sekitar. Dia sepertinya mempertimbangkan jalan mana yang akan dia lalui. Matanya menembus gelap malam dengan berani. Seb
“Kau sangat menyebalkan!” Sesaat Aryani terdiam menunggu reaksi siap pun yang ada di ruangan itu. Semua oang hanya diam memandang Aryani tanpa menunjukan reaksi. Diamnya semua orang justru membuat Aryani menyadari tindakan yang dilakukannya. Wajah Aryani memerah tanpa sebab yang bisa dipastikan ole
“Bagaimana mungkin?” desis Bayu. Suaranya nyaris tidak bisa didengar bahkan oleh Marcella. Tatapan Bayu tertuju ke tengah taman. Sebuah tatapan yang menunjukkan keterkejutan dan sekaligus kekaguman. Apa yang dilihatnya begitu indah. Pemandangan yang membuatnya sulit untuk mempercayai pengelihatanny
"Kita tidak perlu menemuinya." Bayu memutuskan keinginan Maria. Suaranya tegas dan dalam. Jelas dia tidak ingin ada perlawanan dalam tindakan yang dia lakukan.Bayu berharap ekspresinya bisa membuat Maria berhenti dan tidak menentang Dalam banyak hal, apa yang terjadi di rumah ini adalah mutlak kepu
“Kalian tidak salan dengar. Ini adalah rahasia besar yang Gunawan bahkan enggan untuk menceritakan padaku. Aku pun sama terkejutnya pada waktu itu.” Maria menelan rasa pahit yang entah kapan berusaha dia tahan. Sebuah perasaan yang sudah sangat lama Maria simpan sendiri. Kali ini Bayu dan Marcella
“Apa yang salah dengan itu. Setelah kau mengatakan bahwa kau hamil anak Gunawan, dia berjanji untuk menyayangi Nirina. Namun kau sangat serakah. Kau meminta Gunawan memilih antara dirimu dan Nirina atau kami. Tentu saja Gunawan memilih kami. Dan itu alasanmu menjauhkan Gunawan dari Nirina. Kau ingin
Mereka sontak menoleh ke arah asal suara, kecuali Miranti. Senyum sinisnya muncul dan ‘mengatakan’ bahwa dia sudah tahu siapa yang datang di sana. Sesosok wanita cantik dengan usia setara Bayu berdiri di sekitar mereka. Walau dia mengenakan kacamata hitam, tatapan sinisnya jelas terasa ditujukan pad