Share

CHAPTER III

Author: Kha Aang
last update Last Updated: 2021-07-27 05:12:47

           

Pertanyaan Karin tentang pertemanan kami memang benar-benar membuatku kaget, karena kuakui terkadang aku juga ragu apakah kami memang sedekat itu hingga bisa dikatakan sebagai teman atau bahkan sahabat.

“Apa maksudmu , kenapa kamu sampai berpikir seperti itu ?” jawabku sambil menoleh dan menatap lurus ke arahnya.

“Aku merasa sepertinya yang kita lakukan bersama selama ini tidak ada artinya bagimu.” Katanya lagi masih sambil menatap lurus kedepan “Apa aku harus melihatnya sendiri agar tahu kalau kamu lagi dekat dengan seseorang seperti sekarang , apa begitu susahnya buat kamu untuk menceritakan kepada kami.”

“Bukan begitu , hanya saja …” kataku sambil menatap kebawah dan bingung harus menjawab seperti apa agar tidak makin menyinggung perasaan nya

“Kamu takut bagaimana penilaian kami kepadamu ?” tanyanya lagi sebelum aku sempat melanjutkan , aku hanya terdiam mendengar pertanyaanya karena sebenarnya itu memang benar. “kami akan bahagia jika kamu juga merasakan kebahagiaan , bukankah itu artinya teman.” Katanya kemudian.

“maafkan aku Karin, apa menurutmu Sabrina juga berpikiran seperti itu ?” tanyaku padanya sambil memikirkan bagaimana pandangan Sabrina saat ini kepadaku.

“Entahlah , aku tidak bisa membaca pikiran orang lain” jawabnya kali ini sambil menatap ke arahku “Tapi yang jelas bagiku , aku selalu ingin kamu lebih leluasa kepada ku , menceritakan apa yang kamu rasakan apapun itu bahagia dan sedih sekalipun.” Katanya lagi membuatku terdiam sesaat , hingga akhirnya kita sampai di depan rumah ku

“Ah, aku sudah sampai , aku masuk dulu ya , sampai jumpa besok.” Kataku sambil tersenyum tipis sambil memutar tubuhku untuk berjalan melangkah ke rumah.

“Tunggu…” kata Karin kemudian sesaat setelah aku membalikkan badan ku membelakangi nya dan membuat ku memutar tubuh ku lagi menghadap nya , kami pun berhadapan saat ini. “Aya , kau tahu kan , aku hanya ingin kita berteman lagi seperti sebelumnya.” Kata nya kemudian setelah terdiam sesaat “Sampai jumpa besok di sekolah.” Lanjutnya kemudian setelah menunggu jawabanku yang tidak kuucapkan. Karin melangkah menjauh dan memutar badannya setelah tersenyum kepadaku lalu melanjutkan perjalanan pulang nya. Aku pun masuk ke dalam rumah setelah melihatnya makin jauh. Rumah nya tidak begitu jauh dari rumahku , kita memang beda RT tapi masih satu RW , begitulah.

         Di dalam kamar , setelah berganti dengan pakaian yang lebih nyaman aku mulai berbaring di atas kasurku , dan mulai memikirkan Karin , bagaimana kami makin jauh setelah masuk SMP dan bagaimana kenangan ku tentang nya yang telah ku kubur sampai hari ini aku teringat kembali. Saat itu waktu para orang tua kami berkumpul dalam sebuah reuni tanpa sengaja aku mendengar beberapa orang tua membanding-bandingkan kami berdua dan ada Karin disana dengan tertawa bangga seakan menunjukkan kalau sebenarnya dia berteman dengan ku hanya agar diakui dia memang lebih baik dari siapapun. Itu sebabnya ketika hari kelulusan aku memutuskan memilih sekolah yang berbeda dari nya meskipun kita sudah berjanji untuk masuk sekolah yang sama saat itu. Aku terus menatap langit-langit kamar sambil mengingatnya lagi sampai akhirnya mata ku mulai berat dan jatuh tertidur pulas.

***

         Trrrt trrrt trrrt , trrrt trrrt trrrt , aku terbangun merasakan ada sesuatu yang bergetar di samping ranjang tempat tidur ku. Aku langsung mengangkat telepon tanpa membuka mata sambil melap liur di mulut ku dan menjawab telepon “Hallo …” kataku masih sambil memejamkan mata

“Hallo Aya, kamu lagi tidur ya , apa aku bangunin kamu?” kata suara di seberang telepon, suara yang begitu familiar di telingaku. Bahkan mendengar suaranya saja sudah mampu menyadarkan ku dari rasa kantuk ku. Aku langsung bangun dengan kesadaran sepenuhnya

“Ah kak Bima, Halo kak, kakak lagi apa?” jawabku kemudian.

“Mungkin aku hanya lagi ingin ngobrol sama kamu, apa aku ganggu?”

“No , no , mana mungkin kakak ganggu aku.” Jawabku sambil tertunduk malu-malu , padahal kami juga cuma bicara lewat telepon , kenapa aku harus seperti ini sih.

“Baguslah, ngomong-ngomong kamu baru bangun ya, apa kamu tau jam berapa sekarang?”

“Oh , ini sudah sangat sore, aku harus berangkat kursus jam 6.” Jawabku panik , aku mendengar suara kak bima terkekeh di seberang sana

“Baiklah, kamu belum terlambat ini masih jam setengah 6 kok, segeralah mandi, jangan bilang kamu mau berangkat seperti itu.” Katanya yang terdengar sambil menahan tawa.

“Ooh , maaf ya kak , padahal kak Bima udah sempetin telepon aku , tapi malah mau aku tinggal.”

“Relax , tenanglah , jangan minta maaf tapi berterima kasihlah karena aku melepon jadi kamu bisa bangun sebelum terlambat.”

“iya kak , terima kasih banget, banget, banget, nanti aku hubungi lagi ya kak kalo udah pulang.”

“Baiklah, dadah.” Katanya kemudian lalu terdengar suara telepon ditutup.

***

Related chapters

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER IV

    Ini benar-benar membuat ku gila , entah berapa lama aku tertidur dan kenapa ibu tidak membangunkan aku sih. Aku langsung berlari ke kamar mandi , membasuh muka dan menyiram tubuhku seadanya lalu berpakaian seadanya pula. Aku berlari turun ke ruang makan sambil berteriak “Bu, Kenapa nggak bangunin aku sih” Ibu yang lagi berada di dapur tetap fokus dengan kesibukannya tanpa menengok sedikitpun “Kamu mengunci pintu kamarmu, ketukan kencang di pintu seribu kali pun nggak akan bisa membangunkan mu.” Jawab ibu membela diri “Aku telat nih berangkat kursus nya.” Jawabku menggerutu “Sana minta antar kakakmu , mumpung dia barusan datang.” Ibu benar-benar seperti cenayang , karena benar aj

    Last Updated : 2021-07-27
  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER V

    Karena sudah hampir jam 6 malam , langit pun hanya menyisakan sedikit cahaya matahari , Lendra langsung menuju ke arah motor nya yang terparkir rapi di samping motor kakak ku , setelah mengenakan helm dia mulai menyalakan motornya dan tanpa di komando , aku pun langsung memasang helm ku lalu naik ke motor nya. Mungkin karena dia terburu-buru menarik gas di sepeda motor nya sebab ketika kita mulai berjalan aku kaget hingga tanpa bisa kutolak tubuhku terdorong ke depan sehingga membuat kedua tanganku tanpa sadar memeluk pinggangnya , meskipun agak canggung aku benar-benar tidak berani melepaskan pelukan ku karena takut terjatuh. Beruntung aku tidak terlambat hari ini, gedung tempat kursus ku memang tidak begitu jauh dari rumah tapi juga tidak dekat, bisa dibilang jarak yang nanggung , jika harus naik

    Last Updated : 2021-07-27
  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER VI

    Karena kesiangan, pagi ini aku gagal bertemu dengan kak Bima , beberapa ini keadaan cukup tenang entah kenapa Sabrina juga tidak pernah lagi bertanya-tanya lagi tentang orang yang dekat dengan ku. Hanya saja setiap kita makan siang bersama atau lagi ngobrol bersama sebisa mungkin aku tidak melihat handphone untuk membalas chat dengan kak Bima karena jika begitu , mereka pasti akan ricuh lagi. Aku juga sudah menceritakan ke kak Bima tentang bagaimana penasarannya teman-teman ku padanya , dia hanya tertawa dan menawarkan akan mentraktir kami suatu saat nanti. Kak Bima benar-benar baik, bagaimana dia bisa terpikir akan mentraktir kami , hati ku selalu senang dan tanpa sadar mulutku mengambang menjadi sebuah senyuman ketika memikirkannya. “lagi-lagi kamu melamun sambil tersenyum sendiri.” Kata Sabrina menyadarkanku “segitu bahagianya ya.” Katanya lagi sambil menaruh nampan berisi

    Last Updated : 2021-07-27
  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER VII

    Berbelanja bersama mereka memang selalu menyenangkan, sepulang sekolah sekitar jam 6 sore kami janjian bertemu di department store terdekat. Setelah berkeliling dengan beberapa kericuhan seperti biasanya akhirnya kami sepakan menentukan pakaian apa yang cocok untuk ku kenakan besok. Baju terusan sepanjang lutut berwarna merah muda dan putih , dengan lengan yang memperlihatkan sedikit bahu jika dikenakan , menurut mereka aku akan terlihat manis memakainya. Sekarang kami sedang duduk di sebuah café di pinggir jalan , sepertinya café ini memang cukup populer karena instagramable dan karena ini hari jum’at malam suasana di café pun sedikit lebih rame dari biasanya kurasa. Karena kami bertiga jadi kami memilih untuk duduk di meja dengan 4 kursi saling berhadapan, sebenar nya Sabrina

    Last Updated : 2021-07-27
  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER VIII

    Hari telah berganti, pagi ini begitu cerah , matahari tanpa tertutup awan terasa begitu hangat , aku bangun pagi-pagi sekali dengan begitu bersemangat. Kucuci muka ku tiga kali , ku gosok gigiku dua kali dan tidak lupa kumur dengan penyegar agar nafasku benar- benar fresh , kucuci rambutku tiga kali , bahkan Ayah memuji betapa wanginya aku ketika baru keluar dari kamar mandi. Setelah ku keringkan rambutku , ku keriting rambutku sehingga membuat rambutku yang lurus sedikit bergelombang. Kukenakan make up tipis dengan lipstik berwarna merah muda lalu kukenakan baju baru yang baru saja ku setrika dengan rapi. Setelah kusemprotkan perfume , sekali lagi kupandangi cermin dengan pantulan bayangan ku di dalam kamar , kupikir penampilan ku kali ini sudah cukup lumayan , atau malah berlebihan , aku takut jika dianggap terlalu berlebihan jadi aku coba video call Lendra setidaknya dia teman cowok ku satu-satu nya yang mungkin

    Last Updated : 2021-07-27
  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER IX

    Kak bima membukakan pintu untuk ku dan membiarkan aku masuk terlebih dahulu , lalu kami memilih meja dengan empat kursi. Kak Bima juga menarik kursi untuk ku sehingga aku bisa duduk dengan nyaman sebelum dia memilih untuk duduk di kursi yang berada tepat di hadapan ku. Aku mulai membuka menu yang berada di atas meja waktu seorang pelayan datang sambil memberikan segelas air putih kepada kami. “kamu mau pesan apa?” Tanya kak Bima padaku “Ehm , kamu bilang suka spaghetti kan.” “Iya kak aku suka.” “Baiklah, pesanlah itu , lalu kamu juga suka es krim ?” Tanya nya lagi , kali ini aku menjawab dengan anggukan dan senyuman paling manis yang pernah aku tunjukan “Oke , kamu imut sekali.” Kata nya kemudian membuat ku makin berdebar “Permisi, kami mau pesan Spaghetti Saus Tomat , Linguine

    Last Updated : 2021-07-27
  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER X

    Sudah seminggu sejak kencan terakhir kami dan sampai sekarang aku sama sekali belum bertemu dengan kak Bima. Dia susah dihubungi dan sudah 3 hari ini tidak masuk sekolah sedangkan aku tidak tahu dimana rumahnya , membuatku makin mengkhawatirkannya. Siang ini pun aku sengaja datang ke lapangan basket tempat dia biasa Latihan dan aku sama sekali tidak melihatnya. “Kamu ngapain?” terdengar suara Karin menyadarkan lamunanku “Aku ga bisa menemukan kak Bima , bahkan disini dia nggak ada.” “udah kamu hubungi hp nya ?” “Hp nya mati , membuatku khawatir , 3 hari ini dia ga masuk sekolah katanya ada urusan , tapi aku ga tahu urusan apa itu.” Jawabku sambil melihat ke Hp yang ada di genggaman ku

    Last Updated : 2021-07-27
  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XI

    Sudah beberapa hari ini sejak kejadian waktu itu setiap pagi aku tidak lagi bertemu dengan kak Bima , aku masih memikirkan tentang bagaimana hubungan mereka sebenarnya tapi tetap saja tidak berani bertanya pada mereka. Mungkin , karena aku takut jika ternyata mereka punya hubungan spesial yang tidak aku ketahui atau bisa juga karena aku memang seorang pengecut dan memilih untuk memendamnya sendiri , meskipun ini terasa tidak benar. Aku merasa malas dan tidak bertenaga untuk ke sekolah tapi meskipun begitu mungkin karena sudah terbiasa aku tetap datang sepagi ini. Ruangan kelas masih setengah kosong waktu aku datang tapi kulihat sudah ada Karin dan Sabrina disana , sepertinya mereka lagi ngobrolin hal yang serius karena mereka ga sadar aku datang. “jadi sampai sekarang kam

    Last Updated : 2021-07-29

Latest chapter

  • Cinta & Persahabatan   Awal yang Canggung

    Hari pertama Sabrina di sekolah baru di Australia adalah campuran antara harapan dan ketidakpastian. Setelah menjalani perjalanan panjang dari kota asalnya dan beradaptasi dengan rumah barunya, ia merasa tidak siap menghadapi tantangan baru di sekolah. Sekolah barunya adalah sebuah institusi besar dengan ribuan siswa, berbeda jauh dari sekolah kecil yang ia tinggalkan.Ketika Sabrina memasuki gerbang sekolah, dia merasa seolah-olah dia terlempar ke dalam dunia yang sama sekali baru. Gedung-gedung sekolah yang tinggi, koridor yang ramai, dan suara-suara yang bergema di seluruh area membuatnya merasa terasing. Bahkan, pengantar informasi tentang fasilitas sekolah dan jadwal pelajaran terdengar seperti bahasa asing bagi Sabrina.Di kelas pertama, Sabrina duduk dengan canggung di kursi barunya. Dia mencoba mendengarkan pelajaran, tetapi kata-kata gurunya terdengar cepat dan sulit dimengerti. Bahasa Inggris yang dia pelajari di sekolah sebelumnya sangat berbeda dari aksen d

  • Cinta & Persahabatan   Keputusan Besar

    Satu tahun telah berlalu sejak pembicaraan Sabrina dengan Ibu tentang perpindahan ke Australia. Setelah kenaikan kelas akhirnya Sabrina benar-benar tidak bisa lagi menunda kepergiannya dan harus menamatkan SMP di sekolah lain.Malam sebelum keberangkatan Sabrina ke Australia, suasana di rumah terasa tenang dan penuh kehangatan. Sabrina sudah menyiapkan semua barangnya dan melakukan segala persiapan akhir untuk perjalanan yang akan mengubah hidupnya. Meskipun dia merasa siap secara fisik, hatinya terasa berat karena harus meninggalkan Brian, sahabat terdekat yang telah mendampinginya selama ini.Sabrina duduk di kamarnya, mengatur pesan singkat terakhir yang akan dikirimkan kepada Brian. Pesan ini sangat penting baginya, karena merupakan bentuk perpisahan dan ungkapan terima kasihnya. Dia membuka aplikasi pesan di ponselnya dan mengetik dengan hati-hati:“Brian, besok pagi aku akan pergi ke Australia. Aku ingin mengucapkan terima kasih untuk semua dukunganmu selama ini. Kehadiranmu sel

  • Cinta & Persahabatan   Pertemuan Tak Terduga

    Hari pertama kursus memasak dimulai dengan suasana canggung. Sabrina merasa sedikit gugup di tengah banyak anak perempuan yang tampak saling mengenal satu sama lain. Namun, melihat Brian di antara mereka memberikan sedikit rasa lega.Instruktur, seorang wanita ramah bernama Ibu Maya, memulai dengan memperkenalkan diri dan menyambut para peserta kursus."Selamat datang di kursus memasak anak-anak! Hari ini kita akan belajar membuat kue sederhana. Mari kita mulai dengan mencuci tangan dan bersiap-siap di meja masing-masing."Sabrina dan Brian mengambil tempat di meja yang sama."Aku tidak menyangka akan bertemu kamu di sini," kata Brian dengan senyum lebar."Aku juga," jawab Sabrina, mencoba tersenyum meskipun hatinya masih berat.Saat kursus berlangsung, mereka belajar tentang bahan-bahan dasar dan cara mencampur adonan. Sabrina merasa kikuk, tapi Brian dengan sabar membantunya.“Ini seperti seni, kamu akan terbiasa,” katanya sambil menunjukkan cara mengaduk dengan benar.“Aku tidak ya

  • Cinta & Persahabatan   SABRINA

    Hari ini pun ibu memarahiku , seakan apapun yang kulakukan selalu salah dimatanya. Karena berlari keluar rumah sambil menangis tanpa sadar kini aku sudah ada di taman , untung saja taman ini begitu sepi jadi aku bisa menghabiskan waktu disini sendirian ‘dengan tenang’ pikirku. Tempat ini begitu tenang dan sejuk karena banyak pohon-pohon dengan ukuran besar yang seolah menjadi pagar pembatas antara taman dan jalan lebar di depannya. Aku mengayunkan tubuhku naik turun di sebuah ayunan sambil menatap langit , haruskah aku pergi ketempat ayah tapi sebenarnya datang ke tempat asing juga menakutkan buatku , aku juga tidak ingin meninggalkan ibu disini sendirian. Ketika sedang sibuk dengan pikiranku sendiri , lewat sudut mata aku melihat seorang anak lelaki yang usianya sepertinya tidak jauh berbeda denganku. Kuperhatikan dari kejauhan dia terlihat begitu murung , berjalan sambil tertunduk lesu sepertinya dia mulai menyadari jika aku terus saja memperhatikan

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XXIII

    Kami masih menikmati suasana di dalam café bahkan setelah semua makanan dan minuman yang dihidangkan untuk kami telah sepenuhnya habis. Tapi itu tidak membuat kami mendapatkan masalah dari pemilik cafe karena café ini tergolong cukup sepi , mungkin juga karena baru saja dibuka. Setelah menyelesaikan urusan pekerjaannya Brian datang menghampiri kami bertiga. Brian sangat tinggi dan cukup tampan dengan rahang yang terlihat begitu kokoh , rambut hitam rapi dan kulit yang sehat dan bersih. Gen keluarga besar Karin memang tidak main-main , mereka seperti hidup di dunia yang berbeda , aku merasa seperti lalat yang berhadapan dengan 2 kupu-kupu yang begitu cantik.“jadi kamu serius mau terus jadi pembuat kue.” Tanya Karin pada brian yang sekarang duduk disampingnya“Iya begitulah , aku ingin belajar lebih dalam lagi sekarang , sam

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XXII

    Matahari bersinar dengan indah hari ini , sedikit awan dan udara yang tidak begitu panas membuat sabtu ini begitu cerah dan ceria. Seperti rencana sebelumnya , akhirnya aku , Karin dan Sabrina pergi ke toko aksesoris yang ditemukan lewat sosmed oleh Karin. Tempat ini mirip seperti sebuah toko antik yang terletak di pinggiran kota , ada seorang wanita muda berusia sekitar awal 30 tahunan menyambut kedatangan kami , bisa aku tebak dia adalah pemilik toko ini. Tentu saja dia sudah mengetahui kedatangan kami karena memang untuk kesini harus membuat janji temu terlebih dahulu dan itu yang sudah dilakukan Karin untuk kami. Setelah berkenalan kuketahui nama kakak pemilik toko tadi adalah Kak Nila , Kak Nila menunjukkan beberapa contoh yang sudah dipilih oleh Karin melalui website sebagai referensi , mulai dari gelang-gelang cantik juga cincin dan gantungan kunci.“Ini sangat indah ketika sudah dilihat langs

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XXI

    Setelah seminggu berjibaku dengan soal-soal dari berbagai materi pelajaran , akhirnya selesai juga akhir dari perjuangan kami para murid SMA dalam menghadapi ujian semester kali ini. Cukup lega karena telah selesai tapi juga lumayan was-was dan cemas karena menunggu hasilnya. Aku selalu berharap mendapatkan peringkat pertama di sekolah meskipun itu tidak mungkin karena ada Karin yang satu sekolah denganku , tapi setidaknya aku selalu masuk ke peringkat sepuluh besar di sekolah. Kami bertiga janjian untuk bertemu di halaman belakang sekolah setelah setelah ujian selesai. Karin dan Sabrina sudah berada disana ketika aku datang . lengkap dengan cola dan pizza yang sepertinya baru saja di pesan oleh Karin.“Ayaaa , sini-sini , Karin pesan banyak makanan , ayo makan bareng.” Teriak Sabrina sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah ku“Cepatlah ke

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XX

    “Aku tidak mengerti kenapa kamu menganggapku seperti itu sedangkan kamu sendiri tidak benar-benar menganggapku sebagai teman.” Kataku kali ini sambil menundukkan kepala lagi dan memandangi punggung tanganku. “Tunggu dulu, aku tidak menganggapmu sebagai teman, ide dari mana itu, kenapa aku seperti itu padamu, tidakkah kamu melihatnya, aku bahkan masuk ke sekolah ini karena ada kamu disini.” Jawab Karin “Aku mendengarnya Karin , saat itu , saat reuni para orang tua kita , kamu menyetujui pendapat tante itu untuk berteman hanya dengan anak-anak yang selevel denganmu , itu artinya bukan aku kan , aku tidak pernah selevel denganmu, kamu cantik dan juga pintar.” kataku sambil sedikit meninggikan nada bicaraku “Jika diingat lagi , kamu memang menjauh setelah pertemuan waktu itu ya , tapi bukankah kamu harusnya men

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XIX

    Sore ini aku malas untuk beranjak dari dalam kamar , setelah Karin pulang aku harusnya segera bersiap-siap untuk berangkat ke tempat les , tapi rasanya badanku sangat berat untuk digerakkan , seakan-akan berat badanku tiba-tiba bertambah 10 kg dalam hitungan menit. Mungkin aku akan langsung tertidur seperti ini , tanpa makan malam , aku bahkan berencana untuk tidak mandi kalau saja tidak ada suara ketukan keras dari pintu kamarku. “Aya kamu tidur ? Ga pergi les ?” Terdengar suara teriakan ibuku dari balik pintu , dengan Langkah berat aku mulai menuju Ke arah pintu kamar dan membuka sedikit pintunya sehingga kepalaku saja yang keluar dan aku bisa melihat ibu menggelengkan kepalanya padaku “Kamu sakit.” “Iya” jawabku sambil memanyunkan bibirku “Tapi tadi waktu Karin kesini , kamu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status