Share

CHAPTER IV

Penulis: Kha Aang
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-27 05:13:00

         

Ini benar-benar membuat ku gila , entah berapa lama aku tertidur dan kenapa ibu tidak membangunkan aku sih. Aku langsung berlari ke kamar mandi , membasuh muka dan menyiram tubuhku seadanya lalu berpakaian seadanya pula. Aku berlari turun ke ruang makan sambil berteriak

“Bu, Kenapa nggak bangunin aku sih” Ibu yang lagi berada di dapur tetap fokus dengan kesibukannya tanpa menengok sedikitpun

“Kamu mengunci pintu kamarmu, ketukan kencang di pintu seribu kali pun nggak akan bisa membangunkan mu.” Jawab ibu membela diri

“Aku telat nih berangkat kursus nya.” Jawabku menggerutu

“Sana minta antar kakakmu , mumpung dia barusan datang.”

Ibu benar-benar seperti cenayang , karena benar aja seketika aku mendengar suara pintu depan terbuka, rupanya kakak lelaki ku satu-satu nya barusan pulang tapi ternyata dia tidak sendiri. Ada cowok tinggi dengan rambut ikal di samping nya yang tentu saja tidak asing bagiku , dia Lendra siapa lagi. Kakak ku memang cukup dekat dengan nya , selain mereka adalah teman main band tapi bisa di bilang mereka cocok satu sama lain. Jarak usia antara aku dan kakak ku hanya terpaut satu tahun jadi wajar saja kalau kakak bisa akrab dengan Lendra yang seumuran dengan ku , apalagi dulu rumah kita berdekatan sebelum Ibu Lendra menikah lagi setelah bercerai dengan ayah nya dan membawa Lendra pindah untuk tinggal bersama dengan suami barunya. Mungkin alasan Lendra masuk ke sekolahku juga karena ada kakak yang sekolah disana , sepertinya biar mereka bisa terus main band bareng. Padahal jarak rumahnya dengan sekolah cukup jauh , kalau naik angkot dia harus ganti angkot 2 kali untuk sampai sekolah , tapi ga masalah sih karena dia bawa motor sendiri.

“kakak, bisa tolong antar aku ke tempat kursus ?” tanyaku padanya

“tempat kursus mu kan nggak jauh jalan aja kan bisa, biasanya juga gitu kan” Jawabnya sambil melepas sepatu lalu menaruhnya di rak sepatu yang ada di samping pintu depan rumah kami.

“Aku kesorean nih , bisa telat.” Pintaku memelas

“larilah.” Jawabnya singkat , terkadang punya kakak lelaki memang tak ada gunanya , pikirku pilu.

“Boleh aku yang antar , bolehkan kak Juna ?” tanya Lendra pada kaka ku

“baiklah , tapi jangan lama-lama , masih ada yang harus kita kerjakan” jawab kakak ku “dan juga , titip jaga adikku” sambungnya. Seolah dia menjadi kakak yang bertanggung jawab saja , padahal bisa saja dia yang pergi mengantarku kan.      

“kenapa kamu menatap kakak mu seperti itu.” Tanyanya padaku , seolah tau apa yang aku pikirkan

“apa!?” jawabku sambil melirik sinis ke arahnya

Sebenarnya kakak ku terkadang bisa menjadi kakak yang begitu baik dan pengertian , tapi ada kalanya juga bisa begitu menyebalkan seperti sekarang ini. Tidak seperti aku yang bertubuh kecil dan berisi , kakak ku bertubuh tinggi dan kurus dengan kulit sawo matang. Tangan nya cukup panjang dan lentik jika dibandingkan dengan tangan cowok pada umumnya , itu cukup menunjangnya dalam bermain keyboard. Kakak ku cukup populer di kalangan cewek-cewek , beberapa teman di kelas saja ada yang bilang kalau dia lumayan mungkin juga karena dia bisa bermain alat musik , tapi sebenarnya tidak pernah sekalipun aku mendengar bagaimana band kakakku waktu latihan. Kakak , Lendra dan 2 temannya lagi sudah sekitar 3 tahun ini aktif latihan main band , aku tidak tahu apakah mereka serius dengan ini atau cuma sekedar menyalurkan hobby saja. Pernah sekali aku mengikuti mereka ke tempat latihan hanya ingin melihat bagaimana permainan mereka , tapi kakak langsung saja mengusirku begitu melihatku , jadi itu untuk pertama dan terakhir kalinya aku mencoba melihat mereka main band.

“malam tante, aku pergi antar Ayana ke tempat kursus dulu ya.” Sapa lendra pada ibuku

“iya , maaf ya nak Lendra , padahal barusan datang tapi sudah direpotkan begini.” Jawab ibu ku dari arah ruang makan.

         Rumah kami bukanlah rumah yang besar tapi cukup nyaman untuk ditinggali 4 orang anggota keluarga , di lantai bawah begitu membuka pintu depan kamu bisa langsung melihat ada ruang tamu kecil yang merangkap sebagai ruang keluarga dan ada kamar mandi yang biasanya digunakan untuk tamu yang datang mampir sebentar jika membutuhkannya , ada TV LED 32inc tergantung dengan meja kecil di bawahnya , meja kecil berisi buku-buku bacaan ayah kami. Di ruangan berikutnya ada ruang makan yang bisa langsung terlihat dari arah ruang tamu , ruang makan hanya berisi 1 meja berbentuk persegi terbuat dari kayu jati lengkap dengan 4 kursi yang juga terbuat dari kayu jati asli. Di samping meja makan kamu bisa langsung melihat dapur kecil tempat ibu menyiapkan makanan kami , selain kompor dan meja panjang untuk meracik masakan yang langsung bersebelahan dengan wastafell , ada juga kulkas 2 pintu di samping wastafel. Dan ada pintu ke 2 yang langsung mengarah ke garasi kecil kami. Selain halaman penuh bunga di depan rumah dan garasi di sampingnya kami juga punya halaman belakang yang ditanami beberapa sayuran organik dan rempah-rempah. Ibu kami cukup telaten dalam hal berkebun , bisa dibilang sebagai kesibukan di rumah dan juga hobby beliau. Di halaman belakang juga terdapat tangga besi untuk naik ke lantai 2 , tidak ada yang spesial di lantai 2 selain hanya ada 3 kamar kecil yaitu milik orang tua kami , kakak , dan juga aku , lalu ada kamar mandi juga yang biasanya kami gunakan bergantian.

“Tidak apa-apa tante, saya tidak merasa direpotkan sama sekali.” Jawab Lendra kepada ibu ku

“Baiklah kalau begitu, terima kasih ya Lendra.”

“iya tante.” Jawab Lendra sambil tersenyum “kita berangkat sekarang ?” Tanya nya kepadaku kemudian

“kamu bawa motor sendiri ?” jawabku dengan pertanyaan , dan di jawabnya dengan nggukan tanda mengiyakan “baiklah, ayo pergi sebelum semakin terlambat.” Kataku sambil melangkah maju membukakan pintu untuk kami.

***

Bab terkait

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER V

    Karena sudah hampir jam 6 malam , langit pun hanya menyisakan sedikit cahaya matahari , Lendra langsung menuju ke arah motor nya yang terparkir rapi di samping motor kakak ku , setelah mengenakan helm dia mulai menyalakan motornya dan tanpa di komando , aku pun langsung memasang helm ku lalu naik ke motor nya. Mungkin karena dia terburu-buru menarik gas di sepeda motor nya sebab ketika kita mulai berjalan aku kaget hingga tanpa bisa kutolak tubuhku terdorong ke depan sehingga membuat kedua tanganku tanpa sadar memeluk pinggangnya , meskipun agak canggung aku benar-benar tidak berani melepaskan pelukan ku karena takut terjatuh. Beruntung aku tidak terlambat hari ini, gedung tempat kursus ku memang tidak begitu jauh dari rumah tapi juga tidak dekat, bisa dibilang jarak yang nanggung , jika harus naik

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER VI

    Karena kesiangan, pagi ini aku gagal bertemu dengan kak Bima , beberapa ini keadaan cukup tenang entah kenapa Sabrina juga tidak pernah lagi bertanya-tanya lagi tentang orang yang dekat dengan ku. Hanya saja setiap kita makan siang bersama atau lagi ngobrol bersama sebisa mungkin aku tidak melihat handphone untuk membalas chat dengan kak Bima karena jika begitu , mereka pasti akan ricuh lagi. Aku juga sudah menceritakan ke kak Bima tentang bagaimana penasarannya teman-teman ku padanya , dia hanya tertawa dan menawarkan akan mentraktir kami suatu saat nanti. Kak Bima benar-benar baik, bagaimana dia bisa terpikir akan mentraktir kami , hati ku selalu senang dan tanpa sadar mulutku mengambang menjadi sebuah senyuman ketika memikirkannya. “lagi-lagi kamu melamun sambil tersenyum sendiri.” Kata Sabrina menyadarkanku “segitu bahagianya ya.” Katanya lagi sambil menaruh nampan berisi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER VII

    Berbelanja bersama mereka memang selalu menyenangkan, sepulang sekolah sekitar jam 6 sore kami janjian bertemu di department store terdekat. Setelah berkeliling dengan beberapa kericuhan seperti biasanya akhirnya kami sepakan menentukan pakaian apa yang cocok untuk ku kenakan besok. Baju terusan sepanjang lutut berwarna merah muda dan putih , dengan lengan yang memperlihatkan sedikit bahu jika dikenakan , menurut mereka aku akan terlihat manis memakainya. Sekarang kami sedang duduk di sebuah café di pinggir jalan , sepertinya café ini memang cukup populer karena instagramable dan karena ini hari jum’at malam suasana di café pun sedikit lebih rame dari biasanya kurasa. Karena kami bertiga jadi kami memilih untuk duduk di meja dengan 4 kursi saling berhadapan, sebenar nya Sabrina

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER VIII

    Hari telah berganti, pagi ini begitu cerah , matahari tanpa tertutup awan terasa begitu hangat , aku bangun pagi-pagi sekali dengan begitu bersemangat. Kucuci muka ku tiga kali , ku gosok gigiku dua kali dan tidak lupa kumur dengan penyegar agar nafasku benar- benar fresh , kucuci rambutku tiga kali , bahkan Ayah memuji betapa wanginya aku ketika baru keluar dari kamar mandi. Setelah ku keringkan rambutku , ku keriting rambutku sehingga membuat rambutku yang lurus sedikit bergelombang. Kukenakan make up tipis dengan lipstik berwarna merah muda lalu kukenakan baju baru yang baru saja ku setrika dengan rapi. Setelah kusemprotkan perfume , sekali lagi kupandangi cermin dengan pantulan bayangan ku di dalam kamar , kupikir penampilan ku kali ini sudah cukup lumayan , atau malah berlebihan , aku takut jika dianggap terlalu berlebihan jadi aku coba video call Lendra setidaknya dia teman cowok ku satu-satu nya yang mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER IX

    Kak bima membukakan pintu untuk ku dan membiarkan aku masuk terlebih dahulu , lalu kami memilih meja dengan empat kursi. Kak Bima juga menarik kursi untuk ku sehingga aku bisa duduk dengan nyaman sebelum dia memilih untuk duduk di kursi yang berada tepat di hadapan ku. Aku mulai membuka menu yang berada di atas meja waktu seorang pelayan datang sambil memberikan segelas air putih kepada kami. “kamu mau pesan apa?” Tanya kak Bima padaku “Ehm , kamu bilang suka spaghetti kan.” “Iya kak aku suka.” “Baiklah, pesanlah itu , lalu kamu juga suka es krim ?” Tanya nya lagi , kali ini aku menjawab dengan anggukan dan senyuman paling manis yang pernah aku tunjukan “Oke , kamu imut sekali.” Kata nya kemudian membuat ku makin berdebar “Permisi, kami mau pesan Spaghetti Saus Tomat , Linguine

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER X

    Sudah seminggu sejak kencan terakhir kami dan sampai sekarang aku sama sekali belum bertemu dengan kak Bima. Dia susah dihubungi dan sudah 3 hari ini tidak masuk sekolah sedangkan aku tidak tahu dimana rumahnya , membuatku makin mengkhawatirkannya. Siang ini pun aku sengaja datang ke lapangan basket tempat dia biasa Latihan dan aku sama sekali tidak melihatnya. “Kamu ngapain?” terdengar suara Karin menyadarkan lamunanku “Aku ga bisa menemukan kak Bima , bahkan disini dia nggak ada.” “udah kamu hubungi hp nya ?” “Hp nya mati , membuatku khawatir , 3 hari ini dia ga masuk sekolah katanya ada urusan , tapi aku ga tahu urusan apa itu.” Jawabku sambil melihat ke Hp yang ada di genggaman ku

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XI

    Sudah beberapa hari ini sejak kejadian waktu itu setiap pagi aku tidak lagi bertemu dengan kak Bima , aku masih memikirkan tentang bagaimana hubungan mereka sebenarnya tapi tetap saja tidak berani bertanya pada mereka. Mungkin , karena aku takut jika ternyata mereka punya hubungan spesial yang tidak aku ketahui atau bisa juga karena aku memang seorang pengecut dan memilih untuk memendamnya sendiri , meskipun ini terasa tidak benar. Aku merasa malas dan tidak bertenaga untuk ke sekolah tapi meskipun begitu mungkin karena sudah terbiasa aku tetap datang sepagi ini. Ruangan kelas masih setengah kosong waktu aku datang tapi kulihat sudah ada Karin dan Sabrina disana , sepertinya mereka lagi ngobrolin hal yang serius karena mereka ga sadar aku datang. “jadi sampai sekarang kam

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-29
  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XII

    Meskipun aku setuju dengan yang dikatakan Lendra , tapi aku masih belum mengajak karin berbicara sepatah kata pun saat ini. Sabrina yang ada di tengah-tengah kami dalam posisi yang sulit , dia bahkan tidak berani mengalihkan pandangannya dari papan tulis dan pak guru yang sedang mengajar , bisa kukatakan terlihat bukan dia yang sebenarnya. “Baiklah , untuk tugas biologi kali ini kita lakukan kerja kelompok ya , silahkan tentukan kelompok masing-masing , bekerjasamalah , bapak ga pengen ada yang cuma dompleng nama , mengerti.” Kata pak guru “Iyaa pak … “ jawab kami serempak “Aya, kita sekelompok yah.” Kata Sabrina sambil memutar badannya menghadapku “Oke.” Jawabku singkat “Karin , kamu mau gabung sama kami ?” Tanya ku kemudia

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-29

Bab terbaru

  • Cinta & Persahabatan   Awal yang Canggung

    Hari pertama Sabrina di sekolah baru di Australia adalah campuran antara harapan dan ketidakpastian. Setelah menjalani perjalanan panjang dari kota asalnya dan beradaptasi dengan rumah barunya, ia merasa tidak siap menghadapi tantangan baru di sekolah. Sekolah barunya adalah sebuah institusi besar dengan ribuan siswa, berbeda jauh dari sekolah kecil yang ia tinggalkan.Ketika Sabrina memasuki gerbang sekolah, dia merasa seolah-olah dia terlempar ke dalam dunia yang sama sekali baru. Gedung-gedung sekolah yang tinggi, koridor yang ramai, dan suara-suara yang bergema di seluruh area membuatnya merasa terasing. Bahkan, pengantar informasi tentang fasilitas sekolah dan jadwal pelajaran terdengar seperti bahasa asing bagi Sabrina.Di kelas pertama, Sabrina duduk dengan canggung di kursi barunya. Dia mencoba mendengarkan pelajaran, tetapi kata-kata gurunya terdengar cepat dan sulit dimengerti. Bahasa Inggris yang dia pelajari di sekolah sebelumnya sangat berbeda dari aksen d

  • Cinta & Persahabatan   Keputusan Besar

    Satu tahun telah berlalu sejak pembicaraan Sabrina dengan Ibu tentang perpindahan ke Australia. Setelah kenaikan kelas akhirnya Sabrina benar-benar tidak bisa lagi menunda kepergiannya dan harus menamatkan SMP di sekolah lain.Malam sebelum keberangkatan Sabrina ke Australia, suasana di rumah terasa tenang dan penuh kehangatan. Sabrina sudah menyiapkan semua barangnya dan melakukan segala persiapan akhir untuk perjalanan yang akan mengubah hidupnya. Meskipun dia merasa siap secara fisik, hatinya terasa berat karena harus meninggalkan Brian, sahabat terdekat yang telah mendampinginya selama ini.Sabrina duduk di kamarnya, mengatur pesan singkat terakhir yang akan dikirimkan kepada Brian. Pesan ini sangat penting baginya, karena merupakan bentuk perpisahan dan ungkapan terima kasihnya. Dia membuka aplikasi pesan di ponselnya dan mengetik dengan hati-hati:“Brian, besok pagi aku akan pergi ke Australia. Aku ingin mengucapkan terima kasih untuk semua dukunganmu selama ini. Kehadiranmu sel

  • Cinta & Persahabatan   Pertemuan Tak Terduga

    Hari pertama kursus memasak dimulai dengan suasana canggung. Sabrina merasa sedikit gugup di tengah banyak anak perempuan yang tampak saling mengenal satu sama lain. Namun, melihat Brian di antara mereka memberikan sedikit rasa lega.Instruktur, seorang wanita ramah bernama Ibu Maya, memulai dengan memperkenalkan diri dan menyambut para peserta kursus."Selamat datang di kursus memasak anak-anak! Hari ini kita akan belajar membuat kue sederhana. Mari kita mulai dengan mencuci tangan dan bersiap-siap di meja masing-masing."Sabrina dan Brian mengambil tempat di meja yang sama."Aku tidak menyangka akan bertemu kamu di sini," kata Brian dengan senyum lebar."Aku juga," jawab Sabrina, mencoba tersenyum meskipun hatinya masih berat.Saat kursus berlangsung, mereka belajar tentang bahan-bahan dasar dan cara mencampur adonan. Sabrina merasa kikuk, tapi Brian dengan sabar membantunya.“Ini seperti seni, kamu akan terbiasa,” katanya sambil menunjukkan cara mengaduk dengan benar.“Aku tidak ya

  • Cinta & Persahabatan   SABRINA

    Hari ini pun ibu memarahiku , seakan apapun yang kulakukan selalu salah dimatanya. Karena berlari keluar rumah sambil menangis tanpa sadar kini aku sudah ada di taman , untung saja taman ini begitu sepi jadi aku bisa menghabiskan waktu disini sendirian ‘dengan tenang’ pikirku. Tempat ini begitu tenang dan sejuk karena banyak pohon-pohon dengan ukuran besar yang seolah menjadi pagar pembatas antara taman dan jalan lebar di depannya. Aku mengayunkan tubuhku naik turun di sebuah ayunan sambil menatap langit , haruskah aku pergi ketempat ayah tapi sebenarnya datang ke tempat asing juga menakutkan buatku , aku juga tidak ingin meninggalkan ibu disini sendirian. Ketika sedang sibuk dengan pikiranku sendiri , lewat sudut mata aku melihat seorang anak lelaki yang usianya sepertinya tidak jauh berbeda denganku. Kuperhatikan dari kejauhan dia terlihat begitu murung , berjalan sambil tertunduk lesu sepertinya dia mulai menyadari jika aku terus saja memperhatikan

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XXIII

    Kami masih menikmati suasana di dalam café bahkan setelah semua makanan dan minuman yang dihidangkan untuk kami telah sepenuhnya habis. Tapi itu tidak membuat kami mendapatkan masalah dari pemilik cafe karena café ini tergolong cukup sepi , mungkin juga karena baru saja dibuka. Setelah menyelesaikan urusan pekerjaannya Brian datang menghampiri kami bertiga. Brian sangat tinggi dan cukup tampan dengan rahang yang terlihat begitu kokoh , rambut hitam rapi dan kulit yang sehat dan bersih. Gen keluarga besar Karin memang tidak main-main , mereka seperti hidup di dunia yang berbeda , aku merasa seperti lalat yang berhadapan dengan 2 kupu-kupu yang begitu cantik.“jadi kamu serius mau terus jadi pembuat kue.” Tanya Karin pada brian yang sekarang duduk disampingnya“Iya begitulah , aku ingin belajar lebih dalam lagi sekarang , sam

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XXII

    Matahari bersinar dengan indah hari ini , sedikit awan dan udara yang tidak begitu panas membuat sabtu ini begitu cerah dan ceria. Seperti rencana sebelumnya , akhirnya aku , Karin dan Sabrina pergi ke toko aksesoris yang ditemukan lewat sosmed oleh Karin. Tempat ini mirip seperti sebuah toko antik yang terletak di pinggiran kota , ada seorang wanita muda berusia sekitar awal 30 tahunan menyambut kedatangan kami , bisa aku tebak dia adalah pemilik toko ini. Tentu saja dia sudah mengetahui kedatangan kami karena memang untuk kesini harus membuat janji temu terlebih dahulu dan itu yang sudah dilakukan Karin untuk kami. Setelah berkenalan kuketahui nama kakak pemilik toko tadi adalah Kak Nila , Kak Nila menunjukkan beberapa contoh yang sudah dipilih oleh Karin melalui website sebagai referensi , mulai dari gelang-gelang cantik juga cincin dan gantungan kunci.“Ini sangat indah ketika sudah dilihat langs

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XXI

    Setelah seminggu berjibaku dengan soal-soal dari berbagai materi pelajaran , akhirnya selesai juga akhir dari perjuangan kami para murid SMA dalam menghadapi ujian semester kali ini. Cukup lega karena telah selesai tapi juga lumayan was-was dan cemas karena menunggu hasilnya. Aku selalu berharap mendapatkan peringkat pertama di sekolah meskipun itu tidak mungkin karena ada Karin yang satu sekolah denganku , tapi setidaknya aku selalu masuk ke peringkat sepuluh besar di sekolah. Kami bertiga janjian untuk bertemu di halaman belakang sekolah setelah setelah ujian selesai. Karin dan Sabrina sudah berada disana ketika aku datang . lengkap dengan cola dan pizza yang sepertinya baru saja di pesan oleh Karin.“Ayaaa , sini-sini , Karin pesan banyak makanan , ayo makan bareng.” Teriak Sabrina sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah ku“Cepatlah ke

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XX

    “Aku tidak mengerti kenapa kamu menganggapku seperti itu sedangkan kamu sendiri tidak benar-benar menganggapku sebagai teman.” Kataku kali ini sambil menundukkan kepala lagi dan memandangi punggung tanganku. “Tunggu dulu, aku tidak menganggapmu sebagai teman, ide dari mana itu, kenapa aku seperti itu padamu, tidakkah kamu melihatnya, aku bahkan masuk ke sekolah ini karena ada kamu disini.” Jawab Karin “Aku mendengarnya Karin , saat itu , saat reuni para orang tua kita , kamu menyetujui pendapat tante itu untuk berteman hanya dengan anak-anak yang selevel denganmu , itu artinya bukan aku kan , aku tidak pernah selevel denganmu, kamu cantik dan juga pintar.” kataku sambil sedikit meninggikan nada bicaraku “Jika diingat lagi , kamu memang menjauh setelah pertemuan waktu itu ya , tapi bukankah kamu harusnya men

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XIX

    Sore ini aku malas untuk beranjak dari dalam kamar , setelah Karin pulang aku harusnya segera bersiap-siap untuk berangkat ke tempat les , tapi rasanya badanku sangat berat untuk digerakkan , seakan-akan berat badanku tiba-tiba bertambah 10 kg dalam hitungan menit. Mungkin aku akan langsung tertidur seperti ini , tanpa makan malam , aku bahkan berencana untuk tidak mandi kalau saja tidak ada suara ketukan keras dari pintu kamarku. “Aya kamu tidur ? Ga pergi les ?” Terdengar suara teriakan ibuku dari balik pintu , dengan Langkah berat aku mulai menuju Ke arah pintu kamar dan membuka sedikit pintunya sehingga kepalaku saja yang keluar dan aku bisa melihat ibu menggelengkan kepalanya padaku “Kamu sakit.” “Iya” jawabku sambil memanyunkan bibirku “Tapi tadi waktu Karin kesini , kamu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status