Home / Romansa / Cinta Pengganti / Cinta Pengganti ~ 15

Share

Cinta Pengganti ~ 15

Author: Kanietha
last update Last Updated: 2023-06-29 21:12:00
“Kita ketemu lagi.” Gilang menghampiri bocah, yang beberapa waktu lalu datang bersama Kiya. Rupa-rupanya, Kiya mulai menunjukkan jati dirinya dan tidak lagi menutupi identitasnya.

Duta memandang Gilang dari ujung rambut, hingga kaki. Pria itu terlihat rapi dan lebih bersih, dibandingkan dengan pertemuan pertama mereka di mall. Namun, hanya satu yang tidak berubah, penampilan Gilang tetap terlihat mahal. Sama seperti para orang tua wali murid, yang terkadang ikut mengantar jemput teman-teman Duta di sekolah.

“Om Gilang kenapa pake tongkat?” tanya Duta baru menyadari hal tersebut, saat Gilang berjalan ke arahnya. Ketika Duta baru datang dan menyalami Gilang beberapa waktu yang lalu, ia tidak menyadari ada tongkat di sekitar pria itu. Mungkin karena Gilang tengah duduk, sehingga membuat Duta tidak melihat tongkat tersebut.

“Kakiku sakit,” ucap Gilang lalu duduk perlahan di sebelah Duta. Ia menatap Kiya, yang tengah bicara dengan salah satu karyawan hotel, sisi ruang yang berbeda. “Ayah
Kanietha

Awan punya saingan ~~ #eaakk ...

| 6
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Fransiska
judul nya apa ya bacanya di mana
goodnovel comment avatar
Sleepyhead
Aku sudah duluan baca kisah kasih duta dan awan
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
cuma Kasih nih si kecil yg berani ngatur Prass.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 16

    Canggung.Entah mengapa, perasaan tersebut menyelinap di hati Kiya, saat Elok dan Lex meninggalkannya dengan membawa Duta, serta Kasih sekaligus. Sepasang suami istri itu mengatakan, mereka akan mengecek kamar yang akan ditempati malam ini, dan Kiya diminta menemani Gilang untuk sementara waktu.“Kenapa cerai?”“Apa, Mas?” Lamunan tidak jelas Kiya, menguap seketika saat Gilang membuka suara. “Mas Gilang tadi tanya apa?”“Kenapa cerai?” ulang Gilang mendadak ingin mempertanyakan hal tersebut pada Kiya.“Ohh …” Kiya terkekeh hambar. Mengapa Gilang mendadak bertanya hal pribadi seperti itu? Bukankah, Kiya sudah memberi batasan dengan dengan hubungan mereka. “Maaf, itu urusan pribadi saya.”“Dia selingkuh?” tanya Gilang mengabaikan ucapan Kiya.“Mas.” Kiya kembali menyalakan layar ponsel, lalu melihat jam digital yang tertera di sana sebentar. “Saya nggak pernah ikut campur dengan urusan pribadi Mas Gilang, jadi, tolong jangan ikut campur juga dengan urusan pribadi saya. Apalagi ungkit-un

    Last Updated : 2023-06-30
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 17

    “Kamu yakin, nggak papa jalan dengan—” “Kita pulang ajalah, Mas.” Kiya berdecak karena Gilang kembali mempertanyakan hal tersebut. Dari sebelum perjalanan, sampai di parkiran mall, dan kini, Gilang kembali mempertanyakan hal tersebut saat mereka bertiga baru saja melewati pintu gedung pusat perbelanjaan megah tersebut. “Aku cuma khawatir—” “Saya nggak masalah,” Kiya kembali menyela ucapan Gilang. Pria itu masih saja tidak percaya dengan dirinya sendiri, dan tidak yakin dengan Kiya. “Maaf kalau saya potong lagi omongan Mas Gilang. Tapi, dengernya capek, loh, Mas.” Gilang tersenyum tipis dan menghela. Ia mencoba tidak mengacuhkan Kiya yang sudah menekuk wajah, lalu beralih pada bocah yang sudah jalan lebih dulu dan tampak berhenti di depan sebuah outlet yang menjual es krim. “Duta sepertinya mau beli es krim.” Tanpa menunggu Kiya, Gilang menapakkan tongkatnya dan berjalan pelan menghampiri bocah itu. Saat sudah berdiri di samping Duta, Gilang merangkulnya. “Mau es krim?” “Mau!” Dut

    Last Updated : 2023-07-01
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 18

    “Mas.” Kiya menghabiskan jarak dengan Gilang, sembari mengawasi Duta. “Kamu sudah gila? Barusan itu … maksudnya, Mas Gilang … “ Napas Kiya terbuang pelan. Ia tidak sanggup meneruskan kalimatnya barusan, karena yang akan dikatakannya pastilah tidaklah mungkin. Gilang pasti hanya bercanda, untuk mempermainkan Kiya.Karena itulah, Kiya kembali mundur dan menjaga jarak. Ia tersenyum, lalu terkekeh menanggapi kalimat yang sudah dilontarkan oleh Gilang. “Dahlah, Mas. Ayo cari tempat makan.”“Ki.” Gilang segera meraih siku Kiya, yang baru selangkah menjauh darinya. “Aku serius dengan omonganku barusan. Dan aku yakin kamu juga ngerti dengan maksudku.”Kiya menggeleng. “Jangan becanda. Tapi, jujur aku lebih suka Mas Gilang yang mulai bisa becanda seperti sekarang. Aku jadi ingat Mas Gilang yang dulu, yang—”“Aku lagi nggak becanda.” Gilang melepaskan tangan Kiya, lalu terdiam menunggu respons gadis itu. Kiya seharusnya tahu, Gilang saat ini tidak sedang dalam mode bercanda.“Mas, aku nggak bis

    Last Updated : 2023-07-03
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 19

    “Calon … suami?” Garry menatap Gilang dari ujung rambut, hingga kaki. Pandangannya lalu terpusat pada tongkat, yang ada di genggaman tangan kanan pria itu. Garry pun tersenyum tipis, tidak bisa menduga-duga, apa yang telah terjadi pada pria yang ada di hadapannya. Namun, bila dilihat dari setelah dan penampilan pria itu, Garry bisa melihat semua itu adalah barang bermerek. Atau … mungkin saja barang tersebut adalah barang tiruan, karena Garry tidak melihat kendaraan roda empat terparkir di sekitar mereka. Kedua orang tersebut, pastilah baru saja keluar dari taksi dan akan berlanjut ke rumah Kiya. “Kiya?” Garry kembali menatap Kiya dan memperhatikan ekspresinya. “Kenapa?” tanya Gilang berusaha sedikit sopan, karena ia tidak mau terlibat masalah di luar rumah. Gilang benar-benar harus menjaga imagenya di depan Adi, dan seluruh anggota keluarga bila hendak memimpin Jurnal nantinya. “Ada masalah?” Kiya menghela panjang dan masih berdiri di samping Gilang. Merasa pusing sendiri, karena

    Last Updated : 2023-07-03
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 20

    “Menikah?”Setelah satu kata itu terucap, Raissa lantas bengong menatap putrinya. Sependek ingatan Raissa, Kiya tidak pernah mengatakan sedang menjalin hubungan dengan pria mana pun. Apalagi dengan Gilang, adik dari wanita yang sudah menjadi bos Kiya selama ini.Raissa bergeser sedikit, lalu melihat Gilang. Ternyata, adik laki-laki Elok ternyata sangat tampan. Namun, entah mengapa di mata Raissa, pria itu tampak seperti playboy kawakan. Raissa segera menggeleng samar, menyingkirkan pemikiran yang sempat singgah di kepala. Bagaimanapun juga, ia tidak boleh menilai seseorang dari penampilannya saja.“Bu-bunda, begini.” Kiya terpaksa menggantung kalimatnya, karena melihat Duta masuk ke ruang tamu yang menjadi satu dengan ruang tengah. Putranya sudah tampak segar, dengan rambut basah dan memakai pakaian bola. “Duta, ada ayah di depan gang. Datangi sebentar.”“Ayah sudah pulang?” Wajah ceria Duta semakin semringah ketika mendengar Garry datang dan menunggunya di depan gang. Ayahnya itu, pa

    Last Updated : 2023-07-04
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 21

    “Duta …” Kiya mengetuk pintu kamar yang baru saja ditutup kasar oleh putranya. Saat menekan handle pintunya, ternyata Duta sudah menguncinya dari dalam. “Duta, buka kuncinya, dan jangan buat Bunda marah.” “Ki—” “Duta …” Gilang terdiam, saat Raissa muncul dari dapur dan ikut memanggil nama cucunya. Hati Kiya saja belum bisa Gilang dapatkan, kini ia juga harus berurusan dengan Duta. Gilang menduga, semua hal ini terjadi gara-gara Garry. Entah apa yang dikatakan Garry, sampai bisa mempengaruhi Duta seperti itu. “Duta, buka pintunya,” lanjut Raissa menggeser posisi Kiya, lalu mengetuk pintu. Ia sempat mendengar ucapan Duta yang cukup keras saat tengah menggoreng telur dadar. Karena itu, Raissa menunggu telurnya matang terlebih dahulu, mengangkatnya, barulah keluar untuk menemui sang cucu. “Nenek mau masuk.” Tidak sampai menunggu lama, suara kunci terdengar dari dalam dan pintu pun terbuka. Raissa dengan segera menahan tubuh Kiya, sembari menggeleng. “Biar Bunda yang bicara sama Duta.

    Last Updated : 2023-07-06
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 22

    “Ayah bilang apa sama kamu?”Kendati Kiya sudah mengetahui ceritanya dari Raissa, tetapi ia tidak lega bila tidak mendengar langsung dari Duta. Sampai detik ini, Kiya belum menghubungi Garry sama sekali, karena ia hendak mendengar pemahaman Duta terlebih dahulu. Kiya juga belum mengirimkan nomor Garry kepada Gilang, karena menurutnya hal tersebut tidaklah penting.Duta duduk bersedekap di kursi belajarnya, dengan tertunduk. “Bunda mau nikah sama om Gilang.”“Terus, kenapa sampai marah-marah kayak tadi?”“Aku nggak mau Bunda nikah sama om Gilang,” jelas Duta sudah tidak seemosi seperti ketika di depan Gilang. “Aku mau, Bunda nikah lagi sama ayah.”Kalau bukan karena ucapan Gilang, hal seperti ini tidak akan terjadi. Padahal, Kiya sudah menolak lamaran pria itu, dan menjelaskan dirinya tidak mau menikah dengan Gilang.“Bunda nggak pernah ngelarang kamu bicara apa aja sama Bunda, tapi, Bunda nggak suka kalau kamu sampai teriak-teriak kayak tadi.” Kiya beranjak dari tempat tidur, lalu dud

    Last Updated : 2023-07-07
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 23

    “Mas.” Elok terkekeh geli melihat wajah bingung Lex, yang masih saja terlihat datar. “Sudah, ayo! Kita-jalan-jalan dulu, sambil nunggu Kasih datang.”Lex menghela. “Aku bisa tuntut dokter tadi, kalau terjadi sesuatu sama kamu.”Jika tidak mengingat mereka sedang berada di rumah sakit, maka Elok akan semakin melepas tawanya. “Mas, ini cuma kontraksi. Ibu hamil yang mau melahirkan, pasti kontraksi. Jadi, apa yang mau dituntut? Dokternya nggak salah. Aku baru bukaan satu, jadi wajar kalau disuruh jalan-jalan dulu. Santai, Mas, tenang. Aku sudah pernah melahirkan dan—”“Dan ini pengalaman pertamaku.” Lex memutus, sambil menyentuh perut Elok dan mengusapnya. “Kalau kamu sakit, apa dia di dalam nggak ikut sakit? Apa anakku bisa baik-baik aja di dalam sana? Bagaimana kalau dia ikut sakit juga? Atau, bagaimana kalau kita minta operasi, El? Biar kalian berdua nggak kesakitan? Kalau kita jalan-jalan atas saran dokter tadi, kamu pasti kecapekan. Kalau kecapekan, bagaimana mau melahirkan normal?

    Last Updated : 2023-07-09

Latest chapter

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 70

    Setelah melalui minggu-minggu yang cukup berat dan melelahkan, akhirnya hari itu datang juga. Hari di mana kemampuan Gilang akhirnya diakui oleh seluruh dewan direksi dan komisaris Jurnal. Sehingga, hasil Rapat Umum Pemegang Saham akhirnya mengeluarkan satu keputusan, yang benar-benar mengubah hidup Gilang sepenuhnya. CEO. Akhirnya, impian Gilang untuk memegang kendali atas Jurnal terwujud sudah. Meskipun tidak mudah, tetapi semua cobaan yang sudah dilaluinya berakhir sepadan dengan hasil yang diterima. “Bunda ke mana, Ta?” Saat memasuki ruang makan, Gilang hanya menemukan Duta tengah sarapan seorang diri. Biasanya, akan ada Kiya menemani karena hanya Duta saja yang sarapan di pagi hari sebelum berangkat sekolah. “Bunda?” Duta menoleh pada Gilang yang menatap ke area dapur. “Emang nggak ada di kamar Papa?” “Papa kira sama kamu?” Tidak melihat istrinya ada di dapur, Gilang lantas menatap Duta yang sudah terlihat rapi dengan seragam batiknya. “Bunda tadi nyuruh sarapan duluan,” ter

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 69

    “O!” Suara kecil nan lembut dari Rezky, membuat Gilang yang baru saja menarik kursi di meja makan menoleh. Ia segera berjongkok, lalu melebarkan kedua tangan untuk menyambut bocah yang kini berlari ke arahnya. Saat Rezky sudah berada di pelukan, Gilang berdiri perlahan sembari menggendong keponakannya itu. “Om, bukan O,” ralat Gilang hanya bisa terkekeh bila mendengar panggilan yang disematkan Rezky untuknya. Padahal, Gilang sudah berkali-kali meralat dan mengajari Rezky agar memanggilnya dengan benar, tetapi tetap saja, keponakannya itu memanggilnya dengan kata “O”. Bertemu dengan Rezky hampir setiap hari, setidaknya bisa mengobati kerinduan Gilang akan kehadiran seorang anak. Namun, Tuhan masih berkata lain dan belum menjawab semua doa-doanya. Selama ini, Kiya belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan, padahal mereka sudah melakukan usaha semaksimal mungkin. “Mama ke mana Sayang?” tanya Kiya yang segera berdiri. Ia memundurkan lagi kursi Gilang, agar sang suami bisa duduk dengan

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 68

    “Makanya kalau istrinya ngomong itu didengerin, Mas.” Kiya segera menyusul Gilang yang baru saja keluar dari kamar mandi, lalu berjalan menuju walk in closet. Mereka berdua bangun kesiangan, karena melakukan berbagai hal hingga larut malam.Padahal, pagi-pagi sekali Gilang akan pergi ke luar kota bersama Adi dan Elok untuk menghadiri sebuah undangan formal. Namun, akibat tidak mau mendengarkan Kiya, alhasil mereka harus terburu-buru melakukan segala sesuatunya.“Untung Duta lagi libur, jadi aku nggak bingung ke sana kemari.” Karena asisten rumah tangga mereka tahu sang majikan hendak pergi ke luar kota pagi-pagi sekali, maka sarapan pagi sudah siap lebih awal. Selagi Gilang di kamar mandi, Kiya pun bergegas ke dapur dan mengambilkan sarapan untuk dibawa ke kamar. “Aaak.”Gilang dengan segera menyambar satu suapan nasi goreng seafood, yang baru disodorkan Kiya ke mulutnya. Sembari memakai pakaiannya satu per satu.“Tarik napas, Bun.” Meskipun mereka kesiangan, tetapi Gilang tidak sepan

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 67

    “Mas.” Kiya mempercepat mendorong trolley belanjaan, sembari memindahkan ponselnya ke telinga sebelah kiri. Berjalan terburu, ketika melihat seseorang yang baru saja melewati ujung lorong di hadapannya. “Telponnya aku tutup dulu, biar cepat belanjanya. Nanti aku telpon lagi kalau sudah sampe di rumah bunda.” Setelah Gilang mengiyakan dari ujung sana, Kiya langsung mengakhiri pembicaraan tersebut. Ia segera menyusul seseorang yang sempat dilihatnya agar tidak kehilangan jejak. “Tante …” Kiya melepas trolley belanjaannya, agar bisa lebih leluasa menghampiri wanita tersebut. Kiya berhenti di samping trolley belanjaan wanita itu, lalu menelan ludah saat melihat tatapan terkejut nan tajam yang diarahkan padanya. “Tante Amel, bisa kita bicara sebentar?” “Pergi, atau mau saya panggilkan satpam?” Amel mengeratkan pegangannya pada trolley belanjaan. “Tante, sepuluh menit.” Kiya memohon dengan sangat, karena mungkin hanya ini satu-satunya kesempatan yang bisa didapatnya agar bisa bicara deng

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 66

    Gilang menghela panjang, saat menatap pantulan dirinya di dinding kaca. Tidak ada yang berubah. Penampilannya sama saja seperti hari-hari sebelumnya. Namun, hari ini adalah hari pertama Elok kembali ke Jurnal dan Gilang akan menghadapi Adi, juga kakak perempuannya sekaligus ketika bekerja.Menghadapi Adi saja, sudah membuat kepala Gilang pusing tujuh keliling. Sekarang, ditambah dengan kembalinya Elok di dalam tim direksi. Bisa-bisa, kepala Gilang langsung berasap seketika, bila kedua orang itu memberinya setumpuk tugas dan pelajaran sekaligus.“Harusnya, cuti bersalin itu diperpanjang jadi 6 bulan.” Gilang kembali menghela napas dan membenarkan dasi yang masih terlihat rapi. “Tiga bulan itu nggak berasa. Kayaknya baru kemaren mbak Elok itu lahiran, tapi, hari ini tahu-tahu sudah masuk. Coba kalau aku jadi presidennya, aku langsung minta—”“Mas, jadi CEO aja dulu.” Kiya ingin tertawa, tetapi ia tahan. “Nanti kalau sudah jadi CEO, baru kita pikirin cara untuk jadi presiden.”Gilang mel

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 65

    “Sudah minum pilmu, Bun?” Gilang mengingatkan, ketika jam dinding sudah menunjukkan pukul delapan malam. Ia baru masuk ke kamar, setelah berdiskusi panjang lebar dengan Adi di ruang kerja. Setelah berbicara dengan Garry siang tadi, Kiya tampak tidak ceria seperti biasanya. Akibat pembicaraan tersebut, Kiya lebih banyak termenung dan memikirkan tentang perkataan Garry. “Sudah.” Kiya menyingkap selimut yang dipakainya, ketika Garry menghampiri tempat tidur. Hati Kiya memang terasa lega ketika sudah mengetahui semua hal yang terjadi di masa lalu. Namun, ia merasa miris karena semua hal buruk yang terjadi selama ini adalah ulah ayahnya sendiri. Dengan begini, Kiya akhirnya menyadari perasaan Garry pada dirinya ternyata tidak pernah lekang oleh waktu. Dalam diamnya, Garry terus berusaha keras mencari jalan agar keluarga kecil mereka bisa bersatu kembali. Namun, di saat hal itu hampir terwujud, takdir akhirnya berkata lain. Bahkan, sebenarnya Kiya sudah bisa “move on” lebih dulu daripada

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 64

    Pada akhirnya, Gilang membiarkan Kiya kembali bicara empat mata dengan Garry. Mereka mengantarkan Duta ke hotel yang ditempati pria itu, lalu menuju ke lounge terlebih dahulu. Sebenarnya, Gilang keberatan bila Kiya masih saja bertemu dan bicara berdua dengan Garry. Namun, karena Kiya ingin sekali menuntaskan beberapa hal agar tidak menjadi beban pikiran, maka Gilang pun menyetujuinya. “Jangan lama-lama,” pesan Gilang yang sudah lebih dulu menyuruh Duta mencari tempat duduk. “Kita masih ada urusan habis ini.” “Iyaaa.” Kiya memberi senyum kecil, sambil mengusap lengan sang suami. “Aku cuma sebentar. Temenin Duta dulu.” “Oke!” Gilang meraih pinggang Kiya, dan menjatuhkan satu kecupan di pipi dengan cepat tanpa memedulikan Garry. Jika tidak ada Duta, Gilang pasti akan menyambar bibir sang istri dengan sengaja. Garry hanya diam. Menatap datar dan tidak berkomentar. Tidak ada juga yang harus dilakukannya, karena Garry benar-benar sudah kehilangan Kiya. “Jadi, Gar, ada yang mau aku bica

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 63

    Kiya menutup pintu mobil, lalu melihat ke seluruh penjuru sekolah baru Duta. Dahulu kala, ia sempat beberapa kali menjemput Kasih sepulang sekolah, ketika gadis kecil itu rewel, dan Elok maupun Harry tidak bisa datang menghampiri. Karena tidak ingin merepotkan kakek nenek dari kedua belah pihak, maka Elok pasti akan mengutus Kiya ke sekolah Kasih. Kehidupan Kasih dahulu kala, tidak jauh berbeda dengan Duta. Orang tua mereka sibuk mencari nafkah, dan hampir tidak pernah memberi perhatian secara emosional. Baik Kiya maupun Elok, hanya tahu memberi materi, tanpa melimpahkan kasih sayang yang seharusnya. “Ayo ke kantor dulu,” ajak Kiya pada Duta yang baru saja menutup pintu mobil yang berseberangan dengannya. “Habis ketemu wali kelasnya, nanti Bunda tinggal. Berani, kan?” “Beran—” “Enduuut!” Duta berdecak, saat melihat Kasih melewatinya sambil melambai dari dalam mobil. Sudah seringkali Duta mengatakan, jangan memanggilnya dengan sebutan tersebut, tetapi Kasih tetap saja tidak menghir

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 62

    “Kenapa mau pindah sekolah?” Sebelumnya, Kiya sudah menjelaskan pada Gilang tentang permasalah Duta. Bocah itu mengeluh lelah, dan tidak ingin lagi meneruskan sekolah full day-nya. Duta ingin pindah sekolah dengan jam belajar seperti Kasih, tetapi tidak ingin ikut les apa pun di sore harinya.“Capek.” Duta bertelungkup di kasur, dengan sebuah buku pelajaran yang terbuka di hadapannya. “Aku mau pulang sekolahnya kayak Kasih, Pa.”“Terus les kayak Kasih?” Gilang mendesah panjang, saat merebahkan tubuhnya melintang di hadapan Duta. Meskipun sudah tahu jawabannya, tetapi Gilang ingin mendengar langsung dari mulut Duta sendiri.Duta menggeleng. “Aku belajar sendiri aja di rumah, sama bunda. Nggak mau les, capek.”Tatapan Gilang menerawang. Melihat langit-langit kamar yang sudah jarang ditempatinya sejak kecelakaan. Gilang menempati kamar di lantai bawah, untuk memudahkan semua mobilitasnya, dikarenakan kondisi kaki yang pada saat itu tidak bisa bergerak bebas. Daripada harus naik turun tan

DMCA.com Protection Status