Beranda / Romansa / Cinta Pengganti / Cinta Pengganti ~ 22

Share

Cinta Pengganti ~ 22

Penulis: Kanietha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-07 23:42:30

“Ayah bilang apa sama kamu?”

Kendati Kiya sudah mengetahui ceritanya dari Raissa, tetapi ia tidak lega bila tidak mendengar langsung dari Duta. Sampai detik ini, Kiya belum menghubungi Garry sama sekali, karena ia hendak mendengar pemahaman Duta terlebih dahulu. Kiya juga belum mengirimkan nomor Garry kepada Gilang, karena menurutnya hal tersebut tidaklah penting.

Duta duduk bersedekap di kursi belajarnya, dengan tertunduk. “Bunda mau nikah sama om Gilang.”

“Terus, kenapa sampai marah-marah kayak tadi?”

“Aku nggak mau Bunda nikah sama om Gilang,” jelas Duta sudah tidak seemosi seperti ketika di depan Gilang. “Aku mau, Bunda nikah lagi sama ayah.”

Kalau bukan karena ucapan Gilang, hal seperti ini tidak akan terjadi. Padahal, Kiya sudah menolak lamaran pria itu, dan menjelaskan dirinya tidak mau menikah dengan Gilang.

“Bunda nggak pernah ngelarang kamu bicara apa aja sama Bunda, tapi, Bunda nggak suka kalau kamu sampai teriak-teriak kayak tadi.” Kiya beranjak dari tempat tidur, lalu dud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
kalo masih cinta harusnya Garry perjuangin dong. bisanya cuma ngomel aja.
goodnovel comment avatar
Rema Melani
kalo masih cinta,.. diperjuangkan doong,.. yg cari nafkah aja kiya... hadeeh... laki macam apa kamu ger?
goodnovel comment avatar
siti rahmah
Garry cemen, kalau masih cinta di perjuangkan Ger? nah, buat ketemuan aja msih backstret gitu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 23

    “Mas.” Elok terkekeh geli melihat wajah bingung Lex, yang masih saja terlihat datar. “Sudah, ayo! Kita-jalan-jalan dulu, sambil nunggu Kasih datang.”Lex menghela. “Aku bisa tuntut dokter tadi, kalau terjadi sesuatu sama kamu.”Jika tidak mengingat mereka sedang berada di rumah sakit, maka Elok akan semakin melepas tawanya. “Mas, ini cuma kontraksi. Ibu hamil yang mau melahirkan, pasti kontraksi. Jadi, apa yang mau dituntut? Dokternya nggak salah. Aku baru bukaan satu, jadi wajar kalau disuruh jalan-jalan dulu. Santai, Mas, tenang. Aku sudah pernah melahirkan dan—”“Dan ini pengalaman pertamaku.” Lex memutus, sambil menyentuh perut Elok dan mengusapnya. “Kalau kamu sakit, apa dia di dalam nggak ikut sakit? Apa anakku bisa baik-baik aja di dalam sana? Bagaimana kalau dia ikut sakit juga? Atau, bagaimana kalau kita minta operasi, El? Biar kalian berdua nggak kesakitan? Kalau kita jalan-jalan atas saran dokter tadi, kamu pasti kecapekan. Kalau kecapekan, bagaimana mau melahirkan normal?

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-09
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 24

    “Tolong kasih aku waktu, Mas,” pinta Kiya tidak mampu menjawab pertanyaan Gilang saat itu juga. Bukan karena Duta yang tidak ingin Gilang menjadi ayah barunya, tetapi, lebih kepada perasaan Kiya yang belum mencintai Gilang.“Aku lagi ngasih kamu waktu sekarang.” Gilang baru sadar, Kiya hanya memiliki dua buah kamar. Jika kamar yang bersebelahan dengan dapur adalah milik Duta, lantas siapa yang menempati kamar di sebelahnya?Mungkin, ada satu kamar lagi yang berada di dapur, dan Gilang tidak melihatnya? Atau, kamar di rumah Kiya memang berjumlah dua saja, dan gadis itu selama ini tidur bersama Duta?“Aku kasih waktu, sampai Duta mau nerima aku,” lanjut Gilang kembali mengalihkan tatapannya pada Kiya. “Habis itu, aku nggak terima penolakan lagi.”“Itu namanya maksa, Mas.” Kiya menggeleng kecil, dan sudah tidak tahu lagi bagaimana bicara dengan Gilang. Pria itu, ternyata cukup gigih dan keras kepala. Kiya juga sudah bisa menebak, kedatangan Gilang bersama Kasih dikarenakan penolakan Duta

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 25

    “Dok, apa tidak bisa istirahat sebentar?”Lex dengan bahasa formalnya, sudah berusaha menahan diri sedari tadi. Melihat sang istri yang mengejan dengan susah payah, membuatnya harus mengatur napas berkali-kali guna menenangkan diri. Pantas saja Pras kala itu tidak mengizinkan Sinar memiliki anak lagi, ternyata suasana di ruang persalinan sangatlah horor. Melebihi ketika Lex berada di ruang persidangan.Elok mencengkram tangan Lex. Meringis kesal, karena ucapan absurd tersebut. “Ini bukan di ruang sidang, Mas ... nggak ada istirahat, sampai anakmu kelu— erghh …” Saat rasa itu kembali hadir, dokter pun sudah sigap seperti yang sudah-sudah. Elok menarik napas panjang sesuai instruksi, kemudian berusaha kembali mengejan sekuat tenaga. Namun, untuk percobaan yang sudah kesekian kalinya, putranya itu sepertinya belum mau keluar juga. Ia kembali terengah, lalu mencoba mengatur napas dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada.“Pak Lex mohon tenang,” pinta dokter ketika melihat mulut Lex terbuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 26

    “Kiya, tolong ambil tas yang tertinggal di rumah Lex,” pinta Adi saat memasuki ruang rawat VVIP, yang akan digunakan Elok setelah keluar dari ruang persalinan nantinya. “Tas apa, Pak?” Kiya yang tengah bicara dengan Dianti segera berdiri dari sofa. Melirik sebentar pada Duta dan Kasih, yang sedang menonton televisi di atas ranjang pasien. Kedua bocah itu terlihat akrab, dan selalu saja ada bahan untuk diobrolkan. “Isinya baju-baju Elok,” kata Adi menghampiri ranjang pasien lalu duduk di tepi, tepat di samping Kasih. “Pergilah sama Gilang, tapi kamu yang nyetir.” “Ayo, Ki,” ajak Gilang sambil bersandar di bingkai pintu, dan baru saja datang bersama Adi. “Duta—” “Duta biar sama saya,” putus Adi lalu mengulurkan tangan ke kepala bocah laki-laki itu. “Kamu di sini aja temani Kasih. Bundamu biar jalan sebentar sama om Gilang.” “Iya!” sambar Kasih lalu menepuk paha Duta yang bersila di sebelahnya. “Kamu di sini aja, Dut. Jangan nangis kalau ditinggal.” “Siapa yang nangis?” Duta mengat

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 27

    Adi mengangguk-angguk dan memperlihatkan wajah seriusnya, ketika mendengar Duta berbicara. Menaruh perhatian penuh, agar bisa mengambil hati bocah itu. Adi melakukan itu semua, supaya bisa mengenal karakter Duta lebih dalam lagi. Selain itu, Adi juga ingin Duta merasa nyaman terlebih dahulu dengan keluarga Mahardika. Jika sudah nyaman, Gilang akan mengurus semua sisanya. Sementara ini, biarlah Gilang berkonsentrasi untuk mengambil hati Kiya. Setelah itu, Adi yakin semua akan berjalan sesuai dengan rencananya. “Kalau libur nanti, ajak bundamu main ke rumah Opa.” Adi bahkan sudah menyuruh Duta untuk memanggilnya, dengan sebutan yang sama dengan Kasih. Begitu juga dengan Dianti, agar mereka mudah mengakrabkan diri. “Om Gilang punya banyak game di kamarnya,” timpal Kasih mulai memamerkan semua hal yang dimiliki Gilang. “Ada PS, ada xbox, ada nintendo, terus … apa itu Opa, yang kayak kacamata?” “Apa, ya?” Adi menatap Dianti yang duduk santai di sofa. Saat istrinya itu menggeleng tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-15
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 28

    “Pa, aku minta kelonggaran waktu kerja selama satu bulan.” Ulah apa lagi yang akan diperbuat Gilang selama satu bulan ke depan, pikir Adi. Ia baru saja kembali dari rumah sakit, tetapi sudah dituntut penyataan seperti itu oleh putranya. “Kasih alasan yang jelas, kenapa Papa harus ngasih kamu kelonggaran, padahal kamu baru kembali lagi ke Jurnal?” “Aku mau antar jemput Duta sekolah.” “Kenapa—“ “Cuma satu bulan, Pa,” mohon Gilang kemudian mengikuti Adi pergi ke ruang kerjanya. Dianti sepertinya masih berada di rumah sakit dengan Kasih, karena Gilang tidak melihat wanita itu pulang bersama Adi. “Bagaimana dengan Kiya?” Adi berhenti sebentar saat sudah berada di tengah-tengah ruang kerjanya. Namun, setelah itu ia berbalik dan kembali pergi keluar ruangan. “Kalau Duta aman, Kiya aman.” Gilang berdecak kecil, karena harus kembali berjalan dan mengikuti Adi keluar ruangan. “Yakin?” tanya Adi tetap berjalan tanpa menunggu Gilang yang menyusulnya di belakang. “Yakin!” Lelah mengikuti Ad

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 29

    “Jadi, selama satu bulan ke depan, Om yang antar jemput kamu sekolah.” Gilang menatap Duta, yang sejak tadi tidak mengeluarkan sepatah kata dari mulutnya. “Kenapa diam aja? Kamu nggak suka Om antar ke sekolah?”Duta menggeleng ragu. Antara suka karena ini adalah pengalaman pertamanya menaiki mobil mewah, dan tidak, karena Gilang memiliki niat menikahi bundanya. Ia masih tidak bisa terima, dengan satu hal itu. Menurutnya, satu-satunya pria yang pantas untuk Kiya adalah ayahnya, Garry. Namun, ada hal yang masih tidak bisa Duta mengerti hingga saat ini. Yakni, tentang keluarga ayahnya.Karena tidak kunjung mendapat jawabannya, Duta pun memilih untuk mengabaikan hal itu untuk sementara. Lantas, tatapannya kemudian jatuh pada tongkat yang tergeletak di antara tempat duduknya, dan Gilang.“Om Gilang sudah sembuh?”“Belum.” Ternyata, membujuk Duta tidaklah semulus yang ada di pikiran Gilang. Namun, mengapa Adi bisa dengan mudah melakukannya. “Dan, nggak tahu bisa sembuh apa nggak.”“Kenapa b

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 30

    “Bun.”Duta masuk ke kamar Kiya, yang selama ini ditempati berdua dengan Raissa. Ia duduk pada karpet di samping tempat tidur, dan melihat Kiya yang tengah melipat pakaian yang selesai dijemur.“Ya?” Kiya sampai lupa bertanya mengenai pengalaman Duta bersama Gilang hari ini. “Gimana, gimana?”“Bunda lebih senang nikah sama om Gilang, atau nikah lagi sama ayah?” Karena Gilang memintanya bertanya akan hal tersebut, maka Duta pun segera melakukannya setelah selesai belajar.Kiya tidak jadi melipat blazer kerjanya, dan meletakkannya di pangkuan. Mungkin, sudah waktunya untuk menceritakan beberapa hal mengenai keluarga Garry pada Duta. Kiya tidak bisa menyembunyikannya lebih lama lagi, karena putranya juga harus mengetahui kenyataan yang ada.“Sebenarnya, Bunda itu bakal senang, asal kamu juga senang.” Kiya menyelonjorkan kaki, lalu bersandar pada lemari plastik yang ada belakangnya. “Bunda tahu, kamu mau Bunda nikah lagi sama ayah, tapi … keluarga ayah nggak mau menerima orang seperti kit

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20

Bab terbaru

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 70

    Setelah melalui minggu-minggu yang cukup berat dan melelahkan, akhirnya hari itu datang juga. Hari di mana kemampuan Gilang akhirnya diakui oleh seluruh dewan direksi dan komisaris Jurnal. Sehingga, hasil Rapat Umum Pemegang Saham akhirnya mengeluarkan satu keputusan, yang benar-benar mengubah hidup Gilang sepenuhnya. CEO. Akhirnya, impian Gilang untuk memegang kendali atas Jurnal terwujud sudah. Meskipun tidak mudah, tetapi semua cobaan yang sudah dilaluinya berakhir sepadan dengan hasil yang diterima. “Bunda ke mana, Ta?” Saat memasuki ruang makan, Gilang hanya menemukan Duta tengah sarapan seorang diri. Biasanya, akan ada Kiya menemani karena hanya Duta saja yang sarapan di pagi hari sebelum berangkat sekolah. “Bunda?” Duta menoleh pada Gilang yang menatap ke area dapur. “Emang nggak ada di kamar Papa?” “Papa kira sama kamu?” Tidak melihat istrinya ada di dapur, Gilang lantas menatap Duta yang sudah terlihat rapi dengan seragam batiknya. “Bunda tadi nyuruh sarapan duluan,” ter

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 69

    “O!” Suara kecil nan lembut dari Rezky, membuat Gilang yang baru saja menarik kursi di meja makan menoleh. Ia segera berjongkok, lalu melebarkan kedua tangan untuk menyambut bocah yang kini berlari ke arahnya. Saat Rezky sudah berada di pelukan, Gilang berdiri perlahan sembari menggendong keponakannya itu. “Om, bukan O,” ralat Gilang hanya bisa terkekeh bila mendengar panggilan yang disematkan Rezky untuknya. Padahal, Gilang sudah berkali-kali meralat dan mengajari Rezky agar memanggilnya dengan benar, tetapi tetap saja, keponakannya itu memanggilnya dengan kata “O”. Bertemu dengan Rezky hampir setiap hari, setidaknya bisa mengobati kerinduan Gilang akan kehadiran seorang anak. Namun, Tuhan masih berkata lain dan belum menjawab semua doa-doanya. Selama ini, Kiya belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan, padahal mereka sudah melakukan usaha semaksimal mungkin. “Mama ke mana Sayang?” tanya Kiya yang segera berdiri. Ia memundurkan lagi kursi Gilang, agar sang suami bisa duduk dengan

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 68

    “Makanya kalau istrinya ngomong itu didengerin, Mas.” Kiya segera menyusul Gilang yang baru saja keluar dari kamar mandi, lalu berjalan menuju walk in closet. Mereka berdua bangun kesiangan, karena melakukan berbagai hal hingga larut malam.Padahal, pagi-pagi sekali Gilang akan pergi ke luar kota bersama Adi dan Elok untuk menghadiri sebuah undangan formal. Namun, akibat tidak mau mendengarkan Kiya, alhasil mereka harus terburu-buru melakukan segala sesuatunya.“Untung Duta lagi libur, jadi aku nggak bingung ke sana kemari.” Karena asisten rumah tangga mereka tahu sang majikan hendak pergi ke luar kota pagi-pagi sekali, maka sarapan pagi sudah siap lebih awal. Selagi Gilang di kamar mandi, Kiya pun bergegas ke dapur dan mengambilkan sarapan untuk dibawa ke kamar. “Aaak.”Gilang dengan segera menyambar satu suapan nasi goreng seafood, yang baru disodorkan Kiya ke mulutnya. Sembari memakai pakaiannya satu per satu.“Tarik napas, Bun.” Meskipun mereka kesiangan, tetapi Gilang tidak sepan

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 67

    “Mas.” Kiya mempercepat mendorong trolley belanjaan, sembari memindahkan ponselnya ke telinga sebelah kiri. Berjalan terburu, ketika melihat seseorang yang baru saja melewati ujung lorong di hadapannya. “Telponnya aku tutup dulu, biar cepat belanjanya. Nanti aku telpon lagi kalau sudah sampe di rumah bunda.” Setelah Gilang mengiyakan dari ujung sana, Kiya langsung mengakhiri pembicaraan tersebut. Ia segera menyusul seseorang yang sempat dilihatnya agar tidak kehilangan jejak. “Tante …” Kiya melepas trolley belanjaannya, agar bisa lebih leluasa menghampiri wanita tersebut. Kiya berhenti di samping trolley belanjaan wanita itu, lalu menelan ludah saat melihat tatapan terkejut nan tajam yang diarahkan padanya. “Tante Amel, bisa kita bicara sebentar?” “Pergi, atau mau saya panggilkan satpam?” Amel mengeratkan pegangannya pada trolley belanjaan. “Tante, sepuluh menit.” Kiya memohon dengan sangat, karena mungkin hanya ini satu-satunya kesempatan yang bisa didapatnya agar bisa bicara deng

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 66

    Gilang menghela panjang, saat menatap pantulan dirinya di dinding kaca. Tidak ada yang berubah. Penampilannya sama saja seperti hari-hari sebelumnya. Namun, hari ini adalah hari pertama Elok kembali ke Jurnal dan Gilang akan menghadapi Adi, juga kakak perempuannya sekaligus ketika bekerja.Menghadapi Adi saja, sudah membuat kepala Gilang pusing tujuh keliling. Sekarang, ditambah dengan kembalinya Elok di dalam tim direksi. Bisa-bisa, kepala Gilang langsung berasap seketika, bila kedua orang itu memberinya setumpuk tugas dan pelajaran sekaligus.“Harusnya, cuti bersalin itu diperpanjang jadi 6 bulan.” Gilang kembali menghela napas dan membenarkan dasi yang masih terlihat rapi. “Tiga bulan itu nggak berasa. Kayaknya baru kemaren mbak Elok itu lahiran, tapi, hari ini tahu-tahu sudah masuk. Coba kalau aku jadi presidennya, aku langsung minta—”“Mas, jadi CEO aja dulu.” Kiya ingin tertawa, tetapi ia tahan. “Nanti kalau sudah jadi CEO, baru kita pikirin cara untuk jadi presiden.”Gilang mel

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 65

    “Sudah minum pilmu, Bun?” Gilang mengingatkan, ketika jam dinding sudah menunjukkan pukul delapan malam. Ia baru masuk ke kamar, setelah berdiskusi panjang lebar dengan Adi di ruang kerja. Setelah berbicara dengan Garry siang tadi, Kiya tampak tidak ceria seperti biasanya. Akibat pembicaraan tersebut, Kiya lebih banyak termenung dan memikirkan tentang perkataan Garry. “Sudah.” Kiya menyingkap selimut yang dipakainya, ketika Garry menghampiri tempat tidur. Hati Kiya memang terasa lega ketika sudah mengetahui semua hal yang terjadi di masa lalu. Namun, ia merasa miris karena semua hal buruk yang terjadi selama ini adalah ulah ayahnya sendiri. Dengan begini, Kiya akhirnya menyadari perasaan Garry pada dirinya ternyata tidak pernah lekang oleh waktu. Dalam diamnya, Garry terus berusaha keras mencari jalan agar keluarga kecil mereka bisa bersatu kembali. Namun, di saat hal itu hampir terwujud, takdir akhirnya berkata lain. Bahkan, sebenarnya Kiya sudah bisa “move on” lebih dulu daripada

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 64

    Pada akhirnya, Gilang membiarkan Kiya kembali bicara empat mata dengan Garry. Mereka mengantarkan Duta ke hotel yang ditempati pria itu, lalu menuju ke lounge terlebih dahulu. Sebenarnya, Gilang keberatan bila Kiya masih saja bertemu dan bicara berdua dengan Garry. Namun, karena Kiya ingin sekali menuntaskan beberapa hal agar tidak menjadi beban pikiran, maka Gilang pun menyetujuinya. “Jangan lama-lama,” pesan Gilang yang sudah lebih dulu menyuruh Duta mencari tempat duduk. “Kita masih ada urusan habis ini.” “Iyaaa.” Kiya memberi senyum kecil, sambil mengusap lengan sang suami. “Aku cuma sebentar. Temenin Duta dulu.” “Oke!” Gilang meraih pinggang Kiya, dan menjatuhkan satu kecupan di pipi dengan cepat tanpa memedulikan Garry. Jika tidak ada Duta, Gilang pasti akan menyambar bibir sang istri dengan sengaja. Garry hanya diam. Menatap datar dan tidak berkomentar. Tidak ada juga yang harus dilakukannya, karena Garry benar-benar sudah kehilangan Kiya. “Jadi, Gar, ada yang mau aku bica

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 63

    Kiya menutup pintu mobil, lalu melihat ke seluruh penjuru sekolah baru Duta. Dahulu kala, ia sempat beberapa kali menjemput Kasih sepulang sekolah, ketika gadis kecil itu rewel, dan Elok maupun Harry tidak bisa datang menghampiri. Karena tidak ingin merepotkan kakek nenek dari kedua belah pihak, maka Elok pasti akan mengutus Kiya ke sekolah Kasih. Kehidupan Kasih dahulu kala, tidak jauh berbeda dengan Duta. Orang tua mereka sibuk mencari nafkah, dan hampir tidak pernah memberi perhatian secara emosional. Baik Kiya maupun Elok, hanya tahu memberi materi, tanpa melimpahkan kasih sayang yang seharusnya. “Ayo ke kantor dulu,” ajak Kiya pada Duta yang baru saja menutup pintu mobil yang berseberangan dengannya. “Habis ketemu wali kelasnya, nanti Bunda tinggal. Berani, kan?” “Beran—” “Enduuut!” Duta berdecak, saat melihat Kasih melewatinya sambil melambai dari dalam mobil. Sudah seringkali Duta mengatakan, jangan memanggilnya dengan sebutan tersebut, tetapi Kasih tetap saja tidak menghir

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 62

    “Kenapa mau pindah sekolah?” Sebelumnya, Kiya sudah menjelaskan pada Gilang tentang permasalah Duta. Bocah itu mengeluh lelah, dan tidak ingin lagi meneruskan sekolah full day-nya. Duta ingin pindah sekolah dengan jam belajar seperti Kasih, tetapi tidak ingin ikut les apa pun di sore harinya.“Capek.” Duta bertelungkup di kasur, dengan sebuah buku pelajaran yang terbuka di hadapannya. “Aku mau pulang sekolahnya kayak Kasih, Pa.”“Terus les kayak Kasih?” Gilang mendesah panjang, saat merebahkan tubuhnya melintang di hadapan Duta. Meskipun sudah tahu jawabannya, tetapi Gilang ingin mendengar langsung dari mulut Duta sendiri.Duta menggeleng. “Aku belajar sendiri aja di rumah, sama bunda. Nggak mau les, capek.”Tatapan Gilang menerawang. Melihat langit-langit kamar yang sudah jarang ditempatinya sejak kecelakaan. Gilang menempati kamar di lantai bawah, untuk memudahkan semua mobilitasnya, dikarenakan kondisi kaki yang pada saat itu tidak bisa bergerak bebas. Daripada harus naik turun tan

DMCA.com Protection Status