Nayara berjalan-jalan sekitar persawahan terasering di dekat Vila bersama dengan Ranum, anak dari Bik Nah seorang pelayan yang sudah lama menjaga Vila milik Keanu. Di dekat persawahan ada sebuah aliran sungai kecil yang jernih, lebarnya tak sampai dua meter dengan kedalaman air yang sekitar lutut. Nayara merendam kedua kakinya di sana.
Tak jauh dari tempat ia berada, ada tiga orang anak lelaki yang tengah bermain perahu terbuat dari kulit kelapa yang di potong serupa bulan sabit. Antara kulit ijuk dan kulit bagian luar buah kelapa yang keras terselip sebuah bambu berukuran 30 cm. Kayu bambu itu bekerja seperti dayung yang terus bergerak mengikuti aliran air. Mereka mengikat perahu kecil itu dengan tali panjang yang dikaitkan pada jembatan bambu kecil di atas sungai. Wajah Nayara begitu cerah melihat pemandangan itu. “Anda cantik saat tersenyum,” puji Ranum ketika mencuri pandang pada Nayara. Pipi Nayara memerah, pujian itu memTatapan tajam Ayahnya waktu itu, masih jelas di ingatannya. Nayara sangat ketakutan waktu itu hingga membuat perutnya terasa begitu tegang seolah bayi kecil yang berada di dalamnya mengalami ketakutan sama seperti yang ibunya rasakan.“Bagaimana Ayah bisa berkata seperti itu, aku adalah anak kandung Ayah dan anak ini adalah cucumu,” tubuh Nayara bergetar, ia bahkan mundur selangkah demi selangkah.“Tidak, kau bukan anak kandungku! Kamu adalah anak yang kami ambil dari panti. Hanya saja dunia terlanjur tahu bahwa kamu adalah bagian dari darah dagingku.”Hati Nayara hancur mendengar kenyataan pahit itu, setelah sekian lama akhirnya ia mengetahui alasan selama ini kedua orang tuanya memperlakukan dirinya jauh berbeda dengan Keanu.“Jika kamu cukup tahu diri dan berniat membalas budi, maka gugurkan anak itu! Aku tidak ingin berita ini keluar dan merusak hari pemilihan!”Tubuh Nayara semakin lemas,
Keanu tidak percaya pada apa yang baru saja ia dengar, “Tidak! Kakak pasti berbohong,” elak Keanu.“Bagaimana mungkin Kakak berbohong, sementara sebelum mobil itu menghantam tubuh kakak, mataku masih melihat dengan jelas Arman adalah orang yang mengemudikan mobil itu,” yakin Nayara.“Tidak, ini tidak mungkin,” Langkah Keanu mundur perlahan, ia memegang dadanya di mana jantungnya hampir saja meledak karena tidak bisa menerima kenyataan ini.“Ayah, datang ke panti tepat satu hari sebelum kecelakaan itu. Ia terus memaksa kakak untuk melakukan aborsi, jika aku menolaknya ia akan melakukan hal buruk. Keesokan harinya kakak baru menyadari bahwa ayah tidak bermain-main dengan ancaman itu.”Keanu ambruk dan terduduk di bangku taman, ia mencengkeram dengan erat pegangan di ujung bangku besi itu. Wajahnya kini pucat pasi, seolah darah ditubuhnya berhenti mengalir.“Bagaimana mungkin ay
Dava sedang melewati sebuah ruang latihan ketika ia mendengar suara mengganggu dari seorang yang memainkan gitar dengan cara yang asal-asalan. Ia segera membuka pintu ruangan itu dan hendak melihat siapa orang yang sudah merusak telinganya dengan petikan gitar yang sumbang.Ia begitu terkesiap ketika mendapati bahwa orang yang tengah duduk memetik gitar itu adalah Arumi. Dava melangkah menghampiri Arumi yang tengah terduduk dilantai tempat biasa para dancer berlatih menari.“Melihatmu berada di sini sepertinya kamu sudah mendapatkan kontrak sebagai artis di Manajemen ini?” sapa Dava. Arumi yang tidak mengetahui kapan kedatangan Dava sedikit ter jingkat. Dava tersenyum ketika melihat wajah terkejut Arumi yang begitu manis di matanya.“Aku baru tanda tangan kontrak kerja beberapa hari yang lalu.”“Baguslah, kamu memang memiliki suara yang indah dan menjual,” jawab Dava sambil duduk disebalah Arumi.&l
Arumi masih terdiam, ia tidak tahu apa yang harus ia ucapkan setalah mendengar perkataan Dava. Ada rasa lega karena tidak harus mengecewakan lelaki itu karena penolakan manajernya tapi tetap saja masih ada rasa kecewa yang menggelayuti hatinya.“Aku tidak ingin orang lain!”Dheg!Langkah Dava berhenti, satu kakinya melayang di udara ketika ia menghentikan langkahnya menuruni tangga begitu mendengar jawaban Arumi. Jantungnya bahkan seolah berhenti berdetak.“Aku minta maaf, tapi aku benar-benar tidak bisa.” Dava harus meyakinkan Arumi, ia tidak ingin gadis yang baru akan memulai kariernya itu terluka jika terlibat dengan dirinya yang penuh skandal.“Bukan itu maksudku. Jika bukan kamu yang bermain gitar, maka bisakah kamu mengajariku bermain gitar sendiri untuk konser nanti?”Dava terdiam beberapa saat, ia tidak tahu apa yang dipikirkan gadis ini. Semua orang tahu betapa brengsek dan tidak
Di kediaman Keluarga besar GavinAra sudah tidak punya lagi kebebasan dalam dirinya, ia mogok makan sejak empat hari lalu. Tubuhnya semakin lemah dan bibirnya sekarang kering seperti gurun pasir. Ara berhenti memasukkan makanan ke perutnya selama empat hari ini, tapi ia sudah tidak merawat pola makannya sekembali dari Sydney. Ia kini lemah dan tak mampu bergerak dari ranjangnya. Ia hanya melihat semua pesan singkat yang terus di kirimkan Arka padanya, tanpa berani membalas tiap pesan itu.Gavin berusaha dengan keras memadamkan cinta Ara pada Arka yang sudah mengakar sejak ia SMA, tanpa ia tahu itu hanya akan jadi ke sia-sian saja. Ancaman itu hanya akan membunuh adiknya, tidak dengan cintanya. Kisah cinta sepihak sudah berakhir, mereka sudah memiliki ikatan satu sama lain yang menguatkan perasaan itu.“Apa kamu mau mati perlahan?” maki Tante Geby melihat keponakannya hanya terbaring di sisi ranjang tanpa mau memasukkan apa pun ke mulutnya. Tubu
“Tolong, biarkan aku melihat Ara!” pinta Arka pada Gavin. Matanya merah dan berair, berlutut adalah cara terakhir Arka untuk mendapatkan izin dari Gavin tanpa harus membuat keributan meski ia sangat ingin berlari dan menggendong Ara keluar dari rumah ini.“Apa kalian tidak bisa mengusir pria itu keluar?” Maki Gavin pada dua anak buahnya.“Tuan, mari bekerja sama! Keluarlah tanpa kami harus melakukan kekerasan!” Pinta salah satu anak buah Gavin.Arka tak bergeming, ia sudah menancapkan akarnya di rumah ini. Ia tidak akan begitu mudah di cungkil sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan.“Aku tidak akan bergerak meninggalkan rumah ini jika belum melihat kondisi Ara!”Kedua anak buah Gavin segera meraih lengan Arka hingga tubuhnya sedikit terangkat.“Lepaskan dia!” perintah Tante Geby pada dua anak buah Gavin.“Tante jangan ikut campur!” pekik Ga
Beberapa hari setelah di rawat dari rumah sakit, Arka membawa Ara ke rumah sahabat baiknya, Via.“Aku minta maaf, untuk sementara akan merepotkan dirimu. Tolong jaga Ara baik-baik!” Pamit Arka ketika meninggalkan Ara di rumah Via.Ara sudah di usir dari rumah besarnya oleh Gavin, tidak mungkin membawa Ara kembali ke rumahnya. Meski gadis itu juga memiliki apartemen tetapi Arka berpikir akan buruk bagi mental Ara yang masih terguncang untuk tinggal sendiri di apartemen. Arka masih cukup rasional untuk tidak membawa Ara tinggal bersamanya. Jika Gavin mengetahui itu kemarahan di hatinya justru akan semakin membara.Arka menggenggam erat jemari Ara sebelum meninggalkan rumah Via, “Jaga diri baik-baik! istirahat cukup, biar aku yang menangani Gavin,” pesan Arka.“Aku pergi dulu ya!” lanjut Arka.Ara melambaikan tangannya, ada kebahagiaan dan juga kesedihan di wajah cantiknya yang saling tumpa
“Tidak, kamu pasti sudah berbohong padaku!” elak Gavin mendengar bahwa Nayara tidak ingin bertemu dengan dirinya. Ia meyakin bahwa apa yang baru saja dikatakan oleh Keanu adalah kebohongan untuk membuat dirinya menyerah.Keanu segera meraih ponsel di tangannya, butuh beberapa detik hingga telepon yang ia hubungi menjawab. Keanu sengaja menekan tombol loudspeaker pada layar ponsel agar Gavin bisa mendengar percakapan yang akan ia lakukan.“Iya Hallo, ada apa Keanu?”Pupil mata Gavin seketika melebar ketika mendengar suara di balik telepon adalah Nayara. Jari telunjuk Keanu diletakkan di atas bibirnya, ia sedang memerintahkan agar Gavin diam dan hanya mendengarkan saja percakapan yang akan ia lakukan.“Gavin baru saja datang menemuiku Kak, apakah aku boleh memberitahu di mana kakak berada sekarang padanya?” tanya Keanu.“Jangan beri tahu di mana keberadaanku padanya!” jawab Nay
Lima tahun Kemudian“Halo Kak Nay, apakah Arka ada di rumahmu sekarang? Beritahu padanya untuk cepat pulang,” kata Ara di dalam teleponnya.“Bukankah dia ada di rumahmu? Dia berkata bahwa Arka sedikit tidak enak badan dan akan membawakan vitamin.”Hening sejenak di dalam sambungan telepon, mereka mencium aroma licik dari kedua suami mereka. Ara segera menambahkan Arumi ke dalam panggilan grup WA.“Apakah Gavin dan Arka di sana sekarang?” tanya Ara.“Tidak, bukankah dia ada di rumah Gavin untuk bermain bilyard?”Tiga wanita di dalam sambungan telepon itu terdiam. Amarah menjalar dari ujung kaki hingga kepala mereka. Nayara yang sedang memegang pisau dapur segera mencacah timun di talenan dengan keras, Ara yang sedang mengulaskan pensil alis di wajahnya mematahkan pensil itu hingga menjadi dua, sementara Arumi yang sedang mengolesi roti dengan selai stroberi melahap langsung dua lapis roti sekaligus.Ara mendengus saat ponsel Ar
Tiga hari kemudianAra sibuk membuat coretan di kertas putih dengan tatapan penuh antusias dari Nayara dan Gavin.“Bagaimana gaunnya tampak indah kan?”Ara menunjukkan hasil coretannya yang dibuat tak kurang dari lima menit.Gavin menggeleng, “Tidak, dadanya terlalu terbuka, buatlah seperti gaun Cate Maddleton waktu menikah. Tapi belahan dadanya jangan terlalu rendah.”Ara menghela nafas, ia kemudian membuat gambar lagi dengan inspirasi gaun pengantin Cate Maddleton namun sedikit ia rubah pada bagian bawah dan juga bagian lengan.“Seperti ini?” tanya Ara lagi.“Tidak-tidak, bagian roknya terlalu mengembang.”Ara kembali menyobek kertas itu, meremasnya dengan erat lalu membuangnya ke sampah. Ia kembali menggambar contoh baju pengantin dan menyodorkan kembali pada kakaknya.“Tidak, ini terlalu sederhana.”Ara yang jengkel akhirnya membanting pensilnya di me
Gavin bergegas menuju gedung pusat Leaf Corp masih dengan pakaian kemarin yang lusuh. Ia hanya sempat membasuh wajahnya dengan air mineral, sebenarnya ia bisa saja menggunakan toilet di SPBU tapi ia belum terbiasa menggunakan toilet bersama selain hanya untuk buang air dalam keadaan mendesak.Begitu memasuki ruang kerja kakeknya Gavin terkesiap begitu mendapati bahwa Nayara sudah berada di dalam.“Apa yang sudah kakek katakan padanya?” tanya Gavin dengan wajah yang dingin.Nayara segera bangkit dari tempat duduknya dan meraih lengan Gavin.“Tenanglah, Kakek hanya menyuruhku untuk berkunjung.”Kakek Gavin mendengus dengan wajah yang acuh, “Apa kamu selalu punya pikiran buruk tentang kakekmu?”Gavin terdiam dan Nayara hanya mampu mengucapkan kata “Maaf” untuk mewakili Gavin.“Lihatlah penampilanmu sangat mengerikan hanya dalam tiga hari setelah memutuskan hubungan dengan keluargamu s
Di pagi hari Dava terus menyeret tubuh Gavin untuk bangun, Gavin bersikeras melawan tindakan Dava. Ia tetap menarik selimut dan memilih tidur kembali. Dava tak menyerah dan terus menyeret tubuh Gavin turun dari ranjang.“Aku masih mengantuk, ini masih jam enam. Apa yang kamu inginkan sebenarnya!” pekik Gavin jengkel.“Bantu aku membeli Jas baru, ini adalah harus pernikahanku. Aku tidak mungkin memakai jas yang lama. Antar aku juga membeli cincin pernikahan. Ayolah waktuku tidak banyak!”“Pergilah tidur, sepertinya kamu masih bermimpi!”“Cepatlah mandi dan jadilah saksi di pernikahanku!”Dava mendorong tubuh Gavin ke kamar mandi. Gavin tak punya pilihan lain kecuali mandi dan mengikuti perkataan tuan rumah.Sepanjang pagi ia merasa lelah karena mengantar Dava membeli jas baru di salah satu desainer dan juga ke toko perhiasan. Ia bahkan melupakan jadwal sarapan karena terus mengikuti Dava.
Arumi sampai di rumah ketika tengah malam, ayahnya sudah menunggu dengan penuh amarah di ruang tamu. Lampu ruang tamu yang sengaja di matikan membuat Arumi tidak menyadari bahwa ayahnya tengah duduk menatap dirinya yang berjalan dengan mengendap-endap seperti seorang pencuri.“Apakah kamu baru saja bersenang-senang dengan Dava?”Arumi terkejut pada suara berat yang baru saja menghentikan langkahnya .“A-ayah,” keringat dingin mulai mengucur di dahi Arumi. Saat lampu di nyalakan ia bisa melihat seringai dingin dari tatapan ayahnya .“Maaf ayah, aku terlambat datang. Ada acara pesta pernikahan teman.”“Oh, ada Dava juga kan di sana? Kenapa kamu masih saja mengekor pada pria itu. Bukankah kamu bilang akan pergi melanjutkan study ke Australia?”“Ayah, itu adalah keputusan yang aku buat dalam keadaan tidak jernih. Aku tidak bisa pergi ke sana lagi sekarang.”“Apakah itu kare
Pernikahan berlangsung lancar, banyak pasang mata yang merasa iri pada visual kedua pengantin yang seperti pangeran dan putri dari negeri dongeng. Mereka bahkan berasal dari status tinggi yang sama. Saat Leaf Corp dan Sparkling Cosmetic bersatu, keduanya akan menjadi kekuatan bisnis yang besar. Kakek Gavin banyak mendapat sanjungan dari semua tamu bisnis tentang berapa beruntungnya ia mendapatkan cucu menantu dengan kualifikasi seperti Arka.“Aku merasa bahagia saat melihat pasangan Ara, tapi menjadi begitu jengkel saat menoleh pada pasangan Gavin,” keluh Kakek Gavin pada istrinya.“Kita sudah tua, kenapa kamu tak membiarkan mereka hidup dengan pilihannya masing-masing. Aku tidak ingin Gavin menjadi seperti Geby yang pada akhirnya memilih untuk tidak menikah. Aku sudah tua dan ingin mati dengan tenang tanpa memikirkan Geby dan juga Gavin akan menua sendiri.”Mendengar perkataan istrinya, urat tegang di wajah Kakek Gavin mengendur. Pandang
Ara bersiap di ruang tunggu pengantin perempuan, ia sangat cantik dengan balutan gaun pengantin putih off-shoulder dengan A-line dengan model ini bagian bahu dan leher Ara terlihat sangat indah dengan kulitnya yang seputih susu.Di dalam ruang itu Ara sedang di temani oleh Nayara dan juga Arumi yang tampak cantik dengan gaun bridesmaid model A-line berwarna biru laut.“Oh, ternyata kamu yang akhirnya di nikahi Arka?” kata Bela begitu memasuki ruang tunggu pengantin. Ia mengenakan gaun berwarna merah dengan belahan kaki hampir setinggi pangkal paha.Bela adalah teman kuliah Ara, ia pernah berpacaran dengan Arka satu tahun lalu selama satu bulan. Gadis itu masih tergila-gila dengan Arka, ia merasa sangat cemburu ketika Arka akhirnya memilih Ara sebagai pasangan hidup Arka.“Bagaimana kamu bisa masuk. Aku tidak merasa sudah mengundangmu!”“Kamu tidak mengundangku, tapi kakekmu mengundang ayahku!”Ara menghela
Telepon Gavin berdering setelah rapat, ia menarik nafas dalam saat melihat panggilan telepon yang tertera adalah dari kedua orang tuanya. ‘Kabar tentang Nayara pasti sudah terdengar sampai telinga mereka,’ batin Gavin. “Aku di rumah besar, Pulanglah!” “Baik,” jawab Gavin sebelum menutup telepon dari Kakeknya. Ia menarik nafas dalam bersiap untuk badai yang akan segera datang, mengingat kakeknya bahkan jauh-jauh datang dari Bogor di usia tuanya. “Apa kamu tidak bisa mencari gadis lain?” Lelaki tua itu memekikkan suaranya begitu Gavin memasuki ruang tamu. “Dia adalah satu-satunya wanita yang ingin aku nikahi!” “Tidak, Cari yang lain! Aku tidak ingin wanita gila menjadi cucu menantuku!” “Kakek! Itu sangat keterlaluan!” untuk pertama kali Gavin meninggikan suaranya pada lelaki tua itu. Kakek Gavin tidak bisa menyembunyikan betapa marah dan kecewanya dia pada cucu laki-laki yang ia miliki. “Dia menderita Skiz
Setelah sebuah kaki jenjang menariknya dari kerumunan wartawan dan membawanya ke dalam lift, pandangan yang tadi buram kini mulai mendapatkan cahayanya kembali. Pria yang tengah merengkuh bahunya adalah Dava, pria tampan yang selalu ada saat dirinya butuh pertolongan.Arumi menundukkan wajahnya yang memerah, ia tidak harus menatap Dava jika tidak ingin benteng yang baru saja ia bangun runtuh.“Kamu tidak harus melakukannya begitu jauh. Kamu hanya perlu jujur padaku tanpa harus mengatakannya ke seluruh dunia,” kata Dava. Begitu ia mendapatkan telepon dari Gavin soal jumpa pers yang akan di adakan Arumi, ia langsung loncat dari tempat tidurnya.“Aku harus sedia payung sebelum hujan, identitasku yang sebenarnya pasti akan terendus media suatu saat nanti.”Dava kehilangan kata-kata, bagaimanapun yang di katakan Arumi adalah kebenaran. Tidak mudah menyimpan rahasia tentang siapa dirinya, ia adalah seorang artis dengan banyak pesaing bah