Beranda / CEO / Cinta Para Cassanova / 54 : Kemunculan yang Salah

Share

54 : Kemunculan yang Salah

Penulis: Ami Pradana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Meja informasi  siang ini di jaga oleh  dua orang perawat muda. Dava datang dengan semua pesonanya menuju ke arah dua gadis yang sedang mengobrol hangat di mejanya.

Sementara Gavin mulai berjalan secara perlahan menuju bangsal tempat rawat inap para pasien jiwa yang berada di rumah sakit ini. Bangsal itu berada di sepanjang lorong sebalah kanan dari Meja Informasi.

“Permisi!” Sapa Dava mengalihkan pandangan dua suster yang sedang asyik bercanda. Begitu menatap wajah ke arah pria di hadapan mereka adalah Dava penyanyi terkenal seketika itu mereka terkesiap dengan mulut yang menganga keheranan, karena di rumah sakit jiwa yang kecil dan terpencil mereka kedatangan seorang artis terkenal Ibu Kota.

Dava yang sadar akan pesonanya segara membuka kaca mata hitam yang ia kenakan. Senyumnya ia rekahkan seindah mungkin hingga aromanya  bisa mengalihkan perhatian dua perawat ini dari langkah Gavin yang mulai menyusuri lorong dan mengintip ke jende

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Para Cassanova   55 : Pilihan Sulit

    Morning sickness sering menjadi mimpi buruk bagi kebanyakan ibu hamil, begitu juga dengan Ara. Ia mengalami mual dan pusing yang begitu menyiksa pagi ini. Hampir saja ia tak sanggup berdiri setelah mengeluarkan isi perutnya di kamar mandi. Ia berjalan tertatih menuju tempat tidur, jemarinya menarik selimut dan membenamkan tubuhnya ke dalam. “Kamu tidak turun sarapan?” tanya Tante Geby sedikit membuka pintu kamar Ara. “Nanti saja Aunty, aku masih tidak enak badan,” jawab Ara lirih. Ia begitu lemas dan hanya ingin tidur hari ini, tapi ia memiliki janji temu dengan klien yang tidak bisa dibatalkan. Di tengah rasa lemas dan mual yang ia rasakan, bayangan kemesraan Arka dan Anastasya terus berkeliaran di benaknya, hatinya hancur hingga menjadi remahan kecil yang tak mampu ia susun lagi. Meski begitu air mata sudah mengering dari kedua kelopak matanya, lebih tepatnya ia sudah tidak ingin lagi menangis karena cinta sepihak yang sudah sering ia tang

  • Cinta Para Cassanova   56 : Cara Rahasia Terungkap

    Di Kantor KAGA Corp, Keanu memanggil anak buahnya yang ia tugaskan membuntuti Ara selama ini. Ini hampir seminggu sejak gadis itu mengetahui bahwa dirinya hamil, tapi hingga kini belum ada kabar apa pun mengenai siapa pria yang bertanggung jawab atas kehamilan Ara.“Apa kamu sudah menemukan pria mana yang di temui Ara beberapa hari ini?” tanya Keanu. Menjadi wanita hamil di luar nikah setidaknya kebanyakan wanita yang mengalami hal seperti itu akan melakukan pertemuan dengan ayah dari janinnya untuk menuntut pertanggung jawaban.“Dia tidak menemui lelaki mana pun beberapa hari ini.”“Shit!” maki Keanu dengan mengepalkan jemari dan menghantamkannya ke dinding.Sivana baru saja tiba di kantor suaminya ketika ia mencuri dengar dari balik pintu. Ia kehilangan banyak momen penting yang sudah para laki-laki itu bicarakan, tapi ia masih sempat mendengar ketika Keanu mengatakan pada anak buah Roby perintah yang m

  • Cinta Para Cassanova   57 : Memanen Badai yang Pernah di Semai

    Arka duduk di sebelah Ara yang masih belum sadarkan diri. Jemarinya menggenggam tangan Ara yang terasa dingin. Ia sepenuhnya belum yakin bahwa Ara tengah mengandung anaknya.“Bangunlah, bukankah ada banyak hal yang harus kamu jelaskan padaku,” kata Arka lirih, suaranya terdengar parau karena menahan banyak hal yang serasa ingin meledak di hatinya.“Kenapa kamu menyembunyikan tentang kehamilan ini?” tanya Arka putus asa. Tanpa di sadari oleh Arka gadis itu mulai sadar, hanya saja matanya begitu berat untuk di buka.Ara mulai menggerakkan jarinya perlahan, ia ingin merespons pertanyaan yang Arka lontarkan tapi efek obat bius membuat ia begitu lemah.“Kau sudah siuman?” tanya Arka begitu merasakan gerakan pada jemari Ara.“A-anakku?” tanya Ara lirih. Ia mengumpulkan sekuat tenaga tapi hanya satu kata itu yang bisa ia ucap, tapi tanpa harus menjelaskan dengan kalimat yang utuh, Arka sudah tahu bahwa yang

  • Cinta Para Cassanova   58 : Pembalasan Sudah Menyakiti Wanitaku

    Ada dendam yang dari kemarin sudah Arka tahan, pagi-pagi sekali ia pergi saat Ara masih tertidur lelap. Arka mengendarai motor trilnya menuju salah satu perumahan elite di Jakarta. Ia mengamati dari jauh rumah itu, seseorang harusnya sedang bersiap joging seperti yang biasa ia lakukan di pagi hari. Informasi itulah yang sudah Arka dapat tentang kegiatan setiap weekend pagi seorang Keanu. Tak berapa lama lelaki itu mulai muncul dan berlari kecil sepanjang jalan kompleks. Jemari Arka mencengkeram erat gas di tangan kanannya, amarah begitu mendidih di kepala dengan hanya melihat punggung Keanu yang tengah berlari kecil setelah membuat seorang wanita hamil bertaruh nyawa. Lelaki itu berolahraga seperti tidak ada apa pun yang perlu ia sesali. Tatapan Arka menjadi sangat dingin, ia segera mengemudi motor trail menuju tubuh Keanu yang berjarak 500 meter dengan kecepatan tinggi. Saat motor trail itu semakin dekat ke arah Keanu, lelaki itu sempat menoleh ke bel

  • Cinta Para Cassanova   59 : Skema yang Gagal

    Ara tidak bisa pulang ke rumah sementara masih ada banyak perban luka di lengan dan juga keningnya. Jika Gavin melihatnya seperti ini, lelaki itu pasti akan sangat dramatis mengetahui Ara baru saja kecelakaan. Ia kini lebih memilih tinggal di hotel untuk sementara waktu. Ara masih belum mengetahui bahwa kecelakaan yang menimpanya adalah perbuatan Keanu. Arka merahasiakan kebenaran itu agar Ara tidak merasa khawatir.“Apa kamu yakin tidak perlu dirawat di rumah sakit lagi?” tanya Tante Geby mendekati Ara yang tengah terbaring di ranjang dengan tatapan kosong.“Aku sudah jauh lebih baik Aunty, ini hanya luka ringan.”“Kamu belum menceritakan siapa yang membawamu ke rumah sakit?”“Aku tidak tahu, mungkin saja warga sekitar yang menelepon ambulans,” jawab Ara singkat, ia terlalu lelah jika harus mengatakan bahwa Arka yang telah membawanya ke rumah sakit. Tante Geby pasti akan mencecar banyak pertanyaan lai

  • Cinta Para Cassanova   60 : Penyamaran

    Mivi mencengkeram erat pena tajam yang semakin ia tekankan ke leher hingga membentuk cekungan. Rasa pedih mulai menyeruak tapi tak Mivi hiraukan, bahkan ketika tetes darah keluar dari goresan ujung pena itu, ia tetap tak bergetar sedikit pun.“Letakkan itu? Kamu bisa terluka!” titah Ayah Mivi yang mulai khawatir melihat darah keluar dari leher putih putrinya.Kaki Dava terasa lemas, bukan karena rasa khawatir pada Mivi yang hendak bunuh diri, tapi tindakan konyol itu sudah membuat rencana putus yang selama ini ia harapkan kini mulai terlihat sia-sia. Dava tersungkur lemas di lantai setelah tak mampu lagi menopang kenyataan yang ada di depan matanya sendiri.‘Oh Shit! Sepertinya kisahku dan Mivi akan lebih lama daripada yang kuperkirakan,’ batin Dava.Ayah Mivi menatap Dava yang terkulai lemah di lantai. Ia mengartikan itu sebagai bentuk cinta mendalam Dava pada putrinya yang begitu terluka melihat usaha bunuh d

  • Cinta Para Cassanova   61 : Wanita dengan Skizofrenia

    Gavin memilih melanggar janji yang sudah ia buat dengan Anastasya, ia kini melangkah dan hendak menghampiri Nayara.“Boleh bunga itu untukku?” Langkah Gavin tiba-tiba terhenti setelah mendengar suara wanita paruh baya dari arah sampingnya. Saat Gavin mengarahkan pandangan ke sumbur suara, mendadak kakinya lemas. Wanita yang baru saja mengajak ia bicara adalah Dokter Hana, wanita yang memergoki dirinya beberapa hari yang lalu. Ia adalah dokter senior dan juga kepala rumah sakit Jiwa di sini.Anastasya melihat dari kejauhan Dokter Hana yang sedang menghampiri Gavin. Seketika itu ia langsung berlari kecil dengan wajah pucat pasi menuju ke arah mereka.‘OH Tuhan, apakah dokter Hana memergoki penyamaran Gavin?’ guman Tasya dengan putus asa.Tangan Gavin bergetar semakin kencang saat menatap wanita berjubah putih di depannya, getaran itu membuat bunga yang sedang ia pegang ikut bergerak tremor mengikuti irama tangan Gavin. Gavin se

  • Cinta Para Cassanova   62 : Sisi Jahat Anastasya

    Ara sudah menghabiskan waktu tiga hari di hotel. Ia terus mengabaikan panggilan dan juga pesan-pesan dari Arka. Pagi ini ia memutuskan kembali bekerja di galerinya.“Sudah tiga hari ini Arka terus datang mencarimu, sehari tiga kali ia datang ke galeri,” terang Via sahabat sekaligus sekretaris dari Ara.Ara masih diam tak menjawab, ia memilih melanjutkan langkahnya menuju ruang kerjanya. Saat membuka pintu ia melihat tiga bucket bunga sudah berjajar di meja kerjanya.“Itu semua dari Arka yang sudah rutin ia kirimkan tiga hari ini,” jelas ViaAra mendekat ke arah meja, jari lembutnya menyentuh perlahan bunga-bunga itu. Ia ingin tahu apa sebenarnya yang di inginkan Arka, bukankah sewaktu di rumah sakit ia sendiri yang mengatakan bahwa belum bisa menjadi ayah yang baik.‘Lalu ada apa dengan semua bunga-bunga ini? Apakah sebuah ketulusan atau hanya rasa bersalah?’ hati Ara di penuhi tanda tanya dengan perilak

Bab terbaru

  • Cinta Para Cassanova   157 : Lima Tahun Kemudian (Tamat)

    Lima tahun Kemudian“Halo Kak Nay, apakah Arka ada di rumahmu sekarang? Beritahu padanya untuk cepat pulang,” kata Ara di dalam teleponnya.“Bukankah dia ada di rumahmu? Dia berkata bahwa Arka sedikit tidak enak badan dan akan membawakan vitamin.”Hening sejenak di dalam sambungan telepon, mereka mencium aroma licik dari kedua suami mereka. Ara segera menambahkan Arumi ke dalam panggilan grup WA.“Apakah Gavin dan Arka di sana sekarang?” tanya Ara.“Tidak, bukankah dia ada di rumah Gavin untuk bermain bilyard?”Tiga wanita di dalam sambungan telepon itu terdiam. Amarah menjalar dari ujung kaki hingga kepala mereka. Nayara yang sedang memegang pisau dapur segera mencacah timun di talenan dengan keras, Ara yang sedang mengulaskan pensil alis di wajahnya mematahkan pensil itu hingga menjadi dua, sementara Arumi yang sedang mengolesi roti dengan selai stroberi melahap langsung dua lapis roti sekaligus.Ara mendengus saat ponsel Ar

  • Cinta Para Cassanova   156 : Kekacauan

    Tiga hari kemudianAra sibuk membuat coretan di kertas putih dengan tatapan penuh antusias dari Nayara dan Gavin.“Bagaimana gaunnya tampak indah kan?”Ara menunjukkan hasil coretannya yang dibuat tak kurang dari lima menit.Gavin menggeleng, “Tidak, dadanya terlalu terbuka, buatlah seperti gaun Cate Maddleton waktu menikah. Tapi belahan dadanya jangan terlalu rendah.”Ara menghela nafas, ia kemudian membuat gambar lagi dengan inspirasi gaun pengantin Cate Maddleton namun sedikit ia rubah pada bagian bawah dan juga bagian lengan.“Seperti ini?” tanya Ara lagi.“Tidak-tidak, bagian roknya terlalu mengembang.”Ara kembali menyobek kertas itu, meremasnya dengan erat lalu membuangnya ke sampah. Ia kembali menggambar contoh baju pengantin dan menyodorkan kembali pada kakaknya.“Tidak, ini terlalu sederhana.”Ara yang jengkel akhirnya membanting pensilnya di me

  • Cinta Para Cassanova   155 : Persyaratan Nikah

    Gavin bergegas menuju gedung pusat Leaf Corp masih dengan pakaian kemarin yang lusuh. Ia hanya sempat membasuh wajahnya dengan air mineral, sebenarnya ia bisa saja menggunakan toilet di SPBU tapi ia belum terbiasa menggunakan toilet bersama selain hanya untuk buang air dalam keadaan mendesak.Begitu memasuki ruang kerja kakeknya Gavin terkesiap begitu mendapati bahwa Nayara sudah berada di dalam.“Apa yang sudah kakek katakan padanya?” tanya Gavin dengan wajah yang dingin.Nayara segera bangkit dari tempat duduknya dan meraih lengan Gavin.“Tenanglah, Kakek hanya menyuruhku untuk berkunjung.”Kakek Gavin mendengus dengan wajah yang acuh, “Apa kamu selalu punya pikiran buruk tentang kakekmu?”Gavin terdiam dan Nayara hanya mampu mengucapkan kata “Maaf” untuk mewakili Gavin.“Lihatlah penampilanmu sangat mengerikan hanya dalam tiga hari setelah memutuskan hubungan dengan keluargamu s

  • Cinta Para Cassanova   154 : Pernikahan Dava

    Di pagi hari Dava terus menyeret tubuh Gavin untuk bangun, Gavin bersikeras melawan tindakan Dava. Ia tetap menarik selimut dan memilih tidur kembali. Dava tak menyerah dan terus menyeret tubuh Gavin turun dari ranjang.“Aku masih mengantuk, ini masih jam enam. Apa yang kamu inginkan sebenarnya!” pekik Gavin jengkel.“Bantu aku membeli Jas baru, ini adalah harus pernikahanku. Aku tidak mungkin memakai jas yang lama. Antar aku juga membeli cincin pernikahan. Ayolah waktuku tidak banyak!”“Pergilah tidur, sepertinya kamu masih bermimpi!”“Cepatlah mandi dan jadilah saksi di pernikahanku!”Dava mendorong tubuh Gavin ke kamar mandi. Gavin tak punya pilihan lain kecuali mandi dan mengikuti perkataan tuan rumah.Sepanjang pagi ia merasa lelah karena mengantar Dava membeli jas baru di salah satu desainer dan juga ke toko perhiasan. Ia bahkan melupakan jadwal sarapan karena terus mengikuti Dava.

  • Cinta Para Cassanova   153 : Taruhan

    Arumi sampai di rumah ketika tengah malam, ayahnya sudah menunggu dengan penuh amarah di ruang tamu. Lampu ruang tamu yang sengaja di matikan membuat Arumi tidak menyadari bahwa ayahnya tengah duduk menatap dirinya yang berjalan dengan mengendap-endap seperti seorang pencuri.“Apakah kamu baru saja bersenang-senang dengan Dava?”Arumi terkejut pada suara berat yang baru saja menghentikan langkahnya .“A-ayah,” keringat dingin mulai mengucur di dahi Arumi. Saat lampu di nyalakan ia bisa melihat seringai dingin dari tatapan ayahnya .“Maaf ayah, aku terlambat datang. Ada acara pesta pernikahan teman.”“Oh, ada Dava juga kan di sana? Kenapa kamu masih saja mengekor pada pria itu. Bukankah kamu bilang akan pergi melanjutkan study ke Australia?”“Ayah, itu adalah keputusan yang aku buat dalam keadaan tidak jernih. Aku tidak bisa pergi ke sana lagi sekarang.”“Apakah itu kare

  • Cinta Para Cassanova   152 : Malam Pengantin

    Pernikahan berlangsung lancar, banyak pasang mata yang merasa iri pada visual kedua pengantin yang seperti pangeran dan putri dari negeri dongeng. Mereka bahkan berasal dari status tinggi yang sama. Saat Leaf Corp dan Sparkling Cosmetic bersatu, keduanya akan menjadi kekuatan bisnis yang besar. Kakek Gavin banyak mendapat sanjungan dari semua tamu bisnis tentang berapa beruntungnya ia mendapatkan cucu menantu dengan kualifikasi seperti Arka.“Aku merasa bahagia saat melihat pasangan Ara, tapi menjadi begitu jengkel saat menoleh pada pasangan Gavin,” keluh Kakek Gavin pada istrinya.“Kita sudah tua, kenapa kamu tak membiarkan mereka hidup dengan pilihannya masing-masing. Aku tidak ingin Gavin menjadi seperti Geby yang pada akhirnya memilih untuk tidak menikah. Aku sudah tua dan ingin mati dengan tenang tanpa memikirkan Geby dan juga Gavin akan menua sendiri.”Mendengar perkataan istrinya, urat tegang di wajah Kakek Gavin mengendur. Pandang

  • Cinta Para Cassanova   151 : Hari Pernikahan

    Ara bersiap di ruang tunggu pengantin perempuan, ia sangat cantik dengan balutan gaun pengantin putih off-shoulder dengan A-line dengan model ini bagian bahu dan leher Ara terlihat sangat indah dengan kulitnya yang seputih susu.Di dalam ruang itu Ara sedang di temani oleh Nayara dan juga Arumi yang tampak cantik dengan gaun bridesmaid model A-line berwarna biru laut.“Oh, ternyata kamu yang akhirnya di nikahi Arka?” kata Bela begitu memasuki ruang tunggu pengantin. Ia mengenakan gaun berwarna merah dengan belahan kaki hampir setinggi pangkal paha.Bela adalah teman kuliah Ara, ia pernah berpacaran dengan Arka satu tahun lalu selama satu bulan. Gadis itu masih tergila-gila dengan Arka, ia merasa sangat cemburu ketika Arka akhirnya memilih Ara sebagai pasangan hidup Arka.“Bagaimana kamu bisa masuk. Aku tidak merasa sudah mengundangmu!”“Kamu tidak mengundangku, tapi kakekmu mengundang ayahku!”Ara menghela

  • Cinta Para Cassanova   150 : Jatuh Miskin

    Telepon Gavin berdering setelah rapat, ia menarik nafas dalam saat melihat panggilan telepon yang tertera adalah dari kedua orang tuanya. ‘Kabar tentang Nayara pasti sudah terdengar sampai telinga mereka,’ batin Gavin. “Aku di rumah besar, Pulanglah!” “Baik,” jawab Gavin sebelum menutup telepon dari Kakeknya. Ia menarik nafas dalam bersiap untuk badai yang akan segera datang, mengingat kakeknya bahkan jauh-jauh datang dari Bogor di usia tuanya. “Apa kamu tidak bisa mencari gadis lain?” Lelaki tua itu memekikkan suaranya begitu Gavin memasuki ruang tamu. “Dia adalah satu-satunya wanita yang ingin aku nikahi!” “Tidak, Cari yang lain! Aku tidak ingin wanita gila menjadi cucu menantuku!” “Kakek! Itu sangat keterlaluan!” untuk pertama kali Gavin meninggikan suaranya pada lelaki tua itu. Kakek Gavin tidak bisa menyembunyikan betapa marah dan kecewanya dia pada cucu laki-laki yang ia miliki. “Dia menderita Skiz

  • Cinta Para Cassanova   149 : Penjelasan

    Setelah sebuah kaki jenjang menariknya dari kerumunan wartawan dan membawanya ke dalam lift, pandangan yang tadi buram kini mulai mendapatkan cahayanya kembali. Pria yang tengah merengkuh bahunya adalah Dava, pria tampan yang selalu ada saat dirinya butuh pertolongan.Arumi menundukkan wajahnya yang memerah, ia tidak harus menatap Dava jika tidak ingin benteng yang baru saja ia bangun runtuh.“Kamu tidak harus melakukannya begitu jauh. Kamu hanya perlu jujur padaku tanpa harus mengatakannya ke seluruh dunia,” kata Dava. Begitu ia mendapatkan telepon dari Gavin soal jumpa pers yang akan di adakan Arumi, ia langsung loncat dari tempat tidurnya.“Aku harus sedia payung sebelum hujan, identitasku yang sebenarnya pasti akan terendus media suatu saat nanti.”Dava kehilangan kata-kata, bagaimanapun yang di katakan Arumi adalah kebenaran. Tidak mudah menyimpan rahasia tentang siapa dirinya, ia adalah seorang artis dengan banyak pesaing bah

DMCA.com Protection Status