Share

123 : Waktunya Bangun dari Mimpi

Gavin menunggu Lintang lagi di taman pagi ini. Tiga hari ini ia selalu datang sendiri tanpa bantuan Dava. Ia sudah mengenakan tongkat jalan, jadi tidak butuh orang untuk mendorong kursi rodanya lagi. Sambil menunggu, Gavin terus menatap layar ponselnya dengan tersenyum tipis. Kali ini gadis itu akan menjadi kontak pertama yang akan ia isi di ponselnya, ia juga berniat memenuhi galeri di ponselnya dengan foto Lintang. 

“Kamu sudah lama menungguku?” sapa Nayara begitu datang. 

“Tidak, aku datang dengan tongkat ini jadi jalan kita selambat siput. Jadi aku juga baru saja sampai,” jawab Gavin. 

“Aku membuatkan kue bolen pisang coklat kesukaanmu, cobalah!” 

Nayara membuka kotak kecil yang ia bawa, ada lima bolen pisang coklat di dalamnya. Gavin menyeringai bahagia, ibunya dulu suka membuat jajanan ini karena ayahnya yang begitu menyukai rasanya. Gavin menyukai kue ini karena itu mengingatkan dirinya pada dua orang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status