Dokter memeriksa keadaan Yasmin.
"Gimana dok?" Tanya Jerry tentunya menggunakan bahasa Mandarin.
"Tidak apa-apa dia hanya kecapean saja" jawab dokter tersebut.
"Serius dok?" Tanya Jerry lagi terlihat semakin gelisah.
"Iya tenang aja, udah aku kasih obat, sebentar lagi juga dia sembuh, ngomong-ngomong siapa dia Jerry, cantik banget, apakah dia orang luar, yang sering Kevin omongin?" Tanya Dokter tersebut penasaran.
"Calon istri, doain yah" jawab Jerry berbisik.
"Wah, bagus itu Jerr, cepat segera nikahi, keburu diambil orang, terlalu cantik itu cewe, kalau kamu tidak segera menikahinya, aku pasti maju juga untuk mendapatkanya" goda dokter itu, yang terlihat akrab dengan Jerry.
"Udah kupepet terus beberapa bulan ini, tetapi
Jerry juga sudah sangat tak tahan, mr.p nya dari tadi sudah ingin menerobos tidak sabaran, tetapi dia ingin menjelajahi dulu tubuh mulus Yasmin. Yasmin pun sudah tak bisa menahan gairah yang begitu menggebu itu, miss.v nya sudah sangat basah dan ingin segera dimasuki mr.p milik Jerry juga. Jerry menyingkapkan kimono yang menghalangi pergerakan mr.p terhadap miss.v Yasmin, sekali singkap saja apa yang mau Jerry lihat dapat dengan jelas dia langsung lihat semuanya, Mr.P nya yang besar dan tegang itu segera dia masukan kedalam miss.V Yasmin yang sudah penuh dengan cairan pelumas alami, Jerry memasukan mr.p nya dengan perlahan, lubang miss.v Yasmin masih sempit dan Yasmin terlihat sedikit mengerang karena Mr.p Jerry yang besar itu mencoba membobol lubang miss.v nya dengan paksa. "Akh ... akhm ..." Yasmin dan Jerry mendesah bersama akhirnya Mr.P itu dengan lancar sudah memasu
"Sayang ... udah dong sembunyinya, laper ngga?" Tanya Jerry pada Yasmin yang dari tadi membenamkan wajahnya di dadanya. Yasmin mengangkat wajahnya "aku belum laper" jawabnya. "Hem ... mau lagi?" Goda Jerry. "Hem ... boleh" goda Yasmin. "He'em, ayo?" Goda Jerry lagi kemudian mulai menciumi Wajah Yasmin. Yasmin kegelian dan menyuruh Jerry berhenti. "Aku ingin makan buah-buahan" pinta Yasmin. "Boleh, mau buah apa sayang?" Tanya Jerry. "He'em ...jeruk mandarin atau anggur" jawab Yasmin. "Baiklah sayang, tunggu yah aku pesan dulu" ucap Jerry yang kemudian meraih celana jeansnya lagi untuk mengambil ponsel, kemudian dia mengetik sesuatu lalu menaruh pon
Yasmin keluar dari kamarnya dan mendapati Jerry sedang duduk di sofa, Dia juga sibuk dengan laptopnya. "Hei, sini sayang, laper?" Tanya Jerry yang kemudian berdiri dari duduknya untuk segera menghampiri Yasmin yang berdiri di depan pintu dan tak berkata apa-apa. Yasmin terlihat sangat malu, Jerry menarik tangan Yasmin kemudian memeluknya sambil mengelus rambutnya. "Laper ngga? kenapa gak jawab?" Bisik Jerry di telinga Yasmin. Yasmin mengangguk, Jerry melepaskan pelukanya kemudian menyuruh Yasmin duduk di meja makan, Dia segera pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan. "Kak, aku pikir kita masak sesuatu, mungkin mie instant, soalnya udah malem nih kalau keluar" ucap Yasmin. "Duduk aja dulu, makanan ada kok, tenang aja" jawab Jerry dari dapur, yang kemudian datang dengan membawa beberapa menu makanan. "Wah, makanan dari mana ni
Jerry juga terdiam, ini pertama kalinya Yasmin marah padanya, tetapi entah kenapa Dia merasa bahagia, kehidupan sepasang kekasih yang seperti ini begitu Dia inginkan, cekcok, selisih pendapat, kemudian saling memaafkan, jika sudah seperti itu, maka hubungan akan terjalin begitu indah dan erat. Jerry hanya tersenyum, Dia hanya ingin kekasihnya itu bahagia atau setidaknya tambah kaya, Jerry tahu Yasmin bukan orang yang kekurangan, tetapi sikapnya tadi sudah membuatnya tersinggung, tetapi Jerry tak mau ambil pusing justru senang, dia berdiri menuju dapur dan membuatkan teh panas untuk Yasmin yang sebelumnya sudah dia campur dengan obat dari sahabatnya tadi pagi, lalu diapun meminumnya satu butir. Pintu Kamar Yasmin sedikit terbuka, Jerry masuk dan melihat Yasmin sedang duduk dimeja belajarnya. Jerry menyodorkan segelas teh itu di depan Yasmin, kemudian Jerry memeluk kekasihnya itu dari belakang. "Maafin Aku yah sayang
Di luar sana. Tepatnya di luar kamar Yasmin, Jerry mondar mandir gelisah, sesekali menempelkan telinga pada dinding kamar Yasmin, tetapi tak terdengar suara apapun, tak terdengar Yasmin bertelepoonan atau apa pun, di dalam terdengar sangat sunyi. Semakin dia diam semakin merasa takut kehilangan Yasmin, bagaimana jika Yasmin lebih memilih Daniel yang supel dengan oranglain di banding dirinya yang introvert jika berada didekat orang lain. Selama ini Dia merasa bebas dan nyaman berada disamping Yasmin, orang tuanya juga sangat menyukai dan mencintai Yasmin, karena berkat dekat dengan Yasmin, Jerry menjadi sosok yang mulai mencair dan sedikit banyak berbicara, sebelumnya Jerry adalah sosok pendiam, dingin dan tidak mudah bergaul. Saat ini Jerry sangat stress memikirkan Yasmin dan Daniel, baginya Yasmin adalah Dunianya, jika Yasmin pergi, Dia bisa menggila dan mungkin mati. Hari sudah begitu larut, sekarang pukul empat
"Hem ... Aku seneng kamu disini, Aku juga akan berusaha menyelesaikan masalah pribadiku dengan Daniel, Aku harap kamu mau bersabar" ucap Yasmin, membuat Jerry bahagia saat mendengarnya. "Makasih sayang, Love you" ucap Jerry "oh iya Aku mau lihat keluar dulu, kayaknya tadi yang kirim sarapan, ayo bangun sebentar pake Kimono kamu" ajak Jerry karena pagi ini mereka belum makan apapun. Jerry beranjak dari atas kasur,memakai baju dan memakaikan kimono pada Yasmin, Dia begitu sayang dan memanjakan kekasihnya itu. Yasmin yang diperlakukan bak putri pun merasa sedikit luluh hatinya. Jerry keluar membuka pintu Apartment, terlihat makanan digantung seseorang didekat pintu, setelah Dia baca itu adalah kiriman dari maminya. "Sayang, cepet keluar sarapan dulu, Mami kirim lagi makanan nih" ajak Jerry dari luar.
"Jerry, darimana kamu dapati gadis muda secantik ini, beri Aku satulah, Aku pun mau Jerr" sahut seseorang lagi, terdengar sembarangan bicara hingga teman yang lain memandanginya dan mengerutkan dahi mereka. "Maaf Jer, Dia sudah mabuk jangan kamu ladeni" ucap teman lainya. "Aku tidak mabuk" seru teman yang bertanya tadi. "Tidak apa-apa, kamu harus pergi mencarinya keluar sana" jawab Jerry pada teman yang tidak sopan tersebut. "Oh, pertama Aku melihatnya Aku suka Nona ini"ucap orang tersebut masih tidak sopan. "Hei, Nona berapa umurmu, kamu masih terlihat begitu imut" lanjut si lelaki itu bertanya pada Yasmin. Jerry ingin memukul meja dan menyuruh temanya itu untuk diam, tidak membahas tentang Yasmin lagi, tetapi Yasmin memegang erat kepalan tanganya, kemudian
"Oh ya sudah, sepupumu si dokter yang meriksa Yasmin bilang ke mami kalo Yasmin butuh istirahat, Dia terlalu berlebihan belajar, baiklah nak kamu tolong jaga Yasmin ya, oh iya ayo ikut mami dulu, mami bawain keperluan untuk Yasmin" ajak Nyonya Huang pada Jerry. Jerry berpamitan sebentar dengan Yasmin dan semua teman-temanya, Dia segera berjalan menggandeng ibunya itu. "Hei anak nakal, kenapa Yasmin gak boleh nginep sama mami?" Tanya Nyonya Huang pada Jerry. "Mami ...mau cepet punya cucu nggak?" Jerry balik bertanya. Nyonya Huang menghentikan langkahnya, Dia menutup mulutnya dengan jari jemarinya, matanya terlihat berbinar. "Jadi....kalian....sudah....bersama?" Tanya Nyonya Huang seakan tak percaya. "Mamikan tahu aku udah ngejar-ngejar Dia selama ini, kemarin waktu si dokter