Yasmin keluar dari kamarnya dan mendapati Jerry sedang duduk di sofa, Dia juga sibuk dengan laptopnya.
"Hei, sini sayang, laper?" Tanya Jerry yang kemudian berdiri dari duduknya untuk segera menghampiri Yasmin yang berdiri di depan pintu dan tak berkata apa-apa.
Yasmin terlihat sangat malu, Jerry menarik tangan Yasmin kemudian memeluknya sambil mengelus rambutnya.
"Laper ngga? kenapa gak jawab?" Bisik Jerry di telinga Yasmin.
Yasmin mengangguk, Jerry melepaskan pelukanya kemudian menyuruh Yasmin duduk di meja makan, Dia segera pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan.
"Kak, aku pikir kita masak sesuatu, mungkin mie instant, soalnya udah malem nih kalau keluar" ucap Yasmin.
"Duduk aja dulu, makanan ada kok, tenang aja" jawab Jerry dari dapur, yang kemudian datang dengan membawa beberapa menu makanan.
"Wah, makanan dari mana ni
"Setelah dewasa,cinta itu tidak hanya diungkapkan dengan kata-kata lagi.Tetapi dengan tindakan"(by.paradista)
Jerry juga terdiam, ini pertama kalinya Yasmin marah padanya, tetapi entah kenapa Dia merasa bahagia, kehidupan sepasang kekasih yang seperti ini begitu Dia inginkan, cekcok, selisih pendapat, kemudian saling memaafkan, jika sudah seperti itu, maka hubungan akan terjalin begitu indah dan erat. Jerry hanya tersenyum, Dia hanya ingin kekasihnya itu bahagia atau setidaknya tambah kaya, Jerry tahu Yasmin bukan orang yang kekurangan, tetapi sikapnya tadi sudah membuatnya tersinggung, tetapi Jerry tak mau ambil pusing justru senang, dia berdiri menuju dapur dan membuatkan teh panas untuk Yasmin yang sebelumnya sudah dia campur dengan obat dari sahabatnya tadi pagi, lalu diapun meminumnya satu butir. Pintu Kamar Yasmin sedikit terbuka, Jerry masuk dan melihat Yasmin sedang duduk dimeja belajarnya. Jerry menyodorkan segelas teh itu di depan Yasmin, kemudian Jerry memeluk kekasihnya itu dari belakang. "Maafin Aku yah sayang
Di luar sana. Tepatnya di luar kamar Yasmin, Jerry mondar mandir gelisah, sesekali menempelkan telinga pada dinding kamar Yasmin, tetapi tak terdengar suara apapun, tak terdengar Yasmin bertelepoonan atau apa pun, di dalam terdengar sangat sunyi. Semakin dia diam semakin merasa takut kehilangan Yasmin, bagaimana jika Yasmin lebih memilih Daniel yang supel dengan oranglain di banding dirinya yang introvert jika berada didekat orang lain. Selama ini Dia merasa bebas dan nyaman berada disamping Yasmin, orang tuanya juga sangat menyukai dan mencintai Yasmin, karena berkat dekat dengan Yasmin, Jerry menjadi sosok yang mulai mencair dan sedikit banyak berbicara, sebelumnya Jerry adalah sosok pendiam, dingin dan tidak mudah bergaul. Saat ini Jerry sangat stress memikirkan Yasmin dan Daniel, baginya Yasmin adalah Dunianya, jika Yasmin pergi, Dia bisa menggila dan mungkin mati. Hari sudah begitu larut, sekarang pukul empat
"Hem ... Aku seneng kamu disini, Aku juga akan berusaha menyelesaikan masalah pribadiku dengan Daniel, Aku harap kamu mau bersabar" ucap Yasmin, membuat Jerry bahagia saat mendengarnya. "Makasih sayang, Love you" ucap Jerry "oh iya Aku mau lihat keluar dulu, kayaknya tadi yang kirim sarapan, ayo bangun sebentar pake Kimono kamu" ajak Jerry karena pagi ini mereka belum makan apapun. Jerry beranjak dari atas kasur,memakai baju dan memakaikan kimono pada Yasmin, Dia begitu sayang dan memanjakan kekasihnya itu. Yasmin yang diperlakukan bak putri pun merasa sedikit luluh hatinya. Jerry keluar membuka pintu Apartment, terlihat makanan digantung seseorang didekat pintu, setelah Dia baca itu adalah kiriman dari maminya. "Sayang, cepet keluar sarapan dulu, Mami kirim lagi makanan nih" ajak Jerry dari luar.
"Jerry, darimana kamu dapati gadis muda secantik ini, beri Aku satulah, Aku pun mau Jerr" sahut seseorang lagi, terdengar sembarangan bicara hingga teman yang lain memandanginya dan mengerutkan dahi mereka. "Maaf Jer, Dia sudah mabuk jangan kamu ladeni" ucap teman lainya. "Aku tidak mabuk" seru teman yang bertanya tadi. "Tidak apa-apa, kamu harus pergi mencarinya keluar sana" jawab Jerry pada teman yang tidak sopan tersebut. "Oh, pertama Aku melihatnya Aku suka Nona ini"ucap orang tersebut masih tidak sopan. "Hei, Nona berapa umurmu, kamu masih terlihat begitu imut" lanjut si lelaki itu bertanya pada Yasmin. Jerry ingin memukul meja dan menyuruh temanya itu untuk diam, tidak membahas tentang Yasmin lagi, tetapi Yasmin memegang erat kepalan tanganya, kemudian
"Oh ya sudah, sepupumu si dokter yang meriksa Yasmin bilang ke mami kalo Yasmin butuh istirahat, Dia terlalu berlebihan belajar, baiklah nak kamu tolong jaga Yasmin ya, oh iya ayo ikut mami dulu, mami bawain keperluan untuk Yasmin" ajak Nyonya Huang pada Jerry. Jerry berpamitan sebentar dengan Yasmin dan semua teman-temanya, Dia segera berjalan menggandeng ibunya itu. "Hei anak nakal, kenapa Yasmin gak boleh nginep sama mami?" Tanya Nyonya Huang pada Jerry. "Mami ...mau cepet punya cucu nggak?" Jerry balik bertanya. Nyonya Huang menghentikan langkahnya, Dia menutup mulutnya dengan jari jemarinya, matanya terlihat berbinar. "Jadi....kalian....sudah....bersama?" Tanya Nyonya Huang seakan tak percaya. "Mamikan tahu aku udah ngejar-ngejar Dia selama ini, kemarin waktu si dokter
Tubuh Yasmin yang polos terlentang diatas alas berbulu terlihat seperti makanan cepat saji yang menggiurkan, seolah-olah sudah siap disantap. Jerry tak tahan lagi, dimasukanya Mr.P yang sudah mengeras itu ke dalam Miss.V kekasihnya itu. Perlahan didorong hingga kedalam, tak ada perlawanan hanya desahan yang menambah gairah Jerry memuncak. "I love you sayang" bisik Jerry ditelinga kekasihnya itu sambil memompa gerakanya dengan ritme yang pelan tetapi sekali masuk mampu menghentakan seluruh tubuh Yasmin. Beberapa menit berlalu, terlihat Jerry masih memompa gerakanya dengan perlahan sedangkan Yasmin terlihat sudah sangat terangsang ingin agar Jerry mempercepat gerakanya, tetapi Jerry memperlambat dan mempermainkanya dengan sangat hebat. Jerry melumat dada, leher, bibir dan perut sexy Yasmin, Dia juga tak segan-segan melumat miss.v Yasmin hingga Yasmin tak bisa menahan jerit
"Gak apa-apa Sayang, lagi pula kalau kamu belum jadi istriku kayaknya Aku bakalan dag dig dug terus, belum tenang sayang, jadi ... " Jerry terdiam tak melanjutkan kata-katanya, karena Dia sadar sudah sering memintanya tetapi Yasmin tak pernah menjawabnya. "Jadi apa?" Tanya Yasmin. "Jadi ... ayo dong kita nikah" jawab Jerry. "Apa kamu sudah mempersiapkan sem⁸uanya?" Tanya Yasmin. "Sudah siap, tinggal menunggu kamunya, Aku udah ngikutin agamamu, Aku udah sunat, Aku udah lamar, orangtua udah siapin semuanya juga" jawab Jerry tegas, karena sebelum menikahi Yasmin, Dia sudah memikirkan segala konsekuensinya, jadi Dia sudah korbankan begitu banyak untuk Yasmin, karena menurutnya Yasmin patut diperjuangkan olehnya. "Kamu, sudah banyak berkorban, Aku tahu itu, tapi hatiku entah mengapa masih bimbang, kam
Yasmin menghampiri Jerry, kemudian mendekat dan merapihkan dasi yang jerry pakai. "Ayo pergi, Kamu udah rapi kok, baju kita juga serasi" ajak Yasmin. "Oh, tunggu Sayang, ada yang kurang nih" jawab Jerry kemudian menggandeng kekasihnya itu untuk duduk sejenak. Jerry membuka kotak perhiasan, Dia mengeluarkan kalung berlian minimalis yang begitu manis lalu dikalungkan pada leher Yasmin serasi dengan anting menjuntai di telinga Yasmin, cin-cin dari Jerry ketika melamarpun selalu tersemat di jari manis Yasmin. "Ini kado untuku?" Tanya Yasmin sambil tersenyum renyah. "Iya Sayang, manis, cantik dan elegan" jawab Jerry. "Tapi Mami bilangnya Aku gak boleh pake perhiasan kecuali anting kalo mau, tapi mintanya sih polos jangan pake apa-apa" ucap Jerry.