Share

Lagi-Lagi Harapan

Penulis: Lia Dee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-06 21:53:27

Aku menunggu taxi depan kantor, cuaca mulai mendung. Sepertinya tidak lama lagi akan turun hujan, tapi aku belum menemukan taxi.

Aku melihat Daniel sedang menaiki mobil dari kejauhan. Aku pura-pura tidak melihatnya.

Meskipun, aku berharap Daniel menghampiriku dan mengajakku untuk pulang bersamanya.

Benar saja, mobil Daniel mendekatiku.

​“Belum dapet taxi?” Tanya Daniel dengan senyumnya.

​“Belum, Pak.” Jawabku sembari membalas senyum Daniel.

​“Ya udah, naik. Biar aku anter.” Aku mengangguk.

Ini yang aku suka dari sosok Daniel. Dia tidak pernah bertanya untuk menawarkan kebaikannya.

Dia langsung to the point agar orang mau menerima kebaikannya.

Mungkin beda cerita kalau dia orang lain, dia akan menanyakan terlebih dulu, apa aku mau ikut bersamanya?

Daniel beda, dia langsung menyuruhku untuk menaiki mobilnya untuk mengantarku.

Aku semakin yakin Daniel juga punya perasaan yang sama denganku. Tapi kenapa dia tidak mengungkapkannya? Ah, entahlah!

​“Mas tahu alamat kostanku?” Aku meli
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Cinta Maid Belok Kanan   Daniel Mulai Cemburu

    ​​“Ehemm.. Seneng banget kayaknya.” Aku menggoda Daniel. Kami makan siang di restoran seusai meeting. Ada raut bahagia diwajah Daniel. Mungkin karena proyeknya yang berhasil hari ini. ​“Iya, lah. Gimana nggak bahagia. Kerja sama lancar, kerjaan kantor semua lancar, ngedate juga lancar.""Hah? Ngedate? Sama siapa?" Tanyaku terkejut dengan pernyataan Daniel."Ngedate sama Assistant pribadi yang pintar dan cantik.""Uhuk". Aku tersedak. Aku mengambil gelas dan segera meneguk air didalamnya. "Kenapa, Sofi?""Nggak apa-apa, Pak." Aku menghela nafas menenangkan diri."Kayaknya kamu bawa keberuntungan deh, buat aku, Sof.” Ujar Daniel sambil menyantap makanannya.​“Biasa aja, Pak. Jangan terlalu berlebihan. Takut saya terbang.” Daniel tertawa. Aku tersipu malu. “Habis ini kita kemana, Pak?” Tanyaku pada Daniel.​“Sofi, Please.." Aku menyipitkan mataku tidak mengerti maksud Daniel. "Ini bukan dikantor, Sof. Jangan manggil Pak, dong.” Daniel berbisik persis didekat telingaku. Dadaku berdeg

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Cinta Maid Belok Kanan   Daniel yang Possesive

    ​Seperti biasa, aku masih membawa kotak makan kekantor berisi masakan yang kubuat untukku dan Daniel. Aku mengetuk pintu ruangan Daniel.​“Masuk.” Suara Daniel dari dalam ruangan. Aku memasuki ruangan tersebut dan menaruh kotak makan yang kubawa diatas meja dekat sofa, tempat Daniel biasa makan. Daniel masih duduk dimeja kerjanya. “Kamu bawa makanan buatku, Salman nggak marah?” Aku memutar badan menatap Daniel.​“Kenapa dia harus marah? Apa hubungan dia dengan saya masak buat bapak?”​“Dia kan, pacar kamu.” Tangan Daniel menunjuk kearahku.​“Pak, berapa kali Bapak harus nuduh saya? Setelah menuduh, Bapak percaya, setelah itu balik nuduh, dan percaya lagi, dan sekarang nuduh lagi? Bapak nggak capek? Saya aja capek lo, dengernya, Pak! Saya nggak ada hubungan apa-apa sama Salman.Bahkan nggak akan pernah ada hubungan!”​“Tapi dia jelas-jelas ngomong begitu didepanku dan kamu. Sofi.”​“Dia yang ngomong, Pak. Bukan saya! Please, percaya sama saya. Saya capek Pak dituduh-tuduh terus.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Cinta Maid Belok Kanan   Lebih Dekat Lagi

    ​Aku masih duduk menatap layer computer untuk menyelesaikan beberapa document untuk meeting esok hari. Aku melirik jam dilenganku. Sudah jam 06.00 sore hari. Aku melihat sekeliling kantor, semua staff kantor sudah pulang. Kecuali Daniel yang masih berada dalam ruangannya, dan OB yang masih menyelesaikan tugasnya.​“Sofi.” Daniel baru saja keluar dan memanggilku. Aku menoleh kearahnya dan tersenyum tipis. “kamu belum pulang?”​“Belum, Pak. Kerjaan saya belum selesai. tapi ini sedikit lagi, kok.” Aku kembali menatap layer computer.​“Besok meeting kita jam 10.00 siang. Kamu masih bisa menyelesaikannya besok pagi. Sekarang kita pulang. Hari udah mulai gelap. Ayo pulang.” Daniel mengulurkan tangannya.​“Enggak apa-apa, Pak. Saya bisa pulang sendiri. Bapak pulang duluan aja, beneran ini dikit lagi, kok. Biar besok saya bisa nyantai.”​“Oke, kalo gitu, aku temenin kamu.” Daniel menggeser kursi dan duduk disampingku. Aku hanya mengangguk dan focus lagi mengetik document yang hampir sele

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Cinta Maid Belok Kanan   Akhirnya Berterus Terang

    ​Beberapa hari ini aku dan Daniel semakin dekat. Setiap hari kami hampir tidak pernah merenggang. Dimana ada Daniel disitu ada aku. Tapi mungkin juga karena aku adalah PA Daniel.​“Kamu cantik banget hari ini.” Aku tersipu malu mendengar pujian Daniel ditengah-tengah sarapan kami dalam ruangan Daniel. Sudah menjadi rutinitas untukku menyiapkan sarapan paginya.​“Terima kasih. Mungkin karena baju yang aku pakai dibelikan oleh laki-laki yang tulus. Jadi dia yang membuatku terlihat cantik.”​“O, ya?” Daniel tertawa kecil. Daniel bergegas menyelesaikan sarapannya. Karena dia harus pergi meeting. Akhir-akhir ini usaha Daniel memang sedang berada dipuncak. Aku Bahagia Daniel bisa sesukses ini. Apalagi, Daniel selalu bilang bahwa aku adalah keberuntungannya.​Aku memang mengharapkan kepastian dari Daniel. Aku ingin Daniel mengatakan bahwa dia menyayangi aku tidak hanya sekedar bagian dari keluarganya, melainkan lebih dari itu. Tapi, aku tidak mau berharap lebih. Aku sudah cukup Bahagia

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Cinta Maid Belok Kanan   Harapan yang Suram

    ​Malam yang begitu indah. Seperti biasa bulan selalu menemani kesendirianku diteras kostan. Mendengarkan bisikanku tentang Daniel. Tentang perasaan yang masih menunggu kepastian darinya. Apa aku yang harus lebih dulu mengungkapakan isi hatiku?Pantaskah seorang perempuan mengungkapkan perasaannya terlebih dulu? Ah, apa tidak terlalu murahan aku sebagai Perempuan?Biarlah, aku sepertinya harus menunggu sedikit lagi waktu untuk tahu bagaimana perasaan Daniel sebenarnya padaku.“Sofi, buka gerbangnya.” Suara dari balik gerbang memanggilku. Aku mendekati gerbang tersebut. Ternyata Rena yang berada dibalik gerbang itu. Aku segera membuka gerbang.“Tumben malem-malem kesini, ada apa?” Tanyaku pada Rena.​“Enggak disuruh masuk dulu nih, aku?” Rena menjawab dengan Kembali bertanya.​“Oh, iya. Aku lupa.” Aku menggaruk-garuk kepalaku. “ya udah masuk, yuk.” Aku menarik tangan Rena dan membawanya masuk kedalam kamar kostku. Aku menyuruh Rena duduk diatas Kasur. “Ada apa?” Tanyaku penasaran.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Cinta Maid Belok Kanan   Kebenaran yang Kutemukan

    “Selamat pagi, pak.” Aku masuk keruangan Daniel.“Pagi, Sofi. Silahkan masuk.” Aku berjalan menuju sofa. Seperti biasa, setiap pagi aku menyiapkan makanan yang kubawa untuk Daniel. “Silahkan, pak. Sarapannya udah siap. Saya keluar dulu.” Aku melangkah ingin keluar ruangan. “Sofi. Kenapa keluar? Kamu nggak mau nemenin aku makan?” Daniel memanggiku. Aku menyetop langkahku. Daniel berjalan mendekatiku. Aku menunduk tidak ingin melihatnya.Aku masih terlalu sakit mendengar kenyataan, bahwa Daniel tidak memiliki perasaan yang sama untukku.“Ada kerjaan yang harus saya selesaikan, pak.” Daniel mengangkat daguku. Aku mendongak dan melihat wajah daniel dengan jelas didepan mataku.“Kamu kenapa? Kenapa mata kamu bengkak? Kamu habis nangis? Nangis kenapa?” Aku melepaskan tangan Daniel dari daguku.Aku menarik nafas panjang.“Banyak hal yang terkadang orang lain tidak perlu tahu tentang masalah dan perasaan kita, agar kita tidak menyakiti orang tersebut.Atau, kita tidak perlu memperlakukan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Cinta Maid Belok Kanan   Hati yang Patah

    ​Siang yang sangat panas. Panasnya menembus sampai kehatiku.Aku belum bisa melupakan apa yang Daniel lakukan didepan mataku. Akhir-akhir ini, mulai ada jarak antara aku dan Daniel. Kami hanya bebrbicara jika membahas tentang pekerjaan. Daniel tidak lagi memintaku memasak untuknya. Dia juga tidak pernah lagi mengajakku untuk pulang bersamanya. Harapanku benar-benar pupus.​“Mau makan apa, Sofi?” Tanya Rena padaku dikantin kantor.​“Nasi opor ayam aja, Ren. Minumnya air mineral aja.” Rena mengangguk dan berjalan menuju ibu kantin untuk memesan makanan. Dari jauh aku melihat kelebat Salman. Dia datang lagi. Sudah seminggu dia rutin datang kesini untuk ikut makan Bersama kami. Aku tidak hanya mulai berdamai dengan Salman, tapi aku juga mengizinkan Salman datang asalkan dia tidak membahas masalah hati lagi. Sapertinya, kami sudah berteman dengan baik.​“Haii, Sofi.” Salman menyapaku dan menarik kursi lalu duduk didepanku​“Hai, Man.” Jawabku pada Salman. “Kamu enggak mau pesen makan?

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Cinta Maid Belok Kanan   Melihat Kondisi Daniel

    ​Pagi yang sangat cerah. Aku memilih untuk berdiam diri diteras kostan pagi hari.Hari ini, aku izin tidak masuk kantor . Fikiranku masih kacau. Belum selesai aku memikirkan kisah cintaku pada Daniel yang bertepuk sebelah tangan, sekarang Salman menambah serabut dalam kepalaku memikirkan lamarannya. Aku melihat lalu Lalang kendaraan disepan kostanku. Tidak ramai memang, karena kostanku bukan berada dipinggir jalan raya, hanya jalan kecil.Tapi tidak kalah ramai dengan jalan raya. Karena Surabaya adalah kota ramai setelah Jakarta.​Aku melirik ponsel yang kugenggam. Lama ia tidak berbunyi menghantar pesan dari Daniel. Namanyapun lama tidak hadir dalam layarku. Kala itu, Daniel pernah mengatakan rindu, apakah ia rindu padaku sama seperti ia merindukan Rena? Tapi rasanya, jangankan untuk mengatakan rindu pada Rena, menghubungi Rena saja Daniel sangat jarang. Lantas kenapa perasaannya harus sama pada kami berdua? Atau memang, Farah masih menguasai hati Daniel? Ah, Aku semakin pelik

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12

Bab terbaru

  • Cinta Maid Belok Kanan   Mimpikah aku?

    “So beautiful, anak Mamah.” Aku memeluk Mamah Daniel. Aku mencoba menahan air mata yang ingin jatuh. Memeluk mamah Daniel serasa memeluk Ibuku. Aku merasa sedikit damai dalam pelukannya. “Makasih, Mah. Makasih juga udah mau dateng.” Dia melepas pelukanya dan tersenyum sambil menatap mataku. Mata Mamah Daniel berbinar. Terpancar kebahagiaan disana. Ada perasaan kecewa dalam hatiku atas kebahagiaannya. Kecewa, karena Ia bahagia atas pernikahanku yang bukan dengan anaknya. “Mamah pasti dateng sayang. Kan, yang nikah anak Mamah.” Jawab Mamah Daniel teduh. 'Iya. Mamah Daniel bahagia, karena dia menganggapku anaknya. Ah, aku terlalu berlebihan karena kecewa.' “Mas Di nggak dateng?” Dia Kembali melempar senyumnya. “Dateng, dong.. kalau nggak dateng, gimana kamu nikahnya?” Balasnya. Aku mengernyitkan dahiku. Aku memang berharap Daniel bisa datang, tapi kalaupun dia tidak datang, itu tidak akan berpengaruh apa-apa pada pernikahanku. Aku mengangguk, meskipun aku tidak meng

  • Cinta Maid Belok Kanan   Hari Pernikahanku

    Untuk Mas Daniel, Daniel, Satu nama yang terpateri dalam hati ini. Terima kasih karena sempat menjadi warna dalam hidupku. Sampai saat ini, aku masih mencintaimu. Sangat. Meski raga ini sudah tak mampu lagi berlari mengejarmu, tapi hati ini senantiasa merindumu. Semua memang sudah terlambat. Aku tidak bisa melawan takdirku.Tapi tak salah bukan, kalau aku berharap, suatu saat takdir berpihak padaku. Aku masih mengaharapkanmu, mas. Meski secuil saja harap adalah sesuatu yang mustahil. Tapi, bukankah berawal dari kemustahilan mencintai dengan derajat yang berbeda sudah kita lewati? Sekarang, aku hampir menjadi isteri orang, dan kamu masih sendiri. Apakah ini juga akan menjadi mustahil? Ah, entahlah! Kamu terlalu dalam untuk aku keluarkan dari lubuk hatiku. Kamu terlalu berkuasa dalam otakku hingga aku tak mampu melupakanmu. Kalau boleh aku bilang ‘aku benci takdirku’. Tapi itu tidak boleh, kan? Karenanya, aku tidak membencinya. Apapun dan siapapun. Selamat tingg

  • Cinta Maid Belok Kanan   Merayu Daniel

    "I love you, Mas." Aku terisak dibahu Daniel. Bahu yang selalu kuharapkan dapat menopang kepalaku saat aku sedih."Love you too, sayang." Jawab Daniel. Malam ini kami sedang duduk bersama diteras rumah Daniel. Aku ingin menghabiskan malamku bersama Daniel.Orang tua Daniel sedang keluar untuk menemui koleganya.Besok, aku harus kembali menjadi Sofi tunangan Salman. Aku sudah memutuskan untuk melanjutkan pernikahanku atas permintaan Daniel.Daniel memberikan alasan yang masuk akal untuk tidak merebutku dari tangan Salman. Daniel bukan tipikle laki-laki curang dan licik.Dan aku harus bertanggung jawab atas semua keputusan yang kuambil. Sebenarnya, bisa saja waktu itu aku menggagalkan pertunanganku.Tapi aku memilih meresmikan pertunanganku dengan Salman."Mas, udah beberapa hari lagi aku akan nikah sama Salman. Aku akan jadi milik dia Mas." Daniel menatapku. Hatiku sakit melihat mata Daniel yang juga meneteskan air mata."Apapun yg terjadi esok, aku harap kamu akan selalu bahagia sayan

  • Cinta Maid Belok Kanan   Diratukan Keluarga Daniel

    “Ada apa Di?” Samar-amar aku mendengar suara Mamah Daniel.“Sofi sakit, Mah.” Jawab Daniel sambil menggendongku dan berjalan terburu-buru. Daniel membawaku kekamarnya. Kamar Dimana aku meninggalkan Daniel saat dia terbaring lemah.“Kamu nggak apa-apa, sayang?” Tanya Mamah Daniel. wajah yang seiras dengan Daniel inipun sama-sama mengkhawatirkanku. Aku melihat ketulusan mereka menyayangiku.“Nggak apa-apa, Mah. Mamah nggak usah khawatir, yah..” Jawabku menenangkan Mamah Daniel.Aku melihat Daniel yang sedari tadi tidak tenang.“Ini buburnya, Pak.” Maid Daniel mengantarkan mangkuk berisi bubur pada Daniel.“Makasih, Bi.” Daniel meraih mangkuk itu dan menghampiriku. “Makan dulu ya, sayang.” Ucap Daniel. Aku melirik Mamah Daniel. Aku malu Daniel memanggilku sayang didepan Mamahnya. Aku mengangguk dan membuka mulutku saat Daniel menyuapiku. Entah kenapa aku bisa jatuh ketangan Salman, padahal begitu lebarnya jalan untukku masuk kekeluarga Daniel.Aku sangat yakin, ini bukan takdir. Mela

  • Cinta Maid Belok Kanan   Kondisiku Melemah

    ​Seusai meeting, semua staff keluar dari ruang meeting. Aku tidak benar-benar fokus pada meeting hari ini."Rena nggak masuk lagi, Mas?" Tanyaku pada Daniel. Aku tidak melihat Rena sedari pagi. "Begitulah." Jawab Daniel yang masih sibuk memeriksa kertas-kertas laporan hasil meeting. Aku masih duduk terpaku melihat Daniel sambil berfikir keras bagaimana cara menggagalkan penikahanku tanpa menyakiti dan membuat malu pihak manapun. Selain itu juga, aku teringat bagaimana kemarahan Ayah Salman dan ancamannya terhadapku semalam. Aku takut. Tanganku mulai gematar lagi.Dari semalam aku belum makan. Aku letih memikirkan semuanya.​“Sofi.” Daniel menoleh kearahku lalu memanggilku. Aku mencoba menahan semua rasa sakit. “Heii.. kamu kenapa, sayang?” Daniel menghampiriku.Terlihat wajah Daniel nampak khawatir melihat kondisiku. Aku tidak bisa menyembunyikan kondisiku yang lemah. Tapi aku masih berusaha kuat. “Kita pulang, ya.” "Aku nggak apa-apa, Mas. Aku cuma terlalu panik menghadapi semuany

  • Cinta Maid Belok Kanan   Menemukan Titik Terang

    Daniel menghampiriku dan memberikan kotak kecil yang ia ambil dimeja kerjanya. “Buka.” Pinta Daniel. Aku mengambil kotak tersebut dan membukanya. Ada cincin cantik dengan permata hitam diatasnya. Warna favorite kami. “Apa ini?” Tanyaku masih bingung. “Cincin. Cincin ini aku beli buat aku kasih kekamu untuk menyatakan perasaanku sama kamu. Waktu itu, Rena masuk keruangan ini dan dia liat cincin ini. Aku bilang, kalau aku mau melamar kamu. Tapi dia nggak ngizinin aku dengan alasan, kalau kamu nggak suka sama aku. Dia bilang, kamu cinta sama Salman. Dan hampir bertunangan sama dia.” Mataku terbelalak mendengar penjelasan Daniel. sebelumnya, aku sudah bisa menebak, bahwa Rena adalah dalangnya. Tapi aku tidak menyangka, sejauh ini dia menipu kami. “Oke, satu lagi yang masih jadi teka teki dan sampai sekarang Mas belum ngasih tahu aku. Mas inget kan, waktu aku masih kerja dirumah Mas sebagai maid? Waktu itu Mas pergi ke Turki. Dan sepulang Mas dari Turki, Mas marah dan nuduh

  • Cinta Maid Belok Kanan   Mencari Titik Terang Dari Daniel

    ​Aku sampai dikantor pukul 07.00 pagi ini. Kondisiku sedang tidak baik-baik saja. Semalaman aku terus menerus memikirkan ancaman Ayah Salman, tapi aku juga harus menyelesaikan masalahku dengan Daniel. Aku sudah janji untuk menemui Daniel pagi ini,dan sebelum Daniel samapi kantor, aku juga harus menyelesaikan laporan untuk persiapan meeting. Aku langsung menghadap komputer dimeja kerjaku. Menyelesaikan semua tugas yang dibutuhkan. Sesekali aku menyeruput kopi yang aku buat sebelum aku duduk dimeja kerjaku.​Beberapa staff mulai berdatangan dan menyapaku. Mereka menempati kursi mereka masing-masing.​“Temen-temen, kita nanti meeting jam 10.00. Maaf ngasih tahu mendadak. Soalnya Bos baru ngasih tahu kemaren. Jadi sekarang kalian masih punya waktu sampe jam 10.00 buat ngerjain laporan. Okey..​“Oke, Mba Sofi.” Jawab mereka Bersama-sama. Aku Menyusun lembaran demi lembaran laporan yang sudah selesai kubuat. Aku menatap pintu ruangan Daniel yang belum juga dibuka oleh tuannya. Aku me

  • Cinta Maid Belok Kanan   Kemarahan Ayah Salman

    ​Aku berjalan masuk kedalam salah satu Restoran mahal dikota Surabaya. Mahal menurutku yang tidak mampu membeli makanan didalamnya. Aku belum pernah masuk ke Restoran ini.Aku melihat kesekeliling Restoran, mencari sosok yang memintaku untuk datang kesini.​“Maaf, Bu. Ada yang bisa saya bantu?” Seorang pelayan Restoran berseragam hitam putih penghampiriku. Pelayan itu menanyaiku. Mungkin dia melihatku yang sedang kebingungan.​“Oh, iya, Mba. Aku nyari meja pesanan atas nama Salman.” Aku memberi tahu pelayan tersebut.“Mari ikut saya, Bu.” Pelayan itu menunjukkan jalan dengan sangat sopan. Ia berjalan perlahan, dan aku menyusulinya dari belakang. Aku diantarkan kemeja makan tertutup dipojok Restoran ini. “Silahkan duduk, Bu." Pelayan itu menarik kursi dan mempersilahkan aku untuk duduk. "Ini buku menunya, Bu. Silahkan diliat-liat dulu." Dia menyodorkan buku menu padaku. "Nanti kalau mau pesan bisa pencet bel aja disini.” Pelayan itu menunjuk tombol bel disamping meja.Aku menatap b

  • Cinta Maid Belok Kanan   Bertemu Mamah Daniel

    ​Hari ini kepalaku masih sakit. Semalaman aku tidak bisa tidur. Aku tidak berhenti memikirkan semua cerita Salman. Aku tidak tahu bagaimana kelanjutan hubunganku dengannya. Setelah semua yang terjadi, sepertinya kali ini aku harus terlebih dulu mencari kebenaran. Aku mulai ragu dengan semuanya.Aku harus mencari dalang dari semua skenario ini.​Aku mengambil tas yang tergantung dibalik pintu dan menjinjingnya dibahu. Aku berjalan keluar lalu menyetop taxi. Aku menaiki taxi dan meminta driver tersebut untuk mengantarkan aku kerumah Daniel. Aku harus meminta penjelasan Daniel sebelum meminta penjelasan dari Rena. Aku harus mendengarkan semua pihak.Atau mungkin dari Daniel aku akan menemukan sedikit jawaban kepada siapa aku harus percaya.​Setelah sampai didepan rumah Daniel, aku melihat gerbang rumah Daniel sudah menganga. Aku yakin Daniel sudah bangun. Aku melihat seorang Ibu paruh baya yang sedang menyapu diteras rumah Daniel. sepertinya dia adalah maid baru Daniel lagi.​ “Selam

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status