Share

Gugurnya Perasaan

Aku melihat sekeliling kantin. Mataku mencari sosok Rena, tapi aku tidak menemukannya disana.

Mungkin Rena sedang terkena macet jalanan Surabaya.

Aku duduk disalah satu meja yang kosong, melipat kedua tanganku diatas meja, untuk menopang kepalaku. Kepalaku sakit.

Fikranku mulai menerka-nerka. Siapa sebenarnya penfitnah itu? Dan apa motif dia memberikan berita bohong pada Daniel tentangku?

​“Mba Sofi, kenapa? Tumben ndak langsung teriak manggil Ibu.” Ibu kantin dengan logat jawa yang khas menghampiriku dengan wajah heran.

Mungkin karena aku tidak seceria biasanya.

​“Nggak apa-apa, Bu. Cuma kecapekan aja. Mungkin karena sibuk nyelesein tugas skripsi.”

​“Ndak apa-apa, tapi itu matanya sampe bengkak. Mba Sofi pasti abis nangis, kan?” Aku mengangguk dan kembali menangis.

Aku memeluk ibu kantin tanpa rasa malu. Tidak menghiraukan mahasiswa yang sedang memperhatikanku.

Aku memang akrab dengan ibu kantin, tapi kami tidak sedekat ini. Kali ini aku tidak tahu harus menangis dipundak siapa.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status