Dan albert pun menarik tangan laila mengajaknya untuk menaiki perahu “Yaudah yuk kita naik perahu aja.”
Ketika diperahu mereka memandang alam yang terlihat begitu indah dan lailapun berkata “indah sekali, mata ku menjadi segar ketika melihat pohon dan bunga-bunga yang indah.”
Dan Albert pun mengoda “Iya seperti melihat senyummu yang indah.”
Laila dengan senyum kecilnya dan berkata “kamu mau aku ceburin ya!”
Albert yang menunjukan muka yang menyebalkan akhirnya laila benar-benar menceburi nya dan Albertpun menarik Laila juga akhirnya mereka basah kuyup. Ketika hendak pulang Albert memberikan Laila jaketnya agar Laila tak kedinginan dan merekapun pulang dengan keadaan basah kuyup.
Sampainya dirumah, Laila turun dari motor albert dan mengucapkan, “Makasih Bert, hati-hati ya...”
Ketika Laila masuk ke rumah, Ibunya langsung bertanya pada Laila, “Itu siapa?,” (dengan wajah yang keliatannya tak suka melihat anaknya pulang dengan seorang pria)
Fanny pun kerumah Laila dan ketika sampai, Fanny memberikan buah tangan nya kepada Laila.Laila pun meminta Fanny untuk duduk, “Silahkan duduk Fan.”Selanjutnya Fanny menceritakan pada Laila bahwa iya bertemu dengan Edward.“La, tadi aku ketemu dengan Edward ketika aku sedang berbelanja. Lalu kami juga makan bareng dan ngobrol-ngobrol, senang banget aku La!”Laila menjawab, “Waduh... pantas saja raut wajahmu begitu ceria!” (sambil tersenyum)Fanny menjawab, “ Tapi...tadi ada katemu mantan Edward ketika kami sedang makan tiba-tiba mantannya menyapa Edward, dan mantannya begitu cantik sih, beda dengan aku.” (Dengan wajah sedikit sedih)Laila menjawab, “Kamu cantik juga kok.”Fanny berkata, “Sepertinya Edward gak mau sama aku yang begini.” (dengan wajah yang sedih)Laila menjawab, “Jangan sedih Fan, cantik itu relatif kok, cantik dari hati adalah yang ut
Keesokan hari nya Laila berangkat kekampus dengan menggunakan ojek.Sesampainya dikampus Laila bertemu edward ditangga dan edward menyapa Laila, “Hai La...”Laila tersenyum sambil melambaikan tangannya. Edward pun bertanya pada Laila, “La minggu depan mau gak jalan sama aku?”Laila menjawab, “Jalan kemana?”Edward menjawab, “Kemana aja deh, ntar aku pikirkan. Yang penting kamu mau gak nih?”Laila menjawab, “Sama siapa aja?”Edward menjawab, “Berdua aja gimana?”Laila berkata, “Gimana kita ajak Fanny?”Edward menjawab, ”Boleh, ingat ya hari minggu.”Laila berkata, “Iya, ntar aku kasi tahu Fanny ya.”Dan mereka pun kekelas mereka masing-masing.Sampai dikelas Laila memberitahu Fanny, “Fan, tadi Edward mengajak kita hari minggu jalan. Mau gak Fan?”Fanny menjawab, “Yuk, kemana?&r
Seorang gadis bernama Laila yang memiliki wajah yang cantik tetapi tak pernah menampakkan senyumnya. Sekarang ia sudah memasuki umur 19 tahun dan ia baru memasuki jenjang perkuliahan di Universitas Kebanggaan, ia mengambil jurusan bisnis digital. Pada hari pengenalan lingkungan kampus: Jam 04.15, suara alarm berbunyi, ”bringggg...” Laila pun terbangun dan bergegas mandi dan bersiap-siap ke kampus. Tepat jam 04.50 sesampainya di kampus Laila pun berbaris dikelompok pertama yang telah ditentukan oleh kampus dan berdiri dipaling belakang. Dengan wajahnya yang tanpa senyum dan tak memandang orang-orang sekitar membuat tak ada seorangpun yang mau berkenalan dengannya. Pada jam 05.00, saat seluruh mahasiswa dan mahasiswi dari seluruh jurusan hadir, upacara penyambutan mahasiswa dan mahasiswi baru pun dimulai. Pada saat jam 09.00, para mahasiswa dan mahasiswi diharapkan untuk memasuki ruangan yang telah ditentukan berdasarkan kelompok. Laila yang men
Setelah selesai membantu Ibunya membuat pesanan, malampun tiba akhirnya jam istirahat dimulai. Tiba-tiba Laila pun berpikir apakah Fanny benar-benar mau berteman dengannya karna dari dulu Laila tak memiliki teman dan Laila pun kepikiran dengan perkataan Fanny yang mengatakan, “Kalau kamu punya masalah yang gak bisa kamu beritahu kepada manusia, kamu bisa bercerita sama Tuhan melalui doa, itu akan membuatmu lebih tenang.” Laila pun bertanya-tanya pada dirinya, “Apa ada Tuhan? Kalau ada kenapa ia tak pernah memberiku sebuah kebahagiaan? Kenapa yang aku rasakan hanya lah suatu penderitaan? Kenapa dia tak pernah menolongku? Kenapa apa yang aku mau, tak pernah dikabulkan? Apakah jika aku berdoa Tuhan akan membantu ku? Ah... ini hanyalah omong kosong aku tak percaya ada Tuhan yang akan membantuku,” ucap Laila dalam hati. Dan setelah ia bertanya-tanya pada dirinya akhirnya ia pun tertidur. *** Keesokkan harinya: Hari pertama mulai kuliah, Laila pun berangkat
Ketika hendak ke toilet, Fanny tertabrak oleh pria tampan yang ditemui dikantin ketika hari pengenalan kampus karna ia sedang terburu-buru, dan Fanny pun kaget sekaligus senang karna bisa melihat pria itu lagi, dan pria tampan itu pun meminta maaf, “Maaf ya.” dan langsung saja ia bergegas pergi. Fanny pun kembali berhalusinasi, “Tu kan... dia pasti jodoh ku, uda 2 kali kami bertemu.” Laila menghela nafas dan menjawab, “Iya iya, ayo ke toilet.” Dan setelah habis dari toilet mereka pun kembali kekelas dan melanjutkan perkuliahan hingga selesai. Selesai perkuliahan Fanny dijemput oleh ayahnya dan Albert mengajak Laila untuk menemaninya makan, “La, temenin makan yuk laper banget ni.” Karna Laila juga lapar jadi ia mengiyakan ajakan Albert, ketika sampai ditempat makan hingga makanan itu datang tak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Laila. Dan Albert pun memulai percakapan “La, kamu uda tau belum siapa yang kasih kamu minuman?” “Belum tau,” jawab Laila.
Pada saat di taman Holyce mereka pun duduk di rumput-rumput dan mengeluarkan makanan yang telah mereka beli, sambil makan mereka pun berbincang-bincang.Dan Albert pun menanyakan kepada Laila dan Fanny, “Em...menurut kalian arti kehidupan ini apa sih?”Fanny pun menjawabnya, “Bagiku kehidupan adalah suatu berkat yang aku terima, aku percaya Tuhan memberiku kehidupan pastinya Tuhan telah menyiapkan rencana terbaik untukku, aku pikir hidup ini begitu singkat dan aku tak boleh menyia-nyiakan waktuku apalagi tak bersyukur. Disetiap nafas yang aku hirup, aku selalu bersyukur karna aku masih bisa bernafas dengan baik sedangkan masih banyak yang diluar sana untuk bernafas saja sulit.”Albert pun menjawab, “Hidupmu begitu baik, dari raut wajahmu menampakkan kamu tak punya beban masalah yang harus dipikirkan.”dan Fanny menjawab, “Mungkin kalian pikir hidupku tidak pernah ada beban karna aku yang selalu tersenyum, tertawa, dan selalu tampak bahagia tapi sebenarnya aku juga manusi
Laila yang tak pernah mengeluarkan isi hatinya pun mencoba untuk menceritakan kisahnya ke Albert dan Fanny, orang yang kini telah Laila percayakan. Laila pun bercerita, “Aku tak pernah merasakan bahagia, dari kecil orang tua ku tak pernah akur, sering kali aku melihat mereka bertengkar bahkan ada kekerasan, aku dengan adikku terkadang menjadi tempat pelampiasan ketika mereka marah, aku dan adikku dipukul, dimarah tanpa sebab, hingga pada akhirnya mereka berpisah, aku tinggal bersama Ibu dan Adikku, aku tak memiliki hubungan yang baik dengan Ibu maupun Adik ku, kami berbicara hanya ketika ada kepentingan saja dan Ibu dan Adikku juga sering kali ribut. Dulu ketika Ayahku meninggalkan kami karna ada wanita lain hingga Ayahku tak memberi kami nafkah akhirnya Ibuku menjadi ART, baru bekerja beberapa hari Ibuku difitnah mencuri dan akhirnya ia dipecat, uang sekolahku yang belum dibayar dan buku yang harus dibeli, membuat Ibu mencari cara lain untuk mencari uang dan Ibu berdagang k
Hari berganti hari dan mereka pun kembali lagi ke kampus Laila, Fanny dan Albert yang mengikuti perkuliahan. Setelah perkuliahan selesai. Mereka bertiga pun pergi mencari makan, akhirnya Fanny mengajak mereka untuk makan ramen, sesampainya disana mereka pun memesan ramennya, ketika menunggu ramen nya datang. Laila pun bertanya, “Hm... kok kalian mau berteman sama aku?” Mendengar Laila yang bertanya seperti itu, Fanny pun menjawab, “Ya mau dong, kenapa enggak? Kamu orang baik.” dan sambung albert, “Ya nggak ada salahkan berteman sama kamu?” Laila menjawab, “Soalnya belum ada yang mau berteman denganku, biasanya yang berteman denganku satu atau dua hari langsung tak mau berteman denganku lagi, mereka bilang aku tak asik, karna takut ikut dibully, aneh dan masih banyak lagi.” Fanny pun menjawab, “Tapi berteman itu seharusnya tulus sih, dan setiap orang kan memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, dan kalau orang itu tulus dalam berteman dia
Keesokan hari nya Laila berangkat kekampus dengan menggunakan ojek.Sesampainya dikampus Laila bertemu edward ditangga dan edward menyapa Laila, “Hai La...”Laila tersenyum sambil melambaikan tangannya. Edward pun bertanya pada Laila, “La minggu depan mau gak jalan sama aku?”Laila menjawab, “Jalan kemana?”Edward menjawab, “Kemana aja deh, ntar aku pikirkan. Yang penting kamu mau gak nih?”Laila menjawab, “Sama siapa aja?”Edward menjawab, “Berdua aja gimana?”Laila berkata, “Gimana kita ajak Fanny?”Edward menjawab, ”Boleh, ingat ya hari minggu.”Laila berkata, “Iya, ntar aku kasi tahu Fanny ya.”Dan mereka pun kekelas mereka masing-masing.Sampai dikelas Laila memberitahu Fanny, “Fan, tadi Edward mengajak kita hari minggu jalan. Mau gak Fan?”Fanny menjawab, “Yuk, kemana?&r
Fanny pun kerumah Laila dan ketika sampai, Fanny memberikan buah tangan nya kepada Laila.Laila pun meminta Fanny untuk duduk, “Silahkan duduk Fan.”Selanjutnya Fanny menceritakan pada Laila bahwa iya bertemu dengan Edward.“La, tadi aku ketemu dengan Edward ketika aku sedang berbelanja. Lalu kami juga makan bareng dan ngobrol-ngobrol, senang banget aku La!”Laila menjawab, “Waduh... pantas saja raut wajahmu begitu ceria!” (sambil tersenyum)Fanny menjawab, “ Tapi...tadi ada katemu mantan Edward ketika kami sedang makan tiba-tiba mantannya menyapa Edward, dan mantannya begitu cantik sih, beda dengan aku.” (Dengan wajah sedikit sedih)Laila menjawab, “Kamu cantik juga kok.”Fanny berkata, “Sepertinya Edward gak mau sama aku yang begini.” (dengan wajah yang sedih)Laila menjawab, “Jangan sedih Fan, cantik itu relatif kok, cantik dari hati adalah yang ut
Dan albert pun menarik tangan laila mengajaknya untuk menaiki perahu “Yaudah yuk kita naik perahu aja.” Ketika diperahu mereka memandang alam yang terlihat begitu indah dan lailapun berkata “indah sekali, mata ku menjadi segar ketika melihat pohon dan bunga-bunga yang indah.” Dan Albert pun mengoda “Iya seperti melihat senyummu yang indah.” Laila dengan senyum kecilnya dan berkata “kamu mau aku ceburin ya!” Albert yang menunjukan muka yang menyebalkan akhirnya laila benar-benar menceburi nya dan Albertpun menarik Laila juga akhirnya mereka basah kuyup. Ketika hendak pulang Albert memberikan Laila jaketnya agar Laila tak kedinginan dan merekapun pulang dengan keadaan basah kuyup. Sampainya dirumah, Laila turun dari motor albert dan mengucapkan, “Makasih Bert, hati-hati ya...” Ketika Laila masuk ke rumah, Ibunya langsung bertanya pada Laila, “Itu siapa?,” (dengan wajah yang keliatannya tak suka melihat anaknya pulang dengan seorang pria)
Kampus pun dimulai kembali setelah libur beberapa pekan, pada sampai dikampus Laila yang baru turun dari ojek bertemu dengan Albert, Albert pun menghampiri Laila dan bertanya, “La, tumben kamu ga pakai motor, emang motor kamu kenapa?” Laila pun berbohong karna ia tak ingin Albert tau motornya dijual untuk membayar SPP, “Motor ku rusak.” Albert bertanya, “Sudah dibawa ke bengkel belum?” Laila menjawab, ”Sudah kok.” Albertpun berkata, “Nanti pulang aku saja yang mengantarmu pulang dan kalau besok motor mu belum selesai diperbaiki aku akan menjemputmu.” Laila menjawab, “Gapapa kok bert aku ga mau repotin kamu, aku pakai ojek aja.” Albert pun menjawab, “Astaga kitakan teman, masa kamu sungkan-sungkan, gapapa pokoknya aku yang anterin kamu pulang ya, besok juga aku jemput kamu.” Dan Laila berkata, “Makasih ya bert.” Albert menjawab, “Iya sama-sama.”(sambil mengelus kepala Laila) Ketika sampai dikelas, Fanny yang sudah
*** Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa Laila sudah menyelesaikan semester 1 nya dan kini ia libur hingga 1 bulan. Waktu liburannya dihabiskan untuk membantu ibu nya mencari nafkah. Liburan pun hanya tinggal beberapa hari lagi, dikota mereka ada acara pasar malam dan Fanny mengajak Laila dan Albert untuk jalan-jalan ke pasar malam disana mereka menyaksikan berbagai acara mulai dari menari, bernyanyi dan teater, disana mereka juga bermain roll coster, ini adalah pengalaman pertama kali bagi Laila awalnya Laila takut dan tak berani menaiki roll coster tapi Fanny dan Albert terus membujuknya. Fanny berkata, “Ayo dong La naik, nggak seram kok tapi asik, coba dulu jangan takut.” dan Albert pun ikut membujuk, “Iya la coba dulu, kalau kamu ga coba kamu ga akan tau.” dan setelah Fanny dan Albert membujuk Laila, Laila pun mau mencoba nya, “Yaudah deh aku coba” dan mereka pun menaiki roll coster bersama, ketika turun Laila merasa pusing dan muntah, F
Hari berganti hari dan mereka pun kembali lagi ke kampus Laila, Fanny dan Albert yang mengikuti perkuliahan. Setelah perkuliahan selesai. Mereka bertiga pun pergi mencari makan, akhirnya Fanny mengajak mereka untuk makan ramen, sesampainya disana mereka pun memesan ramennya, ketika menunggu ramen nya datang. Laila pun bertanya, “Hm... kok kalian mau berteman sama aku?” Mendengar Laila yang bertanya seperti itu, Fanny pun menjawab, “Ya mau dong, kenapa enggak? Kamu orang baik.” dan sambung albert, “Ya nggak ada salahkan berteman sama kamu?” Laila menjawab, “Soalnya belum ada yang mau berteman denganku, biasanya yang berteman denganku satu atau dua hari langsung tak mau berteman denganku lagi, mereka bilang aku tak asik, karna takut ikut dibully, aneh dan masih banyak lagi.” Fanny pun menjawab, “Tapi berteman itu seharusnya tulus sih, dan setiap orang kan memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, dan kalau orang itu tulus dalam berteman dia
Laila yang tak pernah mengeluarkan isi hatinya pun mencoba untuk menceritakan kisahnya ke Albert dan Fanny, orang yang kini telah Laila percayakan. Laila pun bercerita, “Aku tak pernah merasakan bahagia, dari kecil orang tua ku tak pernah akur, sering kali aku melihat mereka bertengkar bahkan ada kekerasan, aku dengan adikku terkadang menjadi tempat pelampiasan ketika mereka marah, aku dan adikku dipukul, dimarah tanpa sebab, hingga pada akhirnya mereka berpisah, aku tinggal bersama Ibu dan Adikku, aku tak memiliki hubungan yang baik dengan Ibu maupun Adik ku, kami berbicara hanya ketika ada kepentingan saja dan Ibu dan Adikku juga sering kali ribut. Dulu ketika Ayahku meninggalkan kami karna ada wanita lain hingga Ayahku tak memberi kami nafkah akhirnya Ibuku menjadi ART, baru bekerja beberapa hari Ibuku difitnah mencuri dan akhirnya ia dipecat, uang sekolahku yang belum dibayar dan buku yang harus dibeli, membuat Ibu mencari cara lain untuk mencari uang dan Ibu berdagang k
Pada saat di taman Holyce mereka pun duduk di rumput-rumput dan mengeluarkan makanan yang telah mereka beli, sambil makan mereka pun berbincang-bincang.Dan Albert pun menanyakan kepada Laila dan Fanny, “Em...menurut kalian arti kehidupan ini apa sih?”Fanny pun menjawabnya, “Bagiku kehidupan adalah suatu berkat yang aku terima, aku percaya Tuhan memberiku kehidupan pastinya Tuhan telah menyiapkan rencana terbaik untukku, aku pikir hidup ini begitu singkat dan aku tak boleh menyia-nyiakan waktuku apalagi tak bersyukur. Disetiap nafas yang aku hirup, aku selalu bersyukur karna aku masih bisa bernafas dengan baik sedangkan masih banyak yang diluar sana untuk bernafas saja sulit.”Albert pun menjawab, “Hidupmu begitu baik, dari raut wajahmu menampakkan kamu tak punya beban masalah yang harus dipikirkan.”dan Fanny menjawab, “Mungkin kalian pikir hidupku tidak pernah ada beban karna aku yang selalu tersenyum, tertawa, dan selalu tampak bahagia tapi sebenarnya aku juga manusi
Ketika hendak ke toilet, Fanny tertabrak oleh pria tampan yang ditemui dikantin ketika hari pengenalan kampus karna ia sedang terburu-buru, dan Fanny pun kaget sekaligus senang karna bisa melihat pria itu lagi, dan pria tampan itu pun meminta maaf, “Maaf ya.” dan langsung saja ia bergegas pergi. Fanny pun kembali berhalusinasi, “Tu kan... dia pasti jodoh ku, uda 2 kali kami bertemu.” Laila menghela nafas dan menjawab, “Iya iya, ayo ke toilet.” Dan setelah habis dari toilet mereka pun kembali kekelas dan melanjutkan perkuliahan hingga selesai. Selesai perkuliahan Fanny dijemput oleh ayahnya dan Albert mengajak Laila untuk menemaninya makan, “La, temenin makan yuk laper banget ni.” Karna Laila juga lapar jadi ia mengiyakan ajakan Albert, ketika sampai ditempat makan hingga makanan itu datang tak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Laila. Dan Albert pun memulai percakapan “La, kamu uda tau belum siapa yang kasih kamu minuman?” “Belum tau,” jawab Laila.