Share

Tentang Abizar

"Semua orang berhak datang ke sini," jawab Aruna dengan yakin.

Dzaki bergeming.

"Kamu adalah pelanggan dan aku penjual. Jadi, ada atau tidak adanya Abizar, itu bukan masalah besar." Aruna melanjutkan kalimatnya yang sempat terjeda.

Kalimat itu terdengar manis bagi Dzaki. Selain karena mengisyaratkan kedatangannya lain waktu tanpa Abizar pun bukan masalah, ia juga merasa tidak akan bersalah. "Syukurlah. Aku lega mendengarnya."

"Silakan pilih kue yang kamu mau. Aku bungkuskan." Aruna berkata demikian sambil bergerak mendekati etalase. Begitu pun dengan Dzaki yang berjalan menghampiri Aruna. "Cupcakenya tinggal dua. Seharusnya kamu datang sebelum ashar."

Dzaki memahami. "Aku terlalu sibuk dengan pekerjaan dan juga memikirkan keadaan Abizar." Tanpa sadar Dzaki mengatakan isi hatinya.

Kening Aruna mengerut kencang. "Keadaan Abizar?" Perempuan itu bertanya balik. "Kenapa dengan anak manis itu? Apa dia sakit?"

Dzaki tersadar. "Ah, tidak. Aku cuma memikirkannya saja." Ekor mata Dzaki sengaja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status