Dua tahun lalu.
Ditengah kesibukan Alena membaca dokumen tentang peluncuran produk baru dari Alena Cosmetic, terdengar handphonenya bordering. Dilihat di layar handphone itu tertera nama seseorang yang sangat ia cintai yaitu Rama.
“Halo sayang,”ucap Alena membuka percakapan.
“Sayang malam ini jangan lupa ya kita ada dinner, jam 7 aku jemput dirumah kamu ya!”ucap Rama.
“Iya sayang,seharian ini kamu entah sudah berapa kali ngingetin aku masalah dinner ini“keluh Alena.
“Aku cuma nggak mau aja kamu kelupaan karena sibuk kerja,” jelas Rama.
“Oke sampai ketemu nanti malam sayang”ucap Alena.
Alena kemudian mematikan telfon itu dan kembali fokus pada pekerjaannya. Alena memang seorang yang sangat pekerja keras, dari sekolah ia sudah mulai belajar untuk membuka usaha. Hingga pada akhirnya dia bisa memiliki brand cosmetic sendiri dan cukup digemari dikalangan masyarakat.
Malampun tiba, Alena bersiap untuk pergi bersama kekasihnya. Ia mengenakan dress berwarna hitam selutut dengan beberapa motif bunga kecil-kecil. Rambutnya dibiarkan terurai panjang, ia mengenakan hand bag dengan warna senada dengan bajunya. Tak lama kemudian pembantu Alena mengetuk pintu kamarnya.
“Mbak Alena , Mas Rama sudah menunggu,” ucap pembantunya.
“Iya Bi saya turun sekarang ,” jawab Alena.
Alena bergegas turun dan menemui Rama. Saat melihat Alena datang Rama sangat terpesona dengan kecantikan kekasihnya itu, walaupun ini bukan kali pertama Rama melihat Alena tetapi ia selalu terpukau saat melihat Alena.
“Kamu selalu cantik!“ puji Rama.
“Terimaksih,”jawab Alena dengan tersenyum.
Rama sangat mencintai Alena, bahkan tak pernah seharipun dia tak memuji kekasihnya itu. Dan malam ini adalah malam yang sangat dinantikan oleh Rama, Rama sudah lama mempersiapkan diri untuk dinner malam ini.
Setelah beberapa saat menempuh perjalanan, akhirmya Alena dan Rama sampai di cafe tempat mereka dinner. Rama dengan sigap membuka pintu mobil untuk Alena, ia menggandeng tangan Alena dan berjalan masuk ke dalam café.
“Selamat malam Pak Rama, ruangannya sudah kami siapkan,”ucap salah seorang pelayan café.
Rama dan Alena mengikuti pelayan café itu menuju sebuah ruangan, dan tak lama kemudian mereka sampai di ruangan yang bertuliskan VIP.
“Silahkan masuk!” ucap pelayan tersebut.
Rama dan Alena masuk ke ruangan itu, Alena sangat terkejut dengan apa yang ada dalam ruangan itu. Ruangan itu dipenuhi dengan hiasan bunga mawar dan lilin-lilin cantik diatas meja.
“Kamu nyiapin ini semua?” tanya Alena kepada Rama.
Rama hanya tersenyum untuk menjawab pertanyaan Alena tersebut.
“Tapi kan hari ini tidak ada perayaan apapun, bukan aniversary kita ataupun ulang tahun kita,”gumam Alena.
“Tapi malam ini akan sangat berarti buat aku,” jawab Rama.
“Kenapa?” tanya Alena penuh rasa penasaran.
Belum sempat Rama menjawab pertanyaan Alena, datanglah pelayan yang membawa makanan dan minuman untuk mereka. Di letakan makanan dan minuman itu di meja Rama dan Alena.
“Selamat menikmati,” ucap pelayan tersebut.
“Terimakasih!” ucap Alena dan Rama bersamaan.
“Kita makan dulu aja ya, aku uda lapar banget,” ajak Rama.
Kemudian mereka makan sambil sesekali bersenda gurau. Mereka sangat menikmati makan malam itu, mereka terlihat sangat mengasihi satu sama lain,sangat terlihat jelas dari sorot mata mereka berdua yang terlihat sangat berbinar saat mereka saling bertatap. Setelah mereka selesai makan, pelayan datang untuk membereskan piring di meja mereka. Setelah pelayan itu pergi, Rama memegang tangan Alena.
“Aku sayang banget sama kamu!” ucap Rama sambil menatap Alena.
“Aku pun sama, aku sayang banget sama kamu,” jawab Alena dengan tersenyum.
“Nggak kerasa kita uda 3 tahun , aku mau kita lebih dari ini !’’ucap Rama.
“Maksudnya?” tanya Alena dengan raut muka yang kebingungan.
Rama kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jas yang ia kenakan. Telihat sebuah kotak kecil berbahan akrilik, dan ia membuka kotak tersebut yang ternyata berisi sebuh cincin berlian yang sangat cantik dan dihadapkannya cincin itu pada Alena.
“Alena, will you marry me?” tanya Rama dengan gugup dan sorot mata yang penuh harap.
Alena terdiam ,dia sangat terkejut dengan apa yang ada dihadapannya. Belum terfikirkan olehnya bahwa moment seperti malam ini akan ia rasakan. Ia sangat gugup , bahkan ia merasa tak sanggup menjawabnya.
“Alena,gimana?kenapa kamu diam aja?” tanya Rama.
Alena menarik nafas panjang, ia tengah menyiapkan kata-kata untuk menjawabnya.
“Rama, aku mau menikah sama kamu!”jawab Alena dengan gugup dan air mata yang menetes membasahi pipinya yang lembut.
Rama sontak memeluk erat tubuh kekasihnya itu, ia sangat bahagia karena ia akan menikahi seorang perempuan yang selama ini sangat ia cintai. Kemudian Rama mengeluarkan cincin itu dan memasangkan cincin itu di jari manis Alena.
“Terimakasih Alena, aku janji akan jadi suami yang baik buat kamu dan ayah yang baik buat anak-anak kita kelak,” ucap Rama dengan wajah yang penuh rasa bahagia.
Dan gelak tawa pun mengiringi kebahagian dan angan-angan mereka itu. Ini adalah malam yang tak terlupakan untuk Rama dan Alena, malam yang sangat dipenuhi dengan rasa bahagia. Sepanjang perjalanan ke rumah Alena mereka berdua membicarakan tentang pertemuan keluarga mereka. Tapi sebelum pertemuan keluarga, Rama ingin terlebih dahulu bertemu dengan kedua orang tua Alena di kampung. Karena memang selama ini Rama belum pernah bertemu dengan orang tua Alena ,karena memang Alena tidak mau memperkenalkan lelaki pada orang tuanya jika belum ada kepastian untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.
Keesokan harinya.
Seperti biasa Alena selalu datang ke kantor dengan senyum yang bahagia, dan selalu menyapa seluruh karyawan yang dikantor. Alena memang sangat ramah dan sangat memperhatikan karyawannya.
“Sarah pesankan makanan untuk makan siang seluruh karyawan ya!” perintah Alena pada sekretaris nya.
“Kalian semua nggak usah makan diluar , hari ini saya pesankan makan siang buat kalian,” ucap Alena pada seluruh karyawannya.
“Yeyyyy ,terimakasih Bu Alena!!” sorak seluruh karyawannya.
Alena kemudian bergegas masuk kedalam ruangannya, kemudian ia duduk dan memandangi cincin yang melingkar di jari manisnya. Ia tak bisa mempungkiri bahwa ia sangat bahagia, dan bahkan ia merasa ia adalah seseorang yang paling bahagia saat ini. Karena terlalu bahagia, Alena bahkan tidak menyadari kalau Sarah sudah masuk dalam ruangannya.
“Haloo…….ada orang nggak sih ini?” celetuk Sarah.
Alena sontak terkejut melihat Sarah yang tiba-tiba sudah ada di ruangannya.
“Eh loe kok disini?” tanya Alena.
“Dari tadi gue ketuk pintu,gue panggil juga nggak ada yang nyaut, ternyata yang punya ruangan lagi senyum-senyum sendiri disini,” celoteh Sarah.
Sarah kemudian menarik tangan Alena dan ia melihat cincin Alena. Sarah pun terkejut seakan-akan ia sudah tahu arti cincin itu. Sarah menatap Alena dengan penuh penasaran. Alena pun menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Memang tidak ada kata yang terucap, tapi mereka sudah saling memahami pikiran satu sama lain.
“Congrats Alena!” ucap Sarah dengan penuh bahagia.
Sarah kemudian memeluk tubuh sahabat sekaligus bosnya itu. Setelah beberapa saat berpelukan dan mengungkapkan kebahagian, Sarah kemudian duduk di kursi depan meja Alena.
“Terus selanjutnya gimana?” tanya Sarah.
“Gue mau balik dulu ke rumah orang tua gue buat ngenalin Rama dan bilang kalau gue sama Rama mau nikah” tegas Alena.
“Good idea, kapan loe mau balik?” tanya Sarah penasaran.
“Besok!!” ucap Alena dengan tegas.
“Hah? Besok?” tanya Sarah terkejut.
“Loe handle semua kerjaan gue ya, eh ya anak-anak uda loe pesenin makanan kan?” tanya Alena.
“udah gue pesenin,tenang aja,” jawab Sarah.
Sarah kemudian keluar dan membiarkan Alena sendiri dalam ruangan. Alena segera bergegas menyelesaikan kerjaan dia hari ini, dia sangat bersemangat dan tidak sabar untuk menanti hari esok.
Di kampung halaman Alena.Alena dan Rama keluar dari taxi, mereka kemudian mengeluarkan koper dan tas mereka. Orang tua Alena kemudian keluar dan bergegas menghampiri putrinya itu. Alena memeluk Ibu dan Bapaknya, Rama kemudian mengulurkan tangannya dan bersalaman dengan orang tua Alena.“Saya Rama Pak Bu,”ucap Rama.“Ayo kalian masuk dan beristirahat dulu,pasti lelah!” sahut Pak Candra.Mereka akhirnya masuk ke dalam rumah , Alena dan Rama bergegas untuk membersihkan badan mereka. Setelah mandi, Rama menghampiri Pak Candra yang terlihat sedang duduk santai di halaman belakang rumah.“Bapak, saya boleh ikut duduk disini?”tanya Rama kepada Pak Candra.“Oh tentu saja boleh,sini temani bapak!”jawab Pak Candra begitu ramah kepada calon menantunya itu.Mereka pun berbincang dan sesekali terdengar gelak tawa diantara mereka. Alena yang sedari tadi memperhatikan mereka dari dapur merasa sangat b
“Kalian tidak bisa melanjutkan ke jenjang pernikahan!”ucap Pak Candra dengan wajah lesu.Air mata Alena tumpah, ketakutan yang ia rasakan menjadi kenyataan. Rama masih terdiam ,ia berusaha tenang dan mencerna baik-baik uacapan Pak Candra.“Weton kalian tidak cocok, kalian tidak bisa menikah!”lanjut Pak Candra.“Maksudnya tidak cocok gimana pak?saya masih belum bisa mengerti,”tanya Rama penasaran.“Weton Alena Minggu Wage dan Rama weton kamu itu Rabu Pahing, jumlah dari weton kalian berdua tidak bagus yaitu 25, kalau kalian nekat untuk menikah hubungan kalian tidak berlangsung lama dan kita semua akan mendapatkan musibah. Ini sudah menjadi kepercayaan di kampung kita, dan bapak tidak berani menentang ini,”ungkap Pak Candra yang terlihat menahan tangis.Alena dan Bu Candra sudah tidak bisa lagi menahan tangis mereka, tangis mereka pecah. Hati mereka begitu hancur. Alena merasa tidak bisa menerima semua
Setelah 5 hari mengindar dari Rama, akhirnya hari ini dia mau bertemu dan di antar ke kantor oleh Rama. Pagi ini Rama sangat bersemangat karena ia begitu merindukan Alena, pagi-pagi sekali ia sudah sampai di rumah Alena karena ia tak mau terlambat sedikitpun menjemput pujaan hatinya.“Aku seneng banget kamu udah mau ketemu sama aku,”ucap Rama sambil mengendarai mobilnya.Tapi Alena hanya diam dan tidak membalas sedikitpun ucapan Rama. Rama pun merasa kalau sedari tadi Alena masuk mobil sikapnya begitu dingin. Setiap ucapan dan candaan Rama pun tak bisa membuat Alena berbicara ataupun sekedar tersenyum. Mungkin Alena masih sangat terpukul dengan keputusan orang tuanya, fikir Rama.Sesampainya di kantor, Alena langsung keluar dari mobil Rama dan bergegas pergi. Ramapun mengejar Alena, karena Alena pergi tanpa mengucap sepatah katapun ke Rama.“Alena kamu kenapa ? sikapmu dingin sama aku!” ucap Rama.“Aku buru-buru mau me
Makanan telah tiba dimeja Rama dan Alena, tapi Alena masih belum mau sedikitpun berbicara dengan Rama. “Sayang, kamu kenapa? Dari tadi aku ngajakin kamu ngobrol, tapi kamu sama sekali nggak nanggepin aku,”keluh Rama. Alena menarik nafas panjang. “Kamu sudah ada solusi?”jawab Alena sambil memainkan cincin lamaran dari Rama. “Kita coba ngomong lagi sama orang tua kamu ya!”ucap Rama. “Sudah berapa kali aku bilang kalau semua itu percuma Ram!”jawab Alena dengan nada tinggi. “Lalu harus bagaimana?”tanya Rama. “Kita kawin lari!”ucap Alena. “Hah?Alena apa yang kamu pikirkan?kawin lari itu bukan solusi, aku nggak mau!”ungkap Rama. “Oke kalau kamu nggak mau, aku masih ada satu solusi lagi!” jawab Alena. “Apa itu?”tanya Rama dengan penasaran. “Hamilin aku!”pungkas Alena. Kata-kata yang keluar dari mulut Alena itu sangat membuat Rama terkejut, dia ternganga, dadanya sesak. Dia tidak pernah menyangka
Sarah terus menemani Alena hingga malam datang, Sarah tidak mau kalau sahabatnya itu tertekan dan menghadapi semua ini sendiri. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Alena.Tok…tok….tok…“Masuk,”ucap Alena.“Mbak Alena dibawah ada Mas Rama!”ucap pembantu Alena.“Rama kesini tuh,sana temuin dulu,apa gue bantu kebawah?”ucap Sarah.“Loe ikut gue ngobrol sama Rama ya!”ajak Alena.Sarah menganggukan kepalanya, dan mereka kemudian turun dan menemui Rama. Terlihat Rama membawa bouqet bunga mawar putih ditangannya. Rama memang selalu menjadi kekasih yang romantis bagi Alena.“Eh Sarah, loe disini juga?”tanya Rama.“Iya dari tadi balik kerja!”jawab Sarah.Kemudian mereka duduk di sofa,Alena duduk disamping Rama, dan Sarah duduk di sofa sebrang mereka berdua. Rama mengulurkan tangannya dan memberikan bunga itu kepada Alena.&ldquo
Hari ini Alena tidak berangkat ke kantor,Sarah rasanya begitu berat hendak berangkat ke kantor. Ya, Sarah hari ini berangkat dari rumah Alena karena semalaman ia menjaga Alena. Sampai saat ini Sarah masih begitu khawatir dengan keadaan Alena. Tapi ia tidak mungkin untuk tidak ke kantor,karena selama Alena tidak ke kantor dia yang harus menghandle semua pekerjaan dikantor.“Alena, loe nggak apa-apa gue tinggal ke kantor?”tanya Sarah sambil duduk di pinggir kasur.“Gue nggak apa-apa Sar, loe berangkat aja!” jawab Alena dengan lirih.“Kalau ada apa-apa hubungin gue ya!”pinta Sarah.Alena hanya menganggukan kepalanya, ia masih terus berbaring di tempat tidur dan sesekali memandangi jendela kamarnya.Saat Sarah mau masuk ke dalam mobil, ia melihat di depan gerbang terparkir sebuah mobil yang ia rasa ia kenal dengan mobil itu. Tidak salah lagi itu mobil Rama. Sarah menghampiri mobil itu dan mengetuk kaca mobil itu. Kem
Rama sudah sangat mempersiapkan hari ini, dia dan Rio sudah di jalan menuju rumah orang tua Alena. Alena tidak tahu mengenai hal ini,Sarah pun tidak memberitahu Alena,karena kondisi Alena juga masih sangat lemah. Setelah beberapa jam perjalanan, Rama dan Rio sampai di rumah orang tua Alena. Pak Candra yang sedang duduk di depan rumah sangat terkejut dengan kehadiran Rama.“Selamat Siang Pak,” sapa Rama sambil mengulurkan tangannya.Uluran tangan Rama tak di balas oleh Pak Candra.“Ada apa kamu kesini?”“Lhoh ada nak Rama, disuruh masuk dulu to pak!”ucap seorang wanita yang baru saja keluar dari rumah.Kemudian mereka masuk ke dalam rumah,wajah Pak Candra terlihat tidak nyaman dengan kedatangan Rama dan Rio. Rama dan Rio pun juga dapat merasakannya, kalau kedatangan mereka kurang diterima.“Saya ulangi lagi, ada apa kalian kesini?”“Maaf Pak, saya ingin membicarakan tentang saya dan
Setelah kepulangan Rama dan Rio ,Sarah bergegas ke rumah Rama untuk bertemu dua lelaki itu. Rama terlihat lesu duduk di sebuah sofa dengan tatapan kosong.“Dia nggak mau makan dari tadi,sepanjang jalan dia terus histeris dan manggil-manggil Alena!”jelas Rio pada Sarah.“Kita harus melakukan sesuatu!”“Alena gimana?”“Dia nggak ke kantor hari ini, nggak bisa aku hubungin juga!”“Kita atur rencana biar mereka bisa ngobrol berdua,dan nyelesaiin ini semua dengan baik-baik!”“Iya, tapi nggak mungkin dalam waktu dekat,kondisi mereka berdua sangat nggak stabil, hasilnya pasti akan sama aja kalau kita paksa mereka bertemu sekarang!”“Oke, sekarang kamu coba bujuk Rama buat makan dulu!”Sarah kemudian duduk disamping Rama, Sarah merasa sangat iba melihat kondisi sahabatnya itu.“Ram, kita makan dulu ya, kita makan bareng!”&ldqu
“Terserah deh alasannya apa ya tapi lo pastiin kalau Rama nggak datang ganggu Alena lagi, dan satu hal lagi jangan sampai cari tahu dimana keberadaan Alena saat ini, karena kalau Rama tahu itu akan membuat keadaan mereka berdua semakin parah!”“Baik saya mengerti!” Ucap Andreas.****Sedangkan itu di rumah sakit, Narandra masih terus menemani Alena dan berdoa agar Alena bisa segera siuman. Narandra tak sedikit pun melepaskan pandangannya dari Alena. Melihat wajah Alena yang penuh lebam membuat hati Narandra sangat teriris dan begitu sakit rasanya.“Harusnya aku bisa ngejaga kamu Al, harusnya kamu nggak ngalamin in semua!” Lirih Narandra.Narandra tak henti-hentinya mengusap rambut Alena dan mencium punggung tangan Alena yang dingin.Lalu tak lama kemudian terdengar ketukan pintu dan masuklah Bibi ke dalam ruang rawat Alena. Bibi terlihat membawa sebuah bingkisan yang berisi makanan.“Bibi ngapain kesini?”“Ini Bibi bawain makanan Mas, buat Mas Narandra ,Mbak Sarah dan Mas Rio!”Bibi l
“Gue minta maaf Sar, gue minta maaf, sekarang biarin gue minta maaf langsung sama Alena, bawa gue ketemu Alena!” Ucap Rama sambil memohon dan memegang kedua tangan Sarah.“Nggak, gue nggak bakal biarin lo ketemu Alena, dan kalau lo masih berani nemuin Alena gue nggak akan segan laporin lo ke polisi!” Ancam Sarah.“Lo kenapa tega banget sih sama gue Sar, gue cuma mau ketemu dan minta maaf sama Alena, Alena pasti sekarang lagi butuh gue, dia pasti nyariin gue sekarang, jadi bawa gue ketemu dia sekarang!” Ucap Rama dengan nada cukup tinggi.“Alena uda nggak butuh lo dan pergi jauh-jauh lo dari kehidupan Alena!” Maki Sarah dengan penuh emosional.Mendengar kegaduhan dari kamar Rama, Andreas yang tadi berada di dapur untuk mengambil makanan, langsung buru-buru saja berlari sambil membawa makanannya ke kamar Rama. Saat masuk ke dalam kamar, Andreas pun terkejut melihat Sarah dan Rio tengah bersitegang dengan Rama. Andreas lalu segera meletakan makanan yang dia bawa ke atas meja yang ada di
Hari sudah beranjak malam tapi Alena masih belum juga sadarkan diri, Narandra, Sarah dan Rio juga tak beranjak dari ruang rawat Alena. Rio lalu keluar sebentar untuk membeli makan, karena dari tadi mereka bertiga belum sempat makan apapun. Sedangkan Narandra masih terus duduk disamping Alena dan tak capek-capeknya mengusap lembut rambut Alena yang halus itu. Setelah beebrapa saat Rio pun datang membawa beberapa makanan, ada 3 box nasi , minuman dan beberapa cemilan untuk mereka nanti malam.“Ndra ayo makan dulu, lo kan juga belum makan dari tadi!” Ajak Rio.“Kalian makan dulu aja!” Ucap Narandra.“Ndra, kita makannya disini kok nggak keluar, jadi lo nggak perlu khawatir, kita bisa sambil jagain Alena, inget lo harus jaga Kesehatan lo juga biar nanti kalau Alena bangun, lo kelihatan fresh!” Nasehat Rio.Mendengar nasehat itu Narandra akhirnya ikut makan bersama Sarah dan Rio.“Kalian kalau mau pulang nggak apa-apa, biar gue aja yang nunggu Alena disini!”“Nggak Ndra, kita malam ini jug
Tak berapa lama Dokter keluar dari ruang IGD dan menemui Sarah beserta Rio. Dokter laki-laki yang berusia sekitar 40 tahunan itu menjelaskan keadaan Alena saat ini. Dokter mengatakan kalau tidak ada luka serius di dalam tubuh Alena, hanya luka luar yang nantinya bisa sembuh. Tapi untuk saat ini memang Alena masih pingsan dan belum sadarkan diri. Dokter lalu mengatakan pada Sarah dan Rio kalau Alena akan dipindah dalam ruang rawat inap. Sarah dan Rio lalu segera mengurus segala urusan administrasi yang diperlukan, dari wajah Sarah masih terlihat kaalu dia sangat khawatir dengan sahabat nya itu. Saat selesai mengurus administrasi tibalah Narandra dengan lari yang tergopoh-gopoh dan menghampiri Sarah beserta Rio.“Sar, Yo gimana keadaan Alena dan dimana dia sekarang?” Tanya Narandra dengan wajah yang sangat khawatir.Sarah dan Rio lalu mengajak Narandra ke ruangan dimana Alena di rawat, dan tanpa basa-basi lagi, Narandra langsung berlari menuju tubuh Alena yang terbaring tak sadarkan di
Bibi segera kembali ke kamar Alena setelah menelfon Sarah menggunakan telfon rumah yang ada di lantai bawah, tapi betapa terkejutnya Bibi saat melihat Alena sudah tak sadarkan diri, Bibi mencoba membangunkan Alena tapi Alena masih belum juga sadar. Bibi pun mencoba mengolesi minyak kayu putih di dekat hidung Alena tapi Alena masih saja tak sadarkan diri. Bibi pun semakin cemas dan panik. Bibi berharap agar Sarah segera datang dan dapat membawa Alena ke rumah sakit.Dan akhirnya tak seberapa lama Sarah pun datang bersama Rio, dari wajah mereka berdua terlihat cemas dan juga panik.“Dimana Alena?” Tanya Sarah pada Bibi saat membukakan pintu rumah.“Mbak Alena pingsan di kamar Mbak!” Ucap Bibi panik.Sarah dan Rio pun semakin panik dibuatnya, Sarah dan Rio lalu segera membawa Alena ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.“Bibi di rumah saja, biar aku sama Rio yang ke Rumah Sakit!” Ucap Sarah.“Iya Mbak!”Rio menyetir mobilnya dengan cukup kencang, sedangkan Sarah duduk d
PLAKKKK…….Pukulan keras mendarat diwajah Alena yang mulus, Rama marah karena permintaanya di tolak oleh Alena, dan dia juga marah karena Alena berbicara dengan nada tinggi kepadanya.“Aku nggak terima penolakan dari kamu ya Al, kamu katanya mau nikah sama aku, tapi kenapa nggak setuju dengan ide kawin lari ini? Sedangkan orang tua kamu saja nggak akan ngasih kita restu, kamu mau mainin perasaan aku lagi?” Maki Rafandra sambil menjambak rambut Alena dengan kencang.“Lepas Ram sakit!” Lirih Alena.Tak menghiraukan permintaan Alena, Rama malah mendorong Alena hingga jatuh tersungkur.“Bilang kalau mau nikah sama aku Al, bilang !” Maki Alena.“Iya Ram tapi aku mau dapat restu orang tua aku!” Lirih Alena sambil terus mengeluarkan air mata.“Persetan sama restu orang tua kamu!” Maki Rama sambil mengayunkan tangannya lagi dan tepat mengenai wajah Alena lagi.Teriakan kesakitan Alena dan makian dari Rama terdengar jelas ke Bibi, Bibi saat ini memang sedang berada di ruang tamu yang tak jauh
Perkataan Bu Nawang tadi cukup membuat Rama terus kepikiran dengan nasib nya dan Alena nantinya, Rama merasa apa yang diakatan oleh mamanya itu memang ada benarnya juga. Bisa jadi hubungan mereka kali ini terhambat lagi oleh restu orang tua Alena yang dianggap kolot oleh Rama itu.Setelah semalaman dibuat pusing dengan pikirannya sendiri, Rama hari ini memutuskan untuk menemui Alena di rumahnya. Rama datang tanpa memberitahukan dulu pada Alena, dan kedatangan Rama ini juga disambut baik oleh Alena meskipun dalam hati Alena dia masih cukup kesal karena perkataan Rama kemarin di ponsel.Mereka berdua lalu asyik menonton film dengan ditemani minuman dan juga beberapa cemilan, saat ini Alena berharap Rama menanyakan keadaannya dan juga perusahaannya tapi sudah hampir satu jam Rama disini, Rama tak sekalipun menanyakan kabarnya.“Oh ya ada yang mau aku bicarain sama kamu Al!” Ucap Rama tiba-tiba.“Ada apa?”“Aku mau kita nikah dalam waku dekat, mungkin bisa sebulan lagi!” Ucap Rama dengan
“Al ini makanan lo!” Ucap Sarah sambil mengulurkan makanan ke arah Alena yang tengah berdiri di depan ruangannya sambil menatap karyawannya yang terlihat bahagia.“Iya Sar makasih!” Jawab Alena sambil menerima makanan yang Sarah berikan.“Lo kenapa? Lo uda tahu siapa yang ngasih ini?” Tanya Sarah sambil mencondongkan badannya ke arah Alena.“Heem!” Jawab Alena singkat.Alena lalu masuk ke dalam ruangannya dan meninggalkan Sarah yang masih berdiri di depan pintu ruangan Alena.“Meskipun lo nggak ngomong dan lo nggak pakai nama resto lo di packaging ini, gue tahu ini dari lo Ndra, karena cuma lo yang perhatian sama Alena dan semua karyawannya!!” Gumam Sarah.Sedangkan di dalam ruangan , Alena duduk di sofa panjang yang biasa dia gunakan untuk menerima tamu, lalu dia membuka makanan yang dia pegang. Lalu Alena mengambil ponselnya yang ada di kantong jas yang dia kenakan.Alena l
Narandra malam ini tengah makan malam bersama Rio dan Sarah di salah satu resto milik Narandra. Narandra ingin memperkanalkan menu barunya pada Sarah dan juga Rio, dan ingin mendengar pendapat dari mereka berdua. Sarah dan Rio terlihat sangat menikmati makanan-makanan yang Narandra hidangkan karena memang makanan-makanan itu sangatlah enak dan pastinya terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas tinggi.“Gimana enak nggak? Atau kurang apa gitu?” Tanya Narandra.“Enak banget sumpah Ndra, rasanya pas!” Ucap Sarah.“Iya Ndra ini perfect banget, pasti menu ini bakalan laris !” Puji Rio.“Serius kalian ? Nggak cuma mau nyenengin gue aja kan?”“Ya nggak lah serus ini tuh enak banget!” Puji Raka lagi.Mereka berdua lalu lanjut untuk berbincang, Sarah sama sekali tak membahas tentang Alena karena ingin menjaga perasaan Narandra.“Sar gimana kabar Alena?” Tanya Narandra tiba-tiba.Sarah dan Rio lalu saling bertatapan mata, mereka berdua seolah – olah bingung harus menjawab seperti apa. Karena me