Sepanjang perjalanan Alena dan Narandra banyak berbincang, mereka bahkan sudah saling bercanda dan tak jarang melempar pujian satu sama lain.
“Kapan-kapan boleh kali ya aku main-main ke salah satu resto kamu, tapi aku minta traktir!” ucap Alena sambil tertawa.
“Pasti boleh banget, makan sepuasnya deh,hahahaha!”
“Oh itu didepan rumah aku!”
“Sini?”
“Iya, makasih ya Narandra uda nganterin aku. Dan sekali lagi sorry tentang minumannya!”
“Kenapa dibahas mulu sih itu minuman, uda habis semua juga kan?”
“Iya sih, ya uda aku mau masuk dulu ya!”
“Oke , See You Alena!”
“Em..See you Narandra!”
Alena kemudian turun dari mobil Narandra, Alena melihat mobil Rama terparkir di depan rumahnya.
“Kenapa ada Rama sih!” ucap Alena dalam hati.
Benar saja Rama sudah menunggu di depan rumah Alena, dia dudu
“kamu apa-apaan sih Alena, omong kosong macam apa ini?”tanya Rama dengan wajah yang memerah. “Gue serius Ram, gue sekarang udah sama Narandra. Gue udah move on dan mulai dengan lembaran baru. Jadi loe jangan ganggu gue lagi, gue udah bukan siapa-siapa loe lagi!” Alena kemudian mengajak Narandra untuk pergi, sedangkan Rama masih terdiam ditempat dengan wajah yang memerah dan nafas yang mulai sesak. Saat sampai di parkiran Alena melepaskan gandengan tangannya dari Narandra. “Em…aku minta ma'af banget sama kamu, aku uda lancang kayak tadi!” “It’s okay, cuma aku masih agak bingung aja sih!” “Em..jadi tadi itu Rama, dia mantan aku. Kita berpisah karena suatu masalah yang kita nggak bisa cari jalan keluarnya. Aku mau dia ngejauh dari dia, aku nggak mau dia terus-terusan ganggu aku, jadi aku terpaksa bilang kamu pacar aku, aku harapnya dia percaya dan mau ngejauhin aku!” “Em..gitu!” “Nggak apa-apa kan? Aku minta maaf banget!”
Tok…tok…tok….“Alena ayo bangun nak, sarapan dulu ,udah ditunggu Bapak!”Alena membuka matanya dengan cepat dan nafas yang terengah-engah, suara Bu Candra yang terus memanggil namanya pelan-pelan menyadarkan ingatannya.“Iya Bu, sebentar lagi!” sahut Alena dengan mengusap air mata yang telah membasahi pipinya.“Rama!” gumam Alena lirih.Alena mencuci wajahnya kemudian berjalan ke meja makan, disana sudah terlihat Pak Candra dan Bu Candra menunggu Alena.“Alena, kamu habis nangis?” tanya Bu candra.“Nggak Bu!”“Itu mata kamu?”“Semalem abis begadang bu!”Alena merasa sangat tidak selera untuk makan, semalaman ia mengingat kisahnya dengan Rama begitu masih sangat menyakitkan ternyata bagi Alena.“Oh ya Alena kamu tahu Bagas anaknya Pak Baskoro ? dia sekarang juga kerja dikota sudah sukses, minggu kem
Setelah beberapa hari dirumah kedua orangtuanya, Alena memutuskan untuk kembali ke kota, dia sudah membereskan semua barang-barangnya dan bersiap untuk berangkat. Mobil yang menjemput Alenapun sudah tiba.“Kamu nggak mau lebih lama lagi tinggal disini?” Tanya Bu Candra sambil membantu Alena membereskan baju.“Nggak bu, Alena harus balik sekarang banyak kerjaan. Lusa Alena juga ada launching produk terbaru, jadi Alena uda harus di kantor besok buat ngecek semua persiapan!”“Ya uda ibu doakan semoga bisnis kamu makin lancar ya, dan sering-sering pulang ya Alena!” Pinta Bu Candra.“Alena akan sering pulang bu kalau saja bapak dan ibu nggak bahas soal pernikahan apalagi mau menjodohkan Alena. Alena nggak suka, Alena pulang itu mau istirahat mau kangen-kangenan sama bapak sama ibu bukan mau berantem. Tapi bapak sama ibu selalu bahas hal yang Alena nggak suka. Kalau mau Alena cepat menikah kenapa juga dulu harus misahin
Alena datang menghampiri Narandra dan Sarah yang sedang asyik mengobrol.“Hai ngobrolin apa sih seru banget?”“Lagi ngobrolin yang punya hotel ini soalnya bagus banget hotelnya!” Ucap Sarah.“Emang lo tahu siapa yang punya?” Tanya Alena penasaran.“Nggak sih!”“Tapi gue juga penasaran sih siapa yang punya hotel ini, sumpah bagus banget desain hotelnya, nggak nyesel bikin acara disini. Kapan-kapan kalau ada acara bisa kali kita pakek hotel ini lagi!”“Betul banget gue juga setuju, makanannya juga sesuai sama yang kita pesan,pelayannya juga ramah-ramah banget dan paling penting ini tuh bersih banget. Nggak dibiarin ada satu sampahpun terlihat, keren sih ini!”“Tapi ini hotel baru kan?”“Iya kok baru berapa bulan gitu, eh ntar lo kalau nikah pakai hotel ini aja!” Celoteh Sarah dengan tawa kecil.“Boleh kali ya, tapi g
Sarah dan Rio berjalan beberapa meter dibelakang Alena dan Narandra, mereka merasa sejauh ini aman karena acara sudah selesai dan Alena tidak bertemu dengan Rama. Tapi tiba-tiba mereka terkejut saat sampai di loby ternyata Rama datang menghampiri Alena dan Narandra.“Aduh mampus itu Rama!” Ucap sarah dengan panik.“Harus gimana ini? Kita cepetan bawa Alena pergi aja!” Lanjut Sarah.Saat Sarah hendak beranjak mengampiri Alena, Rio menahan tangan Sarah.“Tunggu, kita udah terlambat. Kita lihat situasinya dari sini. Kalau emang terjadi sesuatu baru kita kesana!” Sahut Rio dengan wajah nya yang serius.“Tapi….” Keluh Sarah.“Aku yakin sekarang mereka pasti jauh lebih tenang buat ngadepin ini semua!”Alena semakin menggenggam erat tangan Narandra, dia mulai merasa tidak nyaman dengan kehadiran Rama, Narandra juga merasa kalau Alena sudah tidak nyaman dengan moment ini.
Alena terus memberikan kode kepada Narandra untuk segera pergi dari tempat itu.“Oh ya kayaknya ini uda malem, jadi kita mau langsung pulang aja!” Celetuk Narandra.“Kok buru-buru banget? Kita kan uda lama banget nggak ketemu jadi kayaknya kita masih perlu ngobrol banyak deh. Iya kan Alena?” Tanya Rama.Alena masih saja diam dan enggan menjawab semua pertanyaan yang dilemparkan oleh Rama.“Gini aja hotel ini ada coffeshopnya jadi kita bisa ngobrol santai disana. Dan aku jamin makanan dan minuman nya enak banget. Apalagi caramel machiatonya pasti kamu suka banget Alena!”“Nggak!” Gue capek banget mau cepet-cepet pulang! Tapi kalau Sarah sama Rio masih mau disini nggak apa-apa. Lo bisa ngobrol dulu sama mereka. Gue sama Narandra mau langsung pulang aja!” Jawab Alena dengan sedikit cetus.“Emm… gue sama Rio juga uda capek banget mau langsung pulang aja. Maybe next time kita bisa
“Apa kabar lo Ram?” Tanya Rio sambil meletakkan ponselnya di meja.“Permisi ini makanan nya ya pak bu!” Ucap seorang pelayan wanita yang mengantarkan pesanan mereka.Diletakannya dua porsi Beef Steak dan satu porsi spaghetti bolognise serta tiga gelas lemon tea itu di atas meja.“Makasih mbak!” Ucap Sarah.“Gue baik Yo,Sar. Kalian gimana?” Sahut Rama menjawab pertanyaan Rio yang terpotong.“Kita baik, lo kapan….” Rio menggantung ucapannya.“Uda mau setahun deh, habis itu gue fokus buat ngurusin hotel lagi. Dan kebetulan ada proyek hotel terbaru keluarga gue yang kemarin kalian pakai untuk acara Alena,dan gue fokus ke kerjaan setelah itu!”“Bagus deh Ram, kita seneng kalau lo uda sehat dan bahagia kayak gini!” Ujar Rio sambil memegang segelas lemon tea yang hendak ia teguk.“Gue juga mau ngucapin makasih ke kalian berdua karena dulu
Alena menyruput secangkir kopi hangat di halaman belakang rumahnya,hari ini weekend dia tidak berangkat ke kantor. Udara pagi ini sangat sejuk dan nyaman untuk dinikmati. Saat sedang menikmati secangkir kopi tiba-tiba Bi Imah berlarian menghampiri Alena. “Kenapa Bi lari-lari?” Tanya Alena sambil memegang cangkir dengan dua tangannya. “Bibi barusan buang sampah terus bibi nemu bouqet mawar putih di tong sampah mbak!” Alena meletakkan cangkirnya di meja kecil yang ada di sebelahnya kemudian meraih bunga yang diberikan oleh Bi Imah. Bunga itu terlihat masih cukup segar berarti bunga itu belum lama dibuang. “Bibi semalem nemu bouqet di teras cuma satu kan apa jangan-jangan ada dua?” “Cuma satu mbak, saya inget betul kalau cuma ada satu!” ==== “Halo selamat pagi dengan senja bouqet, ada yang bisa saya bantu?” “Pagi mbak, saya Narandra !” “Selamat pagi Pak Narandra, ada pesanan bouqet lagi hari ini?”Tanya gadis itu de
“Terserah deh alasannya apa ya tapi lo pastiin kalau Rama nggak datang ganggu Alena lagi, dan satu hal lagi jangan sampai cari tahu dimana keberadaan Alena saat ini, karena kalau Rama tahu itu akan membuat keadaan mereka berdua semakin parah!”“Baik saya mengerti!” Ucap Andreas.****Sedangkan itu di rumah sakit, Narandra masih terus menemani Alena dan berdoa agar Alena bisa segera siuman. Narandra tak sedikit pun melepaskan pandangannya dari Alena. Melihat wajah Alena yang penuh lebam membuat hati Narandra sangat teriris dan begitu sakit rasanya.“Harusnya aku bisa ngejaga kamu Al, harusnya kamu nggak ngalamin in semua!” Lirih Narandra.Narandra tak henti-hentinya mengusap rambut Alena dan mencium punggung tangan Alena yang dingin.Lalu tak lama kemudian terdengar ketukan pintu dan masuklah Bibi ke dalam ruang rawat Alena. Bibi terlihat membawa sebuah bingkisan yang berisi makanan.“Bibi ngapain kesini?”“Ini Bibi bawain makanan Mas, buat Mas Narandra ,Mbak Sarah dan Mas Rio!”Bibi l
“Gue minta maaf Sar, gue minta maaf, sekarang biarin gue minta maaf langsung sama Alena, bawa gue ketemu Alena!” Ucap Rama sambil memohon dan memegang kedua tangan Sarah.“Nggak, gue nggak bakal biarin lo ketemu Alena, dan kalau lo masih berani nemuin Alena gue nggak akan segan laporin lo ke polisi!” Ancam Sarah.“Lo kenapa tega banget sih sama gue Sar, gue cuma mau ketemu dan minta maaf sama Alena, Alena pasti sekarang lagi butuh gue, dia pasti nyariin gue sekarang, jadi bawa gue ketemu dia sekarang!” Ucap Rama dengan nada cukup tinggi.“Alena uda nggak butuh lo dan pergi jauh-jauh lo dari kehidupan Alena!” Maki Sarah dengan penuh emosional.Mendengar kegaduhan dari kamar Rama, Andreas yang tadi berada di dapur untuk mengambil makanan, langsung buru-buru saja berlari sambil membawa makanannya ke kamar Rama. Saat masuk ke dalam kamar, Andreas pun terkejut melihat Sarah dan Rio tengah bersitegang dengan Rama. Andreas lalu segera meletakan makanan yang dia bawa ke atas meja yang ada di
Hari sudah beranjak malam tapi Alena masih belum juga sadarkan diri, Narandra, Sarah dan Rio juga tak beranjak dari ruang rawat Alena. Rio lalu keluar sebentar untuk membeli makan, karena dari tadi mereka bertiga belum sempat makan apapun. Sedangkan Narandra masih terus duduk disamping Alena dan tak capek-capeknya mengusap lembut rambut Alena yang halus itu. Setelah beebrapa saat Rio pun datang membawa beberapa makanan, ada 3 box nasi , minuman dan beberapa cemilan untuk mereka nanti malam.“Ndra ayo makan dulu, lo kan juga belum makan dari tadi!” Ajak Rio.“Kalian makan dulu aja!” Ucap Narandra.“Ndra, kita makannya disini kok nggak keluar, jadi lo nggak perlu khawatir, kita bisa sambil jagain Alena, inget lo harus jaga Kesehatan lo juga biar nanti kalau Alena bangun, lo kelihatan fresh!” Nasehat Rio.Mendengar nasehat itu Narandra akhirnya ikut makan bersama Sarah dan Rio.“Kalian kalau mau pulang nggak apa-apa, biar gue aja yang nunggu Alena disini!”“Nggak Ndra, kita malam ini jug
Tak berapa lama Dokter keluar dari ruang IGD dan menemui Sarah beserta Rio. Dokter laki-laki yang berusia sekitar 40 tahunan itu menjelaskan keadaan Alena saat ini. Dokter mengatakan kalau tidak ada luka serius di dalam tubuh Alena, hanya luka luar yang nantinya bisa sembuh. Tapi untuk saat ini memang Alena masih pingsan dan belum sadarkan diri. Dokter lalu mengatakan pada Sarah dan Rio kalau Alena akan dipindah dalam ruang rawat inap. Sarah dan Rio lalu segera mengurus segala urusan administrasi yang diperlukan, dari wajah Sarah masih terlihat kaalu dia sangat khawatir dengan sahabat nya itu. Saat selesai mengurus administrasi tibalah Narandra dengan lari yang tergopoh-gopoh dan menghampiri Sarah beserta Rio.“Sar, Yo gimana keadaan Alena dan dimana dia sekarang?” Tanya Narandra dengan wajah yang sangat khawatir.Sarah dan Rio lalu mengajak Narandra ke ruangan dimana Alena di rawat, dan tanpa basa-basi lagi, Narandra langsung berlari menuju tubuh Alena yang terbaring tak sadarkan di
Bibi segera kembali ke kamar Alena setelah menelfon Sarah menggunakan telfon rumah yang ada di lantai bawah, tapi betapa terkejutnya Bibi saat melihat Alena sudah tak sadarkan diri, Bibi mencoba membangunkan Alena tapi Alena masih belum juga sadar. Bibi pun mencoba mengolesi minyak kayu putih di dekat hidung Alena tapi Alena masih saja tak sadarkan diri. Bibi pun semakin cemas dan panik. Bibi berharap agar Sarah segera datang dan dapat membawa Alena ke rumah sakit.Dan akhirnya tak seberapa lama Sarah pun datang bersama Rio, dari wajah mereka berdua terlihat cemas dan juga panik.“Dimana Alena?” Tanya Sarah pada Bibi saat membukakan pintu rumah.“Mbak Alena pingsan di kamar Mbak!” Ucap Bibi panik.Sarah dan Rio pun semakin panik dibuatnya, Sarah dan Rio lalu segera membawa Alena ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.“Bibi di rumah saja, biar aku sama Rio yang ke Rumah Sakit!” Ucap Sarah.“Iya Mbak!”Rio menyetir mobilnya dengan cukup kencang, sedangkan Sarah duduk d
PLAKKKK…….Pukulan keras mendarat diwajah Alena yang mulus, Rama marah karena permintaanya di tolak oleh Alena, dan dia juga marah karena Alena berbicara dengan nada tinggi kepadanya.“Aku nggak terima penolakan dari kamu ya Al, kamu katanya mau nikah sama aku, tapi kenapa nggak setuju dengan ide kawin lari ini? Sedangkan orang tua kamu saja nggak akan ngasih kita restu, kamu mau mainin perasaan aku lagi?” Maki Rafandra sambil menjambak rambut Alena dengan kencang.“Lepas Ram sakit!” Lirih Alena.Tak menghiraukan permintaan Alena, Rama malah mendorong Alena hingga jatuh tersungkur.“Bilang kalau mau nikah sama aku Al, bilang !” Maki Alena.“Iya Ram tapi aku mau dapat restu orang tua aku!” Lirih Alena sambil terus mengeluarkan air mata.“Persetan sama restu orang tua kamu!” Maki Rama sambil mengayunkan tangannya lagi dan tepat mengenai wajah Alena lagi.Teriakan kesakitan Alena dan makian dari Rama terdengar jelas ke Bibi, Bibi saat ini memang sedang berada di ruang tamu yang tak jauh
Perkataan Bu Nawang tadi cukup membuat Rama terus kepikiran dengan nasib nya dan Alena nantinya, Rama merasa apa yang diakatan oleh mamanya itu memang ada benarnya juga. Bisa jadi hubungan mereka kali ini terhambat lagi oleh restu orang tua Alena yang dianggap kolot oleh Rama itu.Setelah semalaman dibuat pusing dengan pikirannya sendiri, Rama hari ini memutuskan untuk menemui Alena di rumahnya. Rama datang tanpa memberitahukan dulu pada Alena, dan kedatangan Rama ini juga disambut baik oleh Alena meskipun dalam hati Alena dia masih cukup kesal karena perkataan Rama kemarin di ponsel.Mereka berdua lalu asyik menonton film dengan ditemani minuman dan juga beberapa cemilan, saat ini Alena berharap Rama menanyakan keadaannya dan juga perusahaannya tapi sudah hampir satu jam Rama disini, Rama tak sekalipun menanyakan kabarnya.“Oh ya ada yang mau aku bicarain sama kamu Al!” Ucap Rama tiba-tiba.“Ada apa?”“Aku mau kita nikah dalam waku dekat, mungkin bisa sebulan lagi!” Ucap Rama dengan
“Al ini makanan lo!” Ucap Sarah sambil mengulurkan makanan ke arah Alena yang tengah berdiri di depan ruangannya sambil menatap karyawannya yang terlihat bahagia.“Iya Sar makasih!” Jawab Alena sambil menerima makanan yang Sarah berikan.“Lo kenapa? Lo uda tahu siapa yang ngasih ini?” Tanya Sarah sambil mencondongkan badannya ke arah Alena.“Heem!” Jawab Alena singkat.Alena lalu masuk ke dalam ruangannya dan meninggalkan Sarah yang masih berdiri di depan pintu ruangan Alena.“Meskipun lo nggak ngomong dan lo nggak pakai nama resto lo di packaging ini, gue tahu ini dari lo Ndra, karena cuma lo yang perhatian sama Alena dan semua karyawannya!!” Gumam Sarah.Sedangkan di dalam ruangan , Alena duduk di sofa panjang yang biasa dia gunakan untuk menerima tamu, lalu dia membuka makanan yang dia pegang. Lalu Alena mengambil ponselnya yang ada di kantong jas yang dia kenakan.Alena l
Narandra malam ini tengah makan malam bersama Rio dan Sarah di salah satu resto milik Narandra. Narandra ingin memperkanalkan menu barunya pada Sarah dan juga Rio, dan ingin mendengar pendapat dari mereka berdua. Sarah dan Rio terlihat sangat menikmati makanan-makanan yang Narandra hidangkan karena memang makanan-makanan itu sangatlah enak dan pastinya terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas tinggi.“Gimana enak nggak? Atau kurang apa gitu?” Tanya Narandra.“Enak banget sumpah Ndra, rasanya pas!” Ucap Sarah.“Iya Ndra ini perfect banget, pasti menu ini bakalan laris !” Puji Rio.“Serius kalian ? Nggak cuma mau nyenengin gue aja kan?”“Ya nggak lah serus ini tuh enak banget!” Puji Raka lagi.Mereka berdua lalu lanjut untuk berbincang, Sarah sama sekali tak membahas tentang Alena karena ingin menjaga perasaan Narandra.“Sar gimana kabar Alena?” Tanya Narandra tiba-tiba.Sarah dan Rio lalu saling bertatapan mata, mereka berdua seolah – olah bingung harus menjawab seperti apa. Karena me