Share

Bab 41. Sebuah Ciuman

Penulis: El GeiysyaTin
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-02 20:49:00

Sebuah Ciuman

Wuri tidak bisa menolak saat tiba-tiba Zemi menarik tubuhnya dalam pangkuan dan mencium bibirnya. Awalnya gadis itu diam hingga dia mulai terbawa oleh emosi, yang hangat, daya tarik yang pekat tidak berujung dan kemudian dia melingkarkan kedua tangannya ke leher Zemi lalu, mengimbangi gerakannya.

Naluri dan hasrat yang lain tiba-tiba bermunculan dan meminta lebih, Zemi yang baru kemarin mengalami hal yang luar biasa, saat ini dia ingin mengulanginya lagi dan lagi.

“Zemidean, cukup ... maaf aku ....” kata Wuri setelah melepaskan pagutannya, dengan napas terengah.

“Wuri, aku mencintaimu, kau masih belum menjawabku, apa kau masih butuh waktu?”

“Dean, tunggulah, setelah misi ini selesai, ayo! Kita bertemu lagi, tapi, bagaimana dengan Syakela? Bukankah kalian akan segera menikah?”

“Ya. Belum. Kami belum menikah, aku juga tidak bisa menolak Nenek dan Ibuku, tapi, sungguh, aku benar-benar mencintaimu!”

“Jangan ... jangan kau duakan cintanya, cintai dia sepenuh hatimu jik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 42. Rasa Bersalah

    Rasa Bersalah“Baik-baik saja, katamu? Dia masuk rumah sakit! Cepat kunjungi dia bodoh, dia calon istrimu!” kata Welia lagi dengan suara yang cukup keras di telepon membuat Zemi menjauhkan benda itu dari telinganya.“Jer! Kembali ke rumah sakit, sekarang!” kata Zemi setelah memasukkan ponselnya ke dalam saku bagian dalam jasnya. “Apa kau tidak tahu soal Syakela?”“Oh, saya dengar di televisi tentang gosip itu, jadi saya abaikan, Tuan!”“Ternyata itu bukan gosip, bodoh! Dia benar-benar sakit!” kata Zemi penuh rasa bersalah. Dia masih ingat apa yang telah dilakukannya dengan Syakela malam itu, wanita itu benar-benar berhasrat besar dan sulit ditaklukkan. Apa selama ini dia selalu begitu dengan pasangannya? Pikir Zemi. Wajar dia kelelahan atau sakit karena dia tidak berhenti semalaman.Sesampainya di rumah sakit, Zemi meminta informasi yang dengan mudah dia dapatkan, tapi informasi ini tidak bisa diakses oleh awak media bagaimana pun caranya, sebeb pasien butuh privasi dan ketenangan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 43. Tuduhan Tidak Masuk Akal

    Tuduhan Tidak Masuk Akal“Zemi! Ayo! Kemari, Syakela dalam kondisi kritis sekarang!” kata seorang wanita di telepon.Zemi menempelkan ponselnya ke telinga tanpa melihat siapa yang menghubunginya.“Ibu? Apa sepagi ini Ibu sudah ada di sana?”“Ini, aku, Nenekmu apa kau tidak melihat namaku? Oh ya, satu lagi, ini sudah siang, bodoh!”Zemi segera membuka matanya lebar-lebar dan melihat jam dinding, lalu dia bergegas membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Kurang dari satu jam kemudian dia sudah berada di jok bagian belakang mobilnya sambil menghubungi Wuri. Sementara perutnya sudah kenyang.“Halo, Dean? Ada apa menghubungiku? Apa ada yang kau butuhkan?” tanya Wuri terkesan buru-buru dari nada suaranya. Gadis ini mulai menjaga jarak lagi setelah perbincangan mereka kemarin soal pernikahannya.Zemi tersenyum sebelum menjawab, “Aku akan ke rumah sakit, apa kau ada di sana?”“Ya, aku mengisi waktu kosong dengan menengok anak-anak di lantai dua!”“Baiklah, ini kebetulan sekali!”Z

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 44. Kepergian Syakela

    Ke Kampung Halaman“Ya!” Ucapan Wuri tentu saja mengundang banyak dugaan yang menjurus pada kemungkinan yang membenarkan tuduhan Renata. Wanita itu menggunakan nalurinya yang dia percayai tidak salah menilai orang.“Apa kau juga menyukainya?” tanya Leo lagi, dan kali ini gadis itu diam haruskah dia menipu diri dan semua orang demi sebuah kepercayaan, apa mungkin sebuah kepercayaan didapatkan dari kebohongan?Di saat yang sama dia tidak tahu apakah harus menangis atau tertawa. Lalu, dia melihat lurus ke arah dua orang yang seperti mendakwa dirinya dengan tuduhan bersalah.“Kita berteman, tidak ada rasa suka seperti rasa seorang kekasih! Maaf, Dokter, aku harus pergi.”Wuri baru saja hendak melangkah ketika Renata memegang lengannya, sambil berkata, “Kau berusaha lari?” Wuri terperanjat, dia tidak menyangka wanita itu mencengkeram dengan kuku jarinya yang panjang, hingga dia refleks melepaskannya secara kasar, dan di saat itu pula seseorang melangkah cepat ke arah mereka.“Ah!” pekik

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-03
  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 45. Pulang Kampung

    Pulang KampungSeketika Zemi dan Renata cepat berlari ke dalam dan di sana mereka melihat ibunda Syakela menangis di sisi ranjang, sedangkan dokter dan perawat yang menanganinya tengah melepaskan segala peralatan yang menempel di tubuhnya.“Syakela! Benarkah di sudah pergi?” tanya Renata seraya mendekat, begitu juga Zemi ke dua orang itu menatap ke arah wanita yang sedang tertidur di bangsal itu tidak percaya.Bagaimana mungkin dia mati secepat ini, padahal kemarin mereka baru saja bercakap-cakap? Batin kedua orang itu secara bersamaan.Benar inilah arti dari kata bahwa nyawa manusia itu ada pemiliknya.Renata lirih ke lantai, dia sangat menyesalkan kejadian hilangnya nyawa Syakela yang menandakan cucunya tidak akan mendapat seorang jodoh lagi untuk waktu yang lama, siapa lagi yang harus mereka cari sekarang?*****Sehari Setelah kejadian kematian Syakela seorang artis ternama yang, ternyata memiliki penyakit leukemia akut itu menyebar ke seluruh kota. Tentu saja berita itu di d

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-03
  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 46. Ide Cemerlang

    Ide Cemerlang merlangWuri menikmati perjalanannya sambil terus berpikir tentang perubahan sikap Zemi, dia khawatir berbuat salah hingga menabur kebencian. Seorang penyelamat tidak boleh meninggalkan kebencian tapi, rasa terima kasih hingga dia tidak biasa di acuhkan orang yang sudah terbiasa baik dengannya.Sesampainya di Kota Adat Doulonga, Wuri langsung menyambangi kediaman Khazanu, yang tergolek lemah. Pria itu berusaha tersenyum saat gadis itu datang mendekat dan memberikan salam khas kepala suku kepadanya.“Nona Lawu, kau datang? Aku sangat berterima kasih.!” Kata Khazanu sambil berusaha bangkit. Istrinya Makngah, membantunya duduk lalu menyediakan Wuri air minum.Sebagai penghormatan, Wuri langsung meminumnya sedikit sambil mengucapkan terima kasih.“Apa kau sudah lama sakit?” Tanya Wuri, kini hanya mereka berdua dalam ruangan yang luas itu. Kalau kpala suku sakit akan di tempatkan di tengah aula dan akan ada banyak orang dari keturunannya, yang datang merawat, kalau pun ad

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04
  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 48. Gara-gara Berita Televisi

    Gara-gara Berita TelevisiZemi memilih berlibur di Amsterdam untuk beberapa waktu, meninggalkan nenek dan ibunya. Dia pergi ke apartemen Ayah dan kakaknya, serta memilih menjadi benalu bagi mereka. Dia terlalu di manjakan Renata sejak kecil hingga tidak memiliki ketrampilan berbisnis dan, hanya bisa menikmati royalti dari saham perusahaan yang menjadi bagian dirinya saja.Sekarang perusahaan yang dipercayakan padanya pun dia abaikan dan diserahkan pada Ajer, orang kepercayaan itu untuk di urusnya, otomatis orang itu menjadi CEO sebagai pengganti Zemi.Sudah satu bulan lebih, Zemi tinggal di apartemen ayah dan kakaknya itu. Ada kakak ipar perempuan yang mengurus semuanya, hingga Zemi tampak sedikit lebih gemuk. Dia tidak memiliki tekanan apa pun di sana dan tidak ada nenek yang berteriak padanya.“Kenapa aku tidak sejak lama saja tinggal jauh dari nenek. Oh iya, Nenek tidak pernah mengizinkan aku pergi dari rumah!”Kemarin, saat kematian Syakela, semua orang beranggapan dia sangat

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04
  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 49. Api Unggun

    Api UnggunZemi membawa semangat baru untuk menemui Wuri dengan permohonan maaf sekaligus permohonan agar wanita itu mau menjadi kekasihnya. Dia tidak mengabari Ibu dan neneknya karena dia tidak ingin kedua orang tuanya itu ikut campur lagi masalah pribadinya. Di dalam pesawat, dia merasakan waktu berjalan begitu lama hingga dia tidak sabar dan terlihat gelisah setelah beberapa jam berlalu. Padahal tidak biasanya dia bersikap seperti itu. Memang perjalanan tidak sebentar tapi, pesawat juga membutuhkan waktu untuk mengarungi jarak tempuhnya.Sesampainya di Bandara, dia memanggil taxi untuk bisa sampai di Kota Adat Doulonga. Sesampainya di sana, dia mencari hotel atau tempat apa saja yang bisa dia gunakan untuk menginap dan yang, dia temukan hanyalah sebuah motel kecil, dengan fasilitas yang minim dan juga pemandangan yang tidak terlalu bagus karena terletak di sisi jalan besar. Zemi mengistirahatkan sejenak badannya lalu, membersihkan diri seharian mengadakan perjalanan dari kota

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-07
  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 50. Kau Sangat Kaku

    Kau Sangat KakuSeorang wanita menepuk pundak Zemi tiba, dan pria itu menoleh, dia tersenyum pada wanita itu dan berkata, “Apa itu harus?”“Ya! Kau tidak menghormati adat kami kalau tidak menari, sejak kau datang, kau belum menari!”“Apa kau melihatnya?”“Ya, aku yang bertanggung jawab di sini, jadi, kau harus menari!”Tidak hanya Zemi yang di minta menari karena belum menyumbangkan tarian untuk leluhur mereka. Dengan terpaksa akhirnya pria itu menuju tengah lpangan dan menari sebisanya. Dia kaku karena tidak pandai menari, tentu saja bukan hanya dia satu-satunya pria yang tak pandai melakukannya.Wuri melihat hal itu dan wanita yang juga tengah menari itu tertawa. Rambutnya di ikat satu di belakang kepala ikut bergoyang. Kulitnya yang eksotis menjadi sangat ingsah karena sinar dari api unggun yang membumbung tinggi.Melihat Wuri tertawa, dia senang karena membuat gadis itu bahagia, tidak masalah dia tidak bisa menari. Wuri mendekatinya dengan gerakan indah meliuk liuk, dan Zemi sema

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-08

Bab terbaru

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Ya Tentu Saja (TAMAT)

    Ya Tentu Saja (TAMAT)Wanita itu sedikit lebih berisi dan ketika wanita itu turun di tempat yang agak tinggi, di mana dia biasa turun dan naik ke leher gajah, terlihat dengan jelas perutnya sedikit membencit.Zemi menghampiri Wuri dengan langkah yang perlahan dan sedikit ragu, dia mengingat kejadian terakhir saat mereka bertemu dan waktu itu mereka sempat melakukan sesuatu yang bisa membuat wanita itu, mengandung benihnya saat ini.Begitu dua insan itu saling menatap dan berdekatan, seketika keduanya pun sama-sama mengeluarkan air mata yang, entah disebabkan oleh apa. Namun, yang jelas kerinduan itu terukir pada tatapan mereka.Zemi tiba-tiba berlutut sambil menyebut nama Wuri, beberapa kali. Air matanya mengalir lebih deras, dia yakin bahwa gadis itu menanggung beban yang cukup berat selama ini. Tentu saja benar apa yang di pikirkan oleh Zemi, jika Wuri memang sudah menanggung beban yang demikian berat, dia berusaha setengah mati menahan rindu dan cintanya sementara dia tengah m

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Tidak Menemukannya

    Tidak MenemukannyaSemalaman mereka bergadang, sesekali Zemi menggantikan Ajer menyetir karena pria itu terlihat mengantuk.Sesampainya di sana, hari sudah menjelang pagi, mentari sudah menampakkan cahayanya. Dua mobil kontainer yang tiba lebih dulu, menunggu perintah dari majikan mereka untuk menurunkan barang. Setelah mobil mewah yang dikendarai Zemi, Renata dan Ajer tiba, barulah semua barang mereka turunkan semuanya.“Kau datang lagi?” tanya Khazanu menyapa Zemi.“Ya, Tuan Khazan, apa ada masalah dengan kedatanganku?” tanya Zemi penuh percaya diri.“Tidak,” sahut Khazanu.Dia mengabaikan Renata dan Ajer, karena hanya Zemi yang dia kenal. Saat melihat dua truk besar tiba, dia segera melihatnya dan begitu melihat Zemi, dia pun heran karena pria itu begitu gigih berjuang demi mendapatkan Wuri, seperti keinginannya. Kedatangannya kali ini menunjukkan jika ujiannya berhasil setelah sekian lama.Wuri tidak ada di tempat itu, karena sejak kejadian terungkapnya penyebab kematian aya

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Hadiah Sekampung

    Hadiah SekampungBeberapa bulan berlalu setelah kejadian itu, Zemi berharap Wuri mengirimnya pesan melalui ponsel tapi, benda canggih itu selalu hening, tanpa adanya panggilan dari orang yang dia rindukan. Hatinya sakit karena merasa diabaikan padahal hanya dirinyalah satu-satunya harapan.Zemi memutuskan untuk kembali ke negaranya dan, menjalaninya hari-hari seperti biasa. Dia kembali menyibukkan diri di perusahaan bahkan, pekerjaan yang sebelumnya tidak pernah disentuhnya, pun sekarang selesai di tangannya. Dia melakukan semua itu hanya karena ingin melupakandisentuhnya, setelah merasa dicampakkan oleh kekasihnya begitu saja, tanpa pesan dan kata-kata, hanya karena kesalahpahaman belaka.Zemi sudah mengirimkan bukti walaupun tidak kuat dan tidak banyak, tetapi, bukti itu seharusnya cukup untuk meyakinkan kepala suku Khazanu, juga Wuri, jika keluarganya terutama sang kakek tidak bersalah dalam kejadian itu.“Kedua orang itu bersahabat karib sejak lama, tidak mungkin saling menya

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Antara Percaya Dan Tidak

    Antara Percaya dan Tidak Wuri diam dan hanya menangis bahkan, saat Zemi hendak menghapus air mata di pipinya pun dia menolak bahkan menepis tangannya dengan kasar. Oleh karena itu, Zemi langsung menghubungi kakaknya karena saat kejadian itu berlangsung kakaknya pun berada di sana. Dia mengatakan apa yang terjadi di tempat itu semuanya, tanpa kecuali bahkan sejak pertemuan awalnya dengan Wuri secara singkat. “Bukan begitu ceritanya, yang dilihat laki-laki itu salah, kamu sudah melarangnya untuk mengambil boneka milik anakku. Memang anakku terus menangis karena dia tidak bisa tidur kalau tidak memeluk bonekanya.” Kakak Zemi bercerita dari ujung telepon. “Jadi, itu hanya salah paham?” kata Zemi. “Ya, aku dan Kakek sudah melarangnya, dan itu pun sudah kami bawa dia berlari lebih cepat, bukankah Kakek juga terluka kakinya hingga dia harus memakai kruk sampai dia tiada?” “Ya!” “Semua karena kejadian itu, tapi, kakek selalu bilang itu karena kecerobohannya, padahal saat itu, Kakek sed

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Keluarga Seorang Pembunuh

    Keesokan harinya ketika Wuri keluar dari kamar, Khazanu, sang kepala suku sudah menunggu bersama seorang pembantunya. Tentu saja Wuri mengenal dua orang yang sangat akrab selama ini. Mereka kemudian duduk secara berhadap-hadapan di ruang tamu.Kepala suku Khazanu, sengaja datang ke rumah Wuri karena dia mendengar sebuah informasi bahwa, gadis itu bermalam dengan seorang laki-laki. Kecurigaannya muncul karena dipicu oleh rasa khawatir jika anak dari sahabatnya itu memiliki hubungan khusus dengan orang yang kemarin datang dan bermesraan sampai malam tiba.“Apa kau melindunginya di sini?” kata Khazanu memulai pembicaraa setelah mereka berbasa basi sebentar.“Siapa maksud Anda, tidak ada orang lain di sini selain aku!” Wuri berkata membala diri.“Jangan berbohong padaku aku mengetahui semuanya!”“Apa maksudmu Jemi? Kalau dia yang Anda maksud, ya ... memang dia datang kemarin malam dan aku mencegahnya untuk pulang, memangnya Apa salahnya dengan hal itu?”“Apa kau lupa dengan resiko

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 55. Sebuah Tanda

    Sebuah Tanda Yang SamaSesampainya di rumah Wuri, Zemi meminta gadis itu untuk menunjukkan di mana kamarnya.Tentu saja Wuri enggan tapi, Zemi berkata, “ Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu, dan sebelum orang lain tahu, aku ingin kau yang lebih dahulu tahu!”“Apa itu, katakan saja padaku!” Wuri masih tidak mengerti dengan apa yang akan ditunjukkan oleh Zemidean.Zemi melihat ke sekeliling dan dia tidak menemukan orang lain selain mereka.“Ke mana semua pelayanmu?” tanya Zemi.“Mereka bekerja di kebun, dan baru akan pulang sore nanti.”“Baiklah kalau begitu, tidak masalah aku membuka bajuku di sini!”“Tunggu, apa yang akan kau lakukan?”“Wuri, aku punya tanda yang sama seperti di tubuhmu!”“Bagaimana kau tahu, apakah itu sama atau tidak?”Zemi hendak membuka Hoodienya di ruang tamu, saat Wuri mencegah dan menarik tengan pria itu ke kamarnya. Pandangan mata Zemi berputar ke sekeliling kamar yang rapi dan menyebarkan aroma bunga anggrek bercampur asap dupa. Tidak ada perabot

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 54. Bagaimana Kalau Aku

    Bagaimana Kalau Aku?“Setelah aku mengajakmu ke sana, baru aku akan mengajak Jubi jalan-jalan untuk menghibur hati,” kata Wuri. “Apa sekarang kau sedih?” “Ya kalau aku ini ingin hiburan atau aku sedih, Juni lah yang menghiburku!” “Apa kau akan tidur dengannya, sampai dia membuatmu bahagia?” “Ya! Aku sering tidur di perutnya. Kita akan bermain dan dia akan menggendongku, aku bisa bermain dengan belalainya. Itu menyenangkan!” “Oh!” Zemi mengangguk. Mereka kembali ke rumah, Zemi dipersilakan untuk masuk dan duduk sambil menunggu Wuri membawa persembahan. Pria itu melihat ke sekeliling ruangan yang dipenuhi pernak pernik kerajinan khas adat dan sukunya termasuk beberapa hiasan khas dari berbagai negara, ada juga foto-foto ayah Wuri dalam berbagai aktivitas. Ada juga foto ibunya, foto gadis itu saat masih kecil dan juga beberapa gelang kehormatan yang berjajar di dinding, yang artinya sudah banyak kemampuan dasar yang dimiliki Wuri serta keluarganya menurut adat. Wuri keluar dengan

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 53. Bersikap Menerima Kenyataan

    Bersiap Menerima KenyataanSetelah lama menunggu, Zemi tidak lagi mendapatkan jawaban meskipun pesan itu terbaca. Tanpa sepengetahuan pria itu, Wuri menangis dengan wajah ditutup bantal agar tidak terdengar oleh para pelayan rumah dan pekerja lain, yang masih belum tidur dan tinggal di rumah itu. Mereka yang mengisi rumah saat dirinya tidak ada. Gadis itu tidak siap jika harus kehilangan Zemi, ini adalah ke sekian kalinya dia merasakan jatuh cinta, tapi, untuk ke sekian kalinya pula dia harus patah hati. Namun, mau tidak mau harus siap kehilangan lagi. Akhirnya wanita itu tertidur setelah lelah mendingan hati yang sesak karena rindu. Kalau saja Zemi tidak berjasa begitu besar padanya maka, dia akan mudah melepaskan rasa. Keesokan harinya Zemi datang terlalu pagi, hingga saat dia muncul di rumah itu, pintunya pun belum di buka, bahkan Wuri belum bangun karena baru tertidur setelah menjelang pagi. Pria itu memakai celana jeans hitam dan hoodie abu-abunya. “Apa kau menunggu Nona Law

  • Cinta Dan Kutukan Tanda Lahir   Bab 52. Dikira Kekasih

    Dikira KekasihZemi tidak bisa memaksa walaupun dia sangat ingin tetap bersama karena dia tahu posisi dan kedudukan Wuri hingga harus menjaga diri dengan baik. Dua orang itu berjalan menuju rumah Wuri karena gadis itu meminta Zemi untuk singgah dan kebetulan dia pun ingin tahu kediaman gadis idamannya. Mereka masih mengobrol tentang motel yang ditempati Zemi saat kepala suku datang menghampiri. Pria itu sudah sehat kembali setelah sakit lebih dari sepekan awal bulan lalu, Wuri pun datang menjenguknya selama dua hari saat itu.Pria itu mendengar jika Wuri sedang berduaan dengan seorang pria pendatang dan dia memeluk gadis itu, inilah laporan yang membuatnya senang sekaligus was-was. Biar bagaimanapun juga, gadis itu adalah titipan dari sahabatnya, untuk di jaga sebaik-baiknya apabila sampai tua dia tidak menemukan jodohnya. Dia tidak ingin ada hal buruk terjadi padanya.“Ah! Ketua, kenapa kemari, ini sudah malam!” kata Wuri dalam bahasa daerahnya setelah memberi penghormatan khas

DMCA.com Protection Status