Tak lama kemudian datang dua orang room service dan meletakan dua minuman segar berikut makanan ringan, bahkan juga buah-buahan seger.
“Iya dehh…kalau kamu dah ikhlas…aku pulang dulu…terima kasih banyak yahh!”
“Lohhh kok langsung pulang…ini minuman dan makanan yang baru disediakan, ga habis aku makan sendiri, ayoo temani aku mencicipi ini. Badan kamu ga terlalu sakit kan abis jatuh tadi!” Sherin yang hampir berdiri, kini duduk manis kembali dengan gaya yang rikuh, rikuh karena tadi sangat judes dan sempat minta ganti rugi dengan niat hanya memberi pelajaran, eh malah di kasih duit tak sedikit dan kini sudah masuk ke rekeningnya.
Sherin bak dapat durian runtuh hari ini, pikirannya mulai menjelajah kemana-mana, kemana uang itu akan dia belanjakan.
Itulah kelemahan wanita, dapat uang pikirannya hanya ingin segera belanja alias shopping.
Sambil minum dan mencicipi makan ringan serta buah, Sherin kadan
Kini Radin sudah dalam perjalanan menuju Kabupaten Balongin, dia membawa mobil dengan santai, kecuali jalanan sepi barulah dia tancap gas hingga kilometer menunjukan angka 120 sampai 140 di dashboard mobil SUV ini, tak berani dia lebih dari itu, karena ini bukan jalan tol dan banyak tikungan-tikungan tajam yang Radin tak hapal, belum lagi kadang ada lubang-lubang di jalanan yang tak semuanya mulus, beda dengan tol di Jakarta atau kala dia keluar daerah di Pulau Jawa atau Sumatera, Kalimantan memang masih agak tertinggal.Pagi tadi sebelum berangkat, dia sempat menelpon Sherin dan minta maaf tadi malam ketiduran lalu bilang akan ke Kabupaten Balongin, Sherin sempat bilang ingin ikut seandainya hari itu libur.“Kalau ikut dan abang khilaf gimana!” canda Radin.“Kalau khilaf, besoknya tanggung jawab langsung temui ortu Sherin yaa…enak aja main kabur…!” sungut Sherin di telpon.Radin tertawa dan kini dia tersenyum sendiri, entah mengapa kalau bicara dengan gadis lincah nan jelita ini, Rad
“Padahal baru 6 bulan lalu bertemu…kok bisa makam ayah seakan-akan sudah lama di sini,” batin Radin keheranan sendiri.Saat duduk takjim itulah, Radin tak sadar ada seseorang yang masuk dan kini menatapnya dengan heran. Radin menoleh karena tercium asap rokok dari orang itu, dan dia menatap seorang lelaki yang berperawakan agak tua dengan kopiah yang terlihat agak usang, pake celana panjang dan baju him kedodoran yang agak pudar warnanya.“Kamu siapa…agaknya kamu orang kota dan apa hubunganmu dengan kedua makam ini?” tanya orang tua itu sambil menatap Radin yang kini sudah berdiri dan mendekatinya. Radin tersenyum dan menyodorkan tangan sambil membungkuk hormat, dia yakin orang ini punya pengaruh di daerah yang sudah jadi desa ramai ini.“Saya Radin Durangga …adapun kedua makam ini, makam kedua orang tua saya!” orang tua itu langsung kaget dan kini dia menatap perawakan Radin yang tinggi, karena tinggi ora
Alwi kemudian memimpin kerja bhakti di dusun ini, ternyata warga dusun ini sangat kompak, semuanya bahu membahu membantu.Alwi menyuruh dua warga dusun ke kota kecamatan, untuk membeli material-material buat pembangunan mushalla, juga memesan batu-batu koral untuk pengerasan jalan dusun tersebut.Saat dua buah pickup datang dengan barang-barang material tersebut, semua warga bergotong royong menurunkannya.Para ibu-ibu juga tak ketinggalan, mereka adakan dapur umum, Radin merasakan kedamaian dan ketenangan dan melihat betapa akrab dan ramahnya warga dusun ini.Dia sengaja mematikan hape nya selama di dusun ini, walaupun ada sinyal namun tak begitu bagus, Radin benar-benar ingin menikmati selama berada di dusun ini.Hanya sesekali dia buka hape dan hanya untuk sekedar melihat laporan-laporan kinerja perusahaannya, ternyata Arman dan Yuni memang bisa diandalkan.Semuanya mampu di handle keduanya dan dia juga mengontak satu dua orang kepercayaannya dan dia tersenyum puas, tak ada masalah
“Kamu tu yaaa sengaja meluk-meluk aku…dasarrrr!” gadis ini melayangkan tangannya, bermaksud ingin menampar wajah Radin.Tentu saja Radin tak ingin wajahnya kena tampar, Radin sigap menangkap tangan dara itu dan saat si dara menatap wajah Radin dan melihat ke badannya, dia langsung berteriak kaget, karena dadanya nampak jelas seutuhnya di hadapan pria tampan tak di kenalnya.Dara ini tiba-tiba langsung memeluk Radin, Radin melepaskan pegangan tangan dara yang kini memeluknya, dia menikmati ketika dada mereka bertemu tanpa sehelai benang di tubuh.Bahkan dia harus menahan libidonya yang tiba-tiba naik, karena pinggang mereka kini lengket. Akibat pelukan tiba-tiba dari dara ini. tubuh mereka hampir sama tingginya, inilah yang membuat Radin akhirnya terdiam dan malah menikmati pelukan tak disangka-sangka dari dara yang tak di kenalnya ini.Dara ini mulai sadar, tapi dia tak melepaskan pelukan, karena tau dadanya akan terlihat jelas, dia kin
“Untung urang utan nya ga menggigit ya Normi!” ceplos Radin tersenyum di kulu, Radin memang sudah hapal nama-nama mereka semua, setelah sebelumnya lama berbincang di rumah Alwi tadi.“Iyahh kata Cynthia Urang Utan nya jinak gituuu…lucunya kayak manusia katanya, eh tau ga, kata Cynthia anu nya itu lohh punya Urang Utan bisa tegang…!” Normi tertawa tergelak di ikuti dua pemuda di belakang yang salah satunya selain Bonar, bernama Silo dan dia agak ngondek tertawa. Radin langsung tersenyum masam…sialan, aku di sebutnya Urang Utan, nyebut benda keramay lagi…!” batin Radin, malu hati di buat Cynthia.“Heiii weceee…kok diamm sihhh…ga ngiming-ngiming loo dari tadi, terpesona yaa sama abang Radin yang ganteng ini!” celutuk Silo tertawa, tentu saja ditujukan buat Cynthia yang duduk di depan menemani Radin nyiter.Silo aslinya memang ngondek, sehingga gaya bahasanya mengikuti gaya ngondekny
Setelah hampir 15 menitan mobil SUV pun berhasil keluar dari kubangan dan kini Radin bersiap akan gas kencang lagi untuk maju ke depan. “Pegangan yaa…kali ini aku akan full injak gasss!” Radin memperingatkan semuanya.Radin menggas kencang lagi dan mobil bak lari cacing menghajar kubangan yang setengah malam membuat mobil ini tak bergerak. Silo kembali menjerit-jerit, Normi dan Dwi pucat, Bonar ikut-ikutan tegang, terlebih setelah terang dia melihat di samping kiri ternyata ada turunan yang curam, kalau sampai mobil oleng ke kiri, dia ngeri membayangkan mobil ini akan terjun ke keturunan yang curam tersebut.Tapi Cynthia malah senyum-senyum saja, tak sadar tangannya memegang paha Radin. Tapi kali ini Radin sudah melihat dia harus ambil dikit ke kanan, karena di situ kubangannya tak seberapa. Dan mobil inipun sukses keluar dari kubangan dan kini mereka istirahat serta keluar dari mobil sambil melihat dari dekat kubangan yang membuat mereka terpaksa ng
Saat membuka hapenya, Radin tersenyum karena dia dapat kiriman foto Sherin sedang bergaya di mobil Honda jenis CRV barunya.“Selamat yaaa…kini sudah punya mobil baru!” balas Radin.“Kapan abang pulang ke Banjarmasin…kangenn…mau ketemuan abang?” pake emoji senyum.“Secepatnya yaaa…!” Radin kemudian menulis lagi nanti di sambung lagi, karena dia kini sedang melihat pembangunan Mushalla yang makin mendekati selesai dan kini terlihat bagus dan lebih luas dari sebelumnya.Radin mendekati Iban, anak pa Alwi yang baru selesai mencucikan mobil SUV nya yang sangat kotor dan kini terlihat bersih lagi setelah hampir 2,5 jam di cuci abege yang baru berusia 13 tahunan ini. Iban bahkan sampai masuk ke kolong mobil dan menyiram lumpur-lumpur yang melekat di sana lalu menggosoknya hingga bersih.Radin suka sekali melihat kinerja Iban yang tekun begitu, begitu Radin memberi 5 lembar uang seratus
Tanpa sungkan, Sherin juga melepas baju seragam kerjanya di depan Radin dan kini dia hanya pake kaos daleman dan celana jeans ketat saja lagi. Radin mau tak mau harus melihat betapa bagusnya bentuk dada Sherin yang terlihat membusung tersebut.“Stop, jangan buka semua di sini…sono aja di kamar mandi, kalau abang khilaf bahaya!” seloroh Radin tertawa.“Yeee siapa juga yang mau buka di sini,” Sherin melitkan lidahnya lalu tertawa dan diapun langsung jalan ke kamar mandi. Radin hanya geleng-geleng kepala melihat ulah Sherin, dan saat dia melihat hape Sherin yang kini sudah baru dia makin senyum, karena hape Sherin sudah ganti dengan hape premium yang tentu saja berharga mahal, beda saat bertemu pertama, hape nya masih merek Cina.Radin kemudian membuka smarphone canggihnya yang merupakan produksi limited edition dan mengecek pergerakan saham perusahaannya, dia juga cek CCTV yang ada di kantornya dan melihat aktivitas kerja semua stafn