Pada saat ini, terdengar suara lembut seorang pria. Suara ini sangat jernih dan merdu, membuat semua orang merasa sangat nyaman mendengarnya.Aku mengangkat kepalaku dengan terkejut. Chris sudah datang.Saat Julian melihat Chris, tatapannya seketika menggelap.Dia melangkah ke hadapan Chris dan memelototi Chris sambil berkata, "Pak Chris, apakah kamu mengatur agar istriku melakukan pemeriksaan?"Chris mengangguk sambil menjawab, "Ya, ada apa?"Julian berkata dengan sinis, "Pak Chris sangat baik hati, ya. Aku harus berterima kasih padamu."Chris berkata dengan tenang, "Sama-sama."Kemudian, dia berjalan memasuki ruangan dan berkata, "Semuanya sudah selesai, ayo jalan."Aku bergegas mengemasi barangku dan hendak meninggalkan rumah sakit dengannya.Julian lagi-lagi menghalangi jalanku.Dia bersikap sangat tangguh, seakan-akan dia tidak akan menyerah.Dia berkata dengan dingin, "Pak Chris, hentikan. Luna istriku, aku suaminya. Sekarang, aku akan membawanya pulang."Dia memelototi Chris sam
Sambil menunggu mobil, suasana hatiku sangat tenang.Setidaknya, setelah makan, suasana hatiku yang muram menjadi sedikit lebih baik. Tania juga sangat bersemangat dan terus memuji Chris.Dia terus memuji Chris hingga aku merasa canggung.Tania tertawa dengan senang sambil mengayunkan tinjunya. "Sungguh menyenangkan!""Luna, apakah kamu nggak merasa sangat senang? Akhirnya, ada yang bisa menaklukkan Julian yang sombong itu. Kamu nggak lihat wajahnya, 'kan? Dia merasa marah hingga hidungnya mengeluarkan asap!"Aku hanya mengiakan ucapannya tanpa mendengarnya dengan penuh perhatian.Tania berkata, "Luna, kamu harus mempertahankan pria ini dengan baik. Dia jauh lebih tepercaya daripada Julian. Selain itu, keluarganya sangat kaya."Dengan ekspresi tidak nyaman, aku berkata, "Apa maksudmu? Aku nggak layak untuknya. Jangan asal bicara! Nanti, orangnya akan datang."Namun, Tania berkata, "Apanya yang nggak layak? Kamu nona muda dari Keluarga Winston ....""Huh, bukannya ini nona muda dari Kel
Langkahku terhenti.Dari belakang, terdengar suara sindiran dan ejekan."Dia Luna Winston, ya? Hahaha. Bukankah dia penjilat Kak Julian yang paling kuat? Sebelumnya, seingatku, untuk meminta pengampunan Kak Julian, dia memberikan kita masing-masing 100 juta.""Hehe, dia hanya bisa mengejar Kak Julian sepanjang hari. Di bar mana pun di kota, ada mata-mata yang dia sewa. Usaha ini ... ckckck .... Sayang sekali, Kak Julian sama sekali nggak menghiraukannya.""Orang ini memang jalang, dia bersikeras untuk menempel pada Kak Julian, hingga nama baik Keluarga Winston rusak karenanya.""Jangan terlalu keras, dia adiknya Louis Winston ....""Untuk apa kamu takut padanya? Kita teman baiknya Kak Julian, jadi dia seharusnya menyanjung kita.""Nggak ada gunanya dia berasal dari Keluarga Winston."...Api amarah terus bergejolak dalam hatiku. Tania juga mendengar ucapan kasar mereka.Dia menarik tanganku sambil berkata, "Ayo jalan, jangan hiraukan mereka. Mereka hanya anak-anak dari keluarga kaya ya
Saat Chris melihatku berdarah, ekspresinya yang selalu sangat lembut seketika menggelap.Dia menatap Harry yang masih ingin beraksi dan memberi isyarat pada seseorang di satu sisi.Aku hanya melihat sebuah sosok gelap melompat keluar dari sisi Chris, menampar Harry dua kali, lalu menendang Harry dengan kuat.Awalnya, Harry masih terus berteriak di antara kerumunan orang dan meminta agar aku dibunuh saja.Namun, dua tamparan dan satu tendangan itu langsung membuatnya tumbang.Dia bangkit dari lantai dengan memalukan dan hendak menerjang maju lagi.Saat dia melihat orang di hadapannya dengan jelas, wajahnya memucat, bibirnya pun bergetar."Pak ... Pak Chris ...."Chris memelototinya sambil bertanya, "Kamu yang pukul dia?"Harry memegang wajahnya dengan ekspresi tertuduh dan berkata, "Wanita gila ini yang menyerang terlebih dahulu. Lihatlah ...."Dia menjulurkan kepalanya dan membiarkan Chris melihat luka di wajahnya.Chris membuang muka dengan jijik. Pria perkasa di sisinya sedang mengam
Aku menarik Chris sambil berkata, "Aku nggak ingin melihatnya."Chris menatapku, lalu berkata, "Kalau begitu, kamu tunggu di mobil dulu saja."Aku bertanya dengan ragu-ragu, "Kalau begitu, bagaimana dengan kejadian ini? Mereka sepertinya sudah lapor polisi.""Nggak apa-apa. Kamu dan Tania bisa naik ke mobil dulu. Aku akan membiarkan sopir mengantarkan kalian pulang," kata Chris.Aku mengangguk dan langsung menarik Tania untuk pergi.Namun, Julian langsung menghalangi jalan kami.Dengan ekspresi dingin, aku berseru, "Jangan ikut campur dalam urusan orang lain!"Julian menahan amarahnya dan hendak menarikku. "Pulanglah denganku."Aku bergerak mundur selangkah untuk menghindari tangannya.Aku mengernyit sambil berkata, "Aku nggak akan pulang."Tania juga menghalangi Julian sambil berkata, "Julian, kami menghajar teman-temanmu, terus kenapa? Teman-temanmu yang mengatai Luna terlebih dahulu! Mereka pantas dihajar!"Julian menatapku dengan ekspresi masam sambil berkata, "Luna, kamu benar-ben
Tania merasa lega, tetapi juga khawatir. "Tapi, kalau kamu mengungkit perceraian, kamu mungkin nggak akan mendapatkan kembali uang yang kamu investasikan untuk Grup Simmons. Harus diketahui, Julian si bajingan itu sangat nggak tahu malu. Dia mungkin akan berusaha untuk nggak mengembalikannya padamu."Aku berkata dengan sangat tenang, "Aku akan mencari pengacara terbaik di luar sana dan mengajukan gugatan, lalu mendapatkan kembali semua uang itu.""Kalaupun Julian nggak memberikannya padaku, aku tetap akan berjuang mati-matian untuk uang itu."Melihat tekadku sekuat itu, Tania langsung berkata, "Baiklah! Melihat tekadmu, aku pasti akan mendukungmu."Aku menatap Tania dan berkata, "Besok akhir pekan, cari waktu untuk menemaniku pulang dan ambil barang, ya."Tania seketika tercengang.Aku berkata, "Masih ada banyak sekali barangku di vilanya Julian."Tania langsung mengangguk sambil berkata, "Oke, oke! Seingatku, dulu kamu suka sekali membeli tas dan perhiasan mahal, kita nggak boleh mere
Untungnya, Willy juga tidak suka bergosip.Dia mengingatkanku tentang beberapa hal, lalu membiarkanku pergi.Aku bergegas memanggil taksi ke tempatnya Tania, lalu pergi ke vilanya Julian bersama.Benar, aku mau pergi mengambil barangku di vilanya Julian, aku setidaknya harus mengambil beberapa set pakaian ganti.Di dalam mobil, Tania terus menyusun rencana untukku.Tadi, saat aku naik mobil, aku bahkan melihat sebuah tongkat golf yang entah didapatkan dari mana di bagasi mobil.Tongkat golf itu terbuat dari baja murni, terasa enak di tangan dan sangat menyakitkan jika dipukulkan pada orang.Di depan pintu vilanya Julian ....Aku dan Tania mengamati vila itu dari dalam mobil. Vila itu terlihat gelap, sepertinya tidak ada orang di dalam.Aku menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Ayo masuk."Saat Tania ingin ikut masuk, aku membiarkannya menungguku di mobil.Tania berkata dengan sangat khawatir, "Bagaimana kalau kamu bertemu dengan Julian? Bagaimanapun, aku bisa menghalangi bajingan itu
Kali ini, aku mengambil bajuku.Aku memilih empat atau lima set piama dan pakaian ganti, lalu mulai mengambil beberapa pakaian berkualitas bagus yang dirancang khusus untukku.Sambil mengambil pakaianku, aku berterima kasih atas penilaian dan seleraku.Dengan tatapanku yang tajam, aku sudah melihat banyak sekali pakaian yang merupakan hasil karya ahli terkenal. Pakaian ini sangat mahal, ada juga beberapa produk kerja sama antara dua merek dan beberapa model pakaian yang tidak dapat dibeli lagi.Akhirnya, aku memilih tasku. Aku sama sekali tidak melihat tas yang berada di bagian bawah. Aku langsung melihat barisan tas yang terbuat dari kulit buaya di paling atas.Aku sudah merasa puas.Jika aku menjual barang-barang ini, aku bisa menjalani hidup yang layak untuk sangat lama.Aku terlalu fokus memilih barang hingga aku sama sekali tidak menyadari waktu berlalu.Saat aku kembali ke vila untuk keenam kalinya, terdengar suara mobil dari luar.Aku seketika terdiam.Julian sudah pulang?Aku m
Dia mendekat padaku, sehingga aku samar-samar bisa mencium wangi bunga.Aku langsung memalingkan wajahku.Orang ini benar-benar memancarkan aura "menggoda" dari ujung kepala hingga ujung kakinya.Aku yakin, jika dia berusaha, akan ada banyak wanita yang luluh padanya.Aku menghindar sambil berkata, "Tuan Thomas, kamu salah paham. Aku bukan pacarnya kakakmu."Sambil mengucapkan kata-kata ini, wajahku memerah. Dalam ingatanku selama 18 tahun, ini pertama kalinya aku berbicara seperti ini.Selain itu, saat aku menghadapi pria tampan yang pandai berbicara dan genit seperti ini, aku sama sekali tidak tahu apa yang harus kulakukan.Thomas juga menyadari hal ini.Dia sengaja menunduk dan berbisik di telingaku, "Kalau kamu bukan pacar kakakku, bagaimana kalau kamu jadi pacarku saja?"Saat aku merasakan napasnya yang panas, tubuhku bergetar, aku pun bergegas bergerak mundur.Aku bisa merasakan wajahku memerah. "Tuan Thomas, tolong jaga sikapmu. Aku ... aku bukan datang untuk mencari partner sep
Aku benar-benar sudah muak mendengar celotehannya. Aku pun menoleh dan berkata dengan sinis, "Aku nggak layak, tapi kamu layak, ya? Kamu pasti ingin menikah ke Keluarga Kody, 'kan?"Ucapanku tepat sasaran, sehingga Cherria merasa marah karena malu.Dia berseru, "Luna, dasar wanita jalang! Kamu kira semua orang nggak tahu malu sepertimu, ya?"Kepalaku sakit sekali, jantungku juga sangat tidak nyaman. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdebat dengan Cherria.Aku pun berbalik.Namun, Cherria menangkapku sambil berkata, "Jangan pergi, katakan dengan jelas."Tubuhku terhuyung-huyung, kerah gaunku juga ditarik olehnya, sehingga bahuku terekspos.Bahuku yang putih terpapar sinar matahari, sehingga aku bergegas menarik kembali gaunku.Aku berseru dengan penuh amarah, "Kamu ngapain?!"Cherria seketika terkejut.Dia masih merasa takut. Sebelumnya, setelah dia mendorongku, dia diusir dari Kediaman Kody. Sekarang, dia menjadi jauh lebih sungkan padaku, dia juga tidak berani main tangan lagi."Wah,
Api amarah kembali meluap dalam hatiku. Dengan tatapan dingin, aku menatap mulut Chelsea yang dibalur lipstik dengan indah dibuka dan ditutup."Apa katamu?"Chelsea mendengus dan berkata, "Sekarang, kamu sudah bukan lagi nona muda dari Keluarga Winston. Lima tahun yang lalu, kamu sudah diusir dari Keluarga Winston secara terang-terangan."Seakan-akan sesuatu meledak dalam kepalaku, aku merasakan sakit kepala yang parah.Aku memegang kepalaku, napasku mulai terasa berat.Chelsea tidak menyadari ada yang aneh padaku, jadi dia berkata lagi dengan sinis, "Kamu nggak mendapatkan apa pun dari Keluarga Winston. Kamu hanya bisa bergantung pada pemberian Julian padamu. Jadi, Nona Luna, jangan begitu keras kepala.""Julian nggak mencintaimu. Dia nggak akan memberimu apa yang kamu mau, baik itu uang maupun cinta."Kepalaku terasa sangat sakit.Aku juga tidak bisa mendengar ucapan Chelsea dengan jelas lagi. Dalam pikiranku, hanya ada ucapan Chelsea yang mengatakan bahwa lima tahun yang lalu, aku s
Keesokan harinya, saat aku bangun, Willy sudah menunggu di depan pintu dengan seorang perawat.Melihat luka baruku, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau tahu begitu, aku nggak akan membiarkanmu keluar. Semalam, Pak Chris menegurku untuk sangat lama."Aku berkata dengan rasa bersalah, "Aku juga nggak menyangka kalau aku akan bertemu dengan Julian. Maaf sudah merepotkanmu."Willy menggeleng dan berkata, "Ya, aku hampir kehilangan pekerjaanku karena kamu. Kamu nggak bisa berkeliaran lagi."Aku pun mengangguk.Sebenarnya, aku juga tidak bisa berkeliaran karena kasus ini masih belum berakhir dan aku masih harus menjaga kondisiku.Kediaman Kody sangat luas. Terlebih lagi, terdapat sebuah taman bunga yang sangat indah. Selain itu, ada juga dinding bunga mawar.Hanya saja, saat aku sedang mengagumi dinding bunga itu, Cherria muncul dengan seseorang yang tidak ingin kulihat.Aku pun mengernyit sambil bertanya, "Nona Chelsea, kenapa kamu datang ke sini?"Cherria mengangkat dagunya dan
Sambil terus menangis, aku menceritakan apa yang terjadi hari ini.Ekspresi Chris menjadi sangat dingin, menunjukkan kebenciannya terhadap Julian.Aku berkata dengan penuh penyesalan, "Kenapa aku bisa melupakan peninggalan nenekku? Kenapa aku bisa lupa? Kenapa otakku bisa lupa?"Sambil mengucapkan kata-kata ini, aku hendak memukul kepalaku sendiri.Chris langsung menangkap tanganku sambil berkata, "Karena kamu hilang ingatan. Luna, kamu hanya mengingat hal-hal sebelum kamu berusia 18 tahun dan melupakan semua hal setelah itu."Aku menunduk sambil menangis dan berkata, "Tapi, aku nggak seharusnya melupakan hal itu. Kenapa aku menaruh barang sepenting itu di tempat Julian? Aku benar-benar menyesal."Dia berkata dengan lembut, "Luna, jangan bersedih lagi. Gelang yang sudah pecah ini bisa diperbaiki, begitu juga dengan fotonya.""Serius?" Mataku langsung berkilau.Chris tersenyum sambil menjawab, "Serius. Memangnya aku pernah membohongimu?"Aku pun tersenyum. "Terima kasih, Kak Chris."Chr
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aku menariknya dan berlari ke luar.Kami berlari bersama ke jalanan dan naik ke mobil. Seluruh tubuhku bergetar. Aku memegang gelang itu erat-erat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Melihat keanehan pada diriku, Tania memukulku dengan kuat."Ada apa? Apa yang terjadi?"Aku menatap Tania dengan tercengang dan menangis sambil menunjukkan foto keluargaku yang sudah robek. "Julian merobek foto keluargaku. Dia merusak salah satu dari barang peninggalan Nenek."Ekspresi Tania seketika berubah.Dia terdiam sejenak, lalu berseru, "Dasar bajingan! Aku akan membunuhnya!"Dia mengambil tongkat golf itu, membuka pintu mobil dan menerjang kembali ke dalam vila.Mendengar suara benda dipecahkan, aku berusaha untuk menenangkan diri, lalu menghubungi seseorang dengan ponselnya Tania.Saat panggilannya terhubung, terdengar suara Chris yang sangat lembut."Halo? Ada apa, Nona Tania?" tanya Chris.Aku terisak tangis sambil berkata, "Kak Chris, ini aku. Bisakah kamu me
"Nggak mau lagi, ya?"Dia menggoyangkan gelang giok di tangannya.Hatiku seperti disayat secara perlahan dengan pisau yang tidak terlihat.Aku pun berlutut.Chelsea yang berada di satu sisi berkata dengan sinis, "Aduh, patuh sekali, ya."Dia berkata pada Julian, "Julian, lihatlah, demi bercerai denganmu, dia benar-benar ...."Namun, Julian tiba-tiba berteriak pada Chelsea, "Memangnya masih ada urusanmu di sini? Keluar!"Chelsea seketika terkejut.Dia ingin menangis, tetapi dia tidak berani menangis saat dia melihat ekspresi Julian yang aneh.Dia memelototiku dan mengamatiku dari atas ke bawah dengan tatapan curiga.Sedangkan aku hanya bergerak ke luar ruangan secara perlahan, seakan-akan aku tidak melihat atau mendengar apa pun.Aku berlutut di atas karpet wol yang lembut, seharga 40 juta per meter persegi. Namun, aku seperti merasakan pecahan kaca di bawah lututku.Sakit, rasanya sakit sekali.Namun, aku menginginkan barang peninggalan nenekku.Aku menginginkan agar barang nenekku men
Namun, saat aku berusia sekitar 10 tahun, Nenek meninggalkan dunia ini.Nenek pergi dengan sangat mendadak.Di rumah sakit, sebelum dia meninggal, dia memberiku gelang giok ini.Dia berbaring di ranjang sambil menatapku dengan tatapan tidak rela. "Nana, nggak ada yang bisa Nenek berikan padamu. Ini gelang yang sudah Nenek pakai sejak Nenek muda. Saat Nana menemukan pria yang Nana suka, pakailah gelang ini sebagai harta sesan Nana."Aku menangis hingga aku merasa sesak napas.Julian menindih tubuhku sambil berkata, "Luna, jangan pergi. Kita bisa baik-baik saja."Aku menamparnya dengan kuat dan memelototinya sambil berseru, "Nggak akan! Kamu sudah merobek foto Nenek!"Aku mengambil foto itu dengan tanganku yang gemetaran, air mataku terus mengalir.Pada saat ini, pintu kamar terbuka. Chelsea pun terkejut melihat kami di atas ranjang.Ekspresinya langsung berubah. "Julian, kamu ngapain?"Dengan kesempatan ini, aku merebut gelang giok itu dari tangan Julian.Aku langsung berlari ke luar, t
Aku melihat sepasang gelang giok berwarna hijau itu.Pola gelang itu sangat familier, tetapi aku tidak bisa mengingat siapa pemilik gelang itu. Firasatku mengatakan bahwa gelang itu pasti merupakan benda yang sangat penting bagiku.Melihatku kebingungan, Julian mengeluarkan selembar foto yang sudah menguning.Begitu aku melihatnya, aku langsung terkejut.Foto itu adalah sebuah foto keluarga.Itu foto keluargaku, dengan mendiang nenekku, ayahku, ibuku, kakakku dan aku di dalamnya.Usiaku sekitar 10 tahun. Di foto itu, aku mengenakan gaun berwarna merah muda.Nenekku yang duduk di paling tengah mengenakan pakaian tradisional, dengan seulas senyuman yang ramah di wajahnya.Dia menatap ke depan dalam diam, seakan-akan dia bisa melihatku melalui foto itu.Aku hanya merasakan kepalaku berdengung dan sebuah ingatan muncul dalam benakku."Nenek!"Kakiku melemas, sehingga aku langsung terjatuh ke lantai.Julian menatapku dari posisi yang lebih tinggi, tatapannya sangat dingin.Aku melihat gelan