Lia sudah kembali bersekolah meski tangannya masih diperban. Lia menguatkan hati dan mental sebelum memasuki kelas. Setelah merapalkan doa dalam hati, Lia melangkahkan kakinya memasuki kelas.Tubuh Lia gemetaran ketika ditatap Feryan. Lia menunduk demi menghindari tatapan Feryan. Tangan Lia yang diperban mengundang perhatian penghuni kelas. Para siswa siswi oun berbondong-bondong menghampiri Ella untuk menanyakan apa yang terjadi pada telapak tangan kanan Lia."Ini karena jatuh terpeleset di jalan lalu tanganku tertancap bantu," ucap Lia memberi alasan seraya melirik Feryan dari ekor matanya."Semoga cepat sembuh, ya," ucap salah satu siswa."Iya, terima kasih," sahut Lia.Para siswa siswi pun langsung kembali ke tempat duduk masing-masing setelah bel sekolah berbunyi tanda pelajaran akan segera dimulai. Lia melirik Feryan yang masih menatapnya yang membuat tatapan mereka bertemu. Lia menyunggingkan senyum manis kepada Feryan seolah-olah Feryan tidak ada hubungannya dengan kejadian be
Selama satu bulan Feryan menjaga jarak dengan Lia. Feryan tidak lagi mengganggu Lia yang sedang tidur di kelas, Feryan tidak lagi memberikan makanan atau minuman untuk Lia, Feryan tidak lagi mengajak Lia bercanda. Feryan benar-benar menjauh dan Lia sangat bersyukur atas itu.Di hari kamis ini, Lia bangun seperti pagi-pagi sebelumnya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 05.45 pagi dan Lia masih sangat mengantuk. Ini karena Lia semalam begadang sampai larut malam untuk belajar karena hari ini Lia ujian tengah semester. Ujian ini sudah dilaksanakan sejak kemarin senin.Dengan langkah gontai, Lia berjalan ke kamar mandi untuk mandi. Beberapa menit kemudian Lia keluar dari kamar mandi dengan wajah yang terlihat lebih segar. Lia pun segera memakai seragam lalu memakai skin care.Dahi Lia mengernyit ketika melihat sebuah tulisan di kaca riasnya. Tulisan tersebut ditulis memakai liptint. Isi tulisan tersebut adalah:'Aku adalah penunggu apartemen ini. Jika kamu ingin selamat, maka pergilah ke d
Lia menjerit kencang setelah memakan coklat dari temannya sebagai kado ulang tahunnya. Saat awal-awal Lia memakan coklat itu tidak ada kejadian apa-apa. Baru lah saat coklat tersebut tinggal setengah, Lia merasa ada sesuatu bergerak-gerak di dalam mulutnya. Dan saat Lia memuntahkan coklat yang ada di mulutnya, betapa terkejutkan Lia ketika menemukan beberapa belatung bergerak-gerak di muntahan coklatnya.Lia sampai menangis saking takutnya. Saras pun datang ke kamar Lia setelah mendengar teriakan Lia."Ada apa, Lia?" Saras bertanya seraya memasuki kamar Lia."I-itu." Lia mengarahkan telunjuknya ke muntahan coklatnya di lantai dan coklatnya yang tersisa setengah bungkus di atas meja."Ya Tuhan…" Saras menutup mulutnya karena kaget ketika melihat banyak belatung di coklat yang ditunjuk Lia."Kamu dapat coklat ini dari mana, Lia?""Dari teman sekolahku.""Siapa?"Lia pun mencoba mengingat-ingat. Tapi karena teman-teman sekelasnya banyak yang memberinya kado jadinya ia lupa siapa yang mem
Bulan berganti bulan, usia kandungan Ella sudah mencapai dua bulan lebih sedikit. Perut Ella sudah sedikit membesar. Kini Ella sudah selesai melaksanakan ujian kenaikan kelas. Sedangkan Lia sudah selesai melaksanakan ujian tengah semester satu.Ella ingat bahwa hari ini, Jumat tanggal 10 desember merupakan hari ulang tahun Ares. Ella berencana memberikan sweater rajut couple buatannya untuk Ares. Sebenarnya Ella membuat empat sweater, karena selain untuk Ares, ia juga akan membuat sweater untuk dirinya dan kedua anak kembarnya.Sweater rajut yang sudah jadi itu dimasukkan ke dalam kotak kado lalu diberi kartu ucapan. Isi kartu ucapan itu adalah:'Happy birthday, Ares. Kado ini memang bukan kado yang mahal. Kado ini memang bukan pakaian branded seperti setiap pakaian yang kamu pakai. Tapi aku membuat sweater ini dengan penuh cinta. Aku merajutnya setiap siang hari. Aku juga sudah membuat sweater yang sama untukku dan anak-anak kita. Tujuanku membuat sweater ini agar kamu selalu menging
Sesuai janji Ares, ia akan mengajak para pekerjanya ke hotel resort di pesisir pantai Hisura. Di mansion Area hanya ada tiga bodyguard dan lima pelayan yang menjaga rumah, mereka digaji lebih untuk itu. Para pekerja yang pergi ke pantai menaiki bus pribadi Ares. Sesampainya di pantai, para bodyguard langsung berenang dan berselancar di pantai. Dan para pelayan berjemur dengan ditemani es kelapa muda. Sedangkan Ella dan Ares melakukan pemotretan dengan background pantai dan laut. Mereka melakukan pemotretan untuk produk baru Roy Mason, yaitu pakaian couple pasangan. Ella juga melakukan pemotretan untuk produk tas terbaru Roy Mason.Ares memposting foto hasil pemotretannya dengan Ella di akun sosial medianya. Tentunya hal tersebut menggemparkan publik karena sebelumnya Ares tidak pernah memposting foto bersama dengan wanita di media sosial setelah putus dengan Helena.Setelah beberapa menit, akhirnya mereka selesai melakukan pemotretan. Ares dan Ella lalu duduk di pesisir santai denga
Saat ini Lia sedang melakukan video call dengan Bernard."Sudahlah, Bernard. Aku sudah melupakannya dan lagipula aku sudah pindah sekolah. Jadi sekarang keadaannya sudah aman." Lia memberikan penjelasan kepada Bernard yang terus mendesak Lia untuk mengatakan siapa yang dicurigai Lia sebagai dalang di balik kejadian diculiknya Lia."Lia, aku tidak akan bisa tenang setelah mengetahui kondisimu," sahut Bernard.Lia menghela nafas pelan. "Sudahlah, aku capek. Mau tidur saja."Bernard menunjukkan wajah masamnya. "Aku bakal marah kalau kamu tidak jujur," ujar Bernard.Lia berkali-kali menarik nafas lelah. "Baiklah kalau itu yang kamu mau. Sebenarnya aku sudah tahu siapa pelakunya.""Siapa?""Feryan, teman kelasku."Hening."Fer-feryan?" Bernard menunjukkan raut wajah tak percaya."Dulu aku melihatnya sebagai anak yang lugu dan polos. Tapi ternyata dia pendendam," ujar Bernard."Aku mohon kamu jangan memperpanjang masalah ini, ya. Anggap saja semuanya sudah selesai. Karena sebenarnya ini semu
Ares menyusul Ella ke pantai. Ella sedang membuat istana pasir dengan beberapa anak kecil. Anak-anak kecil tersebut adalah anak-anak para pengunjung pantai. Ares tersenyum ketika melihat Ella tertawa lepas bersama anak-anak kecil."Aku bantu buat istana, ya," ucap Ares kepada Ella."Oke, ayah," sahut Ella dengan suara yang dibuat seperti anak kecil."Habis ini kita naik kapal pesiar, ya," ujar Ares kepada Ella.Sontak mata Ella berbinar ketika mendengar ucapan Ares. "Serius?""Iya.""Kalian mau ikut anak-anak?" Ella bertanya."Mau," sahut mereka antusias."Ijin ke orang tua kalian dulu, ya," tutur Ella.Anak-anak tersebut lalu berlari menghampiri orangtuanya. Mereka meminta izin seraya menunjuk Ella dan Ares. Sontak orangtua anak-anak tersebut terkejut ketika melihat siapa yang anak-anak tersebut tunjuk.Anak-anak itu bersama orang tuanya berjalan menghampiri Ares dan Ella."Ini Tuan Ares Roy Mason, 'kan?" Salah satu orang tua bertanya."Iya," jawab Ares singkat.Para orang tua terseb
Di malam hari kedua Rayhan di Qotarnus, ia menghabiskan waktu dengan Livia. Keduanya berada di pasar malam pusat kota. Mereka memesan bakso tusuk, es krim, dan permen kapas setelah bermain wahana halilintar. Mereka berdua duduk di sebuah kursi panjang seraya menikmati berbagai makanan yang sudah dibeli.Saat sedang mengunyah makanan, Livia menyeletuk, "Ayo kita ke rumah hantu!"Rayhan tersedak lalu buru-buru meminum air mineral agar makanan yang tersangkut di tenggorokannya tergelontor. "Serius kamu? Tidak takut?""Tidak.""Oke, mari kita buat tantangan. Siapa yang paling banyak berteriak di rumah hantu akan diberi hukuman yaitu melakukan apapun yang disuruh oleh pemenangnya," ujar Rayhan."Ayo! Siapa takut?"Mereka pun dengan segera menghabiskan makanan mereka. Lalu mereka berdua berjalan menuju rumah hantu. Sebenarnya ini adalah pertama kalinya Livia ke rumah hantu. Livia takut sekaligus penasaran. Dari tadi jantungnya berdebar tak karuan.Setelah membeli tiket, Livia dan Rayhan lal
Pesta ulang tahun Clara berantakan. Vania memutar video penggeledahan kamar Bram di hadapan semua orang yang hadir di pesta ulang tahun."Cepat katakan, siapa yang menyuruhmu?!" bentak Vania kepada Bram.Clara memandang Bram tajam seakan mengisyaratkan untuk tidak membocorkan kejadian sebenarnya."Tidak ada," jawab Bram pelan."Tidak mungkin! Kau tidak akan seberani ini jika tidak ada yang menyuruh dan melindungimu," teriak Vania. "Jika kamu tidak mau mengaku, maka aku akan menelepon polisi dan kau akan dipenjara!"Perlahan, Bram mengangkat jari telunjuknya. Suasana semakin tidak karuan ketika Bram menunjukkan jarinya tepat ke arah Clara."Tidak! Jangan percaya padanya! Dia bohong," teriak Clara dengan tubuh gemetar."Aku ada buktinya, tapi tolong jangan penjarakan aku."Suasana tegang itu sedikit teralihkan ketika Ella bangun dari pingsannya."Aku dimana? Aku kenapa?" Ella bermonolog.Vania pun segera memberikan segelas air putih kepada Ella. Setelah Ella meneguk air putih tersebut,
Ini adalah pertama kalinya Ella membuka masker di kelas karena presentasi. Semua mahasiswa kaget ketika melihat wajah Ella. Kini siapa yang tak kenal Ella istri Tuan Ares Roy Mason? Tentu semua orang mengenalnya.Selesai jam pelajaran, para mahasiswa menghampiri Ella. Banyak yang meminta foto kepada Ella."Saya mau pulang, sopir saya sudah menunggu," ucap Ella ketika teman-teman sekelasnya menghalangi Ella untuk pulang."Kau boleh pulang jika kau sudah menandatangani bukuku," ucap seorang mahasiswa.Ella menghela nafas lelah dan memilih menuruti teman-teman sekelasnya. Tanpa mereka ketahui, ada beberapa wanita yang memandang Ella sengit. Mereka adalah sebuah geng yang populer yaitu geng beautiful devil. Geng tersebut adalah sebuah geng berisi anak para pengusaha terkenal.Clara, ketua geng itu adalah anak pengusaha pelayanan jasa transportasi. Dan dua antek-antek Clara yaitu Megan dan Zerlin. Dengan dagu terangkat, Clara menerobos kerumunan menghampiri Ella. Para mahasiswa pun menyin
"Hahahahaha." Suara tawa memenuhi kebun belakang mansion Ares.Randy memanjat pohon mangga dan ditertawakan oleh semua orang. Ini semua Randy lakukan demi Rahma."Korban ngidam, hahahaha," ejek Shaka."Awas kamu Shaka!" ucap Randy kesal.Shaka memfoto Randy dengan ponselnya berkali-kali."Lumayan, dapat aib," ucap Shaka dalam hati.Setelah mendapat sepuluh mangga, Randy pun turun perlahan dari pohon. Di bawah pohon sudah terdapat Rahma yang menangkap mangga hasil memanjat Randy."Aziel mau, Tante." Aziel menengadahkan tangannya di hadapan Rahma."Ini." Rahma pun memberikan dua buah mangga kepada Aziel.Aziel pun bersorak bahagia dan segera menghampiri Ella yang baru saja pulang kuliah."Bunda, aku dapat buah!""Sini Bunda kupasin!""Saya saja yang kupasin agar sekalian," ucap Rahma menyela."Baiklah."•••Lagi dan lagi, Bernard menarik nafas lelah ketika melihat Lia terus saja diam. Mood gadis itu telah rusak gara-gara kejadian tak mengenakkan di pantai tadi. Bernard sudah berusaha me
Hari ini adalah hari pertama Ella kuliah. Ella sudah menyiapkan segala keperluan kuliahnya sejak subuh. Ares sampai geleng-geleng kepala melihat antusiasme Ella.Sebuah gaun berwarna putih dengan panjang dibawah lutut dengan blazer berwarna coklat tersemat di tubuh Ella. Rambutnya ia ikat menggunakan scrunchie. Ia juga memakai kacamata dan masker agar ia nanti tak menjadi pusat perhatian. Mengingat dirinya sudah dikenal sebagai istri seorang Ares Roy Mason."Bagaimana penampilanku, Ares?" Ella berputar-putar untuk meminta pendapat Ares."Always cantik."Ella tersenyum senang dengan pipi merona. Sejak dulu hingga kini, ia selalu baper setiap Ares memujinya."Sudah siap 'kan? Ayo aku antar," ucap Ares."Iya, ini sudah siap."•••"Huwek huwek." Rahma muntah-muntah di kamar mandi."Kenapa, sayang?" Randy bertanya."Tidak tahu, aku dari tadi mual," jawab Rahma.Raut wajah Randy tiba-tiba berubah menjadi senang. "Jangan-jangan kamu hamil?""Bisa jadi.""Aku beliin test pack, ya?" tawar Rand
Ella resmi diterima di Kaleya University. Ia mengambil jurusan manajemen bisnis. Mengetahui kabar bahagia itu, Ella pun menangis terharu seraya memeluk Ares."Akhirnya aku keterima, Ares," ucap Ella bahagia."Iya, sayang," ucap Ares lembut. "Bagaimana kalau kita rayain ini?""Mau, tapi aku boleh request perayaannya?""Boleh, dong, sayang.""Kita bagi-bagi sembako gratis dan uang untuk orang-orang fakir miskin. Boleh?"Hati Ares terenyuh melihat ketulusan di mata Ella ketika mengungkapkan permohonannya."Untuk yang kesekian kalinya, aku dibuat jatuh cinta sedalam-dalamnya kepadamu, Ella," celetuk Ares. "Hatimu itu terbuat dari apa?"Ella tersenyum. "Aku hanya ingin berbagi kebahagiaan dengan orang lain.""Iya, boleh. Sekarang siap-siap dulu, yuk."•••Setelah menginap beberapa hari di hotel, Randy dan Rahma pulang ke rumah Randy yang baru. Rumah itu terletak tak jauh dari mansion Ares. Rumah itu adalah pemberian Ares sebagai kado pernikahan untuk Rahma dan Randy.Kini, Randy tetap beke
Acara pernikahan Rahma dan Randy digelar di hotel milik Ares. Setelah mengucap janji suci, pesta pernikahan pun digelar. Semua orang sibuk berdansa mengikuti alunan lagu.Tokoh utama acara ini, Randy dan Rahma berdansa di atas panggung sementara para tamu berdansa di bawah panggung."Kamu cantik," bisik Randy.Pipi Rahma bersemu merah. Ia pun menunduk karena malu dan salah tingkah."Angkat kepalamu, manis." Randy mengangkat dagu Rahma agar wanita itu mendongak."Randy, jangan terus menggombal," ucap Rahma."Hahahaha. Aku suka wajahmu yang memerah karena malu," sahut Randy."Ehem, panas banget hawanya," celetuk Shaka sambil melirik-lirik ke arah Randy dan Rahma."Kalau mau dingin ke kutub utara sana!" sahut seorang bodyguard."Males, tidak ada wanita di kutub utara," ujar Shaka."Dasar, pikirannya hanya tentang wanita saja," ucap Randy geleng-geleng kepala.•••Lia dan Bernard pergi ke kamar mandi untuk membenahi make up Lia yang luntur karena keringat. Berdansa selama beberapa puluh m
1 tahun kemudian. Hari ini Randy telah melaksanakan wisuda ditemani oleh kedua orangtuanya.CekrekSeorang fotografer memotret Randy dan kedua orangtuanya. Ini adalah momen yang sangat mengharukan bagi Randy. Cita-citanya dari dulu kini tercapai."Ibu bangga sama kamu, Nak," ucap Ibu Randy seraya menangis.Sebuah mobil datang menjemput Randy. Mereka pun menaiki mobil untuk kembali ke mansion Ares.•••Kepulangan Randy disambut baik oleh semua orang di mansion Ares. Mereka semua telah lama menantikan kepulangan Randy, tak terkecuali seorang wanita muda yang telah lama mengharapkan kepulangan Randy, yaitu Rahma."Wih, ganteng juga pake baju toga," puji Shaka.Memang saat ini Randy masih memakai baju toganya."Iya, dong," sombong Randy."Jangan dipuji, nanti besar kepala," ucap salah satu bodyguard.Randy melirik sinis bodyguard itu. "Kepalaku emang besar!"Tak sengaja, Randy melihat Rahma yang bersembunyi di balik tembok. Dengan bahasa isyarat, Rahma mengatakan, "Temui aku di taman.""E
8 bulan kemudian, kandungan Livia sudah memasuki usia 9 bulan 5 hari. Perutnya sudah sangat besar. Ia jadi kesulitan bergerak bebas.Ia jadi lebih sering melakukan aktivitas dengan didampingi Rayhan. Seperti saat ini, Livia harus didampingi Rayhan untuk berjalan kesana kemari melakukan aktifitas sehari-hari. Mulai dari makan, mandi, berganti pakaian, berolahraga, dan lain-lain.Saat ini Livia sedang dipijat Rayhan setelah mandi."Bahuku pegal sekali, Rayhan. Tolong pijat bagian itu," ucap Livia.Rayhan pun menuruti Livia tanpa mengucap sepatah katapun. Tiba-tiba, Livia mengaduh kesakitan. Livia memegangi perutnya yang terasa mengeras."To-long, Rayhan…" lirih Livia.Rasa tidak nyaman menjalar ke seluruh bagian perut Livia. Dengan rasa panik, Rayhan menggendong Livia."Siapkan mobil cepat," teriak Rayhan seraya menuruni tangga."Kamu ikut, jaga Livia," ucap Rayhan kepada seorang pembantu.Rayhan pun segera membawa Livia masuk ke mobil lalu mereka melaju menuju rumah sakit.•••Rayhan m
"Livia! Livia!" Rayhan terus memanggil Livia seraya mengetuk pintu.Saat ini Rayhan sedang berusaha membujuk Livia untuk membukakan pintu kamar. Akibat kejadian tak mengenakkan di supermarket tadi, Livia mengunci diri di kamar.Seruan dari Rayhan sama sekali tak diindahkan Livia. Livia memasang earphone di telinganya lalu menutup telinganya dengan bantal.Rayhan pun pasrah dan memilih duduk di sofa ruang tamu. Rayhan menyugar ramburnya untuk menghilangkan stress.Lalu tangannya mengepal kuat. Ia sungguh marah saat ini. Bergegas ia membuka ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan untuk Lila.Rayhan: Jangan hubungi saya lagi!Rayhan: Gara-gara kamu, istri saya ngambekRayhan: Saya tidak kenal kamu, stop ganggu sayaRayhan lalu memblokir akun Lila."Kenapa jadi seperti ini ya Tuhan?"•••"Huek huek." Livia memuntahkan cairan bening di wastafel. Ia muntah-muntah sejak 5 menit yang lalu.Setelah puas memuntahkan isi perutnya, Livia pun berjalan pelan membuka pintu kamar. Ia celingak-celinguk