Share

27. Kepedihan

Author: L Liana
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Elya mengepak seluruh pakaiannya dalam tas besar, gadis itu membawa barang-barangnya tanpa sisa, karena ia yakin ia akan memilih resign saja.

Elya sudah berpamitan pada pemilik toko sekaligus Mas Bima. Elya merasa bersalah karena belum apa-apa sudah meninggalkan Mas Bima. Namun, Mas Bima sangat baik, tidak keberatan saat Elya pergi.

Elya memakai tas punggungnya, gadis itu menatap seluruh ruangan yang selama ini sudah ia tinggali. Ruangan itu, ruangan yang menjadi saksi kehidupan Elya. Mulai dari dia bahagia, dia sedih bahkan menangis dan meraung pun dia di sana. Tidak mengelak kalau semua kenangan ada di sana. Namun, Elya tidak ingin lagi berada di sana. Elya ingin pergi, sudah cukup ia berada di tempat yang tidak bisa menghargainya.

Elya menutup pintunya, meletakkan kunci di kursi karena ibu pemilik mes sedang pergi. Dengan membawa barang-barangnya, Elya pergi meninggalkan tempat itu. Air mata kembali menggenang di pelupuk matanya, sudah tidak ada yang tersisa lagi di sini, harga di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   28. Rasa Kecewa Seorang Kakak

    Bariqi menatap jendela kereta api yang menampilkan kerlap-kerlip lampu jalanan yang ia lewati. Selama dua puluh delapan tahun Bariqi hidup, Bariqi sudah mengenal banyak wanita. Mulai dari wanita baik, polos, naif, dan berbagai jenis sifat lainnya. Namun, ia baru menemukan sosok wanita yang sangat istimewa di hatinya. Wanita itu terlihat biasa saja, tetapi Bariqi tidak bisa jauh-jauh dari wanita itu.Elya Rembulan, gadis yang namanya sudah tertancap permanen di hati Bariqi. Dengan siapapun Bariqi dekat, tetap nama Elya yang terus menjadi pemenangnya. Sekarang, Bariqi harus melepaskan gadis itu. Entah dalam waktu sebentar atau dalam waktu yang lama. Harapan Elya kembali ke Sunflowers sangat sedikit, setelah apa yang ia lakukan, Bariqi tidak tahu pasti apa Elya akan kembali.Bahu Bariqi bergetar, pria itu menangis dalam diam. Bariqi sudah berusaha menengadahkan kepalanya agar tidak ada air mata yang jatuh. Namun, Bariqi sudah tidak mampu lagi, pria itu menangis karena perempuan bernama E

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   29. Merasa Tidak Berguna

    Pukul dua belas malam, seorang gadis dengan bahu bergetar terus berkutat dengan papan gambar yang tersambung dengan laptopnya. Sudah beberapa jam berlalu, tetapi rasa sakit hatinya tidak kunjung reda. Elya terpaksa tetap tinggal di rumah ibunya, lebih tepatnya di kamar samping dapur yang sangat sempit. Elya tidak bisa keluar dari rumah karena hujan kembali turun dengan deras, sedangkan ayahnya juga menahannya untuk tetap di sana.Sudah berjam-jam berlalu, kata maaf tidak kunjung Elya dengar dari bibir adiknya. Kemarahan Elya yang tadi sangat menggebu-gebu, tetapi di sudut hatinya terselip rasa kasihan untuk adiknya itu. Selama ini dia yang mengurus adiknya, dari kecil pun saat ibu dan ayahnya bekerja, mereka meninggalkannya bersama sang adik. Rasa sayang Elya pada Rafa sangat besar. Meski sudah dikecewakan, bodohnya Elya masih mengharap adiknya meminta maaf padanya.Perempuan memang begitu, gampang tidak tega meski sudah disakiti berkali-kali. Ia hanya menampar Rafa, tetapi Rafa memuk

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   30. Sama-sama Candu

    Tiga hari sudah Elya dan Bariqi tidak bertemu. Jangankan bertemu, bertegur sapa saja tidak mereka lakukan. Bariqi merasa sangat tidak bersemangat di setiap harinya. Meski presentase kembalinya Elya bekerja sangat minim, tetapi Bariqi tidak berhenti berharap kalau Elya akan kembali. Setiap saat Bariqi mengecek hpnya, berharap ada pesan yang dikirimkan Elya. Bariqi takut Elya kenapa-napa, Bariqi takut kalau Elya tidak diterima di keluarganya. Perasaan Bariqi tidak enak dan sangat ingin bertolak ke Tulungagung. Namun, ayahnya malah mengancamnya, Ayahnya mengatakan akan memblacklist namanya agar tidak diterima bekerja di mana pun.Sebenarnya blacklist hanya berlaku kalau Bariqi bekerja di dunia kuliner. Kalau pun Bariqi mau bekerja jadi montir pun tidak masalah, Bariqi juga tidak keberatan. Hanya saja ia sudah terlanjur cinta dengan pekerjaannya.Sudah banyak korban yang tidak bersalah mendapat bentakan dari Bariqi. Luis dan Vino lah contohnya. Tidak ada angin tidak ada hujan, dan tidak a

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   31. Gara-gara Status

    Seorang pria tengah duduk di depan televisi dengan wajah yang tertekuk masam. Pria berkaus hitam itu sudah berada di level marah paling tinggi. Marah pada dirinya sendiri karena sudah membuat Elya pergi. Televisi itu menampilkan kartun kucing dan tikus, salah satu kartun kesukaannya saat kecil. Kendati demikian, Bariqi sama sekali tidak fokus pada kartun itu.“Anak ibu cemberut mulu, gantengnya ilang loh,” goda Putri menoel-noel pipi putra semata wayangnya. Meski Bariqi sudah dewasa, Putri memang suka menggoda anaknya itu seolah anaknya masih kecil.“Apaan sih, Bu,” ketus Bariqi menepis tangan ibunya.“Kenapa? Lagi marah sama siapa?” tanya Putri masih menoel-noel pipi putrnya. Lagi lagi Bariqi menepis tangan ibunya, tidak suka diperlakukan seperti bayi.“Bariqi, ayah dengar banyak yang jadi korban kamu hari ini. Kenapa marah-marah? Kurang sajen?” tanya Prasetya yang ikut duduk di samping anaknya.“Ya kurang sajen sama minyak kemenyan,” jawab Bariqi.“Itu di rumah tetangga ada kembang

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   32. Panas!

    “Kita mau kemana?” tanya Elya menatap sahabat baiknya yang saat ini sudah berdandan rapi seraya nangkring di atas motor sportnya.“Jalan-jalan lah. Kamu kan baru pulang dari merantau, ya kali gak menyisihkan waktu buatku yang jadi rebutan para wanita,” jawab Dewa seraya menyugar rambutnya ke atas.Dewa Dirgantara, sahabat baik Elya sejak masa SMP. Berawal dari extra kulikuler basket, kedua orang itu bertemu. Kurang lebih delapan tahun sudah mereka bersahabat, tetapi sudah satu tahun ini mereka jarang bertemu karena pacar Dewa yang sangat possesive.Sudah Elya hapal, saat punya pacar, Dewa akan menjauhinya, tetapi saat tidak punya pacar, Dewa akan kembali padanya. Elya pun sadar diri tidak mau mengganggu sahabatnya.“Pacar kamu kemana?”“Putus,” jawab Dewa.“Putus lagi?” tanya Elya tercekat.“Sekarang buat apa setia kalau bisa bertiga,” jawab Dewa.“Sok ganteng banget.”“Ayo cepat naik, kita jalan-jalan.”“Males ah, capek.”“Tampang boleh pemuda, tapi otot lansia. Cepet!” Dewa menarik

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   33. Mencari Kesempatan

    “Udah kenyang banget aku,” ucap Dewa mengusap perutnya yang terasa penuh. Pria itu memakan kepiting besar seorang diri, sedangkan Elya memilih makan kerang hijau.“Aku ke kamar mandi dulu, jangan kabur!” ucap Dewa lagi.“Iya iya, cepet sana!” titah Elya.“Setelah ini kita ke Jatimpark 3, empet lama-lama di sini,” tambah gadis itu sedikit mengencangkan suaranya agar Bariqi mendengar. Tentu saja Bariqi merasa tersindir dengan ucapan Elya.Dewa menatap Elya dan Bariqi bersamaan, ia yakin seratus persen kalau antara Elya dan pria itu mempunyai hubungan. Dewa menggeleng pelan dan bergegas ke kamar mandi.Bariqi menatap teman-temannya, pria itu mengambil dompet dari saku celananya, menarik satu lembar uang seratus ribu dan memberikan pada Luis. “Luis, kalian pulang sendiri, ya. Naik angkutan umum jam segini ada arah ke barat. Nih uangnya,” ucap Bariqi memberikan uang pada Luis.“Chef mau ke mana?” tanya Sera.“Masih ada urusan,” jawab Bariqi. Bariqi bergegas berdiri dan pergi dari sana. Lui

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   34. Terlalu Brutal

    Bariqi menghentikan motornya tepat di parkiran Jatimpark 3. Di sana Dewa sudah menunggu mereka dengan wajah yang cengengesan menatap temannya. Setelah motor benar-benar berhenti, Elya langsung melompat turun. Tanpa basa-basi, Elya melepas helmnya dan memukulkan ke tubuh Dewa.“Dasar kurangajar, dasar tidak tahu diri. Kamu yang mengajakku ke sini, tapi kamu malah meninggalkanku,” teriak Elya sembari memukul tubuh Dewa bertubi-tubi.Bugh!Bugh!Bugh!“Akhhh sakit, Elya,” pekik Dewa menghindar dari serangan Elya. Namun, Elya tidak kunjung menghentikan aksinya, gadis itu terus memukuli tubuh Dewa.“Siapa yang suruh kamu kurangajar begini, hah? Mana tanggung jawabmu sebagai laki-laki?” teriak Elya.Bariqi menarik tubuh Elya menjauh dari Dewa, “Dilihatin orang, jangan marah-marah!” tegur Bariqi.“Kamu juga, setiap lihat kamu bawaannya emosi mulu,” sentak Elya melepas tangan Bariqi.“Elya … Elya, tenang dulu. Aku minta maaf, sebagai gantinya aku traktir sepuasnya,” ucap Dewa.“Ya harus kamu

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   35. Malang Night Paradise

    Dewa, Bariqi dan Elya terpaksa tidak boleh masuk di Jatimpark 3 karena ulah Bariqi. Elya yang masih ingin main pun kini harus mengurungkan niatnya. Padahal Elya ingin mencoba berbagai wahana di sana, terlebih ia sangat ingin mengunjungi wisata dinosaurus.Saat ini Elya menekuk wajahnya masam, terlihat sekali kalau gadis itu sedang kesal. Dewa dan Bariqi saling pandang, sedang kakinya saling menendang menyalahkan satu sama lain.“Ini gara-gara kamu Elya jadi cemberut,” maki Dewa menendang kaki Bariqi.“Ini gara-gara kamu!” Bariqi tidak mau kalah, pria itu balik memaki.“Sekarang gimana? Kelihatannya dia akan meledak saat ini juga,” bisik Dewa menatap Elya.“Mana kunci mobilku?” tanya Bariqi. Dewa merogoh sakunya dan memberikan kunci pria itu, sedangkan Bariqi mengembalikan kunci motor Dewa.Tanpa basa-basi, Bariqi menarik paksa tangan Elya dan memasukkan gadis itu ke mobilnya. Tentu saja Elya memberontak, gadis itu tidak mau ikut Bariqi si biang keributan. Lebih baik ia pulang dan tid

Latest chapter

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   55. Ending

    Pernikahan bukanlah akhir dari sebuah kisah, melainkan awal untuk memulai kehidupan yang baru. Sudah terhitung satu minggu Elya dan Bariqi menikah. Elya tidak tinggal lagi di Tulungagung, melainkan gadis itu ikut suaminya ke Batu. Bariqi diberi satu rumah oleh ayahnya untuk dia tempati bersama Elya. Selama satu minggu itu belum terjadi sesuatu antara Elya dan Bariqi. Bariqi belum menyentuh Elya karena bocah itu yang merengek belum siap. Bariqi harus mengalah karena saat dia akan mendekati Elya, Elya malah menangis. Hari ini terakhir kali Bariqi cuti dari pekerjaannya dan besok dia harus bekerja lagi, begitu pun dengan Elya. Bariqi menatap Elya yang memasak di dapur, sedangkan dia duduk di samping kulkas sembari meminum air. Pandangan Bariqi tidak lepas dari punggung kecil Elya. “Aduh … dasar wajan kurangajar. Gak lihat apa kalau di sini ada tangan, malah nyentuh tanganku. Dipikir gak panas,” omel Elya saat tangannya terkena wajan panas. Bariqi hampir menyemburkan airnya saat mend

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   54. Pernikahan

    48.Niat hati Elya tidak ingin menikah muda. Masih banyak cita-cita yang ingin Elya gapai. Menjadi koki utama misalnya, karena selama ini Elya hanya menjadi asisten Bariqi. Karir Elya mulai naik lagi saat dia dipindah tempat menjadi seorang bartender. Namun, untuk sekarang karir Elya terpaksa harus dihentikan. Waktu berlalu begitu cepat. Elya yang semula tidak mendapatkan restu dari ibunya, kini restu sudah dia kantongi. Acara lamarannya dengan Bariqi berjalan lancar. Dengan sepenuh hati ayah dan ibu Elya menerima Bariqi untuk menjadi menantunya. Satu tahun setelah lamaran Elya, tepat di usia Elya yang ke dua puluh satu tahun, Elya dan Bariqi resmi menikah. Hari ini adalah hari spesial untuk Bariqi dan Elya setelah empat tahun pertemuan mereka. Bariqi baru saja mengucap ijab qobul di depan penghulu juga ayah Elya. Pernikahan sudah sah secara agama dan negara. Pernikahan yang dilakukan hanya pernikahan sederhana, ijab qobul dan resepsi pernikahan yang dihadari oleh teman-teman Elya.

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   53. Cinta yang Tulus

    Seorang Gadis tengah mengocok shaker koktail di depan para pelanggannya. Elya sudah menguasai teknik shak setelah beberapa lama berada di bar. Perempuan itu dalam sekejap menjadi perempuan idola. Bahkan ada pelanggan yang terang-terangan setiap hari datang dan mengatakan kagum dengan Elya. Kalau lagi gabut, Elya akan balik menggoda para pelanggannya. Tapi itu hanya manis di bibir, kalau perasaannya hanya untuk Bariqi. Kendati demikian, Bariqi tidak bisa jenak dan ingin Elya berada di dapur saja. Bagi Bariqi, di bar terlalu banyak buaya yang siap memangsa Elya. Namun, Bariqi tidak sadar kalau dirinya juga buaya. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, tetapi Elya masih belum selesai dengan pekerjaannya. Elya pulang jam delapan sesuai jam kerja yang baru. Saat asik atraksi di depan para tamu, seorang pria tampan mendatangi Elya. Pandangan Elya mengarah tepat ke Bariqi, kalau dilihat-lihat orang yang sudah melamarnya itu sangat tampan. “Elya, seorang gadis dua puluh tahun, yang cant

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   52. Fakta Mengejutkan

    Bariqi menggelengkan kepalanya, dia merasa bahwa dirinya sudah gila. Hanya gadis kecil yang bahkan dilihat sekilas biasa saja, tetapi Bariqi bisa jatuh cinta sedalam ini. “Kenapa tersenyum sendiri?” tanya Putri berdiri di depan pintu kamar anaknya. Bariqi terkesiap, pria itu langsung bangun dan menatap ibunya, “Ibu, kenapa ibu masuk nggak ketuk pintu? Kalau aku sedang ganti baju bagaimana?” tanya Bariqi bertubi-tubi. “Tapi kenyataannya kamu nggak sedang ganti baju, tapi kamu sedang senyum-senyum sendirian,” jawab Putri terkekeh. Bariqi malu bukan main, pria itu menarik selimut dan menyelimuti separuh tubuhnya. Putri melangkahkan kakinya mendekati Bariqi. Perempuan paruh baya itu duduk di ranjang anaknya. Tangan lembutnya mengelus puncak kepala Bariqi. Entah kenapa tiba-tiba Putri merasa sedih. Bukan maksud apa-apa, tetapi anaknya yang dulu kecil kini sudah menjadi pria dewasa. Putri selalu ingin anaknya menikah, tetapi saat tadi Bariqi pulang mengatakan sudah melamar Elya dan ing

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   51. Lamaran Romantis

    Elya menatap sinis ke arah Bariqi, saat ini Bariqi dan Elya tengah kencan di sebuah cafe yang ada di tengah kota. Cafe dengan penuh lampion yang sangat indah dan estetik untuk digunakan berfoto. Namun, Elya masih saja sinis perkara tadi saat Bariqi bersama Sera.“Situ boleh cemburu sama aku, tapi aku nggak boleh cemburu sama situ,” cibir Elya sambil mencebik-cebikan bibirnya.“Huh, dasar laki-laki semaunya sendiri. Kalau cemburu saja aku kayak mau dibanting di tempat, tapi aku sendiri yang cemburu malah gak boleh. Curang banget jadi cowok,” cibir Elya lagi.Sudah setengah jam mereka nongkrong di cafe, tetapi Elya tidak kunjung berhenti nyinyir. Kejadian tadi sore, tetapi masih diungkit sampai sekarang.“Rasanya mau ganti cowok saja. Cowok yang lebih … hmppp-”Ucapan Elya terhenti saat Bariqi menjejalkan kentang ke bibir Elya. Mata Elya melotot, perempuan itu menggebrak meja dengan kencang.“Hishh … apa-apaan kamu ini!” pekik Elya setelah menelan kentangnya.“Dari pada kamu terus ribut

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   50. Mode Cemburu

    Sudah satu minggu Elya kembali ke tempat kerja yang semula. Namun, Elya tidak berada di bagian dapur lagi. Melainkan di bagian bar. Elya meracik minuman alkohol di bar mewah yang ada di hotel. Tugas Elya dipindah ke sana bersama Vino. Awalnya Bariqi sangat tidak setuju Elya dipindah ke sana, tetapi itu keputusan papanya yang tidak bisa diganggu gugat. Umumnya, Bar dibuka saat malam hari. Namun, berbeda kalau di hotel Sunflowers di mana Bar buka dua puluh empat jam. Siang hari juga sangat ramai pengunjung. Elya sudah mulai terbiasa dengan pekerjaan barunya. Namun, berada di bar membuat Bariqi sering ngambek. Pasalnya banyak cowok di sana yang membuat Bariqi cemburu. Apalagi teman kerja Elya adalah Vino. Di dapur, Bariqi tampak bekerja dengan semangat meski pikirannya terkadang fokus pada Elya. “Sera, semua bahan yang dibutuhkan sudah siap?” tanya Bariqi kepada Sera. “Sudah, Chef,” jawab perempuan itu dengan cekatan mendekatkan bahan-bahan makanan yang diperlukan. Bariqi langsung

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   49. Kembali Bekerja

    Bariqi mengetuk-ketuk ujung jari di pahanya. Suasana sangat canggung saat antara dirinya dan Elya tidak ada yang membuka suara. Bagaimana mau membuka suara, sejak tadi mood Elya tidak baik. Setelah menyiram kopi di wajah adiknya, ibu Elya mengusir Elya untuk pergi. Bahkan semua baju Elya juga dikeluarkan oleh ibunya.Ayah Elya mencegah Elya pergi, tetapi Elya pun kukuh pergi. Elya bilang akan kembali bekerja di tempat semula. Bariqi senang Elya akan berada di dekatnya lagi, tetapi di sisi lain, Bariqi sangat iba Elya harus mendapatkan perlakuan tidak baik dari ibunya.Meski Bariqi tidak merasakannya secara langsung, tetapi Bariqi tahu betul betapa sakit hatinya Elya saat diusir oleh ibunya sendiri. Kalau bisa, Bariqi menghajar ibu dan adik Elya, tetapi dia tidak bisa melakukannya karena bagaimana pun ibu Elya tetaplah orang tua.“Maafkan aku,” cicit Elya setelah lama diam.Saat ini Elya dan Bariqi tengah berada di kereta api untuk perjalanan ke Kota Batu. Sebentar lagi sampai di stasi

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   48. Tamu Menyebalkan

    Saat di kandangnya sendiri, Bariqi bagai singa yang siap mengaung kapan saja. Di dapur tempatnya bekerja, siapapun yang salah, tidak akan luput dari amukan Bariqi. Namun, saat ini Bariqi harus menciut di hadapan ibu Elya. Sejak kedatangannya, ibu Elya menatap Bariqi dengan tajam.Bariqi menjadi serba salah di sini, tetapi dia bukanlah pria cupu yang mundur begitu saja. Ibu Elya menatapnya dalam diam, membuat Bariqi menerka-nerka apa yang sebenarnya dipikirkan perempuan yang terlihat masih muda itu.Bariqi membuka bibirnya ingin berbicara, tetapi terhenti saat seorang pria paruh baya memasuki rumah.“Loh ada tamu. Teman kamu, Raf?” tanya Rahman menatap Bariqi sembari mengusung senyum.Bariqi langsung berdiri, pria itu mengulurkan tangannya pada Rahman yang langsung disambut baik oleh pria itu.“Aku pacare Elya, Pak,” ujar Bariqi memperkenalkan diri.Bariqi yakin kalau pria itu adalah ayahnya Elya. Saat bersama ayah Elya, Bariqi akan lebih sat-set, tidak peduli bila nanti Elya marah.“P

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   47. Tamu Dari Jauh

    ”Gak usah mampir ke rumahku. Lebih baik kamu langsung pulang!” pinta Elya merengek.“Ya, ya! Mas, jangan ke rumahku!” pinta Elya lagi. Elya memegang tangan Bariqi dengan erat. Saat ini mereka sedang menaiki bus perjalanan ke Tulungagung.Saat menaiki bus, Bariqi harus menggendong tubuh Elya karena enggak mau naik. Elya terus merengek lebih baik langsung ke Batu saja dari pada ke Tulungagung. Namun, Bariqi tetap kukuh ingin ke Tungagung. Bariqi tidak mau membuang-buang waktunya untuk berpacaran dengan Elya, Bariqi ingin cepat menikahi gadis itu. Meski Elya masih berusia dua puluh tahun. Toh mereka sama-sama tinggal di desa, sudah wajar kalau gadis seusia Elya menikah.“Mas!” rengek Elya menduselkan kepala ke dada Bariqi.Bariqi mendorong pelan kepala Elya, “Kamu kenapa sih kayak gini? Kamu gak sayang sama aku sampai aku gak boleh ke rumah kamu?” tanya Bariqi.“Bukan maksud begitu, Mas. Tapi … ah pokoknya sulit dijelaskan,” kata Elya.“Kalau sulit dijelaskan, ya gak usah dijelaskan. Bia

DMCA.com Protection Status