Beranda / Romansa / Catatan Si Boi / BAB 92. Buku Harian Santi Part 3

Share

BAB 92. Buku Harian Santi Part 3

Penulis: macayp
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Angkutan melaju membawa Galang entah ke mana. Dia membawa ransel tapi tidak membawa gitar. Sepertinya dia tidak akan kembali ke pool ini dan juga tidak mengamen lagi. Setidaknya rencanaku berhasil. Tapi aku harus mengetahui persinggahan Galang selanjutnya. Aku harus mengikutinya.

Segera aku datangi ojek yang sedang menunggu penumpang di pangkalan. Aku lalu memintanya mengikuti angkutan yang membawa Galang. Bapak tua tukang ojek cukup ramah, tapi karena itu dia banyak bertanya. Kujelaskan saja bahwa aku sedang membuntuti kekasihku karena ada informasi bahwa dia selingkuh.

Bapak ojek jadi bersemangat membuntuti angkutan di depannya. Ternyata Galang turun di suatu tempat lalu naik angkutan lagi. Kami lalu mengikuti angkutan yang kedua dengan tetap menjaga jarak. Sambil berjalan pelan tukang ojek yang kutumpangi menjelaskan tempat-tempat umum yang dilewati angkutan itu.

Selain terminal dan mall, rute angkutan itu melewati pesantren yang cukup te

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Catatan Si Boi   BAB 93. Buku Harian Santi Part 4

    Matahari baru saja muncul ke peraduan saat aku menunggu taksi yang akan mengantarku ke tempat ujian. Setelah aku menerima telepon dari penjaga asrama tempat Galang tinggal, aku berpikir keras untuk memutuskan ke mana tujuanku. Saat itulah mobil taksi datang.Akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti Galang. Aku tak boleh melakukan kesalahan untuk kedua kalinya. Lagi pula aku masih bisa mengikuti ujian masuk perguruan tinggi di tahun depan. Sedangkan jika aku tidak tahu Galang pergi ke mana, aku bisa kehilangan dia untuk selamanya.Karena itu, setelah aku masuk ke dalam taksi, aku langsung mengatakan pada sopir perubahan tujuan. Awalnya dia terkejut dan terkesan enggan mengantar ke sana. Tapi setelah aku memberinya sejumlah uang yang cukup untuk menyewa mobil seharian, dia tersenyum dan bersikap ramah lagi.Jalanan menuju Bandung relatif sepi saat pagi di hari kerja. Karenanya aku meminta sopir melaju mobil dengan kecepatan maksimal. Galang sudah berpamitan, artiny

  • Catatan Si Boi   BAB 94. Buku Harian Santi Part 5

    Sudah dua hari Gunung Merapi mulai menunjukkan gejala erupsi. Tapi LSM tempat aku mendaftar sebagai sukarelawan belum juga mengutus tim menuju tempat pengungsian. Padahal di televisi aku melihat banyak tenda pengungsi yang sudah dibangun. Baru di hari ketiga aku dipanggil untuk brifing sebagai sukarelawan.Keesokan harinya aku sudah berangkat ke Jogja dengan truk yang bermuatan bahan pangan dan pakaian sumbangan yang layak pakai. LSM tempat aku mendaftar membagi sukarelawan ke tiga titik pengungsian. Aku langsung memilih titik yang terdekat dengan tempat tinggal Galang.Setibanya di sana aku langsung aktif membantu para pengungsi dengan membagikan makanan, pakaian serta selimut yang mereka butuhkan. Dengan demikian aku jadi bisa mengetahui apakah Galang memang berada di tempat pengungsian itu.Ternyata Galang tidak ada di sana. Aku mulai merasa cemas, jangan-jangan terjadi sesuatu padanya. Atau mungkin dia mengungsi ke tempat lain? kurasa tidak. Tempat ini adala

  • Catatan Si Boi   BAB 95. Buku Harian Santi Part 6

    Sudah hampir satu semester Galang menyandang status sebagai mahasiswa. Selama ini dia hidup tanpa kekurangan apa-apa, karena kampus tempat Galang kuliah tidak memungut biaya sepeser pun bahkan memberi uang saku pada mahasiswanya. Apalagi dia juga menjalani pekerjaan sampingan sebagai pengajar bahasa arab.Beberapa kali aku ingin menemuinya, tapi akhirnya aku selalu mengurungkan niatku. Kegiatan Galang hanya berkutat di kampus dan tempat dia mengajar. Padahal kampus Galang hanya menerima mahasiswa pria, jadi aku tidak memiliki alasan untuk berada di sana. Dan sayangnya dia juga mengajar privat ke beberapa siswa sehingga lagi-lagi sulit diterima jika tiba-tiba aku muncul di sana.Tapi akhirnya kesabaranku berbuah hasil. Pada suatu sore sebelum akhir pekan aku mendatangi kampus Galang. Kebetulan saat itu aku tidak memiliki kegiatan. Setelah beberapa lama mengawasi asrama, aku melihat Galangkeluar gedung menuju jalan raya. Sepertinya dia ingin mengajar bahasa arab. A

  • Catatan Si Boi   BAB 96. Buku Harian Santi Part 7

    Aku sangat terkejut saat mendengar Galang akan melamar Sisca. Dia mengatakan hal itu sehari sebelumnya. Sejak itu aku tidak bisa tidur memikirkan apa yang akan terjadi pada kisah cintaku. Sebelumnya aku masih bisa berbesar hati karena Galang dan Sisca hanya bertunangan. Tapi kali ini berbeda. Jika Sisca menerima lamaran Galang, mereka akan menikah. Dan harapanku untuk menjadi istri Galang pupus sudah.Kini Sisca benar-benar menjadi batu sandungan hubunganku dengan Galang.Meski hubungan mereka menjadi renggang setelah papanya ditangkap, aku tak bisa mengandalkan nasibku dengan berharap Sisca akan menolak lamaran itu. Aku harus melakukan persiapan, dan jika terpaksa aku akan menyingkirkan gadis itu.Aku tidak pernah menyangka betapa mudahnya mendapatkan barang ilegal dari situs gelap. Aku cukup memesannya di situs itu, dan dalam waktu kurang dari dua hari barang yang aku perlukan sudah diantar ke rumah.Sianida adalah racun yang sangat mematikan. Racun itu h

  • Catatan Si Boi   BAB 97. Buku Harian Santi Part 8

    Dear Diary,Hari ini aku mengulangi perbuatanku. Aku menghilangkan nyawa manusia lagi. Mungkin benar rumor yang mengatakan bahwa pembunuhan bisa membuat ketagihan, apalagi jika perbuatan tersebut berhasil ditutupi dengan sempurna.Awalnya aku mengira hanya perlu menghilangkan satu nyawa untuk bisa memiliki Galang. Tapi ternyata masih ada hambatan lain. Meski gadis itu bukan penghalang yang berarti, akhirnya aku menyerah pada egoku. Aku putuskan untuk menyingkirkannya sebelum dia benar-benar menjadi batu penghalang yang besar.Semua bermula saat aku menemui Galang di ruang kerjanya. Saat itu dia sedang membaca sebuah buku yang ternyata berisi kisah petualangan Galang saat pergi dari rumah. Aku iseng saja mencoba meminjamnya, tapi ternyata dengan tegas Galang menolak permintaanku dengan alasan aku terlibat dalam kisah itu.Aku langsung mengerti, buku itu bukan hanya menulis petualangan Galang tapi juga isi hatinya. Karena itu dia tidak mau aku memb

  • Catatan Si Boi   BAB 98. Buku Harian Santi End

    Dear Diary,Hari ini aku merasa sangat bahagia. Besok adalah acara pernikahan aku dan Galang. Ya, akhirnya Galang memilihku menjadi istrinya. Meski caranya melamar sangat menjengkelkan, tapi setidaknya aku berhasil mewujudkan impianku bersanding dengannya.Galang melamarku setelah tidak ada pilihan lain. Ketiga gadis lain memang sudah tiada. Itu bukan keberuntungan, akulah yang menyingkirkan mereka. Semua kulakukan dengan berat hati, apalagi gadis kedua begitu lugu dan gadis ketiga begitu baik padaku.Aku cukup berhasil melakukan pembunuhan yang kedua. Semua tuduhan sudah mengarah pada Sisca. Aku sebenarnya tinggal bersabar dan menunggu Galang memilihku. Meski dia pernah memiliki kisah dengan Hana, saat ini gadis itu sudah jauh dari hidupnya sehingga besar kemungkinan Galang akan memilihku.Tapi suatu malam aku bermimpi buruk. Aku melihat Galang dan Hana duduk di pelaminan. Setelah itu wajah Hana selalu menghantuiku. Aku tak bisa hidup dalam kead

  • Catatan Si Boi   BAB 99. Cowok Tampan Penjaga Pool

    Mila, Bandung.Malam sudah mulai larut. Jalan-jalan di kota Bandung perlahan mulai sepi. Tapi aku dan abang sedang berada di pool sebuah travell Bandung - Jakarta. Bukan karena kami ingin pergi ke mana-mana, tapi karena abang bekerja di sini. Dan aku biasanya ikut menemani di akhir pekan karena esok sekolah libur.Saat ini abang sedang mencuci mobil. Dia bertugas menjaga pool di malam hari. Tapi sering kali dia diminta mencuci mobil jika sang sopir sudah cukup lelah. Mereka memilih mengeluarkan sedikit uang agar bisa langsung istirahat tanpa perlu membersihkan mobil. Upahnya lumayan, apalagi karena memang gaji penjaga pool tidak seberapa. Hanya sebagai kegiatan sambil menunggu panggilan kerja.Abang mendapat pekerjaan ini karena abah juga bekerja sebagai sopir di travell ini. Saat abang lulus sekolah, abah tidak mampu membiayai kuliahnya. Kebetulan saat itu petugas keamanan yang bertugas malam berhenti bekerja. Posisi

  • Catatan Si Boi   BAB 100. Bandung Lautan Ilmu

    Hana, KuninganBagi pelajar, ujian adalah suatu hal yang menakutkan. Ujian bisa berarti naik kelas, lulus dari sekolah atau diterima di sebuah institusi pendidikan. Bagi aku yang sedang berada di SMA tingkat akhir, yang paling menakutkan adalah ujian ketiga. Ujian masuk perguruan tinggi.Aku berasal dari sebuah kota di Jawa Barat. Kota tempat tinggalku bukan kota besar, tapi cukup terkenal. Bagi pelajar di kota kami, bisa kuliah di ibukota provinsi adalah sebuah impian. Apalagi Bandung memiliki banyak perguruan tinggi yang cukup terkenal, mulai dari universitas sampai institut. Bandung mungkin pernah jadi lautan api, tapi bagiku Bandung adalah lautan ilmu.Dibanding teman-temanku yang lain, aku termasuk beruntung. Orang tuaku adalah pengusaha yang cukup sukses. Ayahku seorang pengusaha kerajinan yang terbuat dari kuningan. Kerajinan tersebut banyak diminati bukan hanya oleh pasar dalam negeri tapi juga dari luar negeri. Bahkan omset penjualan terbesar kerajinan

Bab terbaru

  • Catatan Si Boi   BAB 118. Istri untuk Papa

    Milna, Australia.Kegiatan pesantren kilat yang aku ikuti ternyata memang menyenangkan. Selain mendapat banyak teman baru, aku juga mendapat pengalaman yang belum pernah aku bayangkan sebelumnya. Pelajarannya sih pernah aku dapat di sekolah, tapi kegiatan luar kelasnya yang membuat aku ingin kembali mendaftar lagi tahun depan.Salah satu kegiatan yang aku suka adalah Jumat berbagi. Kami menyiapkan makanan lalu membagikannya ke orang yang membutuhkan. Aku sangat senang melihat reaksi mereka. Tatapan terima kasih itu sangat tulus dan menjadi energi baru yang belum pernah kurasakan sebelumnya.Tapi yang paling aku suka adalah kegiatan lintas alam. Ternyata mereka memiliki hutan di tengah kota. Di sinilah kegiatan kami dilaksanakan. Bahkan kami berkemah meski hanya satu malam. Baru kali ini aku tidur di bawah bintang-bintang.Entah benar atau hanya perasaanku saja, Hana seperti memberikan perhatian lebih padaku. Mungkin karena aku anak piatu, bisa juga karena

  • Catatan Si Boi   BAB 117. Pesantren Kilat di Australia

    Milna, Jakarta.Kegiatan di sekolah sudah mulai bertambah. Sebentar lagi ujian akhir semester akan dilaksanakan, jadi ada saja kelas tambahan setiap harinya. Kelas itu ditujukan untuk siswa yang tertinggal dalam pelajaran. Meski demikian, kelas tambahan itu harus diikuti oleh seluruh siswa tanpa kecuali.Sayangnya, akhir-akhir ini aku sulit berkonsentrasi. Sejak kembali dari Bandung, aku terus memikirkan bagaimana caranya aku bisa pergi ke Australia. Aku bisa saja meminta papa mengajak aku berlibur ke sana, tapi nanti aku jadi tak bisa mencari jejak Hana dengan leluasa. Aku harus pergi ke sana seorang diri. Baru nanti jika semua sudah siap, papa akan aku minta untuk menyusul.Sampai saat ini aku belum juga menemukan alasan untuk bisa diizinkan pergi ke Australia seorang diri. Akhirnya aku mencoba mencari informasi mengenai tempat kerja Hana di internet. Siapa tahu aku menemukan sesuatu. Ternyata benar, baru saja aku membuka situs mereka, aku langsung menemukan j

  • Catatan Si Boi   BAB 116. Mencari Jejak Hana

    Milna, Bandung.Hari sudah mulai gelap. Dari jendela aku sempat melihat seorang bapak tua menyusuri pekarangan untuk menyalakan lampu-lampu. Orang itu tidak ada di sini tadi pagi, saat aku dan papa tiba. Sepertinya papa menyewa orang untuk menjaga rumah ini tapi tidak memperbolehkan dia tinggal di sini. Jadi dia hanya datang seperlunya.Karena buku cerita papa sudah selesai kubaca, aku mencoba mencari hal menarik lain. Tapi setelah mencari beberapa lama, aku tidak menemukan apa-apa. Mungkin semua yang ingin diceritakan mama sudah tertuang di buku itu. Akhirnya aku putuskan untuk keluar dari kamar waktu.Di luar kamar, aku melihat papa sedangmenelepon. Rupanya dia sedang memesan makan malam. Setengah jam kemudian makanan yang papa pesan datang. Kami lalu makan sambil mengobrol. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mencari informasi dari papa."Papa tahu, aku mendapat informasi tentang mama dari internet. Waktu itu aku mencari data pernikahan

  • Catatan Si Boi   BAB 115. Misi Rahasia

    Milna, Bandung.Kamar lama mama berukuran sangat besar. Bahkan mungkin ukurannya dua kali lipat dari kamarku. Tapi kamar ini tidak memiliki pemandangan yang luas, berbeda dengan kamar yang aku tempati. Karena memang kamar ini ada di rumah lama yang tidak bertingkat, sedangkan kamarku ada di lantai 7 apartemen yang tinggi.Tapi pemandangan di luar boleh juga. Ada pohon-pohon rindang dan tanaman kecil dengan bunga berwarna-warni. Jarang sekali aku melihat pemandangan alam seperti ini. Karena itu aku memilih duduk di dekat jendela sambil membaca buku cerita papa.Saat baru membaca sepertiga bagian dari buku itu, aku mendengar pintu diketuk. Tak lama kemudian papa berkata dari balik pintu."Milna, hari sudah siang. Makan dulu nak, papa sudah memesan makanan kesukaan kamu."Aku menampilkan mode jam pada gelang saktiku. Ternyata memang sudah lewat tengah hari. Cerita papa memang sangat menarik, sampai-sampai aku jadi lupa waktu. Segera aku letakkan buku

  • Catatan Si Boi   BAB 114. Kamar Waktu

    Milna, Jakarta.Namaku Milna. Umurku sepuluh tahun. Kurang sedikit sih, karena dua hari lagi baru aku ulang tahun. Aku tinggal di sebuah apartemen di Jakarta bersama papa. Hanya bersama papa, karena mama sudah tiada.Papa adalah seorang pengusaha. Dia punya perusahaan yang besar. Gedung kantornya saja tinggi sekali. Aku sesekali diajak ke sana. Tapi hanya sesekali saja, biasanya aku belajar dan bermain di sekolah. Papa mengantarku ke sekolah saat berangkat kerja dan menjemput aku ketika dia pulang. Di akhir pekan, kami biasanya ke rumah opa di Bandung.Berbeda dengan teman-temanku yang lain, aku tak pernah mengenal mama. Katanya sih mama meninggal saat melahirkan aku. Sayangnya papa tidak pernah mau cerita tentang mama. Setiap aku bertanya, papa selalu menjawab 'Pada saatnya nanti kamu akan punya kesempatan untuk mengenalnya'. Aku sampai bosan mendengar jawaban itu.Karena papa tidak pernah mengatakan kapan kesempatan itu aku dapat, aku tak mau menunggu.

  • Catatan Si Boi   BAB 113. Janin dalam Kandungan

    Mila, Bandung.Rasa mual yang beberapa bulan terakhir terus menyiksaku kini sudah mereda. Sesuai perkiraan perawat, di trimester kedua ini rasa itu akan hilang dengan sendirinya. Memang sudah hampir lima bulan aku menjadi seorang calon ibu. Selama itu sudah aku memiliki janin dalam kandungan.Anugerah itu aku dapat setelah aku mencabut gugatan cerai. Pengacaraku sampai tak percaya dengan keputusan itu. Padahal hanya dengan diam saja, aku akan mendapat separuh harta Galang. Dan jumlahnya sangat banyak, karena dia adalah pemilik salah satu perusahaan ternama di Jakarta.Keputusan itu aku pilih bukan mengandalkan naluri. Saat hakim akan mengambil keputusan, aku menerima pesan dari Detektif Parkin. Dia adalah orang yang aku minta untuk mencari informasi tentang Dewi. Informasi itu datang tepat pada waktunya.'Dewi adalah seorang foto model profesional. Saya belum bisa memastikan, tapi sejauh penyelidikan saya dia bukan wanita panggilan.'Dari informasi

  • Catatan Si Boi   BAB 112. Ternyata Aku Istri Kedua

    Hana, Jakarta.Kamar rias pengantin adalah tempat yang sakral bagi mempelai wanita. Jangankan orang lain, bahkan mempelai pria pun tidak boleh memasukinya. Dan sebab itu sebagian besar wanita belum pernah berada di dalamnya. Termasuk aku, baru kali ini aku berada di kamar itu. Karena memang akulah sang mempelai wanita.Di luar sana, semua orang sibuk menyiapkan acara. Dimulai dari akad nikah, makan bersama keluarga, sampai acara resepsi. Pagi ini belum terlalu ramai karena memang hanya keluarga dan beberapa relasi dekat yang hadir. Tapi siang nanti, dua ribu undangan telah disebar dan biasanya mereka hadir membawa pasangan.Karena ayah sudah tiada, yang menjadi waliku adalah paman. Ketiga orang itu telah duduk di satu meja. Paman, Galang dan penghulu. Sebelum akad nikah, penghulu menjelaskan teknis acara. Agar suasana menjadi cair, penghulu itu mencoba bergurau."Sebelumnya saya ingin bertanya. Apakah Pak Galang sudah pernah menikah?"Galang berpik

  • Catatan Si Boi   BAB 111. Foto Mesra Suamiku

    Mila, Bandung.Suasana kafe di salah satu sudut kota Bandung masih sepi. Sebenarnya kafe ini cukup banyak pelanggannya, tapi hari ini bukan akhir pekan dan waktu juga masih sore. Jadi wajar saat ini hanya ada aku, Galang dan dua orang pengunjung lain.Galang mengajak aku ke sini bukan tanpa alasan. Biasanya kami ke sini jika dia ingin mengobrol agak serius. Benar saja, setelah kami duduk dan memesan makanan Galang langsung mengutarakan maksudnya."Mila pasti sudah pernah mendengar bahwa aku bekerja sambil kuliah. Dan saat ini aku sudah lulus. Orang tuaku sudah menanyakan kapan aku akan menikah. Karena itu beberapa pekan lalu aku melamar Sisca." kata Galang membuka percakapan."Jadi, kapan kalian akan menikah?" Aku bertanya dengan suara serak saking gemetar menahan penasaran."Dia menolak lamaranku. Jadi bisa dikatakan kami sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi. Dan aku bebas memilih siapa saja untuk menjadi pendamping.""Saya rasa tidak

  • Catatan Si Boi   BAB 110. Proposal Cinta

    Hana, Jogjakarta.Kesibukan santri di akhir semester memang luar biasa. Selain mengikuti ujian, para santri juga harus menyetor hafalan yang menjadi target kami. Tidak heran jam tidur kami jadi jauh berkurang. Sering kali kami tidur setelah larut malam dan bangun sebelum ayam jantan berkokok.Bagi santri yang berlatar belakang pendidikan umum, kami harus berusaha lebih giat lagi. Selain karena kami harus mempelajari bahasa arab terlebih dahulu, jumlah hafalan kami juga kalah jauh dibanding santri lain. Akibatnya selama seminggu ini aku hanya tidur tiga jam sehari.Untunglah masa itu sudah selesai. Kini adalah masa liburan. Kebanyakan santri daerah pulang ke kotanya masing-masing. Tapi aku memutuskan untuk tetap di pesantren. Bisnis yang diwariskan ayah bisa dibilang sudah autopilot, jadi ibu tidak terlalu repot mengurusnya. Karena itu, ibu bebas jika ingin ke mana saja dan jadi sering menginap di tempatku.Berbeda dengan santri lain, aku tidak pe

DMCA.com Protection Status