Home / Romansa / Candu Cinta Dokter Muda / 48. Tentang Perasaan Rai

Share

48. Tentang Perasaan Rai

Author: Sayap Ikarus
last update Last Updated: 2025-04-15 20:36:51

Gendhis berdiri mematung di ujung tangga, ia baru saja keluar dari dalam kamar Rai saat menyadari bahwa ada seseorang yang masuk ke dalam rumah. Tahu bahwa hal seperti ini pasti akan terjadi suatu saat, Gendhis berusaha terlihat kuat. Ia sudah mempersiapkan hatinya, tp ternyata, diam pun tidak cukup untuk membuat hatinya tenang.

"Sejak kapan kamu tinggal di sini?" tanya sosok perempuan berambut panjang berumur sekitar 50 tahunan itu pada Gendhis.

"Dua mingguan, Tante," jawab Gendhis jujur.

"Ah, jadi kamu pelacur itu?"

Gendhis bungkam.

"Aku Eriska, keluarga kandungnya Christ kalau kamu penasaran. Kamu mau pergi sendiri atau nunggu kuusir dari sini?" tanya Eriska, perempuan yang selalu Rai sebut dengan panggilan 'Mami Eris' itu.

Gendhis tertegun sesaat, berusaha mencerna situasi yang tengah dihadapinya. Eriska bukan salah satu orang yang ada di pihaknya, ia tidak satu kubu dengan Ann dan Ben. Oleh karena itu, Gendhis harus hati-hati dan tidak asal menjawab.

"Berapa juta yang kamu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Candu Cinta Dokter Muda   49. Tak Ada Harapan

    "Mami uring-uringan, lo pulang tapi nggak mau nerima bookingan," Rose, teman satu angkatan Gendhis di rumah bordil masuk begitu saja ke dalam kamar."Gue lagi pengin tidur doang di kamar, seminggu kayaknya enak deh," jawab Gendhis masih membenamkan wajahnya di balik bantal. "Sugar, VVIP yang make lo kemarin, gila banget ya?" tanya Rose hati-hati. "Lo numbalin diri lo biar dia nggak booking anak-anak baru," desisnya. "Mario minta gue yang dateng, Rose. Lo tau sendiri rumah bordil ini di-backing penuh sama kekuasaannya Mario. Dan Mario tau kalau dari kita semua, cuma gue yang hafal dan tau kebiasaannya," ucap Gendhis. "Lo gimana? Aman semuanya kan?" Rose mengangguk, "Gue mau nikah. Jadi istri siri," tandasnya mengejutkan. "Jangan gila ya lo!" sengal Gendhis segera menarik bantal yang menutupi wajahnya. Ia seketika bangun dari posisi berbaringnya. "Istri siri itu nggak aman buat kita, Rose. Apalagi posisi kita sebagai istri kedua," ujarnya. "Gue jatuh cinta sama Mas Arul, Sugar. Sat

    Last Updated : 2025-04-15
  • Candu Cinta Dokter Muda   50. Sampai Mati

    "Mami Eris ngusir kamu?" tanya Rai, ia duduk di ranjang menghadapi Gendhis yang berdiri tegang tanpa suara.Gendhis membasahi bibirnya, tak langsung memberi jawaban. Ia melangkah ke arah sofa tamu, menjatuhkan diri di sana. "Aku pulang ke sini atas kemauanku sendiri, bukan karena diusir," jawab Gendhis. "Aku tau Mami Eris pasti ngomong yang enggak-enggak ke kamu, makanya kamu mutusin buat keluar dari rumahku, iya kan?" "Selayaknya seorang keluarga yang nggak rela anggota keluarga lainnya terjerumus ke neraka," sahut Gendhis. "Aku tau diri Rai, jadi, kamu nggak perlu nyari aku ke sini dan ngasih penjelasan apapun," tambahnya. "Aku ke sini bukan buat ngasih kamu penjelasan. Ini sekadar pengumuman, kamu bisa kasih tau ke yang lain kalau kepemilikan rumah bordil ini udah pindah tangan atas nama Wisanggeni," ujar Rai. "Jadi, kalau ada masalah apapun yang nantinya melibatkan rumah bordil ini, aku yang bertanggungjawab!" tegasnya.

    Last Updated : 2025-04-16
  • Candu Cinta Dokter Muda   51. Tawaran Spontan

    "Maaf, aku kelamaan datengnya ya," ucap Rai. Berbaring di ranjang milik Gendhis, Rai tampak tak lagi peduli mengenai citranya sebagai dokter. Ia tak gentar jika nanti timbul asumsi mengenai kemunculannya di rumah bordil. Satu hal yang harus terus ia waspadai, ancaman Eriska tidak pernah main-main. Jadi, membeli rumah bordil secara paksa dari Wida adalah salah satu caranya melindungi Gendhis dari ancaman Eriska. Rai sangat tahu bagaimana karakter kakak kandungnya itu. Masih tertanam dalam pikirannya seperti apa penderitaan Ann sejauh ini akibat perbuatan Eriska. "Aku nggak nerima booking-an satu pun selama di sini juga," ucap Gendhis. "Tadi baru aja aku dikasih tau Rose kalau Mami uring-uringan. Mungkin bukan cuma karena aku nolak buat nerima pelanggan, tapi juga tekanan dari kamu yang ngebeli rumah ini.""Aku tetep ngebolehin dia ngejalanin bisnis ini, tapi tetep sesuai pengawasan orang-orangku.""Kamu tau rumah ini jadi sumber mata pencaharian lusinan pelacur, Rai. Kalau kamu pengi

    Last Updated : 2025-04-16
  • Candu Cinta Dokter Muda   52. Kita Nikah

    "Aku harus pergi," ucap Gendhis pada Rai yang masih bertahan di kamarnya hingga hampir tengah malam. "Ke mana? Tengah malem begini? Ngelayanin pelanggan?" cecar Rai ingin tahu. Gendhis berkacak pinggang sambil berbalik pada Rai, "Cari makan," katanya singkat. "Ikut!" ujar Rai langsung bangkit, menyambar jaketnya. "Aku makan kaki lima lho," tandas Gendhis sengaja membuat Rai mengurungkan niatnya. "Aku makan pake tangan, bukan pake kaki. Ayok!" kata Rai tak peduli, ia genggam jemari Gendhis dan dibimbingnya keluar kamar tanpa menunggu lama. "Kamu nggak ada kerjaan? Nggak sibuk? Perasaan seharian ini jadi bawang kosong jagain kamarku," gumam Gendhis sambil mengunci pintu kamar. "Aku kangen," balas Rai. Beriringan, keduanya berjalan menuruni tangga, melewati ruang tamu di mana ada beberapa junior Gendhis yang menatap takjub pada Rai. Siapa yang tidak akan terpesona pada sang pemilik baru dari rumah bordil yang mereka tinggali? Rai memilik semua kharisma pemikat kaum hawa. "Terus,

    Last Updated : 2025-04-17
  • Candu Cinta Dokter Muda   53. Harus Kembali

    "Jangan gila ya kamu, Rai!" sengal Gendhis panik. "Makan dulu," sahut Rai paham situasi. Gendhis menurut, meski hatinya tak menyangkal bahwa mengajak menikah adalah kejutan Rai yang sangat di luar nalar, tapi ia senang. Setidaknya Rai memikirkan kebimbangannya, ketakutannya selama ini. "Besok, setelah aku pulang kerja, ikut aku ketemu sama Ben dan Ann," ujar Rai di tengah kunyahannya. "Mau ngapain?" "Ketemu aja. Kamu kan baru ketemu mereka beberapa kali dan cuma bentar.""Aku nggak ngerti mau kamu itu apa. Sumpah, kamu ambigu banget, Rai," tuduh Gendhis jengah. "Ben sama Ann dulu juga nggak dapet restu dari para tetua, kita bisa cari ilmu dari mereka," kata Rai enteng sekali. "Ilmu apa? Situasinya beda kan Rai? Ben nggak punya calon istri lain. Sedangkan kamu punya," ujar Gendhis. "Kita nikmatin kencan ini dulu ya, nggak usah bahas yang berat-berat," kata Rai memutus arah pembicaraan serius mereka. "Kamu yang mulai duluan, aku cuma ngikutin kamu aja sih," desis Gendhis. Makan

    Last Updated : 2025-04-18
  • Candu Cinta Dokter Muda   54. Rencana Menikah

    "Kamu tau Christ bakalan nikah satu bulan lagi?" tanya Ben dingin, seperti biasa. Gendhis mengangguk, ia duduk menghadapi sang ketua, di sebelahnya, Rai tampak santai mengisap rokoknya. Sementara, di samping Ben, Ann tersenyum simpul, ramah sekali seperti biasa."Kamu diem aja? Cuma begini?" mata Ben beralih pada Rai. "Aku harus ngacak-ngacak keluarganya Kiara? Gitu?" sambar Rai menggemaskan. "Kalau dia udah nikah sama Kiara, posisimu nggak mudah, Gendhis," sela Ann ikut menimbrung. "Apa kamu nggak pa-pa?" tanyanya. "Aku pelacur, dan aku tau diri, Ane-san," jawab Gendhis lirih. "Kamu rela, Rai nikahin perempuan lain?" tanya Ben tiba pada final pertanyaannya."Aku udah terbiasa jadi simpanan pria beristri Ben, aku rasa nggak akan jadi masalah," tandas Gendhis tegar sekali. "Kalian berdua ya!" gemas Ann saling berpandangan dengan Ben. "Terus, sampai kapan kamu jadiin Gendhis simpanan, Christ?" "Sampe aku resmi jadi ketua, Ane-san. Setelah itu, nasib Gendhis bakalan jadi priorita

    Last Updated : 2025-04-18
  • Candu Cinta Dokter Muda   55. Jangan Mengajariku

    "Semua orang pada nanya, berita rencana nikahan kita udah kesebar, tapi kita masih sibuk kerja. Kamu nggak mau ngajakin aku belanja keperluan pernikahan kita, Bang?" tanya Kiara, lagi-lagi menemui Rai seusai selesai jam praktik di poli. "Bukannya semua kebutuhan dan keperluan pernikahan udah disiapin sama keluarga kamu?" balas Rai terlihat masih fokus menulis sesuatu di macbook-nya. "Tapi kan ada keperluan lain, kayak cincin, kita milih sendiri aja kan?""Kamu aja pilih sendiri, aku banyak kerjaan," balas Rai singkat. "Ada jadwal operasi?" tahan Kiara saat Rai beranjak dari kursinya. "Ada, aku udah ditunggu di OK," ucap Rai. "Beli aja yang kamu mau, kalau perlu uang, nanti kutransfer," tambahnya. "Bang!" Kiara mengejar langkah Rai menuruni tangga, "Mami Eris bilang, jangan sampe pelacur ini ganggu urusan pernikahan kita!" Rai seketika menghentikan langkahnya, ia berbalik ke arah Kiara, "Kamu yang ngadu soal itu ke Mami? Biar apa? Kukira kita sebatas kenal, perjodohan cuma formal

    Last Updated : 2025-04-19
  • Candu Cinta Dokter Muda   56. Percayalah

    "Gila ya, aku udah diusir dari rumah ini sama Mami kamu, tapi aku keukeuh balik lagi secara nggak tau malu," ucap Gendhis sengaja berlama berdiri, tak langsung duduk di sofa tamu seperti yang Rai lakukan. "Selama bukan aku yang ngusir kamu, kamu masih jadi nyonya di rumah ini," kata Rai santai. "Nanti biar dibantu Gani masukin barangmu ke kamar. Dia lagi ngasih makan hewan di belakang," tambahnya. "Kamu beneran blokir semua pelangganku, Rai?" tanya Gendhis hati-hati. "Enggak, Bu Wida yang nglakuin. Dia marah sama kamu mungkin," jawab Rai. Gendhis memicingkan matanya curiga, "Nggak mungkin Mami ngeblokir pelangganku karena itu bakalan bikin dia rugi," tebaknya curiga. "Kamu nyuruh dia begitu kan? Ini perintah kamu kan? Kamu nekan dia sampai titik darah penghabisan kan?" cecarnya. "Salah siapa dia ngasih kamu ke Mario dan bikin kamu tersiksa," sahut Rai keceplosan. "Rai," Gendhis spontan duduk di sebelah Rai, menempel padanya. "Kamu apain Mami, hem?" desaknya. "Kamu nggak tau dia

    Last Updated : 2025-04-20

Latest chapter

  • Candu Cinta Dokter Muda   70. Penawar Selera

    "Gimana?" Gendhis menyambut kepulangan Rai di meja makan dengan beberapa masakan yang sudah terhidang, senyumnya terkembang cantik. Ini adalah kali pertamanya memasak untuk Rai. "Kamu yang masak?" lengkung senyum Rai ditarik dengan paksa oleh pemiliknya. Tidak! Gendhis tidak boleh tahu hal apa yang baru saja terjadi dengannya di rumah Ben dan bagaimana Taka-Sama menuntutnya untuk tetap fokus pada rencana. "Iya, aku belajar sama Ann, tadi dia ke sini, katanya ini semua makanan kesukaan kamu," ucap Gendhis ceria. "Terus Ann ke mana sekarang?" Rai celingak-celinguk mencari sosok cantik sang ibu angkat. "Udah pulang, katanya kalau Ben pulang ke rumah dan dia nggak ada, bisa gawat," jawab Gendhis mengedikkan bahunya. "Udah laper belom? Mau langsung makan atau bersih-bersih dulu?" tanyanya mendekati Rai, meraih lengannya dan membimbingnya untuk duduk di salah satu kursi. "Aku langsung coba dulu masakannya," ucap Rai pengertian. "Tolong ambilin nasinya," pintanya lembut. Gendhis mengan

  • Candu Cinta Dokter Muda   69. Melemahnya Keyakinan

    "Kenapa tiba-tiba gini?" tanya Rai setengah berbisik di samping ayah angkatnya, Ben.Ben mengedikkan pundaknya, "Kayak nggak kenal Taka-Sama," tukasnya. "Nggak ada masalah sama proses kemaren kan?" "Bisa jadi. Bersiap aja buat semua kemungkinan," balas Ben. Ia melangkah masuk lebih dulu, membungkukkan badan lantas mengambil duduk di atas tatami paling depan. "Ben, aku perlu bicara sama Christ, bukan sama Ketua," tolak Taka-Sama, pimpinan para Tetua. "Aku diusir?" gumam Ben terpana. "Kita ada urusan nanti. Saat ini, aku perlu bicara cuma sama Christ. Keluar dulu sana," perintah Taka-Sama. Meski terlihat khawatir, Ben tak memiliki pilihan lain. Ia beranjak dan melangkah keluar setelah sebelumnya menepuk pundak Rai sebagai bentuk dukungan. "Christopher," panggil Taka-Sama setelah Rai duduk menempati tatami yang tadi sempat Ben duduki. "Apa kabar, Kakek?" tanya Rai setenang mungkin. "Rada pusing, aku dari bandara langsung ke sini. Denger kabar soal kamu, Kiara ngadu," ucap Taka-S

  • Candu Cinta Dokter Muda   68. Hari Keberuntungan

    Gendhis bungkam, di depannya Rai ikut diam, hanya jemarinya yang sibuk menjentik-jentik permukaan luar gelas kopinya. Sementara, pandangan Rai tajam ke arah Gendhis, ada letupan marah dari sorot teduh itu, tapi tertahan sangat rapat dalam keheningan yang merebak entah sudah berapa puluh menit berlalu. "Mami tadi telepon, minta ketemu. Kusuruh aja ke sini," ungkap Gendhis hati-hati, sambil mengamati ekspresi dingin suaminya yang tak berubah sama sekali. "Nggak taunya, dia sama Doni, asistennya Mario," lanjutnya. Sontak pandangan mata Rai yang tadi sempat tertuju pada jelaga di dasar gelasnya, naik menatap Gendhis lagi. Sorot marah itu berubah seketika menjadi kabut khawatir yang tak bisa Rai sembunyikan. "Aku nggak diapa-apain," ucap Gendhis seakan bisa membaca arti dari pandangan teduh di mata sang suami. "Mau apa dia?" desis Rai seketika beranjak, ia mendekati Gendhis, duduk di sebelahnya. Diamatinya tubuh Gendhis saksama, mencari kalau-kalau terdapat luka atau lebam bekas pukula

  • Candu Cinta Dokter Muda   67. Pergi Ke mana?

    "Mereka lapor kalau Nyonya minta mereka makan siang dulu di restoran bawah. Pas mereka balik, Nyonya udah nggak ada di kamar," lapor Ardi sambil menunjuk dua orang yang diminta berjaga untuk kamar Gendhis. "Siapa yang goblok?" gumam Rai terlihat sangat kesal. Pulang dari bekerja, Rai berharap bisa bertemu istrinya untuk bermanja, tapi ia justru tidak menemukan Gendhis di kamarnya. Gendhis juga tidak meninggalkan pesan apapun pada Rai, ponselnya tidak bisa dihubungi. "Suruh mereka pergi sebelum gue lempar dua bedebah ini dari jendela!" sengal Rai terdengar sangat marah. Ardi langsung tanggap, ia gerakkan tangannya demi mengusir dua orang penjaga yang tak berguna itu. Hanya menyisakan dirinya dan Rai saja, Ardi paham bahwa Rai ingin mengobrol serius. "Para tetua apa orangnya Mario?" tembak Rai langsung, meminta pendapat Ardi. "Kalau para tetua, menurut gue nggak mungkin. Pasti udah geger duluan kan?" balas Ardi menganalisis. "Kemungkinan Kiara atau Eriska?" "Gue juga lagi mikir

  • Candu Cinta Dokter Muda   66. Ancaman Serius

    "Naik level ya lo sekarang, Sugar," cibir Wida iri, ia amati seisi kamar hotel yang dihuni Gendhis. "Mami ngajak janji temu cuma mau bilang itu?" gumam Gendhis sambil meneguk air mineralnya. "Lo nggak bisa sembunyi dari Mario selamanya, Sugar," ucap Wida tiba-tiba, hampir membuat Gendhis tersedak. "Lo sengaja ngajak ketemuan sama gue biar dia bisa ngelacak lokasi gue?""Gue serba salah. Pacar dokter lo itu menekan gue sampe gue nggak bisa ngelawan. Si Mario ngancam bakalan ngebongkar semua tentang rumah bordil kalau nggak bisa bikin janji sama lo," sengal Wida kalut. "Terus?" Gendhis membulatkan matanya. "Lo siap-siap," kata Wida mencurigakan. "Gue bisa dijeblosin ke penjara sama Mario kalau nggak bisa nemuin lo! Dan identitas soal pacar dokter lo itu udah dipegang sama orangnya Mario. Lo nggak mau terjadi sesuatu kan sama dia?" "Lo ngancem gue, Mi?" sergah Gendhis tak habis pikir."Iya. Biar lo selesaiin urusan lo secepatnya sama Mario!" ucap Wida tanpa keraguan. Ia berdiri dar

  • Candu Cinta Dokter Muda   65. Tidak Akan Melepasmu

    "Apa yang bakalan terjadi kalau Mami Eris-mu itu tau soal acara pernikahan kita, Rai?" tanya Gendhis hati-hati. Setelah selesai prosesi pernikahan yang sangat privat dan rahasia itu, Rai dan Gendhis memilih untuk tinggal lebih dulu di hotel. Sementara Rai pergi bekerja nanti sore, akan lebih aman jika Gendhis menunggu sang suami di kamar hotel dengan penjagaan beberapa orang suruhan Ben. Nanti, jika sudah selesai pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Rai, mereka baru akan pulang ke rumah besar di mana Rai menobatkan Gendhis sebagai nyonya rumahnya. "Aku juga nggak punya bayangan, yang pasti, kamu yang paling terancam kalau Mami sampe tau," jawab Rai menoleh perempuan yang berbaring damai di sebelahnya. "Aku nggak kasih tau siapapun dari pihakku soal pernikahan kita. Cuma berusaha untuk nggak membuka kemungkinan kalau pernikahan ini justru bakalan bocor dari pihakku," desis Gendhis. "Mamiku tadi sempat WA. Mario nyariin aku, dia mau booking buat lusa," ceritanya. "Terus kamu bilang

  • Candu Cinta Dokter Muda   64. Resmi Suami dan Istri

    Tidak dapat dipungkiri, menikah adalah bentuk kebahagiaan lain yang selalu didambakan Gendhis demi bisa meninggalkan dunia pelacuran yang menghidupinya. Senyumnya tak berhenti terkembang, apalagi saat dengan saksama Rai yang ada di sampingnya mengucap ikrar setia dan berjanji pada Tuhan untuk menjaga dan melindunginya hingga ajal. Tidak ada terlintas sedikitpun dalam bayangan Gendhis bahwa ia akan secepat ini menikah, dengan Rai, cinta dalam hidupnya. "Perempuan ini, Gendhis Kemuning Btari, aku nikahi, tidak peduli bagaimana keadaan kesehatannya, latar belakangnya. Aku akan mencintainya, melindunginya, menjaganya, menghiburnya, menghormatinya sampai mati. Aku bersumpah akan menjaga kesetiaan sampai mati," ikrar Rai begitu menusuk di hati Gendhis hingga merinding sekujur tubuh. "Lelaki ini, Rai Damian Christopher Wisanggeni, aku nikahi, tidak peduli latar belakangnya, bagaimana keadaan kesehatannya. Aku akan mencintainya melindunginya, menjaganya, menghiburnya, menghormatinya, samp

  • Candu Cinta Dokter Muda   63. Agar Tetap Melindunginya

    "Ini langkah gila, Christ," gumam Bastian, kakak kedua Ben, paman angkat Rai di keluarga Wisanggeni. "Aku nggak bisa lepasin Gendhis, nggak bisa setelah semua yang terjadi di masa lalu," desah Rai sembari membenahi dasi yang ia kenakan. "Kalau Taka-sama denger soal ini, posisimu terancam, Bocil!" "Makanya jaga jangan sampe tau, Paman," balas Rai setengah bercanda. "Kalau Taka-sama tau soal ini, bukan cuma posisiku yang ada dalam bahaya, tapi kalian semua yang mendukungku juga bakalan kena," ujarnya. "Dulu, pas belum masuk circle para tetua, Taka-sama termasuk orang yang fleksibel. Tapi sekarang karena usianya udah semakin tua, Mama juga meninggal lebih dulu, Taka-sama jadi lebih ketat ke kita semua. Yang dia miliki tinggal klan kita, kamu harus paham. Taka-sama nggak mau klan kita jatuh ke tangan orang yang salah," ungkap Bastian. "Perempuan ini, layak kan untuk diperjuangkan?" "Kalau dia nggak layak, aku nggak mungkin melibatkan lusinan orang buat prosesi ini, Bro," sahut Rai se

  • Candu Cinta Dokter Muda   62. I Love You

    "Aldi bilang, kamu pulang naik taksi semalem, WA-ku nggak kamu bales juga," ujar Rai menyambut Gendhis yang baru keluar dari kamar mandi, keesokan paginya."Kamu lama sih, jadi aku pulang duluan. Dan aku capek banget pas sampe rumah, makanya langsung ketiduran," sahut Gendhis. "Ane-san udah siap? Kami harus jalan ke venue dulu, MUA-nya standby di sana," ujarnya. "Kamu ketemu Kiara ya, Ndhis?" tanya Rai straight to the point. "Dia bilang ke aku kalau udah berhasil ngusir kamu," ceritanya. "Emang dia siapa bisa asal ngusir aku dari rumah sakit," gumam Gendhis menyeringai. "Aku pulang setelah ngasih tau dia, seberapa hebatnya aku muasin kamu.""Kamu bilang gitu?" Rai tersenyum, jelas sekali ekspresinya tampak bangga. "Iya, aku harus ngelawan dong. Cuma itu yang bisa aku banggain ke dia.""Makasih untuk nggak kalah sama liciknya Kiara," ucap Rai tulus. "Aku nggak bisa diem aja dan ngebiarin dia ngehina aku, Rai. Harga diri aku udah nggak punya, ngelawan dan bersikap gila adalah caraku

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status