Home / Romansa / Candu Cinta Bos Mafia / 20. Luka Hati Joanna

Share

20. Luka Hati Joanna

Author: Sayap Ikarus
last update Last Updated: 2024-06-05 07:36:11

Ben segera mengantar Ann ke Semarang menggunakan helikopter malam itu juga. Mengingat Ann yang sudah linglung dan tak bisa diajak bicara fokus dan rasional, Ben memutuskan untuk tetap mendampinginya. Mereka dikawal oleh dua orang bodyguard dan juga Arino yang bertugas untuk mengurus semua keperluan mendadak mereka selama di Semarang.

Ketika rombongan tiba di kediaman sederhana yang ditinggali Ann sejak masa kanak-kanak, tetangga dan beberapa saudara jauh sudah berkumpul. Ann jelas langsung menjadi pusat perhatian, apalagi ia datang dikawal oleh beberapa lelaki tak dikenal yang penampilannya cukup mewah dan mencengangkan.

"Aku baru mau pulang minggu depan Mbah, kenapa Mbah nggak nunggu aku," isak Ann memeluk tubuh kaku neneknya yang sudah dimandikan dan dikafani.

Ben dan pengawalnya beserta Arino tampak duduk di antara para tetangga yang masih berkumpul. Meski merasa asing dengan sekitarnya, Ben berusaha menyesuaikan diri. Ia mengambil rokoknya, menawari beberapa bapak-bapak di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Candu Cinta Bos Mafia   21. Ben's Love Languages

    "Sejak aku mutusin buat berangkat ke Jakarta dulu, aku udah dicap kayak gitu karena aku kerja paruh waktu dan pulang selalu tengah malam. Ironis ya? Padahal aku jadi pelayan di rumah makan," cerita Ann. "Aku nggak mau Mbah terlalu lama denger gosip kayak gitu, makanya aku mutusin buat pergi jauh ke Jakarta. Dua hari lalu, aku dikabarin kalau Mbah masuk rumah sakit, darah tingginya kambuh. Kata Budhe, semua uang yang kukirim buat Mbah belakangan ini nggak dipake apa-apa sama Mbah, padahal aku minta dipake buat kesehatan dan buat menuhin semua keperluannya Mbah di sini. Aku ngerasa bersalah banget, Mbah yang ngerawat aku dari kecil, nyukupin semua kebutuhanku dengan jualan bunga buat ziarah ke makam," ujarnya terisak lagi, semakin keras. Melihat kondisi Ann, Ben mematikan bara rokoknya. Tidak banyak yang bisa ia katakan untuk menghibur Ann karena ia memang tidak pandai berkata-kata. Love language seorang Big Ben adalah act of service, jadi, ia memilih untuk membawa Ann ke dalam cer

    Last Updated : 2024-06-05
  • Candu Cinta Bos Mafia   22. Membuat Ann Bergantung

    Selepas pemakaman, Ben sengaja memilih untuk meninggalkan Ann dan pergi ke hotel lebih dulu. Ann masih harus mengurus masalah uang santunan dan lain-lain bersama keluarga besar, jadi Ben tidak ingin terlalu ikut campur dengan hal-hal semacam itu. Ia meminta Sony, salah satu bodyguard untuk menunggu dan menjaga Ann. "Mas Ben nggak bilang apa-apa lagi Bang?" tanya Ann saat ia mengantar makan malam untuk Sony. "Nggak ada Mbak, cuma disuruh nunggu dan nemenin sampe keperluan Mbak selesai," ucap Sony apa adanya. Ben memang hanya memberinya perintah untuk menjaga dan mengawal Ann, menyiapkan keperluan sang nona jika membutuhkan sesuatu. "Ya udah, nanti kalau acara ngaji sama urusan yang lain-lain udah selesai, anter gue ke hotelnya ya Bang," ujar Ann tersenyum simpul. "Siap Mbak," ujar Sony sigap. Ann kembali masuk ke dalam rumah, menemui Budhe Narti, kakak tertua ibundanya. Mereka sedang memberesi sisa-sisa snack untuk pengajian, termasuk menanyakan langkah Ann selanjutnya akan

    Last Updated : 2024-06-07
  • Candu Cinta Bos Mafia   23. Dia, Joanna

    "Kenapa?" tembak Ann langsung begitu Ben membukakan pintu kamar hotel untuknya. "Ngapain?" tanya Ben balik, seperti biasa, penampilannya saat santai adalah selalu shirtless seksi menggoda. Sadar bahwa Ben menemuinya dengan tampilan sedikit hot, Ann tertegun. Sejenak ia kehilangan suara, hatinya tiba-tiba nyeri. Akankah ada perempuan lain di dalam kamar saat ini dan kedatangan Ann membuat permainan mereka terganggu? "Kamu bilang kalau aku butuh sesuatu, kamu nyuruh aku ngomong," ucap Ann tersendat, matanya berkaca-kaca, tak tahu apa penyebabnya. "Sony nggak bisa bantu? Arino ke mana? Nggak standby di rumah kamu, dia?" tanya Ben celingak-celinguk. "Kamu lagi ada tamu?" tanya Ann tak nyambung. Gatal juga lidahnya karena rasa penasaran yang tertahan. "Enggak." "Kayaknya kamu lagi ada kegiatan di dalem," ujar Ann tak langsung percaya. Paham arti tatapan redup dari gadis di hadapannya, Ben membuka akses. Ia persilakan Ann masuk ke dalam kamar, membiarkannya meneliti seisi ruang

    Last Updated : 2024-06-07
  • Candu Cinta Bos Mafia   24. Tentang Sebuah Nama

    "Justru karena kamu Joanna dan bukan Eriska, kupake kamu seumur hidup," ucap Ben menahan jemari Ann yang sudah berdiri. "Eriska bakalan cari tau siapa kamu," tambahnya. "Kenapa aku? Kenapa harus aku yang kamu libatin dalam urusanmu? Apa karena kamu udah ngebayar aku?" tanya Ann menegarkan hati. Ben mengangguk, ia hentak genggamannya di pergelangan tangan Ann hingga Ann terhuyung dan jatuh ke pangkuan Ben tanpa perlawanan. Sesaat mereka saling berpandangan, kali ini Ann tidak melihat ada dusta yang Ben sembunyikan di matanya. Kenapa sesakit ini mengetahui ternyata si kejam Ben memiliki nama perempuan lain yang tersimpan rapi di hatinya? "Siapa si Eriska ini?" gumam Ann berani. "Kamu nggak akan mau tau," balas Ben berpaling. "Salah satu perempuan yang nolak buat kamu tidurin? Perawan? Cinta pertama?" "Aku nggak mau bahas soal dia sama kamu," desis Ben. "Jelas harus dibahas karena kamu make aku yang kata kamu buat balas dendam dan pelampiasan atas dia. Kamu marahnya sa

    Last Updated : 2024-06-08
  • Candu Cinta Bos Mafia   25. Bermain Peran

    "Udah selesai kerjanya?" tanya Risa langsung menghakimi. "Hah? Aku nggak lagi kerja, Sa," ucap Ann langsung mengelak. "Terus ngapain di hotel? Di kamar khusus lagi," kata Risa curiga. Risa adalah teman sekelas Ann saat SMA. Sejak lulus SMP, Ann memang sudah sering bekerja paruh waktu. Penampilan Ann yang asal-asalan dan seringnya ia melanggar peraturan sekolah membuat Ann dinilai buruk oleh teman-temannya. Rumor bahwa ia memiliki sambilan sebagai wanita panggilan juga merebak semenjak ia lulus dari SMA. "Sayang," Ben datang mengejutkan Risa, ia kecup pundak Ann mesra. "Selamat hari ulang tahun pernikahan," ujarnya tersenyum simpul. "Ulang tahun pernikahan?" Ann mengedip-ngedipkan matanya bingung. "Iya, makanya jangan salah paham dulu. Aku ngajak kamu ke hotel karena Mbah meninggal di hari ulang tahun pernikahan kita, nggak mungkin juga kita rayain di rumah. Nih, aku pesenin makan malam buat kita," ucap Ben melirik ekspresi wajah Risa yang melongo. "Suami?" gumam Ris

    Last Updated : 2024-06-09
  • Candu Cinta Bos Mafia   26. Tentang Perasaan Ben

    Semalaman, Ben puas memandangi wajah Ann yang ketiduran di ranjangnya. Kelelahan dan duka yang masih dirasanya membuat Ann secara tanpa sengaja terlelap, bahkan sebelum makanan yang ia pesan pada Risa terhidang. Karena itu, Ben terpaksa berbaring di sofa, meski sebenarnya adalah hal yang biasa baginya untuk tidur satu ranjang dengan perempuan. "Eriska bergerak, masalah Patra kemaren itu, dia juga yang nyulut," ucap Arino setengah berbisik, takut membangunkan Ann yang masih terlelap. "Dia nyoba maen api sama gue? Setelah semuanya?" gumam Ben tersenyum miring. "Lo tau niatnya Bos. Ini bukan cuma masalah antara lo dan Eriska, tapi dua dinasti yang nggak bisa selesai gitu aja," terang Arino. "Lo pikir gue sama dia ibarat Romeo sama Juliet? Gue nggak akan rela mati buat pengkhianat kayak dia, No, itu bego namanya." "Yang lo lakuin sekarang bukannya bego juga, Bos?" tanya Arino berani. "Kalau gue bego, asisten gue harus lebih bego," sambar Ben. "Ann, jangan biarin orangnya

    Last Updated : 2024-06-11
  • Candu Cinta Bos Mafia   27. Sepenting Apakah?

    "Mas!" panggil Ann pelan. Setidaknya Ben harus tahu jika ia kembali ke rumah sang nenek sebelum nanti sore kembali pulang ke Jakarta. "Hem," terdengar jawaban dari dalam. "Aku balik ke rumah Mbah, sorry aku malah ketiduran di ranjang kamu," kata Ann. "Kuanter?" tawar Ben tiba-tiba membuka pintu kamar mandi, ia keluar hanya berbalut handuk, tubuhnya masih basah. "Hah?" Ann tertegun. Meski Ben sudah acapkali bertelanjang dada menggunakan boxer seksi yang menggoda, tapi kali ini, Ben berkali lipat jauh lebih seksi. Rambutnya sedikit basah oleh air, tato indahnya dialiri air juga, sepertinya sengaja tak diseka oleh pemiliknya. "Tunggu bentar. Kuanter sekalian aku jalan ke bandara. Aku ngambil penerbangan pertama," kata Ben seolah berpamitan untuk kembali ke Jakarta lebih dulu. "Aku jalan sorenya ya, ehm," ucap Ann berdehem, masih sedikit susah menguasai dirinya. "Kamu nggak tidur Mas?" tanyanya mengikuti langkah Ben yang menuju ranjang, mengenakan bathrobe-nya santai sekali.

    Last Updated : 2024-06-11
  • Candu Cinta Bos Mafia   28. Cerita Tentang Eriska

    Arino terpingkal bahagia saat Ben menceritakan bagaimana agresifnya Ann menyingkap handuk di pinggangnya pagi tadi. Beruntung Ben bisa menguasai diri dan segera menghindar, berpura-pura sibuk berganti pakaian karena harus mengejar penerbangan paling pagi ke Jakarta. "Bisa-bisanya," kekeh Arino geleng-geleng kepala. "Ann lebih ganas dari keliatannya," gumamnya. "Sialan!" desis Ben, "dia nggak tau gue udah nggak begituan lama, pake dipancing segala. Untung nggak telanjang gue," katanya bergidik. "Dia penasaran sama isinya kayaknya Bos, kan pasti yang pernah tidur sama lo cerita ke dia, cewek hobi cerita masalah ukuran, yakin gue!" kata Arino masih tertawa geli sesekali. "Kayaknya dia udah nggak perawan," ucap Ben curiga. "Nakal gitu tangannya." "Nggak jadi masalah, yang penting tu orang kepancing," tunjuk Arino ke arah seorang perempuan sangat anggun yang melihat kedatangan Ben dan Arino dengan tatapan tak terdefinisikan. "Selamat bernostalgia, Bos." "Gue bawa handgun, persiap

    Last Updated : 2024-06-12

Latest chapter

  • Candu Cinta Bos Mafia   195. Candu Cinta (Ending)

    "Baru pertama kali ini aku liburan ke Eropa. Mimpi apa aku bisa ke sini sama orang yang paling berarti di hidupku," desis Ann lirih. Matanya mengitar takjub, masih tidak percaya pada apa yang kini tengah dialaminya. London tengah ada di awal musim gugur saat ini. Suhu udara cukup dingin untuk kulit Ann yang terbiasa dengan suhu tropis khatulistiwa. Ia sampai memeluk tubuhnya sendiri dengan menyilangkan kedua tangan di depan dada untuk menghangatkan tubuhnya. Liburan musim panas di Inggris Raya baru akan selesai dan Westminster cukup sepi dari wisatawan di bulan-bulan ini. "Pilihan yang tepat kita keluar malam hari, untungnya Christ udah akrab sama Lala, jadi kita bisa keluar malem-malem gini, biar Christ istirahat," ujar Ben sengaja merangkul leher istrinya mesra. "Lala udah kenal Danisha lama, jadi kayaknya Christ sering diajak jalan bareng juga sama Lala, makanya mereka cepet akrab," gumam Ann. "Mas, indah banget Inggris Raya," ujarnya tak hentinya berdecak. Meninggalkan

  • Candu Cinta Bos Mafia   194. Rencana Kejutan

    Ann menyesap teh melati buatan Ben sambil memejamkan mata. Sungguh pagi yang begitu damai dan menenangkan baginya, tanpa beban. Christ sedang sarapan pagi bersama Ben di ruang makan, sedangkan Ann sendiri duduk di halaman belakang, sesekali mengusap punggung Chester yang kini memang sengaja diboyong ke rumah baru demi memulihkan kesehatannya. Minggu depan kuliah Ann sebagai Maba akan dimulai, jadi, ia sengaja menikmati momen-momen emas ini tanpa gangguan. "Ane-san, berangkat seolah dulu," kata Christ mendatangi Ann sambil membungkukkan badannya. "Oke, hati-hati ya, semangat sekolahnya!" balas Ann melambaikan tangannya ceria, menatap punggung kecil nan kokoh Christ yang berlalu menjauh. Untuk kegiatan sekolah dan les privat yang harus dijalani Christ, Ann menyiagakan seorang sopir antar-jemput. Ben juga meminta Sony untuk menjadi penjaga Christ selama berkegiatan di luar rumah. "Kamu nggak ada agenda ke mana-mana hari ini, Ann?" tegur Ben yang menyusul duduk di seberang Ann, menent

  • Candu Cinta Bos Mafia   193. Pilihan Christ

    "Hai, Christoper!" sapa Eriska yang sudah datang lebih dulu di sebuah coutage tempat mereka dijadwalkan bertemu. Seperti rencana, Ann dan Ben mengantar Christ bertemu dengan Eriska. Satu titik balik kehidupan Christ akan ditentukan hari ini. Ann tidak tahu apa yang tengah dirancang oleh Eriska untuk mengusiknya lagi, tapi ia percaya Ben bisa mengatasi gangguan Eriska lebih baik ketimbang sebelumnya."Mami Eris," balas Christ melambaikan tangan sekenanya, juga memberi senyum simpul yang asing. "Kamu tambah tinggi ya," puji Eriska. "Makanmu pasti enak-enak pas ikut Ben," katanya. "Makasih udah menuhin permintaanku," tambahnya ke arah Ben sambil memeluk Christ yang tampak canggung. "Gue pengin urusan kita segera selesai," balas Ben. "Biar Christ mesen makanan dulu ya," tandas Eriska. "Aku udah makan sama Ann dan Ben sebelum ke sini," ucap Christ sangat fasih. "Kata Ann, Mami kangen sama aku," gumamnya. "Iya," jawab Eriska mengangguk. "Mami nggak bawa makanan kesukaanku?" tembak Ch

  • Candu Cinta Bos Mafia   192. Daya Juang

    Setelah sekian lama tidak beraktivitas di ranjang karena kondisi kesehatannya, Ben cukup berhati-hati bergerak. Ann lebih banyak memimpin permainan, sang istri berbalik memegang posisi dominan. "Joanna," Ben mengerang lirih, menikmati pemandangan sang istri yang meliuk-liuk di atasnya. "Berasa liat aku di Queen's Diary lagi ya Mas," goda Ann masih sempat bercanda. "Ini lebih juara sensasinya," balas Ben merem-melek, terbakar gairah. Ann terkikik, ia bergerak makin cepat, tapi tetap berhati-hati. Ben yang tengah berbaring di bawahnya itu masih belum sembuh total, jadi mereka tidak boleh bermain liar. "Ane-san!" Ben mengeja panggilan istrinya, ia tiba di puncak dengan senyuman lepas yang puas. "Wah," deru napas Ann masih terengah, "lega, Big Ben? 250 juta transfer ke rekeningku ya," candanya lucu. Ia bangkit dan duduk di sebelah suaminya, membiarkan Ben meriah selimut untuk menutupi tubuh mereka. "Nggak 300 juta sekalian?" tawar Ben. Ann mengangguk, "Boleh. Dikasih 500 juta lebi

  • Candu Cinta Bos Mafia   191. Memenangkan Pikiran

    Setitik air mata Ann jatuh, ia berpaling agar tak ketahuan tengah bersedih. Sesak di dadanya berusaha ia sembunyikan sebisa mungkin, hatinya telah jatuh teramat banyak pada Christ. "Kenapa aku harus milih? Aku udah tinggal di sini kan?" gumam Christ lugu. "Kamu bukan anggota keluarga, Eriska minta kamu kembali ke keluarga kamu," ungkap Ben gamblang, terdengar sangat tega. "Ane-san," Christ menoleh Ann, "apa aku harus milih? Aku aku harus ikut Mami Eris?" tanyanya hampir menangis. "Kamu boleh tetep tinggal di sini kalau kamu mau, Christ," jawab Ann. "Asal kamu memilih tinggal bersama kami, kamu boleh tinggal selamanya di sini," sambar Ben. Christ terdiam, ia tampak bingung dan hanya memainkan kancing bajunya sebagai bentuk pelarian. Anak sekecil Christ tentu mempunyai banyak perspektif pada setiap orang yang pernah merawatnya. Ann meski galak dan tegas, tidak pernah memukul atau menggunakan kekerasan. Begitu pula dengan Ben, meski ia keras dan kejam, selalu menekan Christ dengan

  • Candu Cinta Bos Mafia   190. Memberinya Pilihan

    "Marah, Ane-san?" tegur Ben yang menyadari perubahan sikap istrinya semenjak pulang dari rumah makan tadi siang. "Hem?" Ann melirik suaminya sekejap, lantas fokus lagi memainkan ponselnya. "Kamu marah sama aku, Ann?" ulang Ben sabar. "Marah? Emangnya kamu kenapa?" tanya Ann balik. Ben mendecak, ia tahu Ann sedang tidak mau diajak mengobrol. Istrinya ini tengah marah, enggan ditanya-tanya tapi jika Ben tak acuh, kemarahan itu akan semakin membesar. "Coba bilang, salahku di mana?" pancing Ben. "Wah," Ann tertawa dalam tatapan piasnya yang tak menyangka. "Nggak sadar salahnya?" "Oke, aku salah ngambil keputusan setuju sama Eriska? Bener?" "Terus?" "Aku mengabaikan kamu," desis Ben meringis, takut salah. "Bukan cuma mengabaikan, Mas. Aku nggak kamu anggep ada di tempat itu. Seharusnya kamu tanya dulu keputusanku, kan?" sergah Ann bagai siap memuntahkan lahar panas dari mulutnya. "Iya, aku minta maaf," ungkap Ben tak mau memperpanjang masalah. Salah atau tidak salah, ia tetap ha

  • Candu Cinta Bos Mafia   189. Biarkan Memilih

    "How's life, Ann? Kamu bahagia?" tanya Eriska yang ditemui oleh Ann di sebuah rumah makan besar. Ann melirik sang suami yang duduk di sebelahnya. Ben tampak tak acuh, ia itarkan pandangan ke sekeliling, enggak bertemu tatap dengan Eriska. Dari sorot matanya, tampak Eriska masih begitu mendamba suami Ann itu. "Gue nggak punya alasan buat nggak bahagia setelah suami masih hidup di sisi gue," jawab Ann jumawa. "Asal nggak ada orang yang mengusik kami lagi, gue yakin bahagia selamanya," gumamnya. "Ben," Eriska tersenyum, mencoba mengambil perhatian mantan pacarnya itu. "Aku nggak akan ngusik kalian lagi. Cuma satu penginku, aku diijinin buat ketemu sama Christ. Sekarang udah nggak ada Papa yang bakalan nyakitin dia, boleh nggak Christ disuruh milih, mau ikut aku atau kalian? Aku janji, setelah Christ milih, aku nggak akan pernah muncul dalam kehidupan kalian lagi," ujarnya. Ben yang semula tak peduli akhirnya memfokuskan pandangannya pada Eriska. Keduanya bertemu tatap, diam dan tak a

  • Candu Cinta Bos Mafia   188. Segalanya Bagiku

    Proses recovery Ben memakan banyak waktu dan perjuangan yang cukup panjang. Selama itu, Ann setia mendampingi, membantu sang suami mendapatkan tubuh bugarnya lagi. "Dua tusukan yang nggak akan pernah bisa dilupain," desis Ann sambil menunjuk bekas luka di dada dan perut Ben yang kancing kemejanya sengaja tidak dikancingkan. "Nggak kamu bikin tato, Mas?" tanyanya. Ben menggeleng, "Luka tembak ini sengaja kutato karena pengin kuhilangkan. Kalau luka tusuk beda cerita, ini award perasaanku atas kamu Ann. Aku terluka buat ngelindungin kamu, itu kebanggaan tersendiri," ujarnya. "Tapi aku jadi ngerasa bersalah kalau liat bekas luka ini. Kamu ada di ambang kematian selama 5 bulan, gimana aku nggak sedih.""Apa mau kutato aja biar kamu nggak sedih?" tawar Ben. Gelengan Ann berikan, "Kalau kamu nggak ngeliat aku sebagai bentuk kesalahan, sedihku bisa ganti jadi kebahagiaan kok Mas," ucapnya lembut, plin-plan. Senyuman Ben terkembang, ia kibaskan lagi pedangnya untuk kembali memulai latiha

  • Candu Cinta Bos Mafia   187. Obrolan Berdua

    Dua puluh empat jam pasca hidup kembali, Ben dinyatakan dalam kondisi yang sangat bagus oleh dokter. Tubuhnya sudah melewati pemeriksaan dan pengecekan dan tidak ada organ tubuhnya yang malfungsi. Ben hanya memerlukan banyak latihan bergerak dan berjalan untuk menormalkan kembali sendi-sendi dan tulangnya. "Dia minta pindah sekolah di sini, pengin jagain Ketua tapi dia ngeluh bosan nunggu kamu bangun, tiap hari begitu," ucap Ann tertawa. "Dia jagain kamu dengan baik ya," kekeh Ben sudah mulai lancar berkomunikasi. Ann mengangguk, "Kadang dia ngomel, kenapa Ketua nggak bangun-bangun padahal dia mau cerita gimana dia ngelawan anak-anak lain yang nyoba ngerundung dia," ceritanya. "Udah ya Mas, biar dia stay di Indo aja, Christ pasti nggak mau kalau disuruh balik ke Jepang lagi. Nanti aja kalau dia udah bisa milih mau lanjut studi di Jepang atau di negara mana pun, kita bisa atur lagi," urainya. "Aku ikut kebijakan kamu, Ane-san," kata Ben lembut. "Ah, Adyaksa sekarang dipegang sama

DMCA.com Protection Status