Share

Menghindar

Penulis: AkaraLangitBiru
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-20 12:39:51

Sejak kejadian kesalah pahaman itu, beberapa hari ini Ayana tak berani bertemu Candra barang sedetik saja pun. Ia sungguh merasa malu akan pemikirannya sendiri kala itu yang menganggap jika Candra telah merenggut mahkotanya dan berhasil membuatnya hamil, tapi nyatanya? Candra tidak pernah berbuat apa pun padanya, hanya tidur memeluk. Itu juga Ayana yang minta saat mengigau. Memalukan!

Seperti hari ini, Ayana bangun begitu pagi bahkan mendahului ayam berkokok. Dari mulai bersih-bersih hingga mencuci Ayana kerjakan begitu terburu-buru sebelum Candra bangun.

Beruntung, rumah yang mereka tempati tak begitu luas, cucian tak begitu banyak hingga membuat Ayana bisa lebih cepat mengerjakannya.

"Akhirnya beres juga," ujar Ayana setelah memeras pakaian terakhirnya yang ia bersihkan tepat saat jarum jam menunjukkan pukul empat pagi.

"Jir, rasa malu yang membawa hikmah ini. Tumben-tumbenan gue rajin gini, jam empat udah beres semuanya" gumamnya membawa seember pakaia

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Can is mine   Membujuk

    "Assalamualaikum!" sengajanya Candra mengucap salam dengan teriakan, berharap Ayana terganggu dengan kedatangannya pagi ini.Derap langkahnya, sengaja ia hentakan. Mencuri-curi perhatian sepagi ini ialah salah satu misinya agar Ayana dapat kembali menemui dan mengomelinya seperti biasa."Assalamuaikum!" Candra kembali berteriak. Kedua bola matanya menelisik setiap sudut rumah, mencari keberadaan Ayana yang tak kunjung ia temukan sepagi ini.Sengaja ia pulang lebih lambat dari mesjid demi membeli bubur ayam untuk mereka sarapan pagi ini."Ck. Dosa banget tuh cewek, orang ada yang ucap salam tuh dijawab kek bukan didiemin kaya gini" gerutu Candra meletakan kantong plastik yang berisi dua bungkus bubur ayam masih panas yang ia beli bela-belain kerumah tukang bubur tersebutnya langsung."Aya!" teriak Candra ketika tak menemukan Ayana disudut mana pun."Tidur lagi kali ya?" tebaknya sembari berjalan menuju kamar Ayana.Tok ... Tok ..

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-20
  • Can is mine   Pilihan yang sulit

    Kini keduanya saling duduk berhadapan dengan tatapan sama-sama tak kalah tajam."Mau kamu apa sih? Ngehindar terus dari saya sampai rela gak dapat nilai?" tanya Candra mulai mengintrogasi Ayana dihadapannya."Mau gue gampang! Tak lagi berurusan dengan lo!" jawab Ayana simpel.Candra mendengus sebal, "Itu tidak mungkin Aya, kita ini suami istri. Hidup kamu urusan saya!""Kenapa gitu? Bukankah kita telah sepakat untuk tidak mengurusi kehidupan satu sama lain?" Ayana bertanya dengan kesal."Itu kamu yang mau, tapi saya tidak! Sudah kewajiban saya sebagai suami mengurus urusan hidup kamu, membawa kamu kejalan yang benar" ucap Candra.Ayana mendelik sebal saat mendengar perkataan Candra, beruntung ruangan Candra cukup tertutup menjadikan keduanya leluasa membicarakan hal pribadi tanpa takut satu orang pun yang mengetahuinya."Lalu kenapa akhir-akhir ini kamu menghindar dari saya? Sudah hampir seminggu kamu bersikap aneh dan men

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-23
  • Can is mine   Tidak menerima penolakan apalagi protesan!

    Malam ini, tepat pukul delapan kediaman Herlan tengah sibuk menyiapkan hidangan makan malam yang begitu spesial demi menyambut kedatangan putra satu-satunya yang mereka banggakan.Asa Aditya Pratama Handoko, anak pertama yang mengikuti jejak dirinya di dunia militer. Keberhasilannya mendidik Asa dengan begitu keras nan tegas membuat kebanggaan tersendiri bagi Herlan."Bi, makanan kesukaannya jangan lupa ya" ucap Herlan saat mengecek keadaan ruang makan bahkan beberapa makanan pun telah siap dihidangkan di meja makan."Baik tuan,""Semangat banget yang mau nyambut kedatangan putra kesayangan," sindir Heni. Senyum merekah Herlan lontarkan, ia pun kini menarik kursi untuk di dudukinya."Ayah mana yang tidak akan bersemangat menyambut kedatangan putranya yang berhasil dalam tugas?" tanya Herlan dengan kekehan."Tidak adalah, pasti semua ayah akan bersemangat dan merasa bangga" jawab Heni."Nah itu, ayah juga begitu. Oh iya bund, makanan k

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08
  • Can is mine   Patah hati sebelum waktunya

    "Aduh kita kapan makannya sih pah, udahlah bang gak usah tungguin Ayana. Siapa tau dia gak kesini," keluh Heni saat Asa dan Herlan masih bersikukuh untuk tetap menunggu kedatangan Ayana dan suaminya yang masih belum Asa ketahui siapa."Sebentar lagi dong, Mah. Siapa tau macet dijalan" ucap Herlan yang diangguki Asa."Palingan Ayana lupa atau sengaja gak datang. Kan biasanya gitu, kalau ada acara keluarga suka sengaja ditelat-telatin" kekeh Adinda saat mengingat sikap adiknya yang selalu saja seperti itu sedari dulu."Kali ini gak mungkin, Ayah udah mewanti-wanti kesuaminya biar bisa ngebujuk Ayana datang kesini. Sekalian ayah mau kenalin suaminya itu pada kalian berdua, kalian belum taukan?""Gak mau tau," jawab Adinda mengedikkan bahunya. Ia tak peduli bagaimana dan siapa yang telah menjadi suami dari adiknya kini yang dulu dijodoh-jodohkan dengan dirinya hingga ia nekat untuk melakukan percobaan bunuh diri demi menggagalkannya, beruntungnya Ayana

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08
  • Can is mine   Jangan bersedih

    "Halah. Yakin kamu Cand, Ulahnya dia semakin membuatmu jatuh cinta?" tanya Heni mulai kembali sinis.Candra mengangguk cepat,"Inshaallah Candra yakin,""Mamah sih gak percaya, paling nanti kamu juga gak tahan dengan berbagai macam ulahnya Ayana. Secara dia kan beda dari kedua anak mamah ini, dia bandelnya gak ketulungan. Pintar juga kagak, cinta apanya kamu?" cerocos Heni.Nafsu makan Ayana seketika turun drastis. Ia cepat-cepat meneguk segelas air untuk menetralisir rasa sakit hatinya mendengar ucapan sang ibu."Saya mencintainya karena Allah, saya menerima dia apa adanya sejak akad pernikahan kita. Saya suaminya yang akan merubah sikap buruknya, mamah tenang saja, karena saya mencintainya setulus dan sepenuh hati saya karena Allah" jawab Candra dengan tenang. Seketika suasana berubah seketika, kecanggungan tercipta diantara mereka."Ah, rupanya ayah gak salah memilih kamu sebagai pendamping putri saya" ucap Herlan lega."Yakin kamu C

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08
  • Can is mine   Tak terduga

    "Nanti gue turun sekitar sepuluh langkah dari acara itu, lo boleh pulang" ujar Ayana ditengah-tengah perjalanan mereka."Kenapa?" tanya Candra heran. Untuk apa ia pulang jika tak bersamanya? Bukankah ini kali pertamanya kembali bisa berdua dengan Ayana setelah beberapa hari lalu ia menghindar tanpa alasan padanya."Eh lo gila! Gue kan gak mau semua teman-teman gue tau kalau lo sama gue itu suami istri. Kitakan musuh, apa kata mereka coba" jawab Ayana nada tinggi. Tangannya mengetuk keras helm Candra."Iya deh, yang penting kamu gak jauhin saya lagi" gumam Candra pasrah.Ia pun menurunkan Ayana tepat di tempat yang Ayana mau, sepuluh langkah dari keramaian."Thanks, lo boleh pulang gih. Gue juga paling sampai jam sepuluh," ujar Ayana mengembalikan helm yang ia pakai pada Candra."Enggak, kita pulang bareng. Saya tunggu kamu, tenang saja saya akan menjauh dari siapa pun yang kamu kenal. Saya akan memperhatikan kamu dari kejauhan," Candra menol

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08
  • Can is mine   Sebuah pernyataan

    Dikediaman Herlan ...Herlan nampak berkacak pinggang memandang tajam ibu dan anak yang sama-sama meremehkan putri bungsunya itu."Apa tujuan dan maksud kalian menjelekkannya?" tanya Herlan masih menahan emosi.Heni menunduk, ia tak berani menjawab pertanyaan suaminya yang jika ia menjawab akan selalu dianggap salah."JAWAB!" bentak Herlan membuat keduanya tersentak. Asa yang baru saja kembali memasuki rumah, hanya melirik sekilas kemudian ia pergi begitu saja kedalam kamar. Enggan untuk ikut campur dalam masalah ini."Adinda kenapa kau diam? Bukannya tadi kau lancar sekali berbicara menjelekkan adikmu sendiri di depan suaminya" seru Herlan menghampiri Adinda yang masih terdiam dengan memendung air mata.Dihadapkannya Adinda kearahnya sehingga membuat tubuh kecilnya bergetar ketakutan."Ayah kecewa sama kamu, mengapa kamu bisa bertingkah sejauh ini? Apa yang pernah adikmu lakukan hingga kamu membencinya?" tanya Herlan menatap serius p

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-09
  • Can is mine   Shalat tahajud

    Sebaliknya Candra dari kamar mandi, Ayana masih saja berada ditempat yang sama dengan degup jantung yang berpacu begitu cepat. Pipinya bahkan masih merah merona bak tomat rebus."Mau tidur lagi atau ikut shalat sunah dulu dengan saya?" tanya Candra.Ayana mendongak. "Emm ... Ti ...ti ... dur saja deh" jawab Ayana gugup."Yakin nih tidur atau mau buka internet. Biasanyakan malam kenceng banget sinyalnya, yakin nih tidur?" tanya Candra dengan tatapan tak yakin jika Ayana akan kembali tidur dengan pemikiran yang masih semberaut seperti itu."Ya, ya ... Iya emang kenceng banget. Bagus nih lo ingetin, bisa lanjut nonton film action nih" seru Ayana cepat. Ia seakan mendapat pencerahan, kembali diingatkan dengan tontonan film action yang belum sempat ia selesaikan.Candra menggeleng, tak habis pikir dengan tingkah Ayana yang hampir semua isi otaknya didominasi dengan urusan dunia. Ya walau tak sepenuhnya sih, tapi tetap saja kebiasaan itu haru

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-09

Bab terbaru

  • Can is mine   EPILOG (CAN IS MINE)

    "Bunda! Bangun, shalat subuh yuk"Teriakan dua orang yang berbeda nada suara itu begitu mengganggu waktu tidur Ayana pagi ini. Bukannya bangun, Ayana malah sengaja menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya membuat kedua laki-laki beda usia itu berkacak pinggang tak terima. Keduanya saling menatap lekat seolah memberi pesan jika keduanya telah merencanakan sesuatu. SatuDuaTiga"Ayo bangun Bunda, nanti subuhnya telat!"Keduanya kembali berteriak dengan menarik kuat selimut yang tengah Ayana kenakan. Sabiru sudah tidak sabar, ia menaiki ranjang dan memeluk Ayana erat. "Bunda, ayo dong" Sabiru kembali membangunkan Ayana dengan mencium wajah cantiknya. Menyadari ada yang tidak beres membuat Ayana segera membuka mata, ia memeluk Sabiru erat. "Sayang, Ummah masih ngantuk. Kalian duluan aja ya nanti Ummah nyusul" Sabiru menggeleng, ia menarik lengan Ayana untuk segera bangun dari pembaringan. "Ayo bunda, kita berjamaah sama Ayah"Kedua mata Ayana memicing, indra pendengarann

  • Can is mine   akhir dari cerita

    Mata Bisma menyala, jarum suntik yang ia pegang pun mampu dipatahkannya. Ia semakin tersulut emosi, dimana otak Ayana kali ini? Bukankah telat satu jam saja nyawa Sabiru taruhannya sementara jarak pesantren dan rumah sakit ini bisa ditempuh tiga puluh menit belum proses pengecekan golongan darah dan kesehatan. "TOLONGLAH PAHAM, AYA! DIA AYAHNYA, DIA YANG PALING BERHAK MENOLONG SABIRU!" teriak Bisma begitu kencang. Candra begitu syok mendengar pernyataan Bisma, ia pun turun dari ranjang pasien menghampiri Ayana yang berdiri kaku diambang pintu."Apakah yang Bisma katakan itu benar?" tanya Candra tak percaya. Ayana masih membeku enggan menjawab. Kedua tangan Candra terangkat, ia mengguncang tubuh Ayana. "Jawab Aya, apakah itu benar?"Melihat pemandangan tersebut membuat Bisma semakin geram, ia tidak mau membuang banyak waktu hanya karena ini. Yang ia pikirkan saat ini hanyalah Sabiru, ia ingin Sabirunya selamat. "Aya aku tidak akan pernah memaafkamu jika Sabiruku tidak selamat," lir

  • Can is mine   Biarlah takdir yang bercerita

    Selepas kepergian Candra, Ayana menangis sesenggukan dengan Sabiru yang sudah tertidur dipelukannya. Dengan datar Bisma mengambil sabiru untuk ia tidurkan lalu menyuruh Ayana untuk menjauh agar tidak mengganggu Sabiru. Ayana menurut, ia menjauh dari Sabiru dan terduduk di kursi tunggu yang tersedia diruangan tersebut. "Kenapa tidak jujur saja? pernyataan yang kamu lontarkan itu suatu kebohongan yang suatu saat akan merugikan kamu sendiri" Bisma menyodorkan tisu pada Ayana dengan kecewa. Kenapa Ayana seolah-olah kembali memberikan harapan besar padanya padahal jelas-jelas ia akan kembali merasakan sakitnya kembali ditolak oleh Ayana. Ayana mendongak, ia menerima tisu tersebut untuk menghapus ingusnya. Bisma duduk disampinya, mendengarkan tangis Ayana yang tidak mau berhenti itu dengan setia."Kenapa dia datang disaat aku hampir saja berhasil melupakannya?" tanya Ayana disela tangisnya. "Yang dia bilang itu benar Ya, pertemuan kalian itu sudah menjadi takdir Tuhan. Kamu tidak bisa

  • Can is mine   takdir tuhan

    Tiga tahun berlaluSenja, kelabu masih saja menjadi peneman hari-hari Candra sejak tiga tahun terakhir setelah ia tidak pernah menemukan Ayana dimana pun. Kedua orangtua pun tidak ada yang memberitahu kemana perginya Ayana sebenarnya. Sejak tigak tahun terakhir pula, hidup Candra diambang keputus asaan. Ia begitu bingung ingin melanjutkan hidupnya seperti apa sementara kehidupan telah berakhir sejak penyesalan terbesarnya itu."Sudah tiga tahun loh, lu gak mau bangkit melupakannya? Gue aja udah punya anak tiga loh" sindir Haris menemui Candra yang tengah terduduk di balkon kantornya. Ya, Candra kembali bekerja di rumah sakit miliknya sebagai CEO sejak ayahnya mengetahui jika Candra sudah putus dengan Hanin. Candra tak tergerak untuk menjawab, ia masih saja menikmati senja yang akan kembali digantikan dengan gelapnya malam. "Gue masih menunggu dia balik, sekali pun dia sudah bukan jadi istri gue tapi gue akan tetap menjadi miliknya. Gue gak mau nikah dengan siapa pun kecuali dengan

  • Can is mine   sebenarnya yang terjadi

    Hari-hari berikutnya adalah penderitaan bagi Candra, sesak yang menggunung dihatinya tidak akan pernah runtuh sebelum ia meminta maaf pada Ayana dan Ayana memaafkannya. Menyesal, merasa bersalah dan rindu yang amat besar membuat hari-hari Candra menjadi sangat kelabu.Untuk menuntaskan semuanya pagi ini bahkan Candra bergegas untuk menjemput Ayana dan meminta maaf padanya, wajah yang sayu itu kini sudah menatap sendu pekarangan rumah Herlan. Disana nampak begitu sepi pagi ini dan Candra tidak begitu yakin kalau Herlan akan mengizinkannya masuk. Namun bukan Candra namanya kalau tidak mencoba. Ia berusaha menguatkan hatinya, bersikap bodo amat memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah tersebut. Beberapa penjaga bahkan menyambutnya dengan ramah. Menghela nafas dalam, Candra keluar dari mobil dan berjalan menuju depan pintu rumah tersebut. Belum sempat Candra mengetuk pintu tiba-tiba Adinda keluar dari rumah tersebut dengan pakaian dinasnya. "Kamu, sedang apa disini?" tanya Adinda beg

  • Can is mine   Kehilangan

    Sudah hampir tiga bulan sejak perpisahan Candra dengan Ayana, kini dirinya sudah kembali terbiasa menjalani hari-hari. Melakukan pekerjaan rumah tanpa di bantu oleh Ayana. Keterbiasaan itu entah kenapa menjadikan hatinya suram untuk menjalani hari-hari. Ia merasa harinya kurang lengkap tanpa ada pengganggu di hidupnya. Siapa lagi kalau bukan Ayana. Sudah hampir tiga bulan juga Candra tak lagi menjadi seorang CEO dirumah sakit miliknya atau pun di perusahaan milik ayahnya. Hidup Candra kembali lagi kemassa dimana ia hanyalah seorang pegawai rumah sakit biasa di salah satu rumah sakit swasta. Haris, yang merupakan sahabatnya pun tak peduli dengannya. Entah, mungkin ini memang hukuman baginya atas apa yang ia lakukan pada Ayana dulu. Candra menarik napas dalam, menatap kearah sebrang rumah sakit. Dimana ia melihat seseorang yang tidak asing baginya, perempuan yang sedari dulu ia cintai tengah menunggunya duduk santai menikmati secangkir kopi andalan yang disajikan di kafe tersebut.

  • Can is mine   pergi

    Rembulan malam telah tenggelam, menghilang di gantikan dengan sinar matahari yang terbit dengan malu-malu. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, tapi Candra masih asik duduk melamun di kursi meja makan. Ada hati kecil yang menyesal saat ini, luka di wajahnya bahkan masih terasa perih. Setelah malam itu, sepertinya Candra akan benar-benar kehilangan Ayananya. Kemarahan Herlan nampaknya akan mengibarkan bendera permusuhan. Pikirnya. Candra meringis saat melihat pemandangan rumah yang begitu acak-acakan tidak seperti biasanya yang nampak rapi dan harum. Ia menghembuskan nafas kasar ketika cucian yang menggunung seperti melambai-lambai kearahnya. Ini baru beberapa hari Ayana pergi dari rumahnya namun Candra sudah dibuat stres dengan pekerjaan rumah yang menggunung. Kenapa harus takut jika Ayana pergi kan ada Hanin yang akan merawatnya, menggantikan posisi Ayana. Pikirnya Candra begitu dulu tapi Candra salah. Setelah malam itu, Hanin malah seperti terkesan menjauh. Ia begitu sulit d

  • Can is mine   keputusan

    Mobil berplat nomor dinas itu berhenti tepat di pekarangan rumah Candra. Nampak Herlan bersama kedua ajudannya keluar dari mobil tersebut, mata Herlan memejam lama saat kakinya hendak melangkah ke depan pintu rumah yang sedikit terbuka. Samar-samar Herlan mendengar suara perempuan yang tengah asik berbincang dengan menantunya itu, tentu saja bukan Ayananya. Tangan Herlan terangkat hendak mengetuk pintu, namun dihalangi oleh kedua ajudannya."Izin komandan, sebaiknya jika memang komandan ingin memastikan benar tidaknya jika menantu komandan itu berselingkuh sebaiknya kita tunggu dulu jangan dulu masuk, kita intip saja dari jendela dan dengarkan percakapannya" ujar Roni salah satu ajudan yang paling keluarga Herlan percayai.Herlan menurunkan tangannya, ia menuruti apa yang dikatakan Roni. "Ayo tuan sebaiknya kita intip disini," ajak Roni sedikit menjauhi pintu utama tepat pada jendela besar yang hanya di tutupi kain gorden yang sangat tipis. Dari sana terlihat jelas Candra tengah du

  • Can is mine   kepedulian Bisma

    Lantunan surat Al-Baqarah terdengar melangalun lembut menghiasi kamar kos-koasan berukuran 2.5 m kali 3 m itu.Si pembaca begitu menjiwai setiap ayat demi ayat yang ia lantunkan. Apalagi saat ia membaca dan merenungi salah satu arti dari surat al-baqarah ayat 216 yang berbunyi :كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ“Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”Melalui surat Al Baqarah 216 Allah telah menjelaskan bahwa kewajiban perang harus dilaksanakan meski hal tersebut bukan sesuatu yang menyenangkan. Dalam ayat tersebut menyebutkan bahwa “boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu” yang berarti peperangan

DMCA.com Protection Status