Share

Kesedihan Abay

Author: Sri Wahyuni
last update Last Updated: 2021-06-28 01:33:38

Setelah kepergian Om Malik, aku telah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan lebih memperhatikan Abay, lebih perhatian dari sebelumnya.

Soal amarahku atas kelakuan masa lalu Abay? Sudah khilaf, aku sudah melupakannya.

Lagipula, tidak mungkin aku menjalani masa kini dengan genangan masa lalu didalam benak. 

Meski memang sulit untuk dimaafkan, bagaimanapun juga dosa yang telah Abay lakukan adalah dosa sebagaimana manusia biasa.

Begitupun dengan Ina dan Predi. Awal mulanya mereka enggan untuk memaafkan Abay. Tapi setelah kepergian Om Malik, semua hati batu itu mendadak menjadi selembut roti.

Bukan saatnya lagi memperdebatkan masa lalu, saat nya menghibur Abay  dan memberikan nya ketenangan sehingga dirinya bisa melupakan kepergian sang Ayah yang bisa dikatakan sangat mengenaskan.

"Bay?"

"Hmm?"

Ia melihat ke arahku, matanya masih sebam.

"Udah ya." 

"Udah apa nya?"

"Udah nangisnya." Ujarku.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Can I Call You BABY ?   Pengejaran

    Pemakanan Om Malik adalah tempat yang dituju Abay. Kami pergi menggunakan mobilnya, tanpa izin ke pihak sekolah.Setelah ini, mungkin kami akan dikira bolos lagi, tidak ada bantuan dari Predi karena ia tidak tahu.Kami cukup terburu-buru hingga lupa untuk mengabari Predi, dan akan lebih rumit urusannya jika Predi ikut. Pasti yang lainnya akan curiga.Aku dan Ina sendiri belum tahu mengapa Abay membawa kami kesini, ia tidak memberikan kami kesempatan untuk bertanya bahkan berbicara. Laju mobil nya saja sangat kencang tadi."Ngapain kita kesini?" Tanyaku."Cari Tasya."TPU, disinilah tempat peristirahatan terakhir Om Malik."Bercanda lo Sa?!" Ina menatap Abay tidak percaya, begitupun aku."Gue yakin dia ada disini."Abay berjalan mendahului kami, tapi aku menahan pergelangan tangannya."Memang nya kenapa kalau dia ada disini?""Gue mau minta jawaban atas segalanya!" Ujar Abay."Jawaban apa

    Last Updated : 2021-06-28
  • Can I Call You BABY ?   Tidak Tenang

    Dikelas, pikiran ku tidak bisa tenang saat memikirkan soal Tasya tadi. Setelah pulang sekolah, aku akan kembali menemuinya dan tidak lupa dengan membawa Predi.Meski kami sudah bolos tadi siang, masih ada satu pelajaran yang bisa kami ikuti. Jadi kami kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran tersebut."Stt, Debi."Abay menyenggol ku pelan."Apa?""Gimana caranya lo bisa ngomong gitu. Soal papah, gimana caranya lo bisa bebasin Om Lukman?"Aku tersenyum dan kembali mengingat masa itu.Flasback OnSetelah aku pulang dari rumah Abay dan mendengar kejadian yang tidak enak untuk didengar, aku menghempaskan tubuhku di kasur.Hal tersebut tidak berangsur lama karena dering ponsel ku berbunyi. Dengan bermalas-malasan, aku harus kembali bangun dan mengangkat telefon dari.."Om Malik." Ujar ku saat setelah melihat nama yang tertera di handphoneku."Halo Om?""Leyka? Kamu dimana? Bisa kerumah Om? Sekaran

    Last Updated : 2021-06-28
  • Can I Call You BABY ?   Pesta belum usai

    Merias diri didepan kaca dengan mengenakan hiasan dikepala merupakan hal yang jarang sekali aku lakukan.Pasalnya, berpenampilan seadanya dan sederhana lebih menyenangkan.Sayangnya, kesederhaan itu tidak berlaku untuk hari ini. Aku, Predi dan Ina memiliki sebuah alasan mengapa kami harus tampil berbeda hari ini.Tampilan spesial di hari yang spesial. Ya, ulang tahun Abay.27 Juni adalah adalah tanggal terlahirnya seorang Esa Juniansyah yang kerap kali kusapa Abay.Kami tidak akan mengadakan acara besar-besaran, tidak terbiasa oleh hal tersebut. Ditambah, keluarga Abay sendiri sedang berduka.Tante Juwita mengundang kami untuk makan malam bersama. Aku akan datang dengan ibu.Bukan maksud kami tidak menghargai orang yang baru saja meninggal, justru kami tidak ingin terlalu bersedih dan terus menangisi nya, maka dari itu kami mengadakan perkumpulan malam ini dengan acara makan-makan sekaligus berdo'a bersama.Dan aku pun pe

    Last Updated : 2021-06-28
  • Can I Call You BABY ?   Aku Tidak Tahu

    Pesta telah berlalu, meriah dan sangat menyenangkan. Kami telah berhasil melupakan kesedihan sejenak, tidak ada musuh dan tidak ada teman. Semuanya sama, tamu yang menikmati acara makan malam dari perayaan ulang tahun.Tidak ada acara menceburkan diri ke kolam ataupun menceplokan telur ke kepala, meski kami bahagia, kami harus ingat bahwa saat itu kami dalam keadaan berselimut kabut. Bukan tidak boleh bersenang-senang, tapi jangan terlalu senang sampai lupa kesedihan."Gimana jawabannya?"Aku mengangkat kepala, tidak mengerti apa maksud Predi."Jawaban apa?""Jawaban yang tadi di depan kolam renang."Bayangan ku kembali pada saat kami berada di rumah Abay tadi, tepatnya di depan kolam renang belakang.Saat ini, tamu acara tadi sudah bubar dan pulang ke rumah masing-masing. Aku diantar Predi, dan Ibu diantar Abay.Sebenarnya bisa saja Ibu satu mobil denganku, namun Abay yang memaksa untuk mengantarkannya. Ibu pun jadi tida

    Last Updated : 2021-06-29
  • Can I Call You BABY ?   Bertengkar Melulu

    "Bu, Leyka berangkat ya."Ibu tersenyum sambil membereskan meja bekas kami sarapan. Setelah itu, ia akan pergi kerumah Abay. Bukan untuk beres-beres ataupun memasak melainkan hanya untuk menemani Tante Juwita. Menemaninya mengobrol, itu merupakan permintaan Tante Juwita sendiri."Ibu mau dianterin Predi gak?" Usulku pada Ibu daripada ia harus naik ojek."Lho? Kan Predi nganterin kamu sekolah."Aku tiba-tiba akan hal tersebut. Kedatangan Predi adalah untuk menjemputku menuju sekolah, mengapa aku justru mengusulkan hal tersebut pada Ibu seolah-olah Predi tidak akan keberatan?Ibu tersenyum dan mengusap bahu ku pelan."Gakpapa, ibu bisa naik ojek. Ibu berangkat duluan ya, jangan lupa kunci pintu."Setelah ia pergi, akupun mengunci pintu dan menunggu jemputan Predi diluar.Bukannya Predi yang datang, tapi Abay. Abay dengan sepeda motor, entah dikemanakan mobilnya."Pagi Debuy."Ia menyapaku saat sudah turun dari motor

    Last Updated : 2021-06-29
  • Can I Call You BABY ?   Thank You, Next.

    Pulang tadi aku masih tetap naik ojek. Tidak ingin melihat ada keributan lagi yang terjadi antara Abay dan Predi.Selepas ini, kami semua berjanji akan berkumpul di rumah Abay untuk menuntaskan masalah ku dengan Tasya.Tidak lupa kubawa map berisi tanda tangan itu. Dan yang paling tidak kulupakan adalah berdo'a. Memohon kelancaran dan semoga semuanya baik-baik saja, aku tidak pernah tahu bagaimana pemikiran Tasya."Debiiii!!"Seseorang menyerukan suaraku dengan sangat lantang dari luar sana."Kayak dihutan aja sih!" Tukasku dengan ketus."Lama amat sih, mau ke TPU aja mesti dandan." Ujar nya lagi.Abay memang seperti itu. Aku dandan, salah. Aku tidak berdandan, juga salah. Hidupnya risih soal penampilanku."Lho? Kok TPU sih? Katanya ke rumah lo." Ujarku sambil masih belum menghampirinya."Ganti destination. Yuk buruan."Ia menarik paksa tanganku dan kami pergi menuju TPU dengan menggunakan sepeda motor

    Last Updated : 2021-06-29
  • Can I Call You BABY ?   Welcome And Good Bye

    "Saya ingin membebaskan tahanan atas nama Lukman Wijayanto."Saat sudah sampai di kantor polisi, aku langsung menunjukan dokumen yang di bungkus map biru itu."Luman Wijayanto? Yang sudah dipenjara selama 9 tahun itu ya atas kasus perampokan perusahaan?"Aku membulatkan bola mataku sempurna saat mendengar kurun waktu Om Lukman di penjara 9 tahun yang lalu? Lalu berapa usia Tasya saat kejadian naas itu terjadi? Dan berapa usianya sekarang? Pasti sudah cukup tua. Aku tidak habis pikir pada wajah nya yang sangat awet muda itu."Maaf, siapa disini yang bernama Malik Nugraha? Beliau lah yang berhak mencabut tuntutan dan membebaskan saudara Lukman."Kami saling berbagi pandangan masing-masing sesaat sebelum aku kembali angkat bicara."Beliau telah meninggal. Sebelum meninggal, ia menitipkan sebuah surat kepada kami yang isi nya surat cabutan hukuman saudara Lukman, disertai dengan tanda tangan nya."Kuserahkan langsung surat itu pada polisi

    Last Updated : 2021-06-29
  • Can I Call You BABY ?   Om Lukman

    "Disini rumah saya."Om Lukman memberhentikan kami disebuah rumah. Rumah yang bisa terbilang cukup mewah nan megah. Sayangnya, rumah ini seperti yang digambarkan Tasya tadi. Kotor, dan sangat tidak terurus.Bagian luar rumah sudah dijadikan sarang oleh Laba-Laba. Selain itu, rumput dan dedaunan liar tumbuh mekar begitu saja."Huft. Sepertinya saya akan menjadi Tukang sebentar lagi." Ujar Om Malik sambil terkekeh.Yang ia maksud adalah dirinya akan membersihkan rumah ini sendirian."Itu benar." Kataku.Aku menghampiri nya dan memegang tangannya."Tapi Om tidak sendiri."Om Lukman menatapku dengan kebingungan. Ia pasti bertanya-tanya apa maksudku itu. Tidak hanya Om Lukman, yang lainnya pun ikut menatapku."Maksudnya Ley?" Tanya Ina.Aku maju beberapa langkah kedepan hingga akhirnya aku berdiri di depan mereka."Gimana kalau kita bersihin rumah ini bersama-sama?" Ajak ku dengan penuh antusias.Bu

    Last Updated : 2021-07-01

Latest chapter

  • Can I Call You BABY ?   Now You Know

    Aku kembali pulang ke rumah dengan diantar Max. Ia benar-benar baik. Baik di depan Ibu nya maupun di belakanh Ibu nya, ia selalu murah senyum dan seseoali mengajak ku berbicara, tidak ada kecanggungan diantara kami berdua."Gak usah repot-reoit nganterin, gue bisa pulang naik ojek." Aku menghentikan langkahku sesaat untuk sekedar menolak tawaran Max, aku hanya takut merepotkan dirinya."Gakpapa. Gue yang bawa lo kesini maka gue juga yang harus bawa lo pulang.""Gakpapa kok. Mungkin lo mau nemenin tante Puji aja?" Tanyaku padanya."Gakpapa, Mamah lagi istirahat. Gue mau nganterin lo aja."Sebuah keputusan yang tidak bagus untuk dibantah. Karena itu akhirnya aku menyetujui usulnya untuk mengantarkanku pulang karena ia sendiri yang mau dan merasa tidak direpotkan.Kami tidak banyak bicara sepanjang perjalanan, hanya sesekali saja Max mengajak ku berbicara."Leyka?" Tanyanya dengan setengah berteriak."Ya?' Jawabku."K

  • Can I Call You BABY ?   Akhirnya Aku Tahu

    "Bay?""Hmm?""Cuek gitu.""Masalah?""Ya nggak sih."Dari tadi aku terus memperhatikan Abay makan tapi ia sama sekali tidak memperhatikanku hingga aku jera sendiri."Gue cuman mau ngomong nanti siang jangan ke rumah."Setelah berkata begitu, barulah ia menghadapku dan menghentikan aktivitasnya memakan gehu."Kenapa?" Tanyanya dengan alis yang mulai meruncing."Gue mau pergi sama Max.""Kemana?""Rumah sakit.""Oh."Tidak hanya kata saja yang dingin, ia juga ternyata enyah dari hadapanku beserta mangkok bakso yang menjadi menu makan siangnya.Sejauh ini aku masih belum nengerti pada tingkah aneh mereka berdua. Maksudku Predi dan Abay.Disaat aku sedang fokus memikirkan apa yang menimpa Abay dan Predi, orang yang menurut Ina penyebab kebakaran ini terjadi datang. Ya, dia adalah Max.Tanpa izin lagi, dia duduk disampingku dengan membawa dua mangkok mie.Kini sem

  • Can I Call You BABY ?   Ada Apa

    "Wihh pake parfum banyak banget gitu." Ibu datang dan langsung mengkritik ku yang memang menggunakan parfum hampir setengah botol."Iya hehe." Aku tidak ada kata lain selain cengengsan."Yang pria kemarin itu siapa Ley?"Aku menghentikan aktivitas menata diriku dan mencoba mengingat siapa pria yang Ibu maksud."Ohh yang itu, Leyka ingat. Namanya Max bu, temen baru Leyka."Aku dan Max sudah berjanji tidak akan memberitahukan pasal hubungan palsu kami pada Ibu. Bukan apa-apa, aku takut Ibu tidak setuju kalau kami berbohong mengenai hubungan kami, sementara kalau aku mengatakan bahwa aku pacar nyata Max aku takut Ibu malah menyuruh Abay untuk menyelidiki Max lebih jauh karena kami belum saling mengenal dalam jangka waktu lama.Maka dari itu ada baiknya jika aku hanya diam saja dan mengatakan bahwa Max hanya sekedar berteman denganku. Tidak lebih dan mungkin tidak akan pernah lebih."Ohh. Anak nya sopan yah, Ibu suka."Prasangka ku

  • Can I Call You BABY ?   Max

    Pagi-pagi sekali Ibu sudah membangunkanku lebih pagi dari biasanya. Kulirik jam dinding dimana waktu masih menunjukan jam 7 pagi hari. Ini asalah hari sabtu atau tepatnya hari libur. Setelah selewai shalat shubuh tadi, aku kembali merebahkan diri diatas kasur dengan tubuh dirungkupi selimut tebal yang membantuku memberikan kehangatan."Ada apa sih, Bu?" Tanyaku dengan mata yang masih tertutup dan nyawa setengah sadar."Bangun dulu tuh ada temen nya."Bukannya bangun, aku semakin merapatkan tubuhku dan mempererat pelukanku pada guling kala mendengar nama 'teman' disebut. Teman mana pula yang datang sepagi ini di hari libur."Paling Abay kan? Suruh pulang aja bu, semalam Leyka gadang masih mau tidur.""Oh yaudah."Ibu pergi setelah gagal membangunkanku, selimut yang tadi sempat tersibak kembali kutarik untuk melingdungi diriku dari dinginnya udara pagi.Baru juga aku kembali terlelap dalam mimpi, suara Ibu sudah terdengar ny

  • Can I Call You BABY ?   Falling In Love

    "Lo kenapa sih Deb?"Abay menghentikan langkahku ketika kami hendak pergi ke kantin."Apanya yang kenapa?" Tanyaku dengan kening yang mulai mengerut."Kayak orang lagi banyak masalah tapi berusaha disembunyiin gitu."Aku menatap Abay tidak percaya, mataku bulat sempurna. Aku tidak menyangka bahwa Abay ternyata mengetahui wajah asli dibalik topeng yang sedang ku pakai ini.Aku salah, aku salah ketika aku berpikir bahwa berpura-pura bahagia itu ternyata mudah. Ternyata salah, salah besar dan itu sangat susah.Tidak perduli seberapa kencang aku tertawa, selebar apa aku tersenyum, sesibuk apa pekerjaan yang kulakukan masalah tetaplah masalah yang senantiasa muncul kapan saja dan dimana saja lalu sulit untuk disembunyikan begitu saja."Whoa ya enggak dong! Gak bisa bedain orang yang lagi bahagia sama orang yang lagi sedih?" Meski sudah ketahuan, aku masih berusaha untuk terus beralibi."Bisa. Bisa banget bedain orang yang senyumnya

  • Can I Call You BABY ?   Pretend That I Am Happy

    "Hallo guys."Impianku mendapatkan pria dan cinta yang kuinginkan tidak terwujud setidaknya aku tetap bahagia.Aku menghampiri Ina, Daffa, Abay yang saat ini sedang duduk di satu kursi di kantin sana."Heboh banget lu, pake guys guy segalanya." Tukas Ina, ia memang sewot kalau aku sewot."Woiya dong. Kalau orang lagi happy kan heboh."ujarku.Tanpa dipersilahkan, aku langsung duduk dengan begitu anggun dan mengibaskan rambut ku sehingga terbang ke belakang."Tuh rambut lu terbang, awas gak balik lagi." Ujar Daffa, sama nyinyirnya dengan Ina."Iya dong. Rambut gue terbang gara-gara hati gue terbang." Ujar ku sambil cengengesan dan tersenyum sangat lebar.Bagaimana? Langkah awal ku berpura-pura hebat kan? Orang mana yang saat ini tahu bahwa aku sedang sedih? Tidak ada kan?"Bu Susum, gehu 10, nasi goreng satu piring pake acar 3 kantong terus risol 10 sambal nya jangan lupa sesendok ya terus bakso 3!"Aku memesa

  • Can I Call You BABY ?   I am JoPy

    Pertanyaan Abay barusan seperti mesin waktu yang dapat menghentikan waktu untuk sesaat.Kami diam mematung. Ada yang melihat Abay, melihatku dan juga melihat Predi.Aku sendiri tidak habis pikir. Maksudku, jika memang benar ciri-ciri nya mirip denganku, haruskah Abay menanyakannya sekarang? Kita memiliki waktu yang banyak untuk bersama saat di luar sekolah nanti. Abay bisa mengatakan wakru twrsebut.Kecuali ada sesuatu yang ia maksud dari pertanyaannya itu."Kenapa diam? Pertanyaannya cukup sulit ya?" Tanya Abay lagi dengan bertambah lantang."Ekhem. Maksud Anda Debi yang mana? Siapa? Ada begitu banyak nama Debi di muka bumi ini." Tanya Predi."Nama lengkapnya adalah Leyka Mutiara Anatasya, nama panggilannya Debi. Gadis 17 tahun yang kini sedang duduk di samping saya."Mata Abay tertuju padaku, begitupun mataku. Aku masih menatapnya tidak percaya."Oh itu haha. Bagaimana Anda bisa mengira itu dia?" Tanya Predi sambil sala

  • Can I Call You BABY ?   Abay?!

    "Debi?!" Tanpa sadar, ternyata Abay sudah memanggilku sedari tadi. Aku terlalu sibuk melamun hingga tidak sadar akan seruannya."Eh iya?" Ujarku gelagapan."Kenapa sih? Kok ngelamun mulu kayak nya?"Aku tersenyum, lalu dengan lantang aku nengatakan."Bay, kita udahan aja." Ujarku seperti sedang memutuskan seorang pacar."Udahan apa nya? Kan belum nyampe. Lo kebelet, terus mau berhenti di jalan?" Aku tahu bahwa Abay akan salah tangkap."Eh enggak deh."Tidak. Meski aku akan menyudahi oengorbanan dan perjuangan ku sebagai seseorang yang akan membahagiakan Abay, aku tidak boleh memberitahu nya.Sebagaimana keadaan yang memberitahu ku, aku juga akan membiarkan keadaan yang memberitahu perubahan ku.Perlahan tapi pasti, Abay pasti akan menyadari perubahan yang terjadi pada diriku. Perubahan diriku yang mulai menjauhinya.Meski aku akan berhenti mencintainya, bukan berarti aku bisa menyakitinya. Dengan menga

  • Can I Call You BABY ?   Sudah Saatnya

    Aku menata diriku, mengenakan baju seragam sekolah dan memasukan buku-buku yang akan digunakan untuk hari ini. Sebelum beranjak pergi, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa hari ini aku harus bahagia. Tidak boleh ada kesedihan apapun, tidak boleh menangis. Tidak boleh terluka karena Abay. Aku bisa mendapatkan kebahagiaan yang tidak hanya bisa diberikan oleh pria. Lewat teman, aku juga bisa bahagia. *** "Pagi Deb." Pagi-pagi sekali Abay sudah datang menjemputku. Aku tidak menyangka bahwa dirinya yang akan datang, kupikir akan Predi yang datang. Tapi tidak masalah. Siapa yang datang lebih awal, maka ia yang pergi denganku. Yang terpenting aku bisa sampai disekolah. "Bareng gue yuk." Ajaknya padaku. Aku mengangguk, tidak ingin ada penolakan pagi ini. Abay rupanya belum selesai dengan sepeda motornya, ia masih menggunakan itu. Mungkin dirinya nyaman. "Deb?" "Hmm?" "Maaf." Gumamny

DMCA.com Protection Status