Home / Romansa / Can I Call You BABY ? / Can I Call You Debi?

Share

Can I Call You Debi?

Author: Sri Wahyuni
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

 Saat pagi sudah menyingsing dan Adzan shubuh sudah dikumandangkan, ibu sudah beres-beres rumah dan masak sepagi ini. 

Ibu sengaja beres-beres rumah lebih awal karena jika pekerjaan rumah sudah selesai ibu tinggal menungguku berangkat sekolah dan ia akan pergi ke rumah Abay.

Semalaman aku berpikir keras apa reaksi Abay terhadap kedatangan ibu. 

Aku harap, Abay tidak mengacuhkan ibu sebagaimana dia mengacuhkanku. Aku berdo'a untuk kedewasaan Abay saat ini.

Urusanku dengannya biarlah menjadi urusan kami berdua. Jangan sampai ibu tahu, jangan tambahkan lagi hati yang akan tersakiti.

Aku keluar kamar dan melihat bagaimana senang dan antusiasnya ibu saat ia sedang bersiap-siap hendak pergi ke rumah Abay.

Ibu tampak senang padahal ia adalah seorang pembantu yang kalau kata orang-orang pembantu adalah kerjaan rendahan yang dimana kerjanya mengikuti ujung jari telunjuk orang.

Tapi bagi ibu dirinya lebih dari seorang pembantu. D

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Can I Call You BABY ?   DeBay History

    Aku dan Predi sudah sampai disekolah. Tidak ada obrolan lain lagi diantara kami. Yang terakhir adalah saat Predi mengatakan bahwa ia akan mulai memanggilku Debi mulai hari ini.Aku sedikit deg-degan dan gugup oleh karena hal tersebut. Bagaimana rasanya dipanggil Debi oleh orang lain. Pasti akan asing rasanya.Mobil Predi sudah terparkir ditempat yang sama saat kemarin dia parkir disini. Bedanya, didepan mobil Predi sudah terdapat mobil Abay. Mobil Abay yang biasanya dipakai untuk menjemputku.Kulirik arloji hitam yang merupakan pemberian Abay dihari ulang tahunku. Arlojiku itu menunjukan pukul 6:15. Bisa terbilang masih sangat pagi.Aku dan Predi memang sengaja datang pagi sekali karena ada yang harus Predi kerjakan selaku guru magang yang baru.Lalu ada apa dengan Abay? Dulu, kami paling pagi kesekolah jam 6:30. Tapi dia bahkan sudah mendahuluiku pagi ini."Mau diantar ke kelas gak?" Tanya Predi saat kami sudah turun dari mobil.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Can I Call You BABY ?   Belajar Dingin

    Setelah pertikaian ku dengan Abay selesai, aku memasuki kelas dengan langkah terhuyung dan muka yang murung bahkan lebih murung dibandingkan hari kemarin, hari saat Abay tidak ada dan sedang bersama Tasya."Abay kepergok lagi grepe sama Tasya yah Ley?"Itu Ina. Dia berdiri diambang pintu sambil memegangi kipas manual yang katanya dibeli di Jepang saat dia masih dalam kandungan. Pertanyaan dan perkataan Ina memang selalu nyelekit.Aku menggeleng pelan tanda menyangkal bahwa yang Ina katakan tidak lah benar."Terus?"Sepertinya Ina kepo alias ingin tahu soal urusan Abay ini. Aku mulai memutar otak ingin mencari alasan yang bagus untuk diberikan kepada Ina. Aku tidak mau Ina mengetahui kejadian aslinya karena itu menyangkut Predi. Predi masih baru disekolah ini, jangan sampai dia kena hukuman akibat skandal yang beredar."Kepo lo!" Ujar seseorang yang berada dibelakangku.Aku menarik nafas lega karena tidak jadi harus berboho

    Last Updated : 2024-10-29
  • Can I Call You BABY ?   Abay, maaf

    Meski yang kumakan dikantin tadi adalah gehu pedas dan hangat buatan bi Susum tapi makan ku tidak lahap. Padahal perutku sangat lapar dan mulutku meminta makan. Tapi hatiku enggan untuk mendengarkan. Hatiku justru malah gusar, tidak dapat menikmati enaknya olahan tangan bi Susum ini.Alhasil, jika biasanya aku habis gehu 3 tapi tadi 1 saja masih tersisa terigu-terigu krispy nya.Alasan tidak enak nya makan ku apalagi kalau bukan memikirkan Abay.Aku sampai tidak enak dengan Predi. Aku merasa bahwa aku telah mengacuhkannya tadi. Ragaku ada bersama nya tapi jiwaku entah dimana. Apa yang Predi katakan tidak dapat kutangkap jelas karena aku sibuk melamun. Bahkan tak jarang Predi memanggil-manggil namaku dan menepuk bahuku untuk menyadarkanku.Istirahat telah usai. Aku tidak tahu Abay dimana. Dikantin tadi aku tidak melihatnya. Apa jangan-jangan dia tidak makan? Ah sudahlah tidak usah dipikirkan.Ina pernah berkata bahwa Abay sudah besar dan ia bi

    Last Updated : 2024-10-29
  • Can I Call You BABY ?   Jangan beritahu ibu!

    Seperti biasanya, aku pulang dengan Predi mengenakan mobil hitam nya yang kupredisikan selama seminggu ini belum dicuci. Atau mungkin lebih dari seminggu, ban-bannya sudah seperti sehabis dibawa balap di adrenalin lapangan bola yang baru surut dari banjir bandang.Predi masih dalam keadaan seperti biasanya, yakni mengemudi dengan senyum yang merekah."Tadi Esa ngapain?"Entah kenapa ia tiba-tiba jadi menanyakan perihal Abay."Ngajakin pulang bareng." Ujarku."Oh, terus gak kamu terima?"Aku mengerutkan kening tanda tak mengerti pertanyaannya ini. Kalau aku terima artinya saat ini pasti aku sudah pulang bersama Abay dan tidak bersamanya."Nggak." Aku menjawab sangat singkat. Lagipula mau apa lagi yang harus aku katakan."Kenapa?""Kan aku pulang bareng kamu."Senyum Predi semakin mengembang kala aku berkata begitu. Bukan maksud ku kepedean, tapi aku bisa menyadarinya dari garis senyum di pinggir b

    Last Updated : 2024-10-29
  • Can I Call You BABY ?   Kecewanya ibu

    Setelah Predi pulang tadinya aku hendak menenangkan ibu terlebih dahulu, meredakan tangisannya serta menceritakan kembali detail ceritanya.Aku tidak tahu bagaimana versi Abay menceritakan masalah ini pada ibu. Setahuku, Abay pasti menceritakan versi dirinya sendiri yaitu mengatakan bahwa dirinya lah yang tersakiti.Abay tidak tahu bagaimana sakitnya hatiku saat ditinggalkan oleh dirinya dan dia lebih memilih pergi bersama Tasya. Jadi pasti dia tidak menceritakan pada ibu bagaimana sakitnya aku.Aku takut ibu marah dan menganggap aku yang egois. Maka dari itu, aku akan berusaha menjelaskan segala perinciannya. Aku tidak tahu ibu akan percaya pada siapa, tapi tidak pernah ada yang salah dengan yang namanya mencoba."Bu?" Ujarku lirih sambil memegang bahunya."Hmm? Oh, ibu belum shalat. Ibu shalat dulu ya."Baru saja aku duduk didekat ibu, ia sudah beranjak dan masuk kekamar dengan alasan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Can I Call You BABY ?   Kenangan

    "Kenapa Deb?"Aku hampir saja menganggap yang berbicara itu adalah Abay, tapi ternyata itu adalah Predi.Predi masih setia menggantikan profesi Abay yakni mengantar dan menjemputku untuk pergi kesekolah dengan mobilnya dan tanpa dibayar.Sebelumnya aku sudah pernah mengatakan kepadanya bahwa aku tidak mempunyai uang untuk membayarnya dan akan lebih baik kalau aku naik angkot saja. Tapi Predi mengatakan bahwa itu bukanlah masalah dan ia masih tetap ingin dan akan mengantarku kesekolah meski tidak dibayar.Lagipula, kostan Predi tidak terlalu jauh dari rumah ku, jadi sekalian saja. Ditambah lagi karena Predi masih saudaraku.Ah, aku hampir lupa akan satu hal. Aku hampir lupa bahwa Predi adalah saudara sekaligus guruku. Tapi aku malah memperlakukannya seperti teman yang biasa. Harusnya aku lebih sopan dari itu. Tapi Predi sendiri sih yang selalu menolak enggan di perlakukan formal olehku."Ngakpap

    Last Updated : 2024-10-29
  • Can I Call You BABY ?   Kenapa cemburu

    Aku tidak sepenuhnya memperhatikan pelajaran yang duberikan oleh bu Nita. Aku malah sibuk melamun, menggambar dan sesekali melihat ke arah Abay.Abay juga tampaknya sama sepertiku. Ia tampak seperti gusar dan gelisah. Matanya juga tidak fokus pada bu Nita. Sesekali tangannya bergerak kesana kemari menuliskan sesuatu. Pasti Abay sama denganku, yakni menggambar.Berbeda dengan Tasya yang dari tadi fokus memperhatikan.Ada yang aneh dari Tasya, senyumnya itu tidak pernah pudar. Aku selalu berpikir, apa ia tidak lelah dan pegal? Kalau aku sudah pasti pegal terus tersenyum seperti itu sepanjang hari. Atau mungkin hal tersebut disebabkan karena wajah Tasya yang memang berseri sehingga membuat dirinya seperti tersenyum?Dua jam sudah berlalu, pelajaran Matematika yang diajarkan oleh bu Nita sudah usai. Ini saatnya kami menyerbu kantin. Sebenarnya, aku tidak terlalu lapar karena tadi aku sarapan banyak masakan ibu. Aku me

    Last Updated : 2024-10-29
  • Can I Call You BABY ?   Ina

    Aku tidak akan berhasil menyusul Ina jika Ina tidak memghentikan langkahnya sendiri.Jujur,lari Ina sangat kencang. Mungkin karena badannya yang kurus, jadi ia tidak memiliki beban berat saat berlari.Ina berhenti tepat di koridor depan madding. Ia memegangi lututnya karena kelelahan. Nafasnya juga terengah-engah."Ina." Aku menepuk pundaknya pelan. Tapi Ina tidak terkejut, mungkin ia sudah tahu akan kehadiranku.Ina beralih menatapku dan aku terkejut melihat mukanya. Ina menangis, matanya bahkan langsung merah, keringat nya sudah bercampur dengan air mata.Saat itu juga, saat aku masih menatapnya, Ina langsung ambruk dipelukanku. Setelah ia memeluk ku, Ina kembali menangis dan lebih parah dari sebelumnya.Aku tidak bertanya apa alasan Ina menangis, aku sudah tahu apa penyebabnya. Apalagi kalau bukan perkataan Abay ta

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Can I Call You BABY ?   Now You Know

    Aku kembali pulang ke rumah dengan diantar Max. Ia benar-benar baik. Baik di depan Ibu nya maupun di belakanh Ibu nya, ia selalu murah senyum dan seseoali mengajak ku berbicara, tidak ada kecanggungan diantara kami berdua."Gak usah repot-reoit nganterin, gue bisa pulang naik ojek." Aku menghentikan langkahku sesaat untuk sekedar menolak tawaran Max, aku hanya takut merepotkan dirinya."Gakpapa. Gue yang bawa lo kesini maka gue juga yang harus bawa lo pulang.""Gakpapa kok. Mungkin lo mau nemenin tante Puji aja?" Tanyaku padanya."Gakpapa, Mamah lagi istirahat. Gue mau nganterin lo aja."Sebuah keputusan yang tidak bagus untuk dibantah. Karena itu akhirnya aku menyetujui usulnya untuk mengantarkanku pulang karena ia sendiri yang mau dan merasa tidak direpotkan.Kami tidak banyak bicara sepanjang perjalanan, hanya sesekali saja Max mengajak ku berbicara."Leyka?" Tanyanya dengan setengah berteriak."Ya?' Jawabku."K

  • Can I Call You BABY ?   Akhirnya Aku Tahu

    "Bay?""Hmm?""Cuek gitu.""Masalah?""Ya nggak sih."Dari tadi aku terus memperhatikan Abay makan tapi ia sama sekali tidak memperhatikanku hingga aku jera sendiri."Gue cuman mau ngomong nanti siang jangan ke rumah."Setelah berkata begitu, barulah ia menghadapku dan menghentikan aktivitasnya memakan gehu."Kenapa?" Tanyanya dengan alis yang mulai meruncing."Gue mau pergi sama Max.""Kemana?""Rumah sakit.""Oh."Tidak hanya kata saja yang dingin, ia juga ternyata enyah dari hadapanku beserta mangkok bakso yang menjadi menu makan siangnya.Sejauh ini aku masih belum nengerti pada tingkah aneh mereka berdua. Maksudku Predi dan Abay.Disaat aku sedang fokus memikirkan apa yang menimpa Abay dan Predi, orang yang menurut Ina penyebab kebakaran ini terjadi datang. Ya, dia adalah Max.Tanpa izin lagi, dia duduk disampingku dengan membawa dua mangkok mie.Kini sem

  • Can I Call You BABY ?   Ada Apa

    "Wihh pake parfum banyak banget gitu." Ibu datang dan langsung mengkritik ku yang memang menggunakan parfum hampir setengah botol."Iya hehe." Aku tidak ada kata lain selain cengengsan."Yang pria kemarin itu siapa Ley?"Aku menghentikan aktivitas menata diriku dan mencoba mengingat siapa pria yang Ibu maksud."Ohh yang itu, Leyka ingat. Namanya Max bu, temen baru Leyka."Aku dan Max sudah berjanji tidak akan memberitahukan pasal hubungan palsu kami pada Ibu. Bukan apa-apa, aku takut Ibu tidak setuju kalau kami berbohong mengenai hubungan kami, sementara kalau aku mengatakan bahwa aku pacar nyata Max aku takut Ibu malah menyuruh Abay untuk menyelidiki Max lebih jauh karena kami belum saling mengenal dalam jangka waktu lama.Maka dari itu ada baiknya jika aku hanya diam saja dan mengatakan bahwa Max hanya sekedar berteman denganku. Tidak lebih dan mungkin tidak akan pernah lebih."Ohh. Anak nya sopan yah, Ibu suka."Prasangka ku

  • Can I Call You BABY ?   Max

    Pagi-pagi sekali Ibu sudah membangunkanku lebih pagi dari biasanya. Kulirik jam dinding dimana waktu masih menunjukan jam 7 pagi hari. Ini asalah hari sabtu atau tepatnya hari libur. Setelah selewai shalat shubuh tadi, aku kembali merebahkan diri diatas kasur dengan tubuh dirungkupi selimut tebal yang membantuku memberikan kehangatan."Ada apa sih, Bu?" Tanyaku dengan mata yang masih tertutup dan nyawa setengah sadar."Bangun dulu tuh ada temen nya."Bukannya bangun, aku semakin merapatkan tubuhku dan mempererat pelukanku pada guling kala mendengar nama 'teman' disebut. Teman mana pula yang datang sepagi ini di hari libur."Paling Abay kan? Suruh pulang aja bu, semalam Leyka gadang masih mau tidur.""Oh yaudah."Ibu pergi setelah gagal membangunkanku, selimut yang tadi sempat tersibak kembali kutarik untuk melingdungi diriku dari dinginnya udara pagi.Baru juga aku kembali terlelap dalam mimpi, suara Ibu sudah terdengar ny

  • Can I Call You BABY ?   Falling In Love

    "Lo kenapa sih Deb?"Abay menghentikan langkahku ketika kami hendak pergi ke kantin."Apanya yang kenapa?" Tanyaku dengan kening yang mulai mengerut."Kayak orang lagi banyak masalah tapi berusaha disembunyiin gitu."Aku menatap Abay tidak percaya, mataku bulat sempurna. Aku tidak menyangka bahwa Abay ternyata mengetahui wajah asli dibalik topeng yang sedang ku pakai ini.Aku salah, aku salah ketika aku berpikir bahwa berpura-pura bahagia itu ternyata mudah. Ternyata salah, salah besar dan itu sangat susah.Tidak perduli seberapa kencang aku tertawa, selebar apa aku tersenyum, sesibuk apa pekerjaan yang kulakukan masalah tetaplah masalah yang senantiasa muncul kapan saja dan dimana saja lalu sulit untuk disembunyikan begitu saja."Whoa ya enggak dong! Gak bisa bedain orang yang lagi bahagia sama orang yang lagi sedih?" Meski sudah ketahuan, aku masih berusaha untuk terus beralibi."Bisa. Bisa banget bedain orang yang senyumnya

  • Can I Call You BABY ?   Pretend That I Am Happy

    "Hallo guys."Impianku mendapatkan pria dan cinta yang kuinginkan tidak terwujud setidaknya aku tetap bahagia.Aku menghampiri Ina, Daffa, Abay yang saat ini sedang duduk di satu kursi di kantin sana."Heboh banget lu, pake guys guy segalanya." Tukas Ina, ia memang sewot kalau aku sewot."Woiya dong. Kalau orang lagi happy kan heboh."ujarku.Tanpa dipersilahkan, aku langsung duduk dengan begitu anggun dan mengibaskan rambut ku sehingga terbang ke belakang."Tuh rambut lu terbang, awas gak balik lagi." Ujar Daffa, sama nyinyirnya dengan Ina."Iya dong. Rambut gue terbang gara-gara hati gue terbang." Ujar ku sambil cengengesan dan tersenyum sangat lebar.Bagaimana? Langkah awal ku berpura-pura hebat kan? Orang mana yang saat ini tahu bahwa aku sedang sedih? Tidak ada kan?"Bu Susum, gehu 10, nasi goreng satu piring pake acar 3 kantong terus risol 10 sambal nya jangan lupa sesendok ya terus bakso 3!"Aku memesa

  • Can I Call You BABY ?   I am JoPy

    Pertanyaan Abay barusan seperti mesin waktu yang dapat menghentikan waktu untuk sesaat.Kami diam mematung. Ada yang melihat Abay, melihatku dan juga melihat Predi.Aku sendiri tidak habis pikir. Maksudku, jika memang benar ciri-ciri nya mirip denganku, haruskah Abay menanyakannya sekarang? Kita memiliki waktu yang banyak untuk bersama saat di luar sekolah nanti. Abay bisa mengatakan wakru twrsebut.Kecuali ada sesuatu yang ia maksud dari pertanyaannya itu."Kenapa diam? Pertanyaannya cukup sulit ya?" Tanya Abay lagi dengan bertambah lantang."Ekhem. Maksud Anda Debi yang mana? Siapa? Ada begitu banyak nama Debi di muka bumi ini." Tanya Predi."Nama lengkapnya adalah Leyka Mutiara Anatasya, nama panggilannya Debi. Gadis 17 tahun yang kini sedang duduk di samping saya."Mata Abay tertuju padaku, begitupun mataku. Aku masih menatapnya tidak percaya."Oh itu haha. Bagaimana Anda bisa mengira itu dia?" Tanya Predi sambil sala

  • Can I Call You BABY ?   Abay?!

    "Debi?!" Tanpa sadar, ternyata Abay sudah memanggilku sedari tadi. Aku terlalu sibuk melamun hingga tidak sadar akan seruannya."Eh iya?" Ujarku gelagapan."Kenapa sih? Kok ngelamun mulu kayak nya?"Aku tersenyum, lalu dengan lantang aku nengatakan."Bay, kita udahan aja." Ujarku seperti sedang memutuskan seorang pacar."Udahan apa nya? Kan belum nyampe. Lo kebelet, terus mau berhenti di jalan?" Aku tahu bahwa Abay akan salah tangkap."Eh enggak deh."Tidak. Meski aku akan menyudahi oengorbanan dan perjuangan ku sebagai seseorang yang akan membahagiakan Abay, aku tidak boleh memberitahu nya.Sebagaimana keadaan yang memberitahu ku, aku juga akan membiarkan keadaan yang memberitahu perubahan ku.Perlahan tapi pasti, Abay pasti akan menyadari perubahan yang terjadi pada diriku. Perubahan diriku yang mulai menjauhinya.Meski aku akan berhenti mencintainya, bukan berarti aku bisa menyakitinya. Dengan menga

  • Can I Call You BABY ?   Sudah Saatnya

    Aku menata diriku, mengenakan baju seragam sekolah dan memasukan buku-buku yang akan digunakan untuk hari ini. Sebelum beranjak pergi, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa hari ini aku harus bahagia. Tidak boleh ada kesedihan apapun, tidak boleh menangis. Tidak boleh terluka karena Abay. Aku bisa mendapatkan kebahagiaan yang tidak hanya bisa diberikan oleh pria. Lewat teman, aku juga bisa bahagia. *** "Pagi Deb." Pagi-pagi sekali Abay sudah datang menjemputku. Aku tidak menyangka bahwa dirinya yang akan datang, kupikir akan Predi yang datang. Tapi tidak masalah. Siapa yang datang lebih awal, maka ia yang pergi denganku. Yang terpenting aku bisa sampai disekolah. "Bareng gue yuk." Ajaknya padaku. Aku mengangguk, tidak ingin ada penolakan pagi ini. Abay rupanya belum selesai dengan sepeda motornya, ia masih menggunakan itu. Mungkin dirinya nyaman. "Deb?" "Hmm?" "Maaf." Gumamny

DMCA.com Protection Status