Share

Bab 3

Author: Devan
Suara keduanya saat bercumbu menembus gendang telingaku. Aku ingin menutup telingaku, tetapi suara itu menembus rohku. Tidak peduli bagaimana aku berusaha menutup telinga, semua itu tidak berguna.

Aku tidak punya cara untuk melarikan diri. Aku seperti tersihir karena rohku terus mengikuti Kamila. Aku tidak bisa ke mana-mana.

Aku menyaksikan calon istriku, wanita yang kucintai lebih dari nyawaku sendiri, bercumbu dengan pria yang membunuhku.

Aku merasa jijik sampai ingin muntah. Setelah muntah, aku berpikir, cepat atau lambat Kamila akan tahu jasad yang berada di sampingnya itu adalah aku.

Suatu hari setelah Kamila tahu dirinya bercumbu dengan pria yang membunuh calon suaminya, bahkan membantu pelaku mengenyahkan bukti di tubuhku, apakah dia akan hancur?

Seketika, aku menantikan hari itu tiba. Itu akan menjadi pembalasan dendam yang memuaskan.

Kamila dan Ryan bercinta selama sejam lebih. Setelah pulang, Kamila membuka pintu rumahnya. Di dalamnya gelap gulita.

Kamila berjalan masuk, lalu pergi ke dapur seperti biasanya. Dia membuka kulkas dan mengeluarkan sebotol air kelapa.

Begitu kulkas dibuka, tercium bau busuk. Kamila menutup hidungnya, lalu mengeluarkan sayuran busuk di dalam.

Di dalam kulkas masih ada sebotol susu. Masih ada sehari sebelum susu itu kedaluwarsa. Tanggal produksinya seminggu yang lalu.

Ketika melihat ini, Kamila tanpa sadar teringat pada jenazah tadi. Hanya dengan melihat sekilas, dia tahu orang itu mati seminggu lalu.

Meskipun begitu, tubuhnya tidak membusuk sampai sekarang. Sepertinya, Ryan bersusah payah untuk mengawetkan jenazah itu. Kamila menggeleng, tidak ingin memikirkan alasan Ryan melakukan semua itu.

Aku melihat Kamila berdiri di depan kamarku. Setelah ragu-ragu sejenak, dia akhirnya mendorong pintu. Di atas ranjang, terlihat baju yang telah dicuci, tetapi belum dilipat.

Kamila melipat semua baju itu, lalu menyusunnya di lemari. Ketika menyusunnya, Kamila tidak sengaja menjatuhkan sesuatu.

Aku langsung mengenali barang itu. Itu adalah cincin lamaran yang kusiapkan untuk Kamila. Kamila membuka kotak cincin. Ketika melihat cincin di dalam, dia termangu sesaat. Kemudian, dia meletakkan kembali kotak itu ke dalam lemari dengan ekspresi agak jijik. Pada akhirnya, dia keluar dan menutup pintu.

Rohku terus mengikuti di belakang Kamila. Aku mendengar Kamila menggerutu, "Sepertinya dia nggak berniat baikan denganku. Kalau begitu, nggak usah pulang saja untuk selamanya! Mati saja di luar!"

Kamila tidak tahu bahwa aku sudah mati.

Keesokan pagi, Kamila terbangun karena dering ponselnya. Jenazahku ditemukan oleh petugas kebersihan. Setelah dilaporkan, polisi langsung datang ke tempat kejadian.

Kamila juga pergi. Dia langsung mengenali itu adalah jenazah yang diutak-atiknya kemarin.

"Bu Kamila, wajah jenazah mengalami kerusakan parah dan sidik jari di tubuh sulit dideteksi. Untuk sekarang, identitasnya belum bisa dikonfirmasi."

Ketika mendengar asisten berkata demikian, Kamila menghela napas lega. Untungnya, tidak ada informasi yang terlacak.

"Bawa dulu jenazah ini pergi. Aku mau bicara dengan Pak Diaz dulu," instruksi Kamila.

Kamila menghampiri Diaz, guruku. Dia ingin mencari tahu tentang informasi jenazah.

"Pak Diaz, jenazah rusak parah. Butuh waktu yang cukup lama untuk menyelidiki identitasnya. Apa ada bukti dari tempat kejadian?" tanya Kamila.

Diaz tidak punya petunjuk apa pun. "Ini bukan TKP pertama. Apalagi semalam hujan. Nggak ada petunjuk apa pun. Kasus ini sulit sekali ditangani! Willy si berengsek itu malah cuti di saat-saat seperti ini!"

Dia sengaja menyebut namaku di depan Kamila. Begitu mendengar namaku, tebersit kekesalan pada wajah Kamila.

"Willy nggak menghubungimu?" tanya Diaz. Diaz tahu aku dan Kamila masih bertengkar karena masalah itu. Dia ingin membantu kami baikan.

"Pak Diaz, aku kembali bekerja dulu." usai berbicara, Kamila berbalik dan pergi.

Diaz menatap punggung Kamila, lalu menggeleng dan menghela napas. "Hais .... Entah apa yang ada di pikiran anak muda zaman sekarang."

Kemudian, Diaz mengeluarkan ponselnya untuk meneleponku. Aneh sekali. Kenapa nggak bisa dihubungi? "Satya, coba kamu telepon Willy."

Rohku tidak bisa terlalu jauh dari Kamila. Jadi, aku hanya bisa mengikutinya.

"Bu Kamila, pelakunya kejam sekali. Korban masih muda, tapi harus mati." Asisten Kamila menghela napas sambil menatap tubuhku yang tergeletak tak berdaya di meja bedah.

Ketika melihat Kamila telah memakai semua perlengkapan, asisten menyingkir dan berkata, "Kita harus memberi keadilan untuk korban!"

Begitu mendengarnya, tangan Kamila yang memegang pisau bedah sontak gemetar. Aku bisa melihat matanya memerah.

Apa wanita ini merasa bersalah karena berkomplot dengan penjahat? Bagaimana jika dia tahu itu adalah jenazahku? Apa yang akan dipikirkannya?

Kamila seharusnya akan merasa senang, 'kan? Bagaimanapun, ibunya mati karenaku.

Related chapters

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 4

    Sebulan lalu, kantor polisi kami dan kantor polisi di provinsi bekerja sama untuk menangani kasus. Aku bekerja lembur selama sebulan. Aku sibuk sampai melupakan ulang tahun ibu Kamila.Ibu Kamila memaklumi kesibukanku. Karena merasa kasihan melihatku bekerja lembur selama sebulan, dia memasak sup ayam untukku dan mengantarkannya ke kantor polisi.Setelah ditelepon ibu Kamila, aku hendak keluar untuk menjemputnya. Hari itu, ada buronan yang tertangkap dan harus diinterogasi. Aku buru-buru pergi ke ruang interogasi sampai lupa ibu Kamila.Setelah interogasi selesai, aku melihat Kamila menghampiriku dengan marah. Seingatku, belakangan ini tidak ada kasus yang mengharuskan Kamila bekerja lembur. Kenapa wanita ini malah datang ke kantor polisi pada dini hari begini?Ketika melihat wajah marahnya, aku hendak menanyakan apa yang terjadi. Kamila sontak menamparku. "Kamu sudah lupa pada ibuku?"Begitu mendengarnya, aku langsung tersadarkan. Ibu Kamila menungguku di luar sejak tadi. "Maaf, aku b

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 5

    "Bu, aku berhasil mengambil DNA korban!"Asisten Kamila bekerja semalaman. Dia akhirnya berhasil mengambil sedikit DNA dari tubuhku."Serahkan kepada departemen teknis. Kita akan segera tahu identitasnya!"Aku melihat Kamila menatap lekat-lekat barang di tangan asistennya. Dia seperti berpikir, apakah harus dihancurkan atau tidak."Aku belum tidur sejak kemarin. Aku mau pulang dan istirahat dulu. Tolong bantu serahkan ke departemen teknis ya!"Usai berbicara, asisten itu menguap dan langsung pergi. Kamila berdiri di tempatnya dengan ragu-ragu. Karena etika profesionalnya, dia tidak boleh menghancurkan DNA itu.Namun, Kamila tahu dirinya telah membuat kesalahan karena membantu Ryan sebelumnya. Kini, dia dan Ryan berada di pihak yang sama. Jika Ryan tertangkap, Kamila juga tidak bisa bebas begitu saja.Ketika Kamila masih ragu-ragu, seseorang tiba-tiba membuka pintu. Pintu dibuka. Ternyata itu adalah Ryan."Ngapain kamu kemari?" tanya Kamila.Sebelum Kamila melanjutkan perkataannya, Ryan

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 6

    Ketika Kamila keluar dari kamar mandi, Ryan sudah pergi. Dia menghela napas lega, lalu menuju ke meja kerjanya. Setelah berpikir sejenak, dia bertekad menyerahkan sampel DNA untuk diuji.Ketika di kamar mandi tadi, Kamila menyadari dirinya bersalah sejak awal. Dia tidak seharusnya membantu Ryan mengutak-atik jenazah. Dia tidak boleh terus membuat kesalahan dan harus memberi korban keadilan.Tidak peduli dirinya akan terlibat atau tidak, dihukum atau tidak, Kamila menerima semuanya. Saat hendak membawa sampel DNA ke departemen teknis, Kamila tiba-tiba bertemu Diaz.Diaz yang melihat Kamila pun bertanya dengan cemas, "Bu, Willy nggak menghubungimu akhir-akhir ini? Dia nggak menjawab semua panggilan kami."Setelah mendengarnya, Kamila baru sadar dirinya sudah tidak menerima pesan atau panggilan dari Willy selama seminggu.Diaz merasa agak panik melihat Kamila menggeleng. "Willy bukan orang yang menghindar kalau ada masalah. Dia hilang selama seminggu. Apa mungkin terjadi sesuatu padanya?"

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 7

    Kamila mengeluarkan semua pakaian di dalam lemari, lalu akhirnya menemukan kartu nama yang berada di paling belakang. Pada saat yang sama, dia menemukan sebuah dokumen di lemari paling bawah. Di dalamnya adalah surat perjanjian donor ginjal.Beberapa tahun lalu, Kamila didiagnosis menderita gagal ginjal, jadi harus melakukan transplantasi. Aku diam-diam melakukan tes dan ternyata ginjalku cocok dengannya. Makanya, aku mendonorkan satu ginjalku kepada Kamila.Namun, aku tidak pernah memberi tahu Kamila soal ini. Aku tidak ingin Kamila pacaran dan menikah denganku hanya demi membalas budi. Aku mencintainya, tidak ingin dia merasa terbebani.Setelah melihat dokumen itu, Kamila baru tahu aku pernah mendonorkan ginjal."Ginjal kiri?" Begitu melihatnya, Kamila bak disambar petir. Dia ingat korban itu juga mendonorkan ginjal kiri."Ini nggak mungkin!" Sekujur tubuh Kamila gemetaran. Firasat buruk dalam hatinya makin kuat. Apa mungkin itu jasad Willy?Saat ini, ponsel Kamila berdering. Departe

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 8

    Keesokan hari, Kamila terlihat tidak bersemangat saat bekerja. Ketika makan di kantin, rekan dari departemen teknis menggoda, "Kamu kenapa? Pak Willy cuti, jadi jiwamu ikut cuti?""Sembarangan!" Kamila mengerlingkan matanya dengan kesal, lalu hendak mengambil bayam."Bu Kamila, itu jahe!" seru asisten. Asisten juga menyadari ada yang aneh dari Kamila sejak pagi tadi."Sebaiknya kamu cuti. Sampel DNA yang kamu kasih kemarin kotor sekali. Untung aku hebat. Kalau nggak, aku nggak bakal bisa mengekstraknya," keluh rekan dari departemen teknis itu."Nggak mungkin! Aku yang menyerahkan sampel DNA itu. Aku 100% mengikuti standar!" Asisten itu sangat percaya pada kemampuannya.Begitu mendengarnya, Kamila teringat pada sesuatu. Ada CCTV di ruang kerjanya. Jika ketahuan Ryan datang mencarinya kemarin, hasilnya akan gawat.Kamila segera meletakkan peralatan makannya dan tidak makan lagi. Dia bergegas kembali ke ruang kerja untuk menghapus rekaman CCTV kemarin.Setelah kembali ke ruangannya, Kamil

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 9

    Ketika melihat pesan Diaz, aku langsung paham apa yang terjadi. Departemen teknis pasti sudah mencocokkan hasil tes DNA dengan pangkalan data di komputer. Mereka sudah tahu jasad itu adalah aku.Aku menatap Kamila yang terburu-buru. Wajahnya dipenuhi senyuman. Dia belum tahu aku sudah mati.Begitu masuk, Kamila melihat Diaz dan lainnya telah menunggunya. Kamila mengamati ke sekeliling, tetapi tidak menemukanku. Dia bertanya dengan heran, "Bukannya Willy sudah ketemu? Mana dia?"Para rekan kerja menunduk mendengar pertanyaan ini. Tidak ada yang berani bertatapan dengan Kamila."Kenapa kalian diam saja? Mana Willy? Dia terluka ya? Bawa aku ke tempatnya dong!" pinta Kamila.Karena tidak ada yang merespons, Kamila menatap Diaz dan bertanya lagi, "Pak Diaz, mana Willy?"Diaz menunduk dan menunjuk ruang kantor Kamila. Kamila merasa aneh, tetapi tidak berpikir terlalu jauh. Dia berlari ke arah yang ditunjuk Diaz, tetapi tidak menemukanku."Di mana dia? Pak Diaz, kamu menipuku ya?"Kamila meno

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 10

    Asisten tidak tahu harus bagaimana menghibur Kamila. Dia hanya menunduk karena tidak berani menatap Kamila.Kamila awalnya tertegun. Kemudian, dia tertawa dan membentak, "Jangan bercanda denganku! Di mana Willy?"Tidak ada yang menyahut. Kamila mematung di tempat, tidak berani maju. Dia tidak bisa menerima kenyataan ini. Dia mengenyahkan bukti yang ada pada jasad calon suaminya.Diaz menghampiri dan menepuk bahu Kamila. "Aku tahu kamu nggak bisa menerima semua ini. Aku akan membantumu minta cuti. Istirahatlah untuk sementara waktu ini."Usai berbicara, Diaz tidak melihat respons apa pun pada Kamila. Jadi, dia menepuk bahu Kamila lagi untuk menenangkannya.Bam! Pandangan Kamila menggelap. Dia kehilangan kesadaran. Aku buru-buru menjulurkan tangan untuk memapahnya, tetapi aku hanya roh yang tidak bisa apa-apa.Tubuh Kamila menembus lenganku dan jatuh ke lantai. Aku menatap Kamila dengan sedih. Kalau itu dulu, aku pasti sudah mendekapkannya ke pelukanku.Pada akhirnya, Kamila diantar pula

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 11

    Malam itu juga, Kamila menulis surat laporan dengan tangan sendiri. Dia menulis apa saja yang dilakukannya secara rinci.Meskipun tahu dirinya akan terlibat dan dijatuhi hukuman penjara, Kamila tetap ingin memberiku keadilan.Kamila juga sudah menyelidiki tentang toko bahan bangunan itu. Ternyata pemiliknya adalah Ryan. Dengan beberapa bukti ini, Ryan tidak akan bisa lolos dari hukumannya.Setelah surat laporan itu diserahkan, dengan segala bukti yang ada, Kamila dan Ryan langsung ditangkap."Kamila, kamu bodoh sekali." Diaz menghela napas melihat surat laporan itu. Dia sungguh enggan, tetapi tidak punya cara lain selain memborgol Kamila."Pak Diaz, kamu rasa Willy bakal maafin aku nggak?" tanya Kamila."Aku nggak pernah menyalahkanmu," jawabku yang masih melayang di udara.Aku tidak menyalahkan Kamila yang mengenyahkan bukti di jasadku, juga tidak menyalahkan Kamila yang menolak panggilan terakhirku yang ingin meminta bantuannya. Aku cuma menyalahkan diri sendiri karena terlalu mencin

Latest chapter

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 11

    Malam itu juga, Kamila menulis surat laporan dengan tangan sendiri. Dia menulis apa saja yang dilakukannya secara rinci.Meskipun tahu dirinya akan terlibat dan dijatuhi hukuman penjara, Kamila tetap ingin memberiku keadilan.Kamila juga sudah menyelidiki tentang toko bahan bangunan itu. Ternyata pemiliknya adalah Ryan. Dengan beberapa bukti ini, Ryan tidak akan bisa lolos dari hukumannya.Setelah surat laporan itu diserahkan, dengan segala bukti yang ada, Kamila dan Ryan langsung ditangkap."Kamila, kamu bodoh sekali." Diaz menghela napas melihat surat laporan itu. Dia sungguh enggan, tetapi tidak punya cara lain selain memborgol Kamila."Pak Diaz, kamu rasa Willy bakal maafin aku nggak?" tanya Kamila."Aku nggak pernah menyalahkanmu," jawabku yang masih melayang di udara.Aku tidak menyalahkan Kamila yang mengenyahkan bukti di jasadku, juga tidak menyalahkan Kamila yang menolak panggilan terakhirku yang ingin meminta bantuannya. Aku cuma menyalahkan diri sendiri karena terlalu mencin

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 10

    Asisten tidak tahu harus bagaimana menghibur Kamila. Dia hanya menunduk karena tidak berani menatap Kamila.Kamila awalnya tertegun. Kemudian, dia tertawa dan membentak, "Jangan bercanda denganku! Di mana Willy?"Tidak ada yang menyahut. Kamila mematung di tempat, tidak berani maju. Dia tidak bisa menerima kenyataan ini. Dia mengenyahkan bukti yang ada pada jasad calon suaminya.Diaz menghampiri dan menepuk bahu Kamila. "Aku tahu kamu nggak bisa menerima semua ini. Aku akan membantumu minta cuti. Istirahatlah untuk sementara waktu ini."Usai berbicara, Diaz tidak melihat respons apa pun pada Kamila. Jadi, dia menepuk bahu Kamila lagi untuk menenangkannya.Bam! Pandangan Kamila menggelap. Dia kehilangan kesadaran. Aku buru-buru menjulurkan tangan untuk memapahnya, tetapi aku hanya roh yang tidak bisa apa-apa.Tubuh Kamila menembus lenganku dan jatuh ke lantai. Aku menatap Kamila dengan sedih. Kalau itu dulu, aku pasti sudah mendekapkannya ke pelukanku.Pada akhirnya, Kamila diantar pula

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 9

    Ketika melihat pesan Diaz, aku langsung paham apa yang terjadi. Departemen teknis pasti sudah mencocokkan hasil tes DNA dengan pangkalan data di komputer. Mereka sudah tahu jasad itu adalah aku.Aku menatap Kamila yang terburu-buru. Wajahnya dipenuhi senyuman. Dia belum tahu aku sudah mati.Begitu masuk, Kamila melihat Diaz dan lainnya telah menunggunya. Kamila mengamati ke sekeliling, tetapi tidak menemukanku. Dia bertanya dengan heran, "Bukannya Willy sudah ketemu? Mana dia?"Para rekan kerja menunduk mendengar pertanyaan ini. Tidak ada yang berani bertatapan dengan Kamila."Kenapa kalian diam saja? Mana Willy? Dia terluka ya? Bawa aku ke tempatnya dong!" pinta Kamila.Karena tidak ada yang merespons, Kamila menatap Diaz dan bertanya lagi, "Pak Diaz, mana Willy?"Diaz menunduk dan menunjuk ruang kantor Kamila. Kamila merasa aneh, tetapi tidak berpikir terlalu jauh. Dia berlari ke arah yang ditunjuk Diaz, tetapi tidak menemukanku."Di mana dia? Pak Diaz, kamu menipuku ya?"Kamila meno

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 8

    Keesokan hari, Kamila terlihat tidak bersemangat saat bekerja. Ketika makan di kantin, rekan dari departemen teknis menggoda, "Kamu kenapa? Pak Willy cuti, jadi jiwamu ikut cuti?""Sembarangan!" Kamila mengerlingkan matanya dengan kesal, lalu hendak mengambil bayam."Bu Kamila, itu jahe!" seru asisten. Asisten juga menyadari ada yang aneh dari Kamila sejak pagi tadi."Sebaiknya kamu cuti. Sampel DNA yang kamu kasih kemarin kotor sekali. Untung aku hebat. Kalau nggak, aku nggak bakal bisa mengekstraknya," keluh rekan dari departemen teknis itu."Nggak mungkin! Aku yang menyerahkan sampel DNA itu. Aku 100% mengikuti standar!" Asisten itu sangat percaya pada kemampuannya.Begitu mendengarnya, Kamila teringat pada sesuatu. Ada CCTV di ruang kerjanya. Jika ketahuan Ryan datang mencarinya kemarin, hasilnya akan gawat.Kamila segera meletakkan peralatan makannya dan tidak makan lagi. Dia bergegas kembali ke ruang kerja untuk menghapus rekaman CCTV kemarin.Setelah kembali ke ruangannya, Kamil

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 7

    Kamila mengeluarkan semua pakaian di dalam lemari, lalu akhirnya menemukan kartu nama yang berada di paling belakang. Pada saat yang sama, dia menemukan sebuah dokumen di lemari paling bawah. Di dalamnya adalah surat perjanjian donor ginjal.Beberapa tahun lalu, Kamila didiagnosis menderita gagal ginjal, jadi harus melakukan transplantasi. Aku diam-diam melakukan tes dan ternyata ginjalku cocok dengannya. Makanya, aku mendonorkan satu ginjalku kepada Kamila.Namun, aku tidak pernah memberi tahu Kamila soal ini. Aku tidak ingin Kamila pacaran dan menikah denganku hanya demi membalas budi. Aku mencintainya, tidak ingin dia merasa terbebani.Setelah melihat dokumen itu, Kamila baru tahu aku pernah mendonorkan ginjal."Ginjal kiri?" Begitu melihatnya, Kamila bak disambar petir. Dia ingat korban itu juga mendonorkan ginjal kiri."Ini nggak mungkin!" Sekujur tubuh Kamila gemetaran. Firasat buruk dalam hatinya makin kuat. Apa mungkin itu jasad Willy?Saat ini, ponsel Kamila berdering. Departe

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 6

    Ketika Kamila keluar dari kamar mandi, Ryan sudah pergi. Dia menghela napas lega, lalu menuju ke meja kerjanya. Setelah berpikir sejenak, dia bertekad menyerahkan sampel DNA untuk diuji.Ketika di kamar mandi tadi, Kamila menyadari dirinya bersalah sejak awal. Dia tidak seharusnya membantu Ryan mengutak-atik jenazah. Dia tidak boleh terus membuat kesalahan dan harus memberi korban keadilan.Tidak peduli dirinya akan terlibat atau tidak, dihukum atau tidak, Kamila menerima semuanya. Saat hendak membawa sampel DNA ke departemen teknis, Kamila tiba-tiba bertemu Diaz.Diaz yang melihat Kamila pun bertanya dengan cemas, "Bu, Willy nggak menghubungimu akhir-akhir ini? Dia nggak menjawab semua panggilan kami."Setelah mendengarnya, Kamila baru sadar dirinya sudah tidak menerima pesan atau panggilan dari Willy selama seminggu.Diaz merasa agak panik melihat Kamila menggeleng. "Willy bukan orang yang menghindar kalau ada masalah. Dia hilang selama seminggu. Apa mungkin terjadi sesuatu padanya?"

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 5

    "Bu, aku berhasil mengambil DNA korban!"Asisten Kamila bekerja semalaman. Dia akhirnya berhasil mengambil sedikit DNA dari tubuhku."Serahkan kepada departemen teknis. Kita akan segera tahu identitasnya!"Aku melihat Kamila menatap lekat-lekat barang di tangan asistennya. Dia seperti berpikir, apakah harus dihancurkan atau tidak."Aku belum tidur sejak kemarin. Aku mau pulang dan istirahat dulu. Tolong bantu serahkan ke departemen teknis ya!"Usai berbicara, asisten itu menguap dan langsung pergi. Kamila berdiri di tempatnya dengan ragu-ragu. Karena etika profesionalnya, dia tidak boleh menghancurkan DNA itu.Namun, Kamila tahu dirinya telah membuat kesalahan karena membantu Ryan sebelumnya. Kini, dia dan Ryan berada di pihak yang sama. Jika Ryan tertangkap, Kamila juga tidak bisa bebas begitu saja.Ketika Kamila masih ragu-ragu, seseorang tiba-tiba membuka pintu. Pintu dibuka. Ternyata itu adalah Ryan."Ngapain kamu kemari?" tanya Kamila.Sebelum Kamila melanjutkan perkataannya, Ryan

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 4

    Sebulan lalu, kantor polisi kami dan kantor polisi di provinsi bekerja sama untuk menangani kasus. Aku bekerja lembur selama sebulan. Aku sibuk sampai melupakan ulang tahun ibu Kamila.Ibu Kamila memaklumi kesibukanku. Karena merasa kasihan melihatku bekerja lembur selama sebulan, dia memasak sup ayam untukku dan mengantarkannya ke kantor polisi.Setelah ditelepon ibu Kamila, aku hendak keluar untuk menjemputnya. Hari itu, ada buronan yang tertangkap dan harus diinterogasi. Aku buru-buru pergi ke ruang interogasi sampai lupa ibu Kamila.Setelah interogasi selesai, aku melihat Kamila menghampiriku dengan marah. Seingatku, belakangan ini tidak ada kasus yang mengharuskan Kamila bekerja lembur. Kenapa wanita ini malah datang ke kantor polisi pada dini hari begini?Ketika melihat wajah marahnya, aku hendak menanyakan apa yang terjadi. Kamila sontak menamparku. "Kamu sudah lupa pada ibuku?"Begitu mendengarnya, aku langsung tersadarkan. Ibu Kamila menungguku di luar sejak tadi. "Maaf, aku b

  • Calon Istri yang Melenyapkan Tubuhku   Bab 3

    Suara keduanya saat bercumbu menembus gendang telingaku. Aku ingin menutup telingaku, tetapi suara itu menembus rohku. Tidak peduli bagaimana aku berusaha menutup telinga, semua itu tidak berguna.Aku tidak punya cara untuk melarikan diri. Aku seperti tersihir karena rohku terus mengikuti Kamila. Aku tidak bisa ke mana-mana.Aku menyaksikan calon istriku, wanita yang kucintai lebih dari nyawaku sendiri, bercumbu dengan pria yang membunuhku.Aku merasa jijik sampai ingin muntah. Setelah muntah, aku berpikir, cepat atau lambat Kamila akan tahu jasad yang berada di sampingnya itu adalah aku.Suatu hari setelah Kamila tahu dirinya bercumbu dengan pria yang membunuh calon suaminya, bahkan membantu pelaku mengenyahkan bukti di tubuhku, apakah dia akan hancur?Seketika, aku menantikan hari itu tiba. Itu akan menjadi pembalasan dendam yang memuaskan.Kamila dan Ryan bercinta selama sejam lebih. Setelah pulang, Kamila membuka pintu rumahnya. Di dalamnya gelap gulita.Kamila berjalan masuk, lalu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status