Share

Bab 27: Hal Sia-Sia

Penulis: Rayi kri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kal, aku belum tahu bagaimana membuat ekspresi untuk beberapa dialog. Ayo berlatih bersama. Kau bisa memberiku petunjuk.” Ucap Niana dengan sikap polos dan antusias.

Kal yang saat ini sedang dirias hanya melirik Niana sekilas tanpa mengucapkan satu kata tanggapanpun.

Kemarin, Niana datang menggantikan posisi pemeran wanita ke dua yang tiba-tiba mengundurkan diri. Tentu saja Kal tahu bahwa itu semua adalah rancangan Niana.

Jika Niana bisa, dia pasti akan menggantikan pemeran utama wanita. Hanya karna pendukung pemeran utama wanita tidak mudah diganggu sehingga dia mundur selangkah dan memainkan peran wanita kedua.

Kal tidak bisa mengerti apa yang dipikirkan Niana sampai rela terjun ke dunia yang sama sekali tidak dikenalnya seperti dunia akting.

Bukankah penolakannya jelas? Apakah pengabainya tidak cukup? Bagaimana dia masih keras kepala selama bertahun-tahun? Apa dia tidak merasa bosan?

Niana yang diabaikan merasa kesal dan malu. Terutama ketika penata rias dan asistennya dengan hat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   Bab 28: Menyanjung

    Raya terdiam melihat kata 'kita' pada pesan Kal. Hanya kata sederhana itu membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Mengalirkan terlalu banyak darah ke kepalanya hingga membuat wajahnya memerah dan terasa panas.“Apakah bintang besar ini salah ketik?” Gerutu Raya kesal. Tapi senyuman kecil jelas ditahan olehnya agar tidak merekah. Dia tidak menyangka jika kata sederhana itu memiliki pengaruh yang cukup besar pada hatiny.Raya berkedip beberapa kali. Menatap lama pesan itu. Memikirkan kata untuk membalasnya.[Ya, lain kali kita akan meluangkan waktu. Semangat syutingnya, lakukan yang terbaik.]Setelah mengirimkan kalimat itu, Raya berjongkok dan menutup wajahnya. Aneh. Terlalu aneh buatnya untuk menyemangati orang lain dengan cara seperti itu. Memalukan. Dia jelas bukan lagi gadis muda tapi mengirimkan kata-kata genit seperti itu.Dia tidak ingin memberikan kesan terlalu antusias, tapi juga tidak ingin dipandang terlalu dingin. Pembatasan ini membuatnya kebingungan. Dia tidsk yakin ba

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   Bab 29: Sumber Rasa Sakit

    “Apa yang kak Gin lakukan disini?” Tanya Juleha. Kota F tidak terlalu jauh dari ibukota. Tapi ini hanya kota kecil. Tidak memiliki daerah cantik yang memukau atau hal menarik layaknya kota pariwisata.Bagi Juleha, sangat aneh bisa bertemu Gin disini. Pria yang sangat mencintai kehidupan gemerlap ini, untuk apa pergi ke tempat yang bisa dikatakan didominasi oleh perkebunan ini?“Mengikuti ajakan teman.” Sahut Gin asal sambil mengangkat bahunya. Lalu dia tertawa ketika menatap Juleha dari atas ke bawah, “apa Raffa tahu kalau kau kabur ke sini hanya untuk mandi lumpur?”“Meskipun dia tahu lalu kenapa? Mandi lumpur bukan termasuk bagian dari dosa seperti yang biasa kakak lakukan?” Juleha mengangkat wajahnya dengan sombong.Gin tertawa hingga bahunya gemetar hebat. Gadis ini masih sangat lucu seperti terakhir kali bertemu. Sebenarnya dia ingin mencoba melihat seperti apa reaksinya jika berada dibawah paksaan tubuhnya. Apakah masih akan memiliki mulut tajam dan beracun? Atau justru menangi

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   Bab 30: Mengadu

    Keheningan diseberang sana membuat Kal gugup. Bagaimana jika Raya bertanya kenapa dia tahu keberadaannya? Apakah dia harus berkata jujur tentang menempatkan bodyguard disekitar wanita itu? Tapi bagaimana jika Raya marah? Atau... dia berbohong saja?Kal yang selalu tegas tanpa banyak kebimbangan baru merasakan apa yang disebut dengan dilema. Meski dia kesal pada dirinya yang seperti ini, pada akhirnya dia hanya bisa menghela nafas tak berdaya.Dia memutukan untuk melihat bagaimana sikap Raya terlebih dahulu.“Baiklah, aku akan pulang.” Terdengar suara Raya. Lembut dan terkesan lelah.Kal tidak yakin psikologi seperti apa yang dimiliki Raya saat ini, kekhawatirannya hanyalah omong kosong. Wanita itu bahkan tidak bertanya bagaimana dia tau tentangnya. Tapi seperti ini juga bagus.“Tunggu ditepi jalan, aku sudah memesankan taksi untukmu.” Ucap Kal. Kemudian dia menambahkan dengan lembut, “jangan khawatir, kau aman bahkan ketika menunggu ditepi jalan.”Hening lagi diseberang sana. Mungkin

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   Bab 31: Provokasi

    “Kak Raya!” Panggil Yasnuar sambil membuka pintu.“Bu!” Noval yang seharian tidak bertemu Raya mulai merindukan ibunya itu.Berbeda dengan Noval yang mencari Raya setengah berlarian dan bermain-main, Yasnuar bergerak cepat memeriksa semua ruangan. Tidak lama kemudian, dia segera kembali ke ruang tengah dimana Juleha baru saja masuk.“Kak Raya tidak ada dimanapun.” Lapor Yasnuar pada Juleha.Bukannya Yasnuar sudah mempercayai Juleha sepenuhnya, tapi karna dia tidak memiliki siapapun yang lebih bisa diandalkan saat ini.“Coba telepon lagi. Siapa tahu sudah tidak sibuk.” Saran Juleha tanpa menunjukkan kepanikan. Juleha memiliki keyakinan jika orang dewasa seperti Raya sudah mampu bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Jadi tidak perlu terlalu khawatir selama tidak ada kabar buruk.Yasnuar yang kesal melihat sikap santai Juleha segera menghubungi Raya lagi. Tersambung. Tapi masih tetap tidak dijawab. Seketika dia menjadi lebih kesal. Dia tidak mengerti. Jelas Raya mengatakan akan naik t

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   32: Pilih!

    [Ini tunangan Kal El?! Tidak mungkin! Gosip ini sangat berbahaya! Kenapa akhir-akhir ini Kal El ku terpapar gosip tidak bertanggung jawab?!][Kal El sudah dewasa! Tetanggaku seumuran Kal El sudah memiliki anak setinggi pinggang!][Diatasku konyol! Apa layak tetanggamu dibandingkan dengan Kal El?! Karir Kal El masih dipuncak kecemerlangan, sekarang belum saatnya memikirkan wanita!][Aku patah hati! Aku belum siap! Beri aku waktu untuk menerima fakta bahwa Kal El akan menjadi milik seseorang! Tidak boleh sekarang!][Diatasku tidak masuk akal! Anakku Kal El berhak bahagia! Dia berhak memiliki pacar atau bahkan istri dan anak kapanpun dia mau!]Keributan diinternet seperti gelombang tsunami. Para penggemar pacar tidak bisa menerima tunangan Kal El, penggemar karir tidak ingin karir Kal El terhambat akibat lebih fokus pada kekasihnya, sementara penggemar ibu selalu ingin yang terbaik untuk Kal El. Lalu penggemar ekstrim? Mereka menganggap Kal El tidak menghargai penggemarnya yang mendukung

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   Bab 33: Kesepakatan

    Zaki membanting ponselnya hingga hancur. Nafasnya memburu. Wajahnya merah dan mengeras penuh amarah.“Beraninya dia!” Raungnya sambil menyapu semua barang-barang dimeja hingga berserakan dilantai. Menimbulkan suara riuh yang berdenting didalam ruangan.Zaki marah pada kesembronoan Kal. Tapi pria itu memiliki kemampuan untuk bertindak sembrono! Jadi dia hanya bisa menelan amarah ini tanpa bisa melampiaskannya secara langsung pada Kal. Antara Kal dan Niana, tentu saja dia condong pada gadis yang selalu dimanjakannya sejak kecil itu. Namun, konsekuensinya adalah dia harus pusing menghadapi ancaman Kal. Pria itu bukan orang yang mudah diganggu!Setelah menenangkan nafasnya yang memburu, Zaki membuka laci dan meraih ponsel lainnya. Dengan tenang dia menghubungi asistennya. “Cari tahu dimana Gin. Buat janji bertemu. Lalu, beli ponsel baru untukku.” Ucapnya tanpa jeda ketika panggilannya dijawab.Setelah mendengar asistennya akan melakukan semua perintahnya, barulah Zaki merasa sedikit leg

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   Bab 34: Cepat Atau Lambat Akan Jatuh

    Jam enam pagi, Kal yang baru bangun terkejut melihat notifikasi pesan diponselnya. Dia membuka pesan grup dengan cepat.[Kami akan berkunjung ke rumah Noval... apa kau terkejut, Kal?] Tulis Raffa. Dari tulisannya, jelas pria itu sangat penuh semangat.Terkejut. Kal sangat terkejut, terutama setelah membaca pesan lainnya. Nyawa yang masih tersebar dialam mimpi segera ditarik paksa kedalam pikirannya.[Setelah menyisihkan waktu dengan susah payah, sekarang aku sedang mempersiapkan diri untuk bertemu dengan keponakanku yang tersembunyi ha ha. Juga calon ipar, tunggu... apakah ini sudah jadi ipar?] Ini Hilman. Banyak bicara seperti biasanya.Kal berdecak. Tidak perlu bersusah payah menyisihkan waktu untuk menyusahkan Raya. Bagaimana jika mereka dengan ceroboh menyebut Raya sebagai ipar mereka? Apa para penerus perusahaan ini benar-benar kurang kerjaan?[Aku tidak yakin apa yang disukai Noval, jadi aku beli semua yang aku lihat. Jangan salahkan aku. Kal kecil tidak menyukai apa-apa. Jadi t

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   Bab 35: Kunjungan Teman

    Baru saja Raya menginjakkan kakinya ke dalam toko bunga tempatnya bekerja, ponselnya bergetar. Itu adalah notifikasi pesan masuk. Dia merogoh ponselnya dari dalam tas sambil terus berjalan masuk.[Ada temanku datang, bolehkan aku membiarkannya masuk?] Pesan dari Juleha yang meminta ijin tapi terkesan tidak terlalu peduli apakah Raya memberi ijin atau tidak.Raya tahu jika Juleha tidak akan begitu peduli dengan larangannya, jadi dia tidak repot-repot melarang. Lagipula, sejak dia mengijinkan Juleha masuk ke dalam rumahnya, dia harus siap kedatangan kunjungan lain. Seperti Raffa, misalnya.[Selama tidak mempengaruhi kondisi rumah menjadi buruk, itu terserah padamu.] Balas Raya.[Oke. Jangan khawatir.]Raya membaca janji Juleha yang tidak meyakinkan sekilas lalu melupakannya. Hari ini pesanan ditoko mereka cukup padat, sampai-sampai Raya tidak sempat lagi memegang ponselnya.Ketika jam pulang tiba, barulah Raya bisa menarik nafas lega dan membuka ponselnya. Ada dua pesan masuk. Raya memb

Bab terbaru

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   Bab 51: Bukan ibu yang baik

    Suara lembut Kal yang membacakan dongeng untuk Noval menjadi lebih pelan. Kemudian, saat pria itu melirik si kecil yang meringkuk dipelukan Raya dengan mata terpejam dan nafas teratur, dia berhenti membaca.“Dia tertidur.” Gumam Kal lembut. Pria itu menundukkan kepalanya dan mencium puncak kepala Noval.“Ya. Karena kau pintar membacakan cerita dengan berbagai suara dan emosi.” Puji Raya sambil menggaruk lembut rambut Noval.Setelah mencium kepala Noval, Kal mendongak. Sehingga posisinya kini satu garis lurus dan ambigu dengan wajah Raya. Senyumnya mengembang main-main terutama saat melihat rona malu-malu Raya.“Karena kau ada disini sehingga membuatnya merasa aman. Raya, kau ibu yang baik.” Ucap Kal.Dia ingin memberi segala jenis pujian untuk wanitanya ini, sehingga Raya bisa penuh percaya diri dalam mengasuh putranya. Melepaskan apapun yang membelenggunya dan menghalangi kasih sayangnya untuk secara utuh diberikan kepada Noval.Mendengar ucapan Kal, senyum Raya menegang. Dia yang pa

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   Bab 50:

    Raya menggandeng Noval keluar dari bandara. Dia menghela nafas. Setelah lima tahun berlalu, akhirnya dia kembali ke sini. Tempat yang pernah dia tinggalkan dengan membawa luka.Dalam lima tahun, ada banyak tempat baru yang tidak Raya kenali. Namun tentu saja banyak tempat lama yang familiar bagi Raya.Setelah ragu-ragu sesaat, pada akhirnya Raya berkata pada teman Doni yang menyetir, “bisakah kita berputar melewati jalan S?”Meski Raya tidak begitu yakin tentang tujuan mereka, karena Kal telah meyakinkannya bahwa semua hal sudah diurus, maka dia tidak perlu memikirkan apapun lagi. Dengan begitu, pikirannya yang tidak sibuk memiliki waktu luang memikirkan masa lalu.Tentu saja masa lalu ini dia pilah. Hanya kenangan bahagianya saja yang dia pikirkan.“Oke.” Sahut Hari, supir yang dikirim Kal menjemput Raya yang juga merangkap sebagai salah satu bodyguard Raya kedepannya.Sebenarnya Raya agak tidak nyaman dengan pria-pria baru yang Kal tempatkan disekitarnya. Bersama Doni, dia sedang be

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   Bab 49: Kebahagiaan Seumur Hidup

    “Aku menyarankan untuk memberikan buket anyelir. Itu melambangkan penghormatan. Bagaimana menurutmu?” Ucap Raya berusaha ramah meski kesannya pada Hans sudah jatuh ke titik terendah sejak Hani mengakan pria ini mungkin menyukainya.“Itu bagus. Buat saja sesuai rekomendasimu.” Ucap Hans dengan senyum ramah. “Kudengar, karyawan disini memiliki libur sesuai tanggal. Apakah benar?”“Itu benar.” Raya mengangguk sambil memilih bunga anyelir.“Lalu tanggal berapa biasanya hari liburmu?” Tanya Hans.Gerakan Raya terhenti saat mendengar pertanyaan Hans. Matanya menyipit tajam. Seolah dia akan meremas bunga cantik ditangannya karena marah. Ya, Raya tidak suka jika ada pria yang tidak dia kehendaki memberikan perhatian ekstra padanya. Dia tidak ingin disukai oleh orang yang tidak dia sukai. “Raya?” panggil Hans dengan ragu.Mengingat saat ini dia sedang bekerja, Raya menahan semua ketidaksenangannya dan menatap Hans dengan senyum kaku.“Tunggu sebentar, aku akan memberikan pita dan buketnya se

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   Bab 48: Pelanggan

    Raya melambaikan tangannya pada Noval dan Yasnuar yang pergi ke sekolah. Setelah keduanya tidak terlihat lagi, dia masuk dan mulai berganti pakaian, siap-siap pergi bekerja.Juleha yang baru menghabiskan sarapannya menoleh saat melihat Raya masuk. “Mereka sudah berangkat?” tanyanya.“Ya. Apa kegiatanmu hari ini?” Raya balik bertanya sambil masuk ke dalam kamarnya.Berbicara agak keras, Juleha menyahut, “Aku akan menyelesaikan pembayaran tempat calon cafenya.”“Berapa sewanya setahun?” “Raffa bilang lebih hemat membelinya saja. Jadi aku membelinya.” Ucap Juleha sambil beranjak ke dapur untuk mencuci piring bekas sarapannya.Raya terdiam. Baiklah, otaknya masih berpikir sesuai standarnya sendiri yang sama sekali tidak berlaku untuk Juleha. Selesai bersiap, Raya keluar dan mendapati Juleha sudah duduk manis disofa, menggeser-geser layar ponselnya.“Jam berapa kau pergi?” “Masih jam sepuluh nanti. Raya, suamimu mendepak Niana dari kru film.” Ucap Juleha tiba-tiba.“Berhenti bicara sem

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   Bab 47: Tanpa Perlindungan

    “Dikeluarkan dari kru?!” Tanya Zaki dengan suara yang semakin suram. “Ya, hari ini baru saja aku bersiap untuk syuting namun asisten sutradara menyampaikan pemutusan kontrak dan penggantian kerugian. Jika aku tidak mau meninggalkan kru secara sukarela, mereka mengatakan bahwa aku pada akhirnya akan pergi tanpa uang ganti rugi sepeserpun! Mereka mengancamku! Beraninya mereka mengancamku! Kakak lakukan sesuatu untukku!” Niana berkata dengan marah. Dia sangat marah sampai-sampai merasa kepalanya akan meledak karena terlalu mendidih.Zaki terdiam. Dengan apa yang terjadi pada Niana, sudah dipastikan bahwa semua skandal yang meledak adalah ulah Kal. Pria itu marah padanya karena sesuatu yang berhubungan dengan Niana.“Aaggh! Kal bajingan!” raung Zaki sambil melemparkan ponsel ditangannya sebagai luapan dari kekesalannya yang seolah banjir bandang. Meluluh lantakkan pikiran dan moodnya.Dia membuka laci lainnya dan meraih ponsel cadangan. Setelah mengutak-atik sebentar, dia menghubungi ora

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   Bab 46: Zaki Dalam Krisis

    “Apa yang kau inginkan dengan menjemputku secara pribadi?” tanya Kal dingin pada Seno.“Bos, biarkan aku yang menangani Zaki? Aku sudah gatal karena terlalu lama tidak membuat masalah.” Gerutu Seno sembari menginjak pedal gas meninggalkan bandara dan menuju lokasi syuting.Tiwi yang duduk dengan tenang dikursi paling belakang hanya bisa membatin, berapa banyak didunia ini orang yang ingin hidup tenang? Tapi Seno justru pusing karena hidup tenang. Sangat diluar kebiasaan.“Tidak diperlukan. Kali ini bukan untuk membuatnya tidak bisa bangkit. Hanya sedikit mencederainya saja.” Gumam Kal tanpa fluktuasi sembari sibuk dengan ponselnya. Omong-omong dia perlu melapor pada pacar tercintanya.[Aku sudah keluar bandara dan hampir sampai ke lokasi syuting. Apa yang sedang kau lakukan?]Tidak terlalu lama balasan Raya datang.[Membereskan mainan Nono yang hampir tidak memiliki tempat untuk meletakkannya. Tadi, aku sedikit berdiskusi dengan Juleha tentang calon cafenya.]“Lalu kapan kau akan menj

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   Bab 45: Panggilan yang Bermasalah

    Karena pemanjaan Kal, pada akhirnya Noval memboyong beberapa mainan besar. Raya hanya bisa menghela nafas tak berdaya. Dia ingin mengguncang kepala putranya agar segera sadar jika pria kecil itu bukan pangeran dari suatu negri yang bebas menghabiskan uang.“Jangan menatap Noval seperti itu. Kau bisa melubangi tubuhnya dengan tatapanmu.” Kekeh Kal. Dia memeluk Noval seolah melindungi si kecil dari monster jahat.Raya tertawa hambar. Baiklah, tidak perlu berdebat dengan orang kaya tentang apa yang bisa dan tidak bisa dibeli. Mereka tidak akan mengerti.Barang-barang Noval diberikan pada jasa pengiriman dan akan diantarkan pada sore hari. Jadi mereka bertiga bisa melenggang santai mencoba berbagai jajanan. Ketika hampir waktunya, mereka pergi ke bandara. Kal memeluk Noval dan mencium kepalanya. “Sampai jumpa lain kali. Mungkin sebulan kemudian.”“Bulan... Taimaiteroy?” ucap Noval dengan wajah bingung.Kal tertawa dan mencubit pipi anak itu gemas, “rajinlah ke sekolah. Ketika kau bisa me

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   Bab 44: Si Kecil yang Pandai Menarik Simpati

    Pagi itu, Juleha mengantar Raffa ke bandara. Sementara Raya, Kal dan Noval pergi sarapan. Mereka memasuki toko sarapan sederhana yang ramai. Raya yang merekomendasikan tempat ini.“Bagaimana menurutmu?” tanya Raya ketika Kal mencicipi pancake dengan sirup maple. “Enak.” Sahut Kal. Rasanya masih standar. Bisa dimakan. Jadi dia mengatakan enak.“Beberapa kali Hani memesan takeaway dari sini. Aku cukup menyukainya. Rasanya enak dan harganya lebih murah.” Celoteh Raya.“Bu, bu, es lim.” Pinta Noval sambil menarik-narik tangan Raya.“Nono, ini masih pagi. Nanti sakit perut. Makan siang nanti bubu belikan es krim, oke?” bujuk Raya.“Es Lim.” Pinta Noval dengan wajah cemberut dan mata mulai berkaca-kaca.Raya mendesah. Ini dia, scene dimana semua orang akan begitu bersimpati dan menganggap Raya sebagai penjahat dimulai. Noval dengan kesengsaraannya yang tak tertandingi.“Nono.” Desan Raya tak berdaya.Tapi pria kecil itu sepertinya sangat bertekad untuk mendapatkan es krim. Dia tidak mengam

  • Calon Iparku Adalah Ayah Anakku   Bab 43: Perekrutan

    Raffa tertawa mendengar ucapan Juleha. Dia mengulurkan tangan mengusap pipi lembut gadis itu.“Khawatir padaku?” Tanyanya.Juleha berdecak. “Apa tidak merasa canggung kalian dua pria besar tidur disofa kecil itu? Lagipula yang benar-benar panjang hanya satu. Sisanya tidak sepanjang itu.”“Kalau begitu biarkan aku tidur dikamarmu. Jadi aku tidak perlu tidur disofa yang canggung.” Ucap Raffa dengan tatapan main-main.Juleha menatap Raffa nyalang selama hampir satu menit. Raffa sendiri sangat sabar. Mendapatkan tatapan ganas itu, dia hanya tersenyum menunggu keputusan Juleha.Kemudian wanita itu berbalik, masuk ke dalam kamar tanpa menutup pintu. Tentu saja dengan senang hati Raffa mengekorinya. Masuk ke dalam kamar Juleha dan menutup pintu. Sepertinya malam ini dia akan bermimpi indah.Sementara itu, dikamar lain, Kal membaringkan Noval dengan hati-hati. Raya melepaskan sepatu anak itu, kemudian mengelap tangan dan kakinya dengan handuk basah.Setelah selesai mengurus Noval, Raya berbal

DMCA.com Protection Status