Sepulang sekolah , Leysa berjalan keluar melewati pintu gerbang sekolah dengan langkah gontai dengan wajah yang muram. Leysa terus menyusuri jalan dengan pikiran yang melayang layang memikirkan kejadian di ruangan Veno tadi.
" kak tolongin kak ! " ujar seorang gadis perempuan yang meminta pertolongan bersembunyi di belakang Leysa membunyarkan pikiran Leysa.
" kamu kenapa ? " tanya Leysa pada gadis perempuan itu yang tak lain adalah Vinia
" itu kak-- "Vinia menunjuk dua pria yang menggunakan seragam sekolah menegah atas.
dua pria itu menghampiri Leysa dan Vinia yang tidak lain adalah Bara dan Ray dengan wajah yang kesal dan nafas yang tersengal sengal akibat berlari mengejar Vinia.
" Bara , Ray ngapain kalian ganggu dia " ujar Leysa merasa kesal dengan Bara dan Ray.
" aku gak ganggu dia , dia yang mulai duluan " Bara menunjuk Vinia yang berdiri dekat Leysa.
Leysa menatap Vinia.
" aku kan gak sengaja kak " Vinia menundukkan kepalanya.
" gak sengaja ... gak sengaja " Bara menatap tajam pada Vinia yang terlihat semakin menunduk dan ketakutan.
" Bara ! " bentak Leysa menatap tajam pada Bara membuat Bara , Ray yang berada di dekat Bara serta Vinia tersentak kaget mengelus dada mereka masing masing.
" Sebenarnya apa yang terjadi , sehingga kamu begitu marah pada dia " Sambung Leysa dengan suara yang sudah menurun dari sebelumnya.
" jadi gini Ley , dia itu katanya gak sengaja menendak batu hingga batu itu mendarat di kepala gue nihh " Bara berbicara sambil menunjuk kening nya yang terlihat benjolan berwarna merah.
" tapi Vinia gak sengaja kak , tadi kan aku juga sudah minta maaf kak " Vinia menatap Bara dengan mata yang berkaca kaca ingin mengeluarkan air matanya.
" iya memang gak sengaja tapi nihh kepala---- "
" sudahlah Bara, itu juga kepala gak kenapa napa , cuma benjol dikit doang , besok juga sembuh , kamu kan laki laki, berani sama perempuan ? " tanya Leysa.
" tapi Ley --"
" kamu gak kasihan dengan dia, dia sampai mau nangis gitu dengar suara kamu , lagian dia juga sudah minta maaf kan " Leysa berbicara dengan Bara tetap dengan suara khasnya yaitu tegas.
Bara tampak berpikir dengan ucapan Leysa , lalu menatap Vinia yang masih menunduk dengan raut wajah menahan tangisnya.
" yaudah aku maafin " Bara berkata dengan suara datarnya. " kalau gitu aku balik duluan Ley , sebelum aku berubah pikiran lagi , ayo Ray " Bara dan Ray pun berlalu dari hadapan Leysa dan Vinia , Sebelum pergi Bara melanyangkan tatapan tajam pada Vinia.
" awas aja kamu , kalau kita ketemu lagi , aku akan buat perhitungan sama kamu " Bara berkata dalam hati dengan seringai licik di bibirnya.
Setelah Bara dan Ray pergi , Vinia menatap Leysa dengan tersenyum.
" makasih kak , oh ya nama kakak siapa ? nama aku Vinia " Vinia mengulurkan tangan nya pada Leysa.
" sama sama , nama kakak Leysa " Leysa menerima uluran tangan dari Vinia.
" kakak juga sekolah di LaceShcool ? " tanya Vinia melihat seragam sekolah yang di kenakan Leysa sama dengan yang di kenakan nya.
" iya " jawab Leysa dengan tersenyum.
entah mengapa Leysa langsung merasa akrab dengan Vinia , begitu pun Vinia merasakan hal yang serupa.
setelah beberapa lama berjalan sambil berbincang bincang , sebuah mobil mewah berhenti di samping mereka. Vinia sudah tau siapa pemilik mobil tersebut yang tidak lain adalah Veno.
" Vinia , kakak kan sudah bilang tunggu kakak di taman biasa " ujar Veno setelah turun dari mobil.
" iya kak maaf " ucap Vinia menampilkan deretan gigi nya.
" Vinia aku duluan yaaa " Leysa langsung melangkahkan kaki nya dengan cepat berusaha untuk menjauh dari Veno.
Veno yang melihat reaksi dari Leysa hanya menatap sosok Leysa yang sudah berjalan menjauh dan hilang dari pandangannya setelah memasuki taksi.
" kakak kenapa ? " tanya Vinia merasa heran dengan tatapan kakaknya terhadap Leysa.
" apa kakak kenal dengannya ? " tanya Vinia lagi setelah pertanyaan yang pertama tidak mendapat jawaban.
" cepat masuk !! " Seru Veno membuka pintu mobil.
Vinia dan Veno pun masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya pulang ke mansion Lacerta.
***
Leysa yang sudah sampai di rumahnya segera masuk dan menuju kamarnya dan menutup pintu kamar dengan sangat kasar. jam segini Alina belum pulang dari kantor, apalagi Leysa baru saja mendapat kabar dari Alina bahwa hari ini dia akan pulang sedikit lama dari biasanya.
Setelah membalas pesan ibunya , Leysa menuju kamar mandi membersihkan diri dan keluar setelah dan berganti pakain.
Leysa duduk di meja rias melihat pantulan dirinya dari cermin. Leysa menyentuh bibirnya dan air mata pun jatuh membasahi pipinya, Leysa merasa sedih serta amarah di dalam hatinya yang paling dalam.
" Dasar Bule gak ada Akhlak " geram Leysa dalam hati , tanganya mencengkram botol air mineral yang selalu Leysa siapkan di dalam kamarnya dengan sangat kuat.
Sangking kuat nya , botol air mineral yang penuh itu langsung pecah dan menghemburkan isinya hingga mengenai wajah Leysa.
" sial banget sih nasib gue ! " seru Leysa kesal .
***
Veno yang sudah berada di dalam kamarnya , merutuki perbuatan nya terhadap Leysa . Veno benar benar merasa bersalah dengan tindakan nya terhadap Leysa tadi pagi di ruangan nya di LaceAhcool.
Flashback off
lalu hukumannya apa pak ? " tanya Leysa .
" hukumannya , apa yaa " Veno tampak berpikir keras , terlintas dipikiranya hukuman yang cocok untuk Leysa. Senyum licik menghiasi bibir Veno.
" kayaknya bapak ini merencankan sesuatu yang licik " gumam Leysa dalam hati menebak arti dari senyuman Veno.
Veno berjalan mendekat ke arah Leysa dengan tatapan mata nya menatap lekat kedua bola mata Leysa.
melihat Veno yang semakin dekat dengan tubuhnya , secara reflek Leysa memundurkan tubuhnya ke belakang menatap Veno yang semakin mendekati dirinya. Veno yang melihat Leysa berjalan mundur semakin ingin menggoda Leysa.
Leysa terus berjalan mundur , hingga tidak dapat lagi mundur karena sekarang dirinya sudah berada di dinding ruangan itu hingga dirinya harus bingung harus bagaimana , karena sekarang Veno mengunci pergerakan Leysa menggunakan kedua tangan nya.
Veno yang awalnya hanya ingin menggoda Leysa , tanpa dia sadari, ada setan apa yang ada di dalam dirinya yang membuat dirinya mendekatkan wajah nya semakin dekat dengan Leysa dan berhenti saat bibirnya sudah menempel sempurna di suatu tempat.
Leysa langsung diam mematung ketika benda kenyal menyentuh bibirnya. karena ini adalah ciuman pertamanya hingga membuat dia tidak bisa berbuat sesuatu dan hanya diam mematung . Dengan penuh gairah Veno memperdalam ciuman itu.
Leysa yang sadar setelah beberapa detik mematung mendorong tubuh Veno dengan sangat kuat , tapi kekuatan Veno lebih kuat darinya. Leysa tidak mau putus asa , Leysa menendang junior milik Veno hingga membuat Veno meringis kesakitan dan melepaskan ciuman nya .
Leysa yang sudah berhasil melepaskan diri , langsung membersihkan bekas ciuman Veno dengan tangannya dan berjalan keluar ruangan dengan mata berkaca kaca menahan tangis nya. Leysa sangat ingin menonjok Veno saat ini, tapi dia mampu mengurungkan niatnya itu karena dia tau ini sekolah dan Veno itu pemilik dari sekolah ini, Leysa dapat menyimpulkan itu dari ruangan yang dia baru masuki yang merupakan ruangan khusus sang pemilik LaceShcool.
Lee yang menunggu di luar karena guru BK yang mengantar Leysa ke sini ada kepeluan lain , melihat Leysa yang keluar dengan mata yang berkaca kaca terlihat kesal, menimbulkan pertanyaan di benaknya.
Lee pun segela masuk ke dalam dan mendapati tuannya yang sedang memegang junior nya menahan sakit , terlihat dari wajah nya.
" tuan anda tidak apa apa ? " tanya Lee segera menghampiri Veno.
" tidak ... tidak , saya baik baik saja " jawab Veno masih dengan wajah kecutnya.
" sepertinya telah terjadi sesuatu , " gumam Lee dalam hati.
flashback on
" akhhhh " teriak Veno mengusap rambutnya kasar. dan berbaring di atas tempat tidurnya menatap langit langit kamar dengan tatapan nanar. Dan seketika wajah Leysa terlukis di langit langit yang sedang dia tatap.
" akhhh...sepertinya aku sudah gila gara gara gadis itu "
tokk tokk !!!Suara ketukan pintu membuat Veno menoleh ke arah pintu kamarnya yang di ketuk seseorang." Masuk ! " seru Veno masih menatap pintu itu." kak " teriak Vinia setelah membuka pintu kamar membuat Veno tersentak terkejut." kak " rengek Vinia pada Veno setelah duduk di atas ranjang Veno yang sedang berbaring di atasnya." apa ? " tanya Veno menautkan kedua alisnnya." aku mau nanya " ucap Vinia menggantung ucapan nya , membuat Veno semakin penasaran dan bangkit dari tidurnya." apa ? " tanya Veno semakin penasaran." apa benar kakak mencuim kak Leysa di ruangan kakak , tadi pagi ? " Vinia menatap kakak nya dengan intens menunggu jawaban dari kakak nya.Pertanyaan Vinia membuat Veno tersentak kaget dan terkejut. " apa Leysa yang memberitahu nya " Veno menerka nerka dalam hati . " tapi mas
" ayo pak , berangkat ! " Veno langsung berjalan ke pintu keluar mansion tanpa memperhatikan semua orang yang menatap nya dengan aneh." apa kau nyakin ingin ke rumah gadis itu dengan pakain itu ? " tanya Aswindra kepada Veno.Veno langsung menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Aswindra, Qanita, Vania serta Lee yang terlihat seperti menertawakan suatu hal." aku yak-- " perkataan Veno terhenti ketika melihat ke arah bawah yang hanya menggunakan boxer. Veno yang tadi terburu buru mengganti pakaian nya ternyata lupa memakai celana nya karena panik serta ketakutan jika Aswindra papanya akan marah lagi.semua yang ada di ruangan itu sontak tertawa terbahak bahak melihat Veno yang lari terbirit birit seperti di kejar setan menaiki tangga menuju kamarnya....***...tokk... tokk...!!!" permisi &hell
" aku sudah tidak kuat lagi … Leysa kamu jaga diri baik baik ya …ingat selalu pesan ibu ya Leysa … " ucap Alina lalu menutup kedua matanya." ibu… ibu… " Leysa menguncang lengan ibunya semakin menangis histeris." Alina …!! " teriak Alina tak kalah histeris." biar saya periksa dulu !! " Dokter yang baru datang langsung memeeiksa keadaan Alina lalu menggelengkan kepalanya kepada semua orang yang ada di ruangan itu dan berlalu meninggalkan mereka semua , membari ruang untuk berusaha melepaskan dan mengiklaskan orang yang di cintai nya itu pergi.Leysa yang mengerti arti gelengan itu, langsung menangis sejadi jadinya , membuat seisi ruangan itu semakin dramatis.Aswindra memeluk tubuh Qanita dengan lembut, Aswindra ikut merasakan kesedihan yang terjadi di hadapannya itu. begitu pun dengan Veno, Vinia serta Lee." ibu… ibu&hell
sesampainya di mansion Lecerta , Vinia menemani Leysa ke kamar nya yang sudah di bersihkan sebelumnya. Di bantu oleh pelayan , Leysa membawa koper nya masuk ke dalam kamar di temani Vinia.Di dalam kamar, Leysa memasukkan pakaian nya ke dalam lemari di bantu Vinia." Vinia… sebaiknya kamu istirahat dulu , kamu pasti lelah dari semalam kamu juga kurang tidur " ucap Leysa pada Vinia." ya udah deh kak … aku ke kamar dulu ya …" pamit Vinia di jawab anggukan oleh Leysa.Vinia lalu keluar dari kamar Leysa. Setelah Vinia pergi kekamar nya , Leysa kembali melanjutkan memasukkan pakaian nya ke dalam lemari .Setelah selesai merapikan pakaian nya, beralih pada koper yang berisi buku dan perlengkapan lainnya serta beberapa bingkai foto Leysa bersama ibu nya.Leysa meletakkan buku nya di meja belajar yang terdapat di kamar itu serta bingkai foto ibunya. Pan
" ada nona Anggelia " ujar Lee ." mau apa dia kemari ? " tanya Veno dengan nada tidak suka." Anggelia bilang ada hal penting yang harus dia bicarakan dengan anda tuan " ujar Lee." bilang saya lagi sibuk " veno kembali pada pekerjaan nya." baik tuan " Lee hendak keluar namun, langkah nya terhenti saat seseorang membuka pintu dengan kasar yang di cegal oleh penjaga yang berjaga di luar." maaf tuan … perempuan ini memaksa untuk masuk tuan " tutur penjaga itu." iya gak apa apa … kau boleh kembali " ucap Veno pada penjaga itu .setelah penjaga itu pergi Veno beralih pada sosok wanita cantik yang ada di depan nya sekarang." ada apa kau kemari ? " tanya Veno menatap wanita yang berdiri di depan nya." aku hanya ingin bicara padamu … sebentar " jawav Anggelia." kau ingin bicara apa … katakan " Veno berkata dengan suara datar nya." aku hanya ingin bicara berdua saja dengan mu " A
Veno saat ini sedang berada di meja makan seorang diri, menunggu kedatangan Vinia dan Leysa untuk makan malam." maaf tuan … nona Leysa tidak membuka pintu kamar nya tuan … dan tidak ada jawaban dari dalam kamar tuan " ucap Bi Mia salah satu asisten rumah tangga di Mansion Lacerta yang di suruh oleh Veno memanggil Vinia dan Leysa untuk makan malam."Biar aku periksa… " Veno berkata sambil berjalan menuju kamar Leysa di ikuti oleh Bi Mia.Di depan pintu kamar Leysa , terlihat Vinia yang srdang mengetuk pintu kamar Leysa sembari memanggil nama Leysa dengan wajah khwatir dengan keadaan Leysa." Bagaimana ? " tanya Veno pada Vinia." kak Veno… Leysa belum juga menjawab panggilan Vinia kak " ujar Vinia menatap Veno dengan cemas.Veno pun merasa cemas dan panik, apalagi Veno harus bertanggung jawab atas Vinia dan Leysa selama Aswindra dan Qanita tinggal di paris." tenang dulu Vinia … biar kakak coba
Di dalam kamar Veno masuk ke dalam ruangan favorit nya yang tersimpan banyak foto kenangan indah dengan Casandra. Veno mengambil salah satu foto Casandra dan duduk di sofa ruangan itu." mata kamu mirip sekali dengan mata Leysa… Casandra " ujar Veno memerhatikan foto Casandra yang di pengang nya dan mengingat mata Leysa yang sangat mirip dengan mata Casandra." apa sebenarnya yang terjadi padamu … Casandra " Veno mengusap foto Casandra dengan wajah sedih nya.***ke esokan hari nyaVeno yang duduk di meja makan memakan sarapan nya bersama dengan Vinia , Leysa dan Lee yang di perintahkan oleh Veno untuk sarapan di mansion Lecerta selama Aswindra dan Qanita berada di paris." apa kau nyakin ingin masuk sekolah hari ini ? " tanya Veno pada Leysa." kau bicara dengan aku ? " tanya balik Leysa saat diri nya di tatap oleh Veno, Vinia serta Lee. di jawab anggukan oleh Veno." iya aku yakin " jawab Leysa melanjutkan memes
Sesampai nya di mansion Lacerta, Veno , Vinia serta Leysa masuk ke dalam Mansion. Leysa langsung masuk ke dalam kamar nya. sementara Veno dan Vinia tampak duduk berbincang di sofa keluarga." kak … akhir pekan kita liburan ke pantai ya kak " pinta Vinia kepada Veno." kak… Veno ! " teriak Vinia pada Veno karena tidak merespon ucapan nya." Apa " ucap Veno menatap Vinia." akhir pekan ini kita liburan di pantai kak … please " ucap Vinia memasang muka memelas." kita ? " tanya Veno." iya kita… aku ,kak Veno dan kak Leysa " ucap Vinia." saya gak bisa " jawab Veno bermain dengan ponsel nya." ayolah kak … sekali kali kita pergi ke pantai kak… ajak kak Leysa juga… kasihan kak Leysa kak… dia masih berduka… mudah mudahan kalau kita ajak dia liburan bisa sedikit menghilangkan rasa sedih nya kak…, tadi di sekolah kata Hawla dan Sarla , Leysa tidak semangat belajar k
Setelah makan malam, Leysa kembali ke kamarnya belajar untuk menghadapi ujian akhir sekolah yang akan di adakan minggu depan. Sesekali ia melirik bingkai foto dirinya serta ibunya yang tersenyum lebar di sebuah taman hiburan, sebuah kebersamaan antara dirinya dan ibunya yang tidak dapat lagi ia rasakan di kehidupan."Mama, hari ini status Sasa (nama panggilan Alina untuk Leysa) bertambah maa, yang semulanya hanya anak perempuan mama kini bertambah menjadi seorang istri dari anak yang katanya teman mama" batinnya memilin cincin bermatakan berlian yang melingkar di jarinya sembari mengedip ngedipkan matanya yang terasa perih, menahan agar air matanya tidak keluar. "Mama gak marah kan? Karena melanggar janji Sasa untuk menikah muda sebelum Sasa sukses dan ngebanggain Mama" Ia mengingat saat ia mengucapkan janji itu di hadapan Alina.Cekklekk!!!Leysa mengalihkan pandangan dari bingkai foto itu ke arah pintu kamar yang di buka oleh se
Sebulan kemudian...Di kediaman keluarga Lacerta, tepatnya di dalam mansion Lacerta sebuah acara pernikahan di gelar, acara itu tidak begitu mewah dalam kurung sederhana.Pernikahan itu hanya menghadirkan Kedua orang tua Veno, Vinia yang hanya duduk dengan segala pertanyaan di benaknya, Ada apa ini?Dan juga Lee si asisten pribadi Veno serta seorang penghulu dan beberapa orang saksi dari KUA untuk melaksanakan jalannya pernikahan.Orang tua Aswindra tidak dapat hadir di karenakan ibunya sedang sakit dan dirawat di sebuah rumah sakit di paris hingga ayahnya juga berhalangan untuk datang. Sedangkan untuk Qanita, ia yatim piatu sejak berusia 10 tahun bersamaan dengan Alina saat itu, kedua orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan berutun.Dan untuk ayahnya Leysa sendiri, mereka hanya tau kedua orang tua Leysa berpisah, dan saat di tanya oleh Veno di mana keberadaan ayahnya untuk di jadikan wali nikah buat Leysa, Leysa hanya men
"Kamu setuju tidak!"Leysa terdiam sedang memikirkan langkah apa yang harus ia ambil. Apakah menikah dengan Veno? Tapi ia tidak mencintainya, taukah tidak menikah dengannya? Tapi kalai ia hamil gimana. Hingga beberapa detik berlalu, masih belum sepatah kata apapun yang keluar dari mulut Leysa membuat Veno jengah dengan situasi yang ia hadapi saat ini."Diam mu saya anggap setuju!" Titah Veno."Tapi-""Usshh" Veno menempelkan jari telunjuknya di bibirnya." Jangan banyak protes"."Siapa juga yang protes! Hanya saja saya punya satu permintaan" ucap Leysa."Permintaan apa?""Kita tidur di kamar yang berbeda, kamu di kamar mu dan aku disini" Veno tampak berpikir menimbang nimbang permintaan yang diajukan Leysa. Ini memang akan sulit bagi Leysa untuk menjalani pernikahan ini, apalagi mengingat usianya yang masih terbilang belia untuk menjalin s
ke esokan harinya.Leysa yang sudah terbangun dari tidurnya, ia duduk di atas kasur dengan memeluk kedua kakinya, menenggelamkan wajahnya di atas lutut di iringi oleh suara isak tangis sesegukan. Ia meratapi nasib yang tengah menimpanya.Beberapa waktu lalu ia baru saja kehilangan ibunya, orang yang paling berjasa, berarti, dan yang paling ia sayangi serta jangan lupakan, ibunya lah orang yang ia punyai satu satunya di dunia ini, setelah perginya saudari serta ayahnya yang menghilang tanpa jejak, tapi itu sudah tidak berlaku sekarang, karena ibunya telah meninggalkannya di dunia ini seorang diri dan menitipkannya pada sebuah keluarga yang ia kenal ibu dari keluarga itu adalah sahabat ibunya.Dimana anak dari keluarga itu telah mengambil kesucian dirinya. Sungguh sebuah takdir yang sangat tragis."kenapa harus aku! Kenapa harus aku!" Batin Leysa terisak pilu.Tokkk!! tokkk!!Leysa
Setelah Veno membersihkan diri, Veno menuju di ruang kerjanya dimana Aswindra berada. Sementara Leysa dan Qanita masih berada di dalam kamar Veno.Di ruang kerja Veno, Aswindra duduk di sofa yang terdapat di ruangan itu dengan tatapan kosong menatap kedepan memikirkan apa yang baru saja di lakukan oleh putra satu satunya.Cleeekkk !"Paa " panggil Veno setelah masuk ke dalam ruang kerja miliknya, Veno berjalan menghampiri Aswindra dan ikut duduk di samping papanya."Veno…! apa yang kau pikirkan… kenapa kau tega melakukan hal itu kepada Leysa yang masih duduk di bangku SMA hah " Aswindra berbicara penuh emosi, mengeluarkan emosi yang sudah mendidih di tahannya sejak tadi di kamar Veno."Paa… Veno tahu apa yang Veno lakukan saat ini salah … tapi Veno terpaksa melakukan ini paa " Lirih Veno menunduk tidak berani menatap ayahnya.
Mobil Veno memasuki kawasan perumahan elit dan berhenti di salah rumah megah berlantai 3 yang menjulang tinggi. Veno dan Leysa turun dari mobil."Ini rumah siapa ? "Tanya Leysa. Namun lagi lagi tidak di jawab oleh Veno.Veno berjalan masuk kedalam rumah itu yang di ikuti oleh Leysa di belakangnya. Veno dan Leysa berhenti setelah berada di sebuah pintu kamar yang berada di lantai 3.Veno membuka kamar itu dan menyuruh Leysa masuk ,namun mendapat penolakan dari Leysa. Mendapat penolakan dari Leysa membuat amarah Veno memuncak. Ia sudah tidak bisa berpikir jernih lagi sekarang.Sebenarnya saat Leysa berada di taman bersama Bara . Saat itu Veno sedang mengendarai mobilnya menyusuruh jalan, tiba tiba pandangan mata Veno menangkap sosok yang dicarinya sedang duduk di sebuah taman bersama dengan seorang laki laki yang Veno sudah menebak jika laki laki itu adalah Bara.Veno ada di sana melihat sem
Di lain negara lebih tepatnya di negara paris, dua orang yang berstatuskan sebagai suami istri itu sedang menghabiskan waktu menonton acara televisi.Dring !Sebuah pesan masuk di ponsel sang istri, Qanita mengecek ponselnya, senyum mengembang di wajahnya setelah melihat pesan yang masuk dari ananknya bungsunya." paa… lihat ini ! " Qanita memperlihatkan rekaman video kepada Aswindra." itu benar Veno maa ? " tanya Aswindra tidak percaya dengan apa yang di lihat nya yang di jawab anggukan oleh Qanita." papa senang , akhirnya Veno bisa kembali tersenyum maa " ujar Aswindra pada Qanita." iya paa , semenjak kepergian Casandra , mama baru lihat Veno tertawa riang , semoga Leysa membawa kebaikan bagi Veno " Ucap Qanita di jawab anggukan oleh Aswindra.Aswindra dan Qanita merasa bersyukur atas kehadiran Leysa di hidup mereka, yang bisa mengembalikan Veno yang dulu sebelum Casandra pergi dari Veno.***Setelah lelah be
" kalau jalan itu pake mata dong " ujar seorang yang menabrak Leysa yang ternyata seorang perempuan." main nabrak nabrak orang aja " sambung wanita itu dengan kesal menatap tajam ke arah Leysa." bukan nya yang nabrak saya itu kamu yaa , kenapa malah kamu yang marah , seharusnya saya yang marah " balas Leysa dengan datar tanpa ekspresi kepada wanita cantik di depan nya yang menggunakan pakaian yang melekat di butuhnya hingga memperlihatkan lekuk tubuh nya yang seksi ." ada apa ini " ucap Veno menghentikan perdebatan Leysa dan Perempuan itu." Veno… ! " pekik perempuan itu yang ternyata mengenal Veno dan sebaliknya.Veno hanya diam dengan ekspresi datar nya melihat kepada perempuan yang menabrak Leysa yang ternyata adalah Kirana , perempuan yang selama ini selalu mengejar Veno selama Casandra pergi yang keberadaan nya tidak di ketahui sampai sekarang , namun Veno tidak pernah meladeni Kirana , karena Veno tahu , Kirana hanya
Sesampai nya di mansion Lacerta, Veno , Vinia serta Leysa masuk ke dalam Mansion. Leysa langsung masuk ke dalam kamar nya. sementara Veno dan Vinia tampak duduk berbincang di sofa keluarga." kak … akhir pekan kita liburan ke pantai ya kak " pinta Vinia kepada Veno." kak… Veno ! " teriak Vinia pada Veno karena tidak merespon ucapan nya." Apa " ucap Veno menatap Vinia." akhir pekan ini kita liburan di pantai kak … please " ucap Vinia memasang muka memelas." kita ? " tanya Veno." iya kita… aku ,kak Veno dan kak Leysa " ucap Vinia." saya gak bisa " jawab Veno bermain dengan ponsel nya." ayolah kak … sekali kali kita pergi ke pantai kak… ajak kak Leysa juga… kasihan kak Leysa kak… dia masih berduka… mudah mudahan kalau kita ajak dia liburan bisa sedikit menghilangkan rasa sedih nya kak…, tadi di sekolah kata Hawla dan Sarla , Leysa tidak semangat belajar k