Veno saat ini sedang berada di meja makan seorang diri, menunggu kedatangan Vinia dan Leysa untuk makan malam.
" maaf tuan … nona Leysa tidak membuka pintu kamar nya tuan … dan tidak ada jawaban dari dalam kamar tuan " ucap Bi Mia salah satu asisten rumah tangga di Mansion Lacerta yang di suruh oleh Veno memanggil Vinia dan Leysa untuk makan malam.
"Biar aku periksa… " Veno berkata sambil berjalan menuju kamar Leysa di ikuti oleh Bi Mia.
Di depan pintu kamar Leysa , terlihat Vinia yang srdang mengetuk pintu kamar Leysa sembari memanggil nama Leysa dengan wajah khwatir dengan keadaan Leysa.
" Bagaimana ? " tanya Veno pada Vinia.
" kak Veno… Leysa belum juga menjawab panggilan Vinia kak " ujar Vinia menatap Veno dengan cemas.
Veno pun merasa cemas dan panik, apalagi Veno harus bertanggung jawab atas Vinia dan Leysa selama Aswindra dan Qanita tinggal di paris.
" tenang dulu Vinia … biar kakak coba " Veno menggantikan Vinia mengetuk pintu.
" Ley… Ley… Leysa … " panggil Veno sembari mengetuk pintu dengan keras , namun hasil nya sama tidak ada tanggapan dari dalam sana.
tanpa pikir panjang , Veno mendobrak pintu itu dengan sekuat tenaga , hingga satu hentakan pintu itu terbuka. Veno , Vinia serta Bi Mia masuk ke dalam mendapati Leysa yang terbaring di atas kasur.
Veno , Vinia dan Bi Mia segera mengecek keadaan Leysa.
" Kak… bawah ke rumah sakit ! badan nya panas banget nih kak " pekik Vinia setelah mengecek keadaan Leysa.
" Bi … suruh supir siapakan mobil sekarang " Suruh Veno kepada Bi Mia.
" baik tuan … " Bi Mia berlari keluar kamar Leysa dan turun ke bawah melaksanakan perintah Veno.
Setelah Bi Mia keluar , Veno langsung menggendong Leysa dan turun ke bawah untuk membawa Leysa ke rumah sakit di ikuti oleh.
" kakak Veno … ! Vinia ikut " teriak Vinia yang sedari tadi mengejar di belakang Veno.
" ya sudah cepat … " ujar Veno.
Veno dan Vinia sekarang berada di dalam mobil dengan posisi Vinia yang duduk di sebelah sopir dan Veno duduk di bangku penumpang memangku Leysa.
sesampai nya mobil Veno di rumah sakit HospitaLace , Veno langsung membawa Leysa ke ruang IGD , di bantu oleh dr.Murny yang sudah mendapat kabar terlebih dahulu dari Veno.
" kak … Veno ! " panggil Vinia yang baru sampai di luar ruang IGD. " kak…Veno kenapa Vinia terus di tinggal sih kak… capek tau ngejar nya " celutuk Vinia nafas tersengal sengal mengerjar Veno ke ruang IGD.
" sorry… " maaf Veno.
" iya… kak Leysa gimana ? " tanya Vinia melihat ke arah pintu ruang IGD.
" masih di periksa sama dokter… kita tunggu aja " Ujar Veno duduk di kursi tunggu.
" kak… Veno ! " panggil Vinia lagi menatap Veno.
" apa ? " jawab Veno tanpa menoleh ke arah Vinia,
" gak jadi deh " ucap Vinia kembali menatap ponsel nya.
" kenapa gak jadi ? " tanya Veno kali ini menatap Vinia.
" gak tau mau ngomong apa … lupa ! " ucap Vinia dengan santai membuat Veno kesal di buat nya.
Di dalam ruang IGD , Dr. Murny sedang memeriksa keadaan Leysa yang terbaring lemah pucat di atas ranjang rumah sakit.
" bagaimana keadaan kak Leysa Dok ? " tanya Vinia berdiri dari duduk nya saat menyadari Dr. Murny keluar dari ruang IGD yang tidak di sadari oleh Veno yang masih dalam pikiran nya dari tadi.
Veno yang mendengar Vinia sedang berbicara dengan seseorang tersadar dari lamunan nya dan melihat ke arah Vinia yang sedang berbicara dengan Dr. Murny.
" Keadaan Leysa sudah membaik… " jawab Dr. Murny.
" lalu kenapa dia sampai pingsan dok ? " tanya Veno dengan wajah cemas nya.
" itu terjadi karena Leysa dehidrasi dan stres yang berlebih " jawab Dr. Murny.
setelah beberapa saat berbincang dengan Dr. Murny , Veno dan Vinia masuk ke dalam ruang IGD untuk melihat keadaan Leysa.
" kak… Leysa ! " panggil Vinia saat melihat Leysa yang hendak turun dari ranjang rumah sakit dengan selang infus di tangan nya.
" kamu mau kemana ? " tanya Veno menghampiri Leysa.
" aku mau pulang … " jawab Leysa .
" apa kau nyakin ? " tanya Veno memastikan.
" iya… saya mau pulang "
" oke kita akan pulang … saya konsultasi dulu sama dokter nya … tunggu di sini …Vinia jagain " Veno berlalu menamui Dr. Murny untuk mengkonsultasi kan keadaan Leysa.
Setelah mendapat ijin dan di beri beberapa obat dan Vitamin , Veno kembali ke ruangan IGD tempat Leysa dan Vinia berada. setelah itu mereka pun pulang ke mansion Lecerta.
***
" kita makan dulu… " ucap Veno setelah masuk ke dalam mansion.
" iya kak … aku juga lapar " ucap Vinia memegang perut nya . " ayo kak Leysa " Vinia menarik tangan Leysa menuju meja makan. Leysa hanya bisa pasrah di tarik oleh Vinia karena sebenarnya dia juga sudah lapar.
setelah makanan telah tersaji di depan mereka , Vinia,Veno dan Leysa segera menyantap makanan tersebut. Leysa yang makan hanya sedikit karena merasa kurang nafsu makan membuat nya selesai lebih awal dari Vinia dan Veno.
" tunggu… tung-gu…du-duk " ucap Veno dengan mulut yang penuh makanan menunjuk Leysa saat berdiri hendak ke kamar nya membuat Leysa duduk kembali.
" minun obat sama vitamin nya dulu " Veno mengambil obat dan vitamin yang di beri Dr. Murny tadi dan memberikan nya ke Leysa .
Leysa pun meminum obat dan vitamin yang di beri oleh Veno tanpa satu katapun yang keluar dari mulut nya , sejujur nya Leysa masih agak marah dengan perbuatan Veno yang dengan lancang mencium nya tempoh hari.
setelah meminum obat dan vitamin nya , Leysa berdiri dari duduk nya dan masuk ke dalam kamar nya , sebelum itu , Leysa pamit sama Vinia namun tidak dengan Veno.
Veno menatap Leysa berjalan menaiki tangga , ada rasa bersalah di hati nya atas kejadian saat Veno yang tiba tiba mencium Leysa.
" kak… Veno ! " teriak Vinia yang sudah memanggil nama kakak nya beberapa kali.
" apa ? " tanya Veno pada Vinia.
" kenapa kakak ngeliatin Leysa dengan segitu nya ? " tanya Vinia.
" segitu nya gimana ? " Veno mengerutkan kening nya , tidak mengerti dengan ucapan Vinia.
" ya segitu nya … tatapan Kak Veno sama Leysa itu sama dengan tatapan kak Veno ke Kak Casandra " ujar Vinia meminum air yang ada di tangan nya.
" sok tau kamu … " ucap Veno setelah meminum air minum nya dan berlalu meninggalkan Vinia sendiri di meja makan.
" ihhhh… emang benar kok … " teriak Vinia lalu berlalu meninggalkan meja makan.
Di dalam kamar Veno masuk ke dalam ruangan favorit nya yang tersimpan banyak foto kenangan indah dengan Casandra. Veno mengambil salah satu foto Casandra dan duduk di sofa ruangan itu." mata kamu mirip sekali dengan mata Leysa… Casandra " ujar Veno memerhatikan foto Casandra yang di pengang nya dan mengingat mata Leysa yang sangat mirip dengan mata Casandra." apa sebenarnya yang terjadi padamu … Casandra " Veno mengusap foto Casandra dengan wajah sedih nya.***ke esokan hari nyaVeno yang duduk di meja makan memakan sarapan nya bersama dengan Vinia , Leysa dan Lee yang di perintahkan oleh Veno untuk sarapan di mansion Lecerta selama Aswindra dan Qanita berada di paris." apa kau nyakin ingin masuk sekolah hari ini ? " tanya Veno pada Leysa." kau bicara dengan aku ? " tanya balik Leysa saat diri nya di tatap oleh Veno, Vinia serta Lee. di jawab anggukan oleh Veno." iya aku yakin " jawab Leysa melanjutkan memes
Sesampai nya di mansion Lacerta, Veno , Vinia serta Leysa masuk ke dalam Mansion. Leysa langsung masuk ke dalam kamar nya. sementara Veno dan Vinia tampak duduk berbincang di sofa keluarga." kak … akhir pekan kita liburan ke pantai ya kak " pinta Vinia kepada Veno." kak… Veno ! " teriak Vinia pada Veno karena tidak merespon ucapan nya." Apa " ucap Veno menatap Vinia." akhir pekan ini kita liburan di pantai kak … please " ucap Vinia memasang muka memelas." kita ? " tanya Veno." iya kita… aku ,kak Veno dan kak Leysa " ucap Vinia." saya gak bisa " jawab Veno bermain dengan ponsel nya." ayolah kak … sekali kali kita pergi ke pantai kak… ajak kak Leysa juga… kasihan kak Leysa kak… dia masih berduka… mudah mudahan kalau kita ajak dia liburan bisa sedikit menghilangkan rasa sedih nya kak…, tadi di sekolah kata Hawla dan Sarla , Leysa tidak semangat belajar k
" kalau jalan itu pake mata dong " ujar seorang yang menabrak Leysa yang ternyata seorang perempuan." main nabrak nabrak orang aja " sambung wanita itu dengan kesal menatap tajam ke arah Leysa." bukan nya yang nabrak saya itu kamu yaa , kenapa malah kamu yang marah , seharusnya saya yang marah " balas Leysa dengan datar tanpa ekspresi kepada wanita cantik di depan nya yang menggunakan pakaian yang melekat di butuhnya hingga memperlihatkan lekuk tubuh nya yang seksi ." ada apa ini " ucap Veno menghentikan perdebatan Leysa dan Perempuan itu." Veno… ! " pekik perempuan itu yang ternyata mengenal Veno dan sebaliknya.Veno hanya diam dengan ekspresi datar nya melihat kepada perempuan yang menabrak Leysa yang ternyata adalah Kirana , perempuan yang selama ini selalu mengejar Veno selama Casandra pergi yang keberadaan nya tidak di ketahui sampai sekarang , namun Veno tidak pernah meladeni Kirana , karena Veno tahu , Kirana hanya
Di lain negara lebih tepatnya di negara paris, dua orang yang berstatuskan sebagai suami istri itu sedang menghabiskan waktu menonton acara televisi.Dring !Sebuah pesan masuk di ponsel sang istri, Qanita mengecek ponselnya, senyum mengembang di wajahnya setelah melihat pesan yang masuk dari ananknya bungsunya." paa… lihat ini ! " Qanita memperlihatkan rekaman video kepada Aswindra." itu benar Veno maa ? " tanya Aswindra tidak percaya dengan apa yang di lihat nya yang di jawab anggukan oleh Qanita." papa senang , akhirnya Veno bisa kembali tersenyum maa " ujar Aswindra pada Qanita." iya paa , semenjak kepergian Casandra , mama baru lihat Veno tertawa riang , semoga Leysa membawa kebaikan bagi Veno " Ucap Qanita di jawab anggukan oleh Aswindra.Aswindra dan Qanita merasa bersyukur atas kehadiran Leysa di hidup mereka, yang bisa mengembalikan Veno yang dulu sebelum Casandra pergi dari Veno.***Setelah lelah be
Mobil Veno memasuki kawasan perumahan elit dan berhenti di salah rumah megah berlantai 3 yang menjulang tinggi. Veno dan Leysa turun dari mobil."Ini rumah siapa ? "Tanya Leysa. Namun lagi lagi tidak di jawab oleh Veno.Veno berjalan masuk kedalam rumah itu yang di ikuti oleh Leysa di belakangnya. Veno dan Leysa berhenti setelah berada di sebuah pintu kamar yang berada di lantai 3.Veno membuka kamar itu dan menyuruh Leysa masuk ,namun mendapat penolakan dari Leysa. Mendapat penolakan dari Leysa membuat amarah Veno memuncak. Ia sudah tidak bisa berpikir jernih lagi sekarang.Sebenarnya saat Leysa berada di taman bersama Bara . Saat itu Veno sedang mengendarai mobilnya menyusuruh jalan, tiba tiba pandangan mata Veno menangkap sosok yang dicarinya sedang duduk di sebuah taman bersama dengan seorang laki laki yang Veno sudah menebak jika laki laki itu adalah Bara.Veno ada di sana melihat sem
Setelah Veno membersihkan diri, Veno menuju di ruang kerjanya dimana Aswindra berada. Sementara Leysa dan Qanita masih berada di dalam kamar Veno.Di ruang kerja Veno, Aswindra duduk di sofa yang terdapat di ruangan itu dengan tatapan kosong menatap kedepan memikirkan apa yang baru saja di lakukan oleh putra satu satunya.Cleeekkk !"Paa " panggil Veno setelah masuk ke dalam ruang kerja miliknya, Veno berjalan menghampiri Aswindra dan ikut duduk di samping papanya."Veno…! apa yang kau pikirkan… kenapa kau tega melakukan hal itu kepada Leysa yang masih duduk di bangku SMA hah " Aswindra berbicara penuh emosi, mengeluarkan emosi yang sudah mendidih di tahannya sejak tadi di kamar Veno."Paa… Veno tahu apa yang Veno lakukan saat ini salah … tapi Veno terpaksa melakukan ini paa " Lirih Veno menunduk tidak berani menatap ayahnya.
ke esokan harinya.Leysa yang sudah terbangun dari tidurnya, ia duduk di atas kasur dengan memeluk kedua kakinya, menenggelamkan wajahnya di atas lutut di iringi oleh suara isak tangis sesegukan. Ia meratapi nasib yang tengah menimpanya.Beberapa waktu lalu ia baru saja kehilangan ibunya, orang yang paling berjasa, berarti, dan yang paling ia sayangi serta jangan lupakan, ibunya lah orang yang ia punyai satu satunya di dunia ini, setelah perginya saudari serta ayahnya yang menghilang tanpa jejak, tapi itu sudah tidak berlaku sekarang, karena ibunya telah meninggalkannya di dunia ini seorang diri dan menitipkannya pada sebuah keluarga yang ia kenal ibu dari keluarga itu adalah sahabat ibunya.Dimana anak dari keluarga itu telah mengambil kesucian dirinya. Sungguh sebuah takdir yang sangat tragis."kenapa harus aku! Kenapa harus aku!" Batin Leysa terisak pilu.Tokkk!! tokkk!!Leysa
"Kamu setuju tidak!"Leysa terdiam sedang memikirkan langkah apa yang harus ia ambil. Apakah menikah dengan Veno? Tapi ia tidak mencintainya, taukah tidak menikah dengannya? Tapi kalai ia hamil gimana. Hingga beberapa detik berlalu, masih belum sepatah kata apapun yang keluar dari mulut Leysa membuat Veno jengah dengan situasi yang ia hadapi saat ini."Diam mu saya anggap setuju!" Titah Veno."Tapi-""Usshh" Veno menempelkan jari telunjuknya di bibirnya." Jangan banyak protes"."Siapa juga yang protes! Hanya saja saya punya satu permintaan" ucap Leysa."Permintaan apa?""Kita tidur di kamar yang berbeda, kamu di kamar mu dan aku disini" Veno tampak berpikir menimbang nimbang permintaan yang diajukan Leysa. Ini memang akan sulit bagi Leysa untuk menjalani pernikahan ini, apalagi mengingat usianya yang masih terbilang belia untuk menjalin s
Setelah makan malam, Leysa kembali ke kamarnya belajar untuk menghadapi ujian akhir sekolah yang akan di adakan minggu depan. Sesekali ia melirik bingkai foto dirinya serta ibunya yang tersenyum lebar di sebuah taman hiburan, sebuah kebersamaan antara dirinya dan ibunya yang tidak dapat lagi ia rasakan di kehidupan."Mama, hari ini status Sasa (nama panggilan Alina untuk Leysa) bertambah maa, yang semulanya hanya anak perempuan mama kini bertambah menjadi seorang istri dari anak yang katanya teman mama" batinnya memilin cincin bermatakan berlian yang melingkar di jarinya sembari mengedip ngedipkan matanya yang terasa perih, menahan agar air matanya tidak keluar. "Mama gak marah kan? Karena melanggar janji Sasa untuk menikah muda sebelum Sasa sukses dan ngebanggain Mama" Ia mengingat saat ia mengucapkan janji itu di hadapan Alina.Cekklekk!!!Leysa mengalihkan pandangan dari bingkai foto itu ke arah pintu kamar yang di buka oleh se
Sebulan kemudian...Di kediaman keluarga Lacerta, tepatnya di dalam mansion Lacerta sebuah acara pernikahan di gelar, acara itu tidak begitu mewah dalam kurung sederhana.Pernikahan itu hanya menghadirkan Kedua orang tua Veno, Vinia yang hanya duduk dengan segala pertanyaan di benaknya, Ada apa ini?Dan juga Lee si asisten pribadi Veno serta seorang penghulu dan beberapa orang saksi dari KUA untuk melaksanakan jalannya pernikahan.Orang tua Aswindra tidak dapat hadir di karenakan ibunya sedang sakit dan dirawat di sebuah rumah sakit di paris hingga ayahnya juga berhalangan untuk datang. Sedangkan untuk Qanita, ia yatim piatu sejak berusia 10 tahun bersamaan dengan Alina saat itu, kedua orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan berutun.Dan untuk ayahnya Leysa sendiri, mereka hanya tau kedua orang tua Leysa berpisah, dan saat di tanya oleh Veno di mana keberadaan ayahnya untuk di jadikan wali nikah buat Leysa, Leysa hanya men
"Kamu setuju tidak!"Leysa terdiam sedang memikirkan langkah apa yang harus ia ambil. Apakah menikah dengan Veno? Tapi ia tidak mencintainya, taukah tidak menikah dengannya? Tapi kalai ia hamil gimana. Hingga beberapa detik berlalu, masih belum sepatah kata apapun yang keluar dari mulut Leysa membuat Veno jengah dengan situasi yang ia hadapi saat ini."Diam mu saya anggap setuju!" Titah Veno."Tapi-""Usshh" Veno menempelkan jari telunjuknya di bibirnya." Jangan banyak protes"."Siapa juga yang protes! Hanya saja saya punya satu permintaan" ucap Leysa."Permintaan apa?""Kita tidur di kamar yang berbeda, kamu di kamar mu dan aku disini" Veno tampak berpikir menimbang nimbang permintaan yang diajukan Leysa. Ini memang akan sulit bagi Leysa untuk menjalani pernikahan ini, apalagi mengingat usianya yang masih terbilang belia untuk menjalin s
ke esokan harinya.Leysa yang sudah terbangun dari tidurnya, ia duduk di atas kasur dengan memeluk kedua kakinya, menenggelamkan wajahnya di atas lutut di iringi oleh suara isak tangis sesegukan. Ia meratapi nasib yang tengah menimpanya.Beberapa waktu lalu ia baru saja kehilangan ibunya, orang yang paling berjasa, berarti, dan yang paling ia sayangi serta jangan lupakan, ibunya lah orang yang ia punyai satu satunya di dunia ini, setelah perginya saudari serta ayahnya yang menghilang tanpa jejak, tapi itu sudah tidak berlaku sekarang, karena ibunya telah meninggalkannya di dunia ini seorang diri dan menitipkannya pada sebuah keluarga yang ia kenal ibu dari keluarga itu adalah sahabat ibunya.Dimana anak dari keluarga itu telah mengambil kesucian dirinya. Sungguh sebuah takdir yang sangat tragis."kenapa harus aku! Kenapa harus aku!" Batin Leysa terisak pilu.Tokkk!! tokkk!!Leysa
Setelah Veno membersihkan diri, Veno menuju di ruang kerjanya dimana Aswindra berada. Sementara Leysa dan Qanita masih berada di dalam kamar Veno.Di ruang kerja Veno, Aswindra duduk di sofa yang terdapat di ruangan itu dengan tatapan kosong menatap kedepan memikirkan apa yang baru saja di lakukan oleh putra satu satunya.Cleeekkk !"Paa " panggil Veno setelah masuk ke dalam ruang kerja miliknya, Veno berjalan menghampiri Aswindra dan ikut duduk di samping papanya."Veno…! apa yang kau pikirkan… kenapa kau tega melakukan hal itu kepada Leysa yang masih duduk di bangku SMA hah " Aswindra berbicara penuh emosi, mengeluarkan emosi yang sudah mendidih di tahannya sejak tadi di kamar Veno."Paa… Veno tahu apa yang Veno lakukan saat ini salah … tapi Veno terpaksa melakukan ini paa " Lirih Veno menunduk tidak berani menatap ayahnya.
Mobil Veno memasuki kawasan perumahan elit dan berhenti di salah rumah megah berlantai 3 yang menjulang tinggi. Veno dan Leysa turun dari mobil."Ini rumah siapa ? "Tanya Leysa. Namun lagi lagi tidak di jawab oleh Veno.Veno berjalan masuk kedalam rumah itu yang di ikuti oleh Leysa di belakangnya. Veno dan Leysa berhenti setelah berada di sebuah pintu kamar yang berada di lantai 3.Veno membuka kamar itu dan menyuruh Leysa masuk ,namun mendapat penolakan dari Leysa. Mendapat penolakan dari Leysa membuat amarah Veno memuncak. Ia sudah tidak bisa berpikir jernih lagi sekarang.Sebenarnya saat Leysa berada di taman bersama Bara . Saat itu Veno sedang mengendarai mobilnya menyusuruh jalan, tiba tiba pandangan mata Veno menangkap sosok yang dicarinya sedang duduk di sebuah taman bersama dengan seorang laki laki yang Veno sudah menebak jika laki laki itu adalah Bara.Veno ada di sana melihat sem
Di lain negara lebih tepatnya di negara paris, dua orang yang berstatuskan sebagai suami istri itu sedang menghabiskan waktu menonton acara televisi.Dring !Sebuah pesan masuk di ponsel sang istri, Qanita mengecek ponselnya, senyum mengembang di wajahnya setelah melihat pesan yang masuk dari ananknya bungsunya." paa… lihat ini ! " Qanita memperlihatkan rekaman video kepada Aswindra." itu benar Veno maa ? " tanya Aswindra tidak percaya dengan apa yang di lihat nya yang di jawab anggukan oleh Qanita." papa senang , akhirnya Veno bisa kembali tersenyum maa " ujar Aswindra pada Qanita." iya paa , semenjak kepergian Casandra , mama baru lihat Veno tertawa riang , semoga Leysa membawa kebaikan bagi Veno " Ucap Qanita di jawab anggukan oleh Aswindra.Aswindra dan Qanita merasa bersyukur atas kehadiran Leysa di hidup mereka, yang bisa mengembalikan Veno yang dulu sebelum Casandra pergi dari Veno.***Setelah lelah be
" kalau jalan itu pake mata dong " ujar seorang yang menabrak Leysa yang ternyata seorang perempuan." main nabrak nabrak orang aja " sambung wanita itu dengan kesal menatap tajam ke arah Leysa." bukan nya yang nabrak saya itu kamu yaa , kenapa malah kamu yang marah , seharusnya saya yang marah " balas Leysa dengan datar tanpa ekspresi kepada wanita cantik di depan nya yang menggunakan pakaian yang melekat di butuhnya hingga memperlihatkan lekuk tubuh nya yang seksi ." ada apa ini " ucap Veno menghentikan perdebatan Leysa dan Perempuan itu." Veno… ! " pekik perempuan itu yang ternyata mengenal Veno dan sebaliknya.Veno hanya diam dengan ekspresi datar nya melihat kepada perempuan yang menabrak Leysa yang ternyata adalah Kirana , perempuan yang selama ini selalu mengejar Veno selama Casandra pergi yang keberadaan nya tidak di ketahui sampai sekarang , namun Veno tidak pernah meladeni Kirana , karena Veno tahu , Kirana hanya
Sesampai nya di mansion Lacerta, Veno , Vinia serta Leysa masuk ke dalam Mansion. Leysa langsung masuk ke dalam kamar nya. sementara Veno dan Vinia tampak duduk berbincang di sofa keluarga." kak … akhir pekan kita liburan ke pantai ya kak " pinta Vinia kepada Veno." kak… Veno ! " teriak Vinia pada Veno karena tidak merespon ucapan nya." Apa " ucap Veno menatap Vinia." akhir pekan ini kita liburan di pantai kak … please " ucap Vinia memasang muka memelas." kita ? " tanya Veno." iya kita… aku ,kak Veno dan kak Leysa " ucap Vinia." saya gak bisa " jawab Veno bermain dengan ponsel nya." ayolah kak … sekali kali kita pergi ke pantai kak… ajak kak Leysa juga… kasihan kak Leysa kak… dia masih berduka… mudah mudahan kalau kita ajak dia liburan bisa sedikit menghilangkan rasa sedih nya kak…, tadi di sekolah kata Hawla dan Sarla , Leysa tidak semangat belajar k