sesampainya di mansion Lecerta , Vinia menemani Leysa ke kamar nya yang sudah di bersihkan sebelumnya. Di bantu oleh pelayan , Leysa membawa koper nya masuk ke dalam kamar di temani Vinia.
Di dalam kamar, Leysa memasukkan pakaian nya ke dalam lemari di bantu Vinia.
" Vinia… sebaiknya kamu istirahat dulu , kamu pasti lelah dari semalam kamu juga kurang tidur " ucap Leysa pada Vinia.
" ya udah deh kak … aku ke kamar dulu ya …" pamit Vinia di jawab anggukan oleh Leysa.
Vinia lalu keluar dari kamar Leysa. Setelah Vinia pergi kekamar nya , Leysa kembali melanjutkan memasukkan pakaian nya ke dalam lemari .
Setelah selesai merapikan pakaian nya, beralih pada koper yang berisi buku dan perlengkapan lainnya serta beberapa bingkai foto Leysa bersama ibu nya.
Leysa meletakkan buku nya di meja belajar yang terdapat di kamar itu serta bingkai foto ibunya. Pandangan mata Leysa terhenti pada sebuah foto yang terselip di antara banyak nya buku. Leysa mengambil album foto itu dan membukanya.
Di lihatnya satu persatu foto yang terpampang di sana Leysa mulai menitikkan air matanya saat menemui foto yang ada gambar diri nya , ibunya dan Kakak perempuannya yang sangat ia rindukan.
" ibu…kakak… " gumam Leysa mengelus foto ibu dan kakaknya . " Leysa sayang ibu sama kakak… ibu lihat ! Leysa sekarang sendirian di sini bu…, kakak juga ! kakak di mana … kenapa gak ada kabar … apakah kakak sudah tahu … ibu sudah tiada kak… sekarang adik mu ini sendirian kak… kakak tidak kasihan sama aku kak ? " ujar Leysa memeluk album itu dengan berlinang air mata.
Setelah beberapa saat , Leysa mengingat pekerjaan nya yang belum selesai, Leysa menghapus air matanya dan mulai melanjutkan merapikan barang barang nya dan setelah selesai Leysa beniat untuk mandi.
Setelah mandi Leysa berjalan menuju lemari pakaian memakai pakaian nya dan setelah selesai Leysa merebahkan tubuh nya di atas kasur, Leysa merasa sangat lelah atas cobaan yang harus di hadapi nya saat ini.
***
Veno yang sudah berada di dalam ruangan kantornya sedang berhadapan dengan pekerjaan yang sudah menantinya. Veno dengan serius membuka satu persatu berkas berkas yang ada di tangan nya dan membaca nya sangat teliti.
" tuan ! " panggil Lee yang berdiri di depan nya.
" apa ? " tanya Veno tetap fokus pada berkas yang di tangan nya.
" apa tuan sadar kalau Leysa itu memiliki kemiripan dengan nona Casandra ? " tanya Lee dengan serius.
Veno tampak diam sejenak mencerna pertanyaan Lee lalau menatap Lee.
" maksudmu apa ? " tanya Veno yang tidak tahu maksud ucapan Lee.
" maksud saya tuan… barangkali nona Casandra dan Leysa memiliki ikatan darah tuan … seperti kakak adik ! " ucap Lee.
" aku juga sempat mengira begitu … tapi setau aku Casandra tidak memiliki saudara " ujar Veno.
" oh begitu yaa " ujar Lee mengangguk angguk.
" lalu mengapa tuan sampai berani mencium gadis itu… ? " tanya Lee mendapat tatapan tajam dari Veno, Lee yang mendapat tatapan tajam dari tuan nya , hanya bisa menelan salivanya dengan susah. Lee merutuki kesalahannya menanyakan hal itu pada tuan nya .
" Lee sebaiknya kau kembali bekerja " ucap Veno dengan suara datar namun menakutkan.
" baik … baik tuan " Lee langsung berlari keluar dari ruangan Veno dan menutup pintu ruangan Veno.
………
tokkk …tokkk …
" maaf tuan , di luar ada… " ucap Lee menggantung ucapan nya.
" ada siapa ? " tanya Veno mengerutkan kening nya penasaran.
" ada nona Anggelia " ujar Lee .
" mau apa dia kemari ? " tanya Veno dengan nada tidak suka.
" ada nona Anggelia " ujar Lee ." mau apa dia kemari ? " tanya Veno dengan nada tidak suka." Anggelia bilang ada hal penting yang harus dia bicarakan dengan anda tuan " ujar Lee." bilang saya lagi sibuk " veno kembali pada pekerjaan nya." baik tuan " Lee hendak keluar namun, langkah nya terhenti saat seseorang membuka pintu dengan kasar yang di cegal oleh penjaga yang berjaga di luar." maaf tuan … perempuan ini memaksa untuk masuk tuan " tutur penjaga itu." iya gak apa apa … kau boleh kembali " ucap Veno pada penjaga itu .setelah penjaga itu pergi Veno beralih pada sosok wanita cantik yang ada di depan nya sekarang." ada apa kau kemari ? " tanya Veno menatap wanita yang berdiri di depan nya." aku hanya ingin bicara padamu … sebentar " jawav Anggelia." kau ingin bicara apa … katakan " Veno berkata dengan suara datar nya." aku hanya ingin bicara berdua saja dengan mu " A
Veno saat ini sedang berada di meja makan seorang diri, menunggu kedatangan Vinia dan Leysa untuk makan malam." maaf tuan … nona Leysa tidak membuka pintu kamar nya tuan … dan tidak ada jawaban dari dalam kamar tuan " ucap Bi Mia salah satu asisten rumah tangga di Mansion Lacerta yang di suruh oleh Veno memanggil Vinia dan Leysa untuk makan malam."Biar aku periksa… " Veno berkata sambil berjalan menuju kamar Leysa di ikuti oleh Bi Mia.Di depan pintu kamar Leysa , terlihat Vinia yang srdang mengetuk pintu kamar Leysa sembari memanggil nama Leysa dengan wajah khwatir dengan keadaan Leysa." Bagaimana ? " tanya Veno pada Vinia." kak Veno… Leysa belum juga menjawab panggilan Vinia kak " ujar Vinia menatap Veno dengan cemas.Veno pun merasa cemas dan panik, apalagi Veno harus bertanggung jawab atas Vinia dan Leysa selama Aswindra dan Qanita tinggal di paris." tenang dulu Vinia … biar kakak coba
Di dalam kamar Veno masuk ke dalam ruangan favorit nya yang tersimpan banyak foto kenangan indah dengan Casandra. Veno mengambil salah satu foto Casandra dan duduk di sofa ruangan itu." mata kamu mirip sekali dengan mata Leysa… Casandra " ujar Veno memerhatikan foto Casandra yang di pengang nya dan mengingat mata Leysa yang sangat mirip dengan mata Casandra." apa sebenarnya yang terjadi padamu … Casandra " Veno mengusap foto Casandra dengan wajah sedih nya.***ke esokan hari nyaVeno yang duduk di meja makan memakan sarapan nya bersama dengan Vinia , Leysa dan Lee yang di perintahkan oleh Veno untuk sarapan di mansion Lecerta selama Aswindra dan Qanita berada di paris." apa kau nyakin ingin masuk sekolah hari ini ? " tanya Veno pada Leysa." kau bicara dengan aku ? " tanya balik Leysa saat diri nya di tatap oleh Veno, Vinia serta Lee. di jawab anggukan oleh Veno." iya aku yakin " jawab Leysa melanjutkan memes
Sesampai nya di mansion Lacerta, Veno , Vinia serta Leysa masuk ke dalam Mansion. Leysa langsung masuk ke dalam kamar nya. sementara Veno dan Vinia tampak duduk berbincang di sofa keluarga." kak … akhir pekan kita liburan ke pantai ya kak " pinta Vinia kepada Veno." kak… Veno ! " teriak Vinia pada Veno karena tidak merespon ucapan nya." Apa " ucap Veno menatap Vinia." akhir pekan ini kita liburan di pantai kak … please " ucap Vinia memasang muka memelas." kita ? " tanya Veno." iya kita… aku ,kak Veno dan kak Leysa " ucap Vinia." saya gak bisa " jawab Veno bermain dengan ponsel nya." ayolah kak … sekali kali kita pergi ke pantai kak… ajak kak Leysa juga… kasihan kak Leysa kak… dia masih berduka… mudah mudahan kalau kita ajak dia liburan bisa sedikit menghilangkan rasa sedih nya kak…, tadi di sekolah kata Hawla dan Sarla , Leysa tidak semangat belajar k
" kalau jalan itu pake mata dong " ujar seorang yang menabrak Leysa yang ternyata seorang perempuan." main nabrak nabrak orang aja " sambung wanita itu dengan kesal menatap tajam ke arah Leysa." bukan nya yang nabrak saya itu kamu yaa , kenapa malah kamu yang marah , seharusnya saya yang marah " balas Leysa dengan datar tanpa ekspresi kepada wanita cantik di depan nya yang menggunakan pakaian yang melekat di butuhnya hingga memperlihatkan lekuk tubuh nya yang seksi ." ada apa ini " ucap Veno menghentikan perdebatan Leysa dan Perempuan itu." Veno… ! " pekik perempuan itu yang ternyata mengenal Veno dan sebaliknya.Veno hanya diam dengan ekspresi datar nya melihat kepada perempuan yang menabrak Leysa yang ternyata adalah Kirana , perempuan yang selama ini selalu mengejar Veno selama Casandra pergi yang keberadaan nya tidak di ketahui sampai sekarang , namun Veno tidak pernah meladeni Kirana , karena Veno tahu , Kirana hanya
Di lain negara lebih tepatnya di negara paris, dua orang yang berstatuskan sebagai suami istri itu sedang menghabiskan waktu menonton acara televisi.Dring !Sebuah pesan masuk di ponsel sang istri, Qanita mengecek ponselnya, senyum mengembang di wajahnya setelah melihat pesan yang masuk dari ananknya bungsunya." paa… lihat ini ! " Qanita memperlihatkan rekaman video kepada Aswindra." itu benar Veno maa ? " tanya Aswindra tidak percaya dengan apa yang di lihat nya yang di jawab anggukan oleh Qanita." papa senang , akhirnya Veno bisa kembali tersenyum maa " ujar Aswindra pada Qanita." iya paa , semenjak kepergian Casandra , mama baru lihat Veno tertawa riang , semoga Leysa membawa kebaikan bagi Veno " Ucap Qanita di jawab anggukan oleh Aswindra.Aswindra dan Qanita merasa bersyukur atas kehadiran Leysa di hidup mereka, yang bisa mengembalikan Veno yang dulu sebelum Casandra pergi dari Veno.***Setelah lelah be
Mobil Veno memasuki kawasan perumahan elit dan berhenti di salah rumah megah berlantai 3 yang menjulang tinggi. Veno dan Leysa turun dari mobil."Ini rumah siapa ? "Tanya Leysa. Namun lagi lagi tidak di jawab oleh Veno.Veno berjalan masuk kedalam rumah itu yang di ikuti oleh Leysa di belakangnya. Veno dan Leysa berhenti setelah berada di sebuah pintu kamar yang berada di lantai 3.Veno membuka kamar itu dan menyuruh Leysa masuk ,namun mendapat penolakan dari Leysa. Mendapat penolakan dari Leysa membuat amarah Veno memuncak. Ia sudah tidak bisa berpikir jernih lagi sekarang.Sebenarnya saat Leysa berada di taman bersama Bara . Saat itu Veno sedang mengendarai mobilnya menyusuruh jalan, tiba tiba pandangan mata Veno menangkap sosok yang dicarinya sedang duduk di sebuah taman bersama dengan seorang laki laki yang Veno sudah menebak jika laki laki itu adalah Bara.Veno ada di sana melihat sem
Setelah Veno membersihkan diri, Veno menuju di ruang kerjanya dimana Aswindra berada. Sementara Leysa dan Qanita masih berada di dalam kamar Veno.Di ruang kerja Veno, Aswindra duduk di sofa yang terdapat di ruangan itu dengan tatapan kosong menatap kedepan memikirkan apa yang baru saja di lakukan oleh putra satu satunya.Cleeekkk !"Paa " panggil Veno setelah masuk ke dalam ruang kerja miliknya, Veno berjalan menghampiri Aswindra dan ikut duduk di samping papanya."Veno…! apa yang kau pikirkan… kenapa kau tega melakukan hal itu kepada Leysa yang masih duduk di bangku SMA hah " Aswindra berbicara penuh emosi, mengeluarkan emosi yang sudah mendidih di tahannya sejak tadi di kamar Veno."Paa… Veno tahu apa yang Veno lakukan saat ini salah … tapi Veno terpaksa melakukan ini paa " Lirih Veno menunduk tidak berani menatap ayahnya.
Setelah makan malam, Leysa kembali ke kamarnya belajar untuk menghadapi ujian akhir sekolah yang akan di adakan minggu depan. Sesekali ia melirik bingkai foto dirinya serta ibunya yang tersenyum lebar di sebuah taman hiburan, sebuah kebersamaan antara dirinya dan ibunya yang tidak dapat lagi ia rasakan di kehidupan."Mama, hari ini status Sasa (nama panggilan Alina untuk Leysa) bertambah maa, yang semulanya hanya anak perempuan mama kini bertambah menjadi seorang istri dari anak yang katanya teman mama" batinnya memilin cincin bermatakan berlian yang melingkar di jarinya sembari mengedip ngedipkan matanya yang terasa perih, menahan agar air matanya tidak keluar. "Mama gak marah kan? Karena melanggar janji Sasa untuk menikah muda sebelum Sasa sukses dan ngebanggain Mama" Ia mengingat saat ia mengucapkan janji itu di hadapan Alina.Cekklekk!!!Leysa mengalihkan pandangan dari bingkai foto itu ke arah pintu kamar yang di buka oleh se
Sebulan kemudian...Di kediaman keluarga Lacerta, tepatnya di dalam mansion Lacerta sebuah acara pernikahan di gelar, acara itu tidak begitu mewah dalam kurung sederhana.Pernikahan itu hanya menghadirkan Kedua orang tua Veno, Vinia yang hanya duduk dengan segala pertanyaan di benaknya, Ada apa ini?Dan juga Lee si asisten pribadi Veno serta seorang penghulu dan beberapa orang saksi dari KUA untuk melaksanakan jalannya pernikahan.Orang tua Aswindra tidak dapat hadir di karenakan ibunya sedang sakit dan dirawat di sebuah rumah sakit di paris hingga ayahnya juga berhalangan untuk datang. Sedangkan untuk Qanita, ia yatim piatu sejak berusia 10 tahun bersamaan dengan Alina saat itu, kedua orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan berutun.Dan untuk ayahnya Leysa sendiri, mereka hanya tau kedua orang tua Leysa berpisah, dan saat di tanya oleh Veno di mana keberadaan ayahnya untuk di jadikan wali nikah buat Leysa, Leysa hanya men
"Kamu setuju tidak!"Leysa terdiam sedang memikirkan langkah apa yang harus ia ambil. Apakah menikah dengan Veno? Tapi ia tidak mencintainya, taukah tidak menikah dengannya? Tapi kalai ia hamil gimana. Hingga beberapa detik berlalu, masih belum sepatah kata apapun yang keluar dari mulut Leysa membuat Veno jengah dengan situasi yang ia hadapi saat ini."Diam mu saya anggap setuju!" Titah Veno."Tapi-""Usshh" Veno menempelkan jari telunjuknya di bibirnya." Jangan banyak protes"."Siapa juga yang protes! Hanya saja saya punya satu permintaan" ucap Leysa."Permintaan apa?""Kita tidur di kamar yang berbeda, kamu di kamar mu dan aku disini" Veno tampak berpikir menimbang nimbang permintaan yang diajukan Leysa. Ini memang akan sulit bagi Leysa untuk menjalani pernikahan ini, apalagi mengingat usianya yang masih terbilang belia untuk menjalin s
ke esokan harinya.Leysa yang sudah terbangun dari tidurnya, ia duduk di atas kasur dengan memeluk kedua kakinya, menenggelamkan wajahnya di atas lutut di iringi oleh suara isak tangis sesegukan. Ia meratapi nasib yang tengah menimpanya.Beberapa waktu lalu ia baru saja kehilangan ibunya, orang yang paling berjasa, berarti, dan yang paling ia sayangi serta jangan lupakan, ibunya lah orang yang ia punyai satu satunya di dunia ini, setelah perginya saudari serta ayahnya yang menghilang tanpa jejak, tapi itu sudah tidak berlaku sekarang, karena ibunya telah meninggalkannya di dunia ini seorang diri dan menitipkannya pada sebuah keluarga yang ia kenal ibu dari keluarga itu adalah sahabat ibunya.Dimana anak dari keluarga itu telah mengambil kesucian dirinya. Sungguh sebuah takdir yang sangat tragis."kenapa harus aku! Kenapa harus aku!" Batin Leysa terisak pilu.Tokkk!! tokkk!!Leysa
Setelah Veno membersihkan diri, Veno menuju di ruang kerjanya dimana Aswindra berada. Sementara Leysa dan Qanita masih berada di dalam kamar Veno.Di ruang kerja Veno, Aswindra duduk di sofa yang terdapat di ruangan itu dengan tatapan kosong menatap kedepan memikirkan apa yang baru saja di lakukan oleh putra satu satunya.Cleeekkk !"Paa " panggil Veno setelah masuk ke dalam ruang kerja miliknya, Veno berjalan menghampiri Aswindra dan ikut duduk di samping papanya."Veno…! apa yang kau pikirkan… kenapa kau tega melakukan hal itu kepada Leysa yang masih duduk di bangku SMA hah " Aswindra berbicara penuh emosi, mengeluarkan emosi yang sudah mendidih di tahannya sejak tadi di kamar Veno."Paa… Veno tahu apa yang Veno lakukan saat ini salah … tapi Veno terpaksa melakukan ini paa " Lirih Veno menunduk tidak berani menatap ayahnya.
Mobil Veno memasuki kawasan perumahan elit dan berhenti di salah rumah megah berlantai 3 yang menjulang tinggi. Veno dan Leysa turun dari mobil."Ini rumah siapa ? "Tanya Leysa. Namun lagi lagi tidak di jawab oleh Veno.Veno berjalan masuk kedalam rumah itu yang di ikuti oleh Leysa di belakangnya. Veno dan Leysa berhenti setelah berada di sebuah pintu kamar yang berada di lantai 3.Veno membuka kamar itu dan menyuruh Leysa masuk ,namun mendapat penolakan dari Leysa. Mendapat penolakan dari Leysa membuat amarah Veno memuncak. Ia sudah tidak bisa berpikir jernih lagi sekarang.Sebenarnya saat Leysa berada di taman bersama Bara . Saat itu Veno sedang mengendarai mobilnya menyusuruh jalan, tiba tiba pandangan mata Veno menangkap sosok yang dicarinya sedang duduk di sebuah taman bersama dengan seorang laki laki yang Veno sudah menebak jika laki laki itu adalah Bara.Veno ada di sana melihat sem
Di lain negara lebih tepatnya di negara paris, dua orang yang berstatuskan sebagai suami istri itu sedang menghabiskan waktu menonton acara televisi.Dring !Sebuah pesan masuk di ponsel sang istri, Qanita mengecek ponselnya, senyum mengembang di wajahnya setelah melihat pesan yang masuk dari ananknya bungsunya." paa… lihat ini ! " Qanita memperlihatkan rekaman video kepada Aswindra." itu benar Veno maa ? " tanya Aswindra tidak percaya dengan apa yang di lihat nya yang di jawab anggukan oleh Qanita." papa senang , akhirnya Veno bisa kembali tersenyum maa " ujar Aswindra pada Qanita." iya paa , semenjak kepergian Casandra , mama baru lihat Veno tertawa riang , semoga Leysa membawa kebaikan bagi Veno " Ucap Qanita di jawab anggukan oleh Aswindra.Aswindra dan Qanita merasa bersyukur atas kehadiran Leysa di hidup mereka, yang bisa mengembalikan Veno yang dulu sebelum Casandra pergi dari Veno.***Setelah lelah be
" kalau jalan itu pake mata dong " ujar seorang yang menabrak Leysa yang ternyata seorang perempuan." main nabrak nabrak orang aja " sambung wanita itu dengan kesal menatap tajam ke arah Leysa." bukan nya yang nabrak saya itu kamu yaa , kenapa malah kamu yang marah , seharusnya saya yang marah " balas Leysa dengan datar tanpa ekspresi kepada wanita cantik di depan nya yang menggunakan pakaian yang melekat di butuhnya hingga memperlihatkan lekuk tubuh nya yang seksi ." ada apa ini " ucap Veno menghentikan perdebatan Leysa dan Perempuan itu." Veno… ! " pekik perempuan itu yang ternyata mengenal Veno dan sebaliknya.Veno hanya diam dengan ekspresi datar nya melihat kepada perempuan yang menabrak Leysa yang ternyata adalah Kirana , perempuan yang selama ini selalu mengejar Veno selama Casandra pergi yang keberadaan nya tidak di ketahui sampai sekarang , namun Veno tidak pernah meladeni Kirana , karena Veno tahu , Kirana hanya
Sesampai nya di mansion Lacerta, Veno , Vinia serta Leysa masuk ke dalam Mansion. Leysa langsung masuk ke dalam kamar nya. sementara Veno dan Vinia tampak duduk berbincang di sofa keluarga." kak … akhir pekan kita liburan ke pantai ya kak " pinta Vinia kepada Veno." kak… Veno ! " teriak Vinia pada Veno karena tidak merespon ucapan nya." Apa " ucap Veno menatap Vinia." akhir pekan ini kita liburan di pantai kak … please " ucap Vinia memasang muka memelas." kita ? " tanya Veno." iya kita… aku ,kak Veno dan kak Leysa " ucap Vinia." saya gak bisa " jawab Veno bermain dengan ponsel nya." ayolah kak … sekali kali kita pergi ke pantai kak… ajak kak Leysa juga… kasihan kak Leysa kak… dia masih berduka… mudah mudahan kalau kita ajak dia liburan bisa sedikit menghilangkan rasa sedih nya kak…, tadi di sekolah kata Hawla dan Sarla , Leysa tidak semangat belajar k