Setelah Sandra tertidur pulas, Aldric turun dari ranjang. Perlahan ia keluar dari kamar dan menuju kamar Alex. Putranya sudah menunggu sambil membaca buku.“Mommy sudah tidur?”“Kalau Mommymu belum tidur, Daddy tidak akan ke sini.”“Siapa tau, Mommy sedang bekerja atau menelepon Kakek.”Aldric terkekeh. “Kamu benar juga.”“Alex ‘kan anak yang cerdas. Selalu memiliki jawaban untuk menutupi kesalahan.”“Asal kamu tidak berbohong pada Mommy dan Daddy, kami masih bisa memaafkan kesalahanmu. Jangan takut untuk mengungkapkan kejujuran.”“Siap, Dad.”“Ya, sudah. Mana paketnya?”Alex turun dari ranjang. Ia membuka lemari nakas di samping tempat tidur. Lalu, anak tampan itu mengeluarkan kotak hitam dan memberikannya kepada ayahnya.Aldric menerima kotak tersebut. Ia meneliti tulisan dan juga mengoyang-goyangkan paket itu. Sama seperti Alex, lelaki itu merasa tidak ada sesuatu pun di dalam kotak.“Kita buka saja, Dad,” pinta Alex.“Oke.”Keduanya lalu duduk di ranjang. Aldric membuka bungkus hi
Setelah mengantar Sandra ke spa, Aldric melangkah ke ruang kerja pribadinya. Ia menyalakan laptop dan membuka saluran komunikasi online dengan Marvin dan Kevin. Tak lama kemudian, wajah Marvin dan Kevin muncul d layar.“Hei.” Mereka saling menyapa.“Bagaimana? Kalian sudah buka paketnya?” tanya Aldric.“Sudah.” Jawab Marvin.Kevin lalu menunjukkan isi paket melalui layar. Sebuah plastik transparan dengan potongan-potongan kecil di dalamnya. Mirip seperti paket untuk Alex.“Itu isinya sobekan-sobekan foto,” balas Aldrcic seraya menyandarkan tubuhnya.“Tau dari mana ini sobekan foto?” tanya Kevin.“Alex mendapat paket yang sama. Semalam kami membukanya. Isinya foto saat ia memenangkan turnamen golf junior di Inggris yang disobek kecil-kecil.”Kevin meminta izin untuk membuka plastik. Setelah melihat Aldric mengangguk, sekertaris itu langsung merobek plastik d
Pesta ulang tahun Alex berjalan lancar. Aldric puas dengan cara sang putra merancang acaranya sendiri. Ia yakin, suatu saat nanti, anak lelaki itu akan lebih sukses menjadi seorang pemimpin dibanding dirinya.Hampir tiga bulan sudah, Aldric dan Sandra di Bali. Aldric bersikeras tidak akan pindah ke Inggris sebelum pengirim paket aneh itu tertangkap. Apalagi, satu bulan kemudian, Marvin juga mengatakan Sandra kembali mendapatkan paket.Walaupun keluarga Osborn menjamin keamanan Sandra dan Alex, Aldric tetap saja ragu. Ia berpendapat bahwa Bali adalah tempat teraman bagi istri dan putranya. Baik Alonso maupun Helen tampak kecewa dengan keputusan Aldric menunda kepindahan mereka.Pagi itu setelah Aldric berangkat ke hotel, Sandra menelepon Helen. Wanita cantik itu mengadukan sikap suaminya yang semakin protektif. Namun begitu, Helen menguatkan menantunya untuk bersabar.“Jadi, Aldric berpikir memang ada yang ingin menggangguku dan Alex di Inggris, Mom?
Keluarga Javier langsung mengadakan rapat. Mereka berdiskusi tentang niatan Luke untuk berkenalan dengan keluarga Sarah. Semuanya setuju untuk memberi kesan baik bahwa Luke serius menjalin hubungan dengan Sarah.Kesepakatan dicapai. Setelah berkordinasi dengan Sarah, Luke mengabarkan pada keluarganya bahwa keluarga kekasihnya tidak keberatan didatangi rombongan keluarga Javier. Terlihat sekali wajah putra kedua Alzam dan Emi itu berseri-seri dan bahagia.Sebelum melakukan perjalanan ke Lembang, keluarga Javier menyempatkan berziarah ke makam Emi. Alzam membasuh nisan dan mengusap-usap batu bertuliskan nama istrinya. Matanya menatap lekat pada kepala makam tersebut.“Ma, akhirnya Luke menemukan kekasih baru. Sepertinya, Mama akan suka dengan Sarah. Cantik, berhijab, santun dan ramah,” gumam Alzam pada makam istrinya.Moment emosional itu pun terlihat pada raut wajah Luke. Lelaki itu bahkan meneteskan air mata. Hatinya sedih mengingat sang Mama tidak akan pernah melihatnya menikah.“Maa
“Dad,” bisik Alex. “Ternyata Lembang dingin, ya?”“Iya. Sejuk udaranya. Enak.” Aldric menyetujui pernyataan sang putra.Mereka disambut hangat oleh keluarga Sarah. Sekali lagi, Aldric dan Alex tentu saja mendapat perhatian yang besar. Ketampanan ayah dan putranya itu memang tidak bisa terelakkan oleh siapa pun.Acara perkenalan berlangsung akrab. Keluarga Sarah merupakan keluarga yang ramah dan berpendidikan tinggi. Bahkan kakak sulung Sarah pernah mengenyam pendidikan di Inggris.Sontak saja Aldric dan Kakak Sarah tersebut terlibat perbincangan seputar negara Inggris. Bahkan, Kakak Sarah sangat terkejut saat mengetahui yang berdiri di depannya adalah salah satu orang terkenal di negara tersebut. Lelaki berperawakan sedang itu menggeleng-geleng tak percaya.Sandra memperhatikan sekitarnya. Aura keramahan di rumah ini berbeda dengan aura saat mereka berada di rumah Anita. Bukan masalah kemewahannya, melainkan cara dan sikap orang-orang di rumah ini yang begitu santun namun tetap santai
Keluarga Javier tidak membuang-buang waktu. Mereka segera mendatangi butik yang terkenal di Bandung untuk membeli seragam. Selesai dengan seragam untuk seluruh keluarga, mereka mendatangi tooko perhiasan.Di sini, Luke yang sibuk. Ia memilih cincin kawin dan perhiasan untuk seserahan. Dalam waktu satu jam semua perlengkapan perhiasan untuk pernikahan selesai.Mereka kembali ke villa sewaan. Aldric sibuk berkordinasi dengan Damar, kakak sulung Sarah. Selain Sandra, lelaki bule itu tampak sekali peran pentingnya dalam persiapan pernikahan mendadak ini.Akhirnya semua beres. Aldric, Alzam, Deniz dan Luke duduk-duduk santai di ruang keluarga yang luas. Mereka memperhatikan anak-anak yang sedang berenang. Alex terlihat sangat menikmati liburan singkatnya di Lembang.“Padahal airnya dingin, lho. Nggak papa Alex berenang begitu?” tanya Deniz.Aldric memperhatikan putranya. “Aku sudah mengingatkan untuk tau batas. Jika Alex merasa kedinginan ia harus keluar dari kolam itu.”Lalu, Luke kemudia
“Sah.”Teriakan para saksi mengumandang. Seluruh keluarga dekat yang hadir mengucapkan syukur alhamdulillah. Bahkan, Sandra menitikkan air mata.“Kenapa, My love?” bisik Aldric melihat istrinya begitu terharu.Sambil mengelap ujung matanya dengan tisu yang terlipat rapi, Sandra menyahut,” Tadi, rasanya, aku mencium wangi parfum Mama saat angin berhembus. Aku yakin, Mama hadir di sini.”“Ya Allah,” balas Aldric sambil memanjangkan lengannya dan memeluk bahu sang istri. “Mama pasti bahagia.”Wanita berhijab itu mengangguk. “Terima kasih, ya. Kamu sangat membantu keluargaku.”“Tidak, My love. Kalian lah yang selalu membantuku. Aku datang kepada keluargamu dalam keadaan paling terpuruk dalam sejarah hidupku. Dan kalian mempercayaiku serta membantu dengan maksimal. Aku beruntung memiliki kamu dan keluargamu.” Aldric mencium dahi sang istri.Sambil berganden
Satu bulan setelah pesta pernikahan Luke dan Sarah, Aldric akhirnya memutuskan bahwa ia akan pindah ke Inggris. Tidak ada lagi yang ia lakukan di Bali. Semua aset dan pekerjaannya sudah dapat diatasi Luke dan istrinya.Kepindahan Sandra ke Inggris membuat keluarga Javier lega. Lega karena mereka merasa tidak enak hati pada keluarga Osborn yang telah sangat baik hati pada mereka. Akhirnya mereka bisa mengembalikan satu-satunya putra Alonso dan Helen itu kembali ke kampung halamannya.Seluruh keluarga Javier mengantar keberangkatan Aldric, Sandra dan Alex. Mereka telah berkumpul di bandara. Daddy Alonso telah mengirim kargo dan pesawat pribadi untuk mengangkut barang-barang pribadi milik putra, menantu dan cucunya.“Kalian harus hadir pada syukuran mansion the Angels, ya,” titah Aldric.“Apa kamu akan mengirim pesawat pribadi?” tanya Sophia.“Tentu saja. Agar Papa lebih nyaman, bukan untuk kalian sebenarnya,” balas Aldric yang langsung ditanggapi dengan kekehan dari semuanya.Satu per-s
Sandra berhasil menembus komunitas pendidikan di Inggris. Namanya diperhitungkan dan selalu dibawa-bawa saat ada perbincangan mengenai sistem pendidikan internasional. Bahkan, seringkali Sandra menjadi pembicara ataupun moderator pada seminar bergengsi di negara-negara Eropa. Karir Aldric pun semakin meningkat. Ia tidak perlu lagi mengontrol perusahaannya. Uang-uang yang ia investasikan kini sudah bekerja untuk dirinya dengan menghasilkan pundi-pundi kekayaan yang sangat besar. Sore ini, keadaan mansion kembali ramai. Keluarga Javier dan keluarga Osborn serta sahabat-sahabat Aldric dan Sandra berkumpul untuk merayakan kesuksesan Sandra. Malam ini, wanita cantik itu akan menerima penghargaan dari sebuah media pendidikan sebagai salah satu wanita yang cukup berpengaruh di Inggris. “Cantik sekali,” puji Aldric menatap penampilan istrinya. “Terima kasih, sayang. Kamu juga tampan sekali.” Sandra balas memuji suaminya yang telah menggunakan stelan jas mewah yang elegan senada dengan gaun
Semua kepala menengok ke arah kepala pelayan. Saat lelaki itu bergeser dan memperlihatkan tamu yang datang, Sandra menutup mulutnya. Sementara, Aldric mengembangkan senyum.“Madam Mary!” pekik Alex. Anak lelaki itu segera berlari mendekat dan memeluk tamu yang ternyata adalah Madam Mary dan Jason.Aldric berdiri menyalami tamu-tamunya. Sementara Sandra masih terduduk dengan satu tangan menutup mulutnya. Dengan pandangan haru, wanita itu menatap Madam Mary, mantan pelayan setia Aldric yang juga selalu menjaganya dan Alex di masa sulit mereka.“Nyonya Sandra,” sapa Madam Mary seraya mengulurkan tangannya.Sandra menatap tangan tersebut, ia berdiri lalu memeluk wanita setengah baya di depannya. Bahagia sekali mendapat kunjungan dari orang yang menyayangi mereka. Jason, suami Madam Mary sekaligus mantan pelayan setia Helen dan Alonso pun salling berjabatan dengan penuh haru.“Ayo, silahkan duduk,” ajak Aldric.“Maaf, Tuan. Kenalkan, ini putra kami, Daniel.” Madam Mary menggiring putranya
“Mommy, Abang mau jaga Adik Nayya malam ini. Abang tidur di kamar Adik, ya?” pinta Alex.“Mmm … sebaiknya Abang Alex tanya Daddy. Biasanya, Nayya tidur bersama Daddy,” ucap Sandra dengan lembut pada putranya.Aldric yang mendengar permintaan putranya dan jawaban Sandra, seketika teringat pada nasehat Marvin.“Boleh. Tentu saja, Abang Alex boleh tidur menjaga Adik Nayya,” balas Aldric cepat.Jawaban Aldric membuat Sandra menoleh menatap suaminya. Tumben sekali, ia mau dipisahkan dengan Nayya malam ini. Aldric menangkap tatapan heran istrinya.“Lagipula, Daddy kangen tidur berdua saja dengan Mommy,” imbuh Aldric lagi.“Yeayyy … Abang tidur sama Adik.” Alex melonjak-lonjak senang. Tetapi, kemudian, Alex teringat akan sesuatu.“Tapi, Dad, kalau Adik Nayya menangis, Abang harus bagaimana?”“Ada baby monitor di kamar Adik. Jadi, kalau Adik Nayya menangis, kami akan dengar. Mommy akan datang dan menyusui Adik Nayya.”“Oh, oke.” Alex mengacungkan jari jempolnya.Menjelang tidur, Aldric dan Sa
Sandra menggeleng samar mendengar bisikan suaminya. Ia tidak langsung menjawab karena ada suster bersama mereka. setelah Nayya menyusu dengan tenang, suster menjauhi mereka.Pebisnis mapan itu menatap mulut bayinya yang sedang menghisap. Kedua pipinya terlihat kembang kempis. Tangan mungil Nayya mengenggam jari kelingking ibunya.“Sepertinya nikmat sekali,” canda Aldric.“Memang nikmat ya, Nay. Soalnya Nayya cuma boleh minum ASI saja,” balas Sandra.“Nayya, Daddy boleh minta, nggak?”Aldric memang berbicara pada bayinya. Tapi, tentu saja pertanyaan itu ditujukan pada ibunya. Sandra mencebikkan bibir merespon perkataan sang suami.“Apa rasa ASI, sih, My love?”“Mana aku tau? Aku kan tidak pernah mencoba. Pertanyaan yang aneh.”Aldric terkekeh. “Kok, kamu jadi sensitif begitu. Nanti Nayya jadi terganggu dengan suara Mommy yang tidak ramah.”“Maaf, ya, Nay. Daddy suka usil sama Mommy,” Sandra berkata pada bayinya dengan senyum di bibir.“Daddy ‘kan cuma bertanya, karena Nayya belum bisa
Alex mendorong stroller Nayya dibantu Aldric. Sandra melingkari lengannya pada pinggang suaminya. Pintu kaca besar otomatis terbuka saat mereka akan keluar.Kebetulan, Keluarga Javier dan orang tua Aldric pun sedang berada di taman. Bahkan Marvin, Leah dan Kevin juga tampak mengobrol akrab dengan kakak-kakak Sandra.“Marv, Kev, Kalian ke sini?” sapa Aldric.“Leah,” Sandra pun menyapa dan memeluk sahabatnya.“Kami ‘kan belum menjenguk Sandra dan bayi kalian,” cetus Marvin. “Tuan Alonso mencegah kami mengunjungi rumah sakit karena nanti Sandra tidak dapat istirahat.”“Iya, maaf. Itu juga permintaanku.”“By the way, selamat, ya,” ucap Marvin. Mereka berpelukan secara maskulin yang kemudian juga diikuti dengan Kevin.“Bagaimana kabarmu, Sandra?” tanya Marvin.“Semakin hari semakin membaik, insyaAllah,” balas Sandra.“Marv sayang, lihat Nayya deh. Cantik sekali,” ucap Leah yang memperlihatkan Nayya dalam dekapannya.“Apa kamu sudah cuci tangan, Leah?” Aldric mengerutkan dahi melihat putrin
Akhirnya Sandra kembali ke mansion. Seorang suster senior rekomendasi dari rumah sakit, ikut diboyong Helen. Wanita tua itu tidak memperdulikan protes yang keluar dari mulut putranya saat lelaki itu mengatakan tidak membutuhkan seorang suster.“Kamu akan butuh. Kasihan Sandra jika tidak ada yang membantu mengurus bayinya!” ucap Helen tegas kepada Aldric.“Aku yang akan membantu Sandra, Mom. Aku mau mengurus Nayya sendiri,” kilah Aldric.“Tidak bisa. Kamu juga belum berpengalaman. Yang ada, Sandra nanti malah tambah stress dibantu kamu.”Aldric mengembuskan napas panjangnya. Ia akhirnya mengalah. Apalagi, tidak ada satu pun keluarga yang mendukungnya. Semua setuju, Sandra membutuhkan bantuan seorang suster di mansion.Keadaan Sandra sendiri sudah lebih baik. Setelah berbaring dan mendapat perawatan di rumah sakit selama tiga hari, kini wanita itu mulai bergerak aktif. Walaupun terkadang, gerakannya terhenti karena
Alex menggenggam rangkaian bunga indah di tangan kanan. Tangan kirinya memegang kotak berwarna merah muda. Anak lelaki tampan itu membawa hadiah yang akan ia persembahkan untuk ibu dan adik perempuannya.Di sampingnya Alzam berjalan membawa bungkusan. Bungkusan berisi susu almond untuk putri tercinta yang baru saja melahirkan bayi perempuan cantik. Minuman itu diyakini berkhasiat untuk melancarkan produksi ASI.Setelah mengetuk pintu, Alzam membuka pintu. Alonso segera berdiri saat melihat besannya masuk. Mereka berpelukan dengan akrab.“Selamat pagi. Bagaimana kabar cucu cantik kita hari ini?”“Ia sedang menyusu.” Helen menoleh pada tirai tertutup di samping mereka.“Oh, baiklah. Susu almond untuk ibu menyusui aku letakkan di dalam lemari pendingin, ya.”“Iya.”Alex lalu menghampiri Grandma dan Grandpanya. Anak lelaki itu mencium telapak tangan keduanya. Helen dan Alonso membalas dengan mengecup sayang kepala serta pipi cucu tampan mereka.“Apa kamu membawa bunga untuk Mommy?” tanya
Helen mengamati bayi cantik di dalam dekapannya. Ia berdiri dan mengayun pelan sambil terus tersenyum. Tangannya pun tak henti mengelus kulit halus cucu cantiknya.“Cantik sekali cucu grandma, ya,” puji Helen. Entah sudah berapa puluh kali ia mengucapkan kalimat tersebut sejak melihat Nayya.Hingga Alonso datang menghampiri dan kini berdiri di samping istrinya. Lelaki tua itu juga ikut mengelus kepala baby dan sesekali menciumnya.“Sudah! Jangan diciumi terus. Nanti Nayya bangun!” desis Helen galak.Sandra terkekeh. “Sama seperti Aldric semalam, Mom. Nayya sedang asyik menyusu malah dicium-cium hingga akhirnya menangis.”Kepala Helen menggeleng mendengar penuturan menantunya. Wanita itu meletakkan Nayya sangat hati-hati di dalam box bayi. Lalu, box tersebut ia tutup dengan kelambu halus.“Kamu mau makan, darling?” tanya Helen.“Boleh, Mom.”“Eits, sudah. Di ranjang saja. Biar Mommy yang antar makananmu.” Helen mencegah Sandra yang akan turun dari tempat tidur.Sandra menurut. Ia duduk
Tak hentinya Aldric menatap wajah mungil di dekapan Sandra. Bayi perempuan cantik itu sedang menyusu pada ibunya. sesekali, lelaki itu mencium pelan kepala sang putri.“Sayang!” protes Sandra. “Nanti dulu cium-ciumnya. Dia sedang menyusu.”“Baby cantik wangi sekali, My love. Dia pakai parfum bayi apa?”Sandra terkekeh geli mendengar pernyataan suaminya. “Bayi belum boleh pakai pewangi apapun, sayang. Ini murni aroma tubuh Baby.”“Benarkah? Kok wangi sekali?” Aldric kembali mencium rambut dan pipi putrinya.Gerakan Aldric membuat bayi yang sedang menyusu itu berhenti mengisap sari makanan dari sang ibu. Matanya menatap Sandra. Kepala mungil bayi perlahan bergerak mengusel dada di hadapannya.“Tuh ‘kan, Baby jadi berhenti menyusu karena kamu ganggu,” gerutu Sandra. Wanita itu lalu mencoba memasukkan kembali area areolanya ke dalam mulut bayinya.Namun, bayi pe