“Ehm.” Aldric menjernihkan tenggorokannya dan menjawab pertanyaan Alex, “Grandpa dan Grandma sudah memiliki agama sendiri, sayang. Kita tidak bisa memaksakan keyakinan kita pada semua orang”
Namun, Alex memberengutkan wajahnya. “Tetapi, kalau kita tidak seiman, artinya nanti, kita tidak bisa bertemu di syurga.”
Baik Aldric maupun Helen tidak mampu berkomentar. Lelaki tampan itu hanya mengusap sayang kepala putranya. Jika saja ada Sandra, wanita itu pasti dapat memilih kalimat yang tepat untuk menjawab pertanyaan Alex.
Helen lalu mengalihkan pembicaraan. “Alex mau makan malam apa?”
Alex terlihat berpikir sejenak, lalu menjawab, “Apa kita bisa ke restoran yang ada mega tanknya itu, Grandma? Aku mau memperlihatkannya pada Mommy,” pinta.
“Akh, betul juga. Grandma setuju kita ke sana.”
“Apa yang Alex maksudkan adalah Marine Restaurant, Mom?” tanya Aldric.
&
“Alexa menginap di tempatmu?” tanya Alonso heran.“Ia tidak mau aku sewakan hotel. Terpaksa aku izinkan tinggal sementara di kamar tamu apartemenku,” sahut Marvin.“Apa ada sesuatu yang penting ia datang ke Inggris?”“Hanya pemeriksaan kandungan rutin saja.”“Apa kalian berencana akan melahirkan di sini?”“Iya, Tuan.”Alonso terlihat berpikir. Ia ingin sekali memberikan nasehat tetapi sadar diri bahwa ia tidak bisa mempengaruhi pikiran seseorang. Sebaiknya saat ini ia hanya memposisikan diri sebagai pendengar yang baik saja.Malam harinya, baik Marvin ataupun Kevin batal ikut makan malam. Kevin masih merasa sungkan jika ia hadir tanpa Marvin. Sekertaris itu berpikir sebaiknya acara itu hanya Keluarga Osborn saja yang menghadirinya agar dapat saling akrab kembali satu sama lain.Alex langsung menarik tangan Mommynya ketika tiba di restoran. Anak kecil itu membawa ibunya melihat mahluk air di mega tank. Sementara Aldric dan kedua orang tuanya memilih menu makanan untuk mereka.Setelah m
Aldric menatap Sandra yang sedang duduk menghadap meja rias. Wanita cantik itu masih melakukan rutinitas malamnya. Selesai menggunakan skincare malam, menggunakan lotion di seluruh tubuh dan menyisir rambutnya, Sandra naik ke ranjang.“kemarilah, My love,” Aldric berkata sambil meminta istrinya masuk ke dalam pelukannya. “Ini, lihat.” Lelaki itu menunjukkan tabletnya pada Sandra.Layar pada tablet tersebut menampakkan satu file berisi berbagai bangunan. Sandra mengerutkan kening. Semua gambar bangunan itu sangat besar dan mewah.“Apa ini?”“Ini beberapa pilihan mansion yang ingin aku beli.”Sandra mendongakkan kepalanya menatap Aldric. “Beli mansion? Di sini?”“Iya. Sebagai pengganti mansion yang telah kujual.”“Maksudmu, kita akan pindah ke Inggris lagi?” tanya Sandra bingung.“Tidak, My love. Bukan begitu. Aku hanya ingin membeli mansion agar jika ke Inggris, kita memiliki tempat tinggal.”“Apa kita akan sering ke Inggris?”Aldric ragu-ragu sejenak lalu menjawab,”Tidak, sih. Entahla
Alonso terlihat sangat bahagia. Bagaimana tidak, saat sarapan, Aldric mengatakan ia akan ikut serta ke kantor. Untung saja, semua sudah dipersiapkan dengan baik sebelum putranya itu datang kembali.Demikian pula dengan Alex. anak lelaki tampan itu terlihat sumringah mengetahui ia dapat menemani Daddy dan Grandpanya ke kantor. Entah mengapa ia senang dengan suasana Gedung the Osborn yang mewah dan sangat nyaman dengan fasilitas lengkap.“Apa kamu mau Alex ditemani oleh salah satu staff kantor saat belajar?” tanya Alonso pada Aldric.“Tidak, Dad,” Aldric menolak. “Lee saja sudah cukup.”“Baik. Daddy akan tetap menyuruh dua pengawal menjaga pintu ruang kerja saat Alex belajar.”“Oke.”“Apa Daddy dan Grandpa lama meetingnya?” tanya Alex.“Tidak, sayang. Mungkin sekitar dua sampai tiga jam saja,” jawab Alonso.“Apa kamu mau bergabung?” canda Aldric.“Mauu!” seru Alex.Aldric dan Alonso terkekeh bersamaan. Aldric lalu menoleh pada ayahnya. “Dulu, Alex suka aku pangku saat memimpin rapat, Da
“Bagaimana? Perawatan apa yang kira-kira sesuai dengan menantuku ini?” tanya Helen pada seorang ahli kecantikan.Wanita berwajah cantik dengan hidung dan dagu lancip, bulu mata palsu yang melengkung lebat dan tulang pipi yang tegas itu terlihat meneliti wajah Sandra. Ia adalah salah satu dokter kecantikan terkenal di Inggris. Para pelanggannya merupakan sosialita, artis dan pejabat di negara ini.“Apa kamu pernah melakukan botox?” tanya Dokter pada Sandra.Sandra menggeleng. Kini ia sedang tidur di ranjang pemeriksaan. Dokter dan suster berdiri berdampingan memeriksa wajahnya.“Tanam benang pada bagian wajah atau bagian tubuh lain?”Sandra mengembuskan napas berat dan menggeleng kembali. Dalam hati ia menjadi ragu, kenapa seorang Dokter ahli kecantikan tidak dapat mengetahui bahwa wajahnya tidak pernah dipermak oleh bedah kecantikan.“Saya izin pegang wajah Anda, ya, Nyonya?”Sandra mengangguk. Seorang suster memasang beberapa alat. Wajah Sandra diterangi oleh lampu kemudian diteliti
Menjelang pukul tiga sore, Helen dan Sandra datang ke Gedung The Osborn. Helen memerintahkan supir untuk menurunkan mereka di lobi utama. Ia memiliki niat untuk memamerkan kedekatannya dengan Sandra.“Biasanya Aldric selalu naik lift pribadi di parkiran pribadinya, Mom,”cetus Sandra.“Aku tau, darling. Sekarang, aku ingin semua pegawai melihatmu. Jadi, angkat kepalamu. Percaya dirilah. Asal kamu tau, banyak sekali wanita di gedung ini yang sangat berminat pada suamimu. Walaupun mereka telah tau, Aldric sudah menikah,” tukas Helen.Kini Sandra tau niat mertuanya. Sejak mereka mulai akrab, Helen memang banyak mengajarkannya cara bersikap menjadi seorang wanita berkelas yag elegan. Hanya saja, ia merasa masih sangat sungkan.Seorang petugas lobi mmebukakan pintu. “Selamat datang Nyonya Helen.” Lelaki itu hanya mengangguk santun pada Sandra tanpa menyapanya.“Apa kamu tidak tau siapa ini?” hardik Helen.“Um … maaf, Nyonya Helen,” balas petugas lelaki yang langsung pucat wajahnya.“Kamu in
Aldric, Sandra dan Alex kembali ke Mansion the Osborn menjelang makan malam. Setelah membilas tubuh dan berganti pakaian, ketiganya bergabung dengan Helen dan Alonso di ruang makan. Sandra menatap hidangan di meja dengan takjub.“Makanannya terlihat lezat, Mom,” puji Sandra.“Ah, Chef Rama akan senang sekali mendengar pujianmu,” balas Helen. “Ayo, silahkan dicicipi. Kalian pasti lapar setelah seharian di jalan.”Sandra mengangguk. Ia kemudian melayani Aldric dan Alex. mengambilkan makanan yang mereka inginkan. Setelahnya, ia baru menyendok salad sayur dicampur dengan alpukat.“Ini menu makanan favorit Aldric, darling.” Helen menunjukkan potongan daging sapi berbentuk dadu, dimasak dengan saus lada hitam dan sayuran yang panggang.Sandra mencoba menu tersebut. “Enak, Mom.”“Kalau menu favorit Alex adalah steak. Benar kan?”Alex mengangguk. “Tapi kalau sarapan
Pertandingan babak pertama berlangsung lancar. Dari dua puluh tiga peserta, lima belas di antaranya masuk ke babak berikutnya. Termasuk Alex dan Ian.Sandra menarik napas lega dan mengucap syukur alhamdulillah. Namun, ia melihat Aldric dan Ian sangat santai. Mereka tetap berbincang saat pengumuman bahwa putra mereka lolos.“Dad,” panggil Sandra, “Memang babak ini mudah, ya. Sepertinya Aldric dan Mason terlihat biasa saja mendengar Alex dan Ian masuk babak selanjutnya.”Alonso yang duduk di samping Sandra mengangguk cepat. “Babak itu memamg mudah. Aldric dan Mason pasti sudah memperkirakan putra mereka mendapatkan poin sempurna pada babak ini.”“Oh,” Sandra menjawab singkat. Ia kemudian memperhatikan flyer di tangannya. Flyer itu berisi agenda lomba dan ketentuan-ketentuannya.Pertandingan babak kedua dimulai. Lagi-lagi, Aldric dan Mason terlihat santai. Sepertinya mereka cepat sekali akrab. Padahal pembicaraan keduanya tidak terpaku pada golf dan bisnis.Sandra akhirnya berusaha menaj
Aldric lalu berbincang tentang strategi pada Alex. Demikian pula dengan Mason. Bahkan, sesekali, Mason juga memberikan arahan pada Alex.Sandra yang buta akan permainan golf hanya menjadi pendengar saja. Tangannya konsisten mengelus rambut lebat Alex. Hingga semua peserta akhirnya dipanggil untuk bersiap.“Sebentar, My love. Tunggu Daddy dan Mommy. Mereka mau ke sini,” ucap Aldric saat Sandra sudah akan berjalan mengikuti Alex.Sesaat ketika Helen dan Alonso datang, mereka menuju tenda yang disediakan panitia untuk pendamping peserta. Sandra melihat Daddy Alonso berbincang dengan beberapa lelaki yang seumuran dengannya. Penampilan mereka mirip dengan mertuanya. Bergaya elegan meski dengan usia yang sudah mapan.“Apa mereka teman-teman golf Daddy, Mom?” tanya Sandra.Helen mengangguk. “Iya. Beberapa dari mereka khusus datang untuk mendukung Alex.”“Benarkah? Aduh, semoga Alex tidak mengecewakan, ya, Mom.”“Jangan khawatir, darling. Alex bisa masuk babak final dan berada pada urutan tin
Sandra berhasil menembus komunitas pendidikan di Inggris. Namanya diperhitungkan dan selalu dibawa-bawa saat ada perbincangan mengenai sistem pendidikan internasional. Bahkan, seringkali Sandra menjadi pembicara ataupun moderator pada seminar bergengsi di negara-negara Eropa. Karir Aldric pun semakin meningkat. Ia tidak perlu lagi mengontrol perusahaannya. Uang-uang yang ia investasikan kini sudah bekerja untuk dirinya dengan menghasilkan pundi-pundi kekayaan yang sangat besar. Sore ini, keadaan mansion kembali ramai. Keluarga Javier dan keluarga Osborn serta sahabat-sahabat Aldric dan Sandra berkumpul untuk merayakan kesuksesan Sandra. Malam ini, wanita cantik itu akan menerima penghargaan dari sebuah media pendidikan sebagai salah satu wanita yang cukup berpengaruh di Inggris. “Cantik sekali,” puji Aldric menatap penampilan istrinya. “Terima kasih, sayang. Kamu juga tampan sekali.” Sandra balas memuji suaminya yang telah menggunakan stelan jas mewah yang elegan senada dengan gaun
Semua kepala menengok ke arah kepala pelayan. Saat lelaki itu bergeser dan memperlihatkan tamu yang datang, Sandra menutup mulutnya. Sementara, Aldric mengembangkan senyum.“Madam Mary!” pekik Alex. Anak lelaki itu segera berlari mendekat dan memeluk tamu yang ternyata adalah Madam Mary dan Jason.Aldric berdiri menyalami tamu-tamunya. Sementara Sandra masih terduduk dengan satu tangan menutup mulutnya. Dengan pandangan haru, wanita itu menatap Madam Mary, mantan pelayan setia Aldric yang juga selalu menjaganya dan Alex di masa sulit mereka.“Nyonya Sandra,” sapa Madam Mary seraya mengulurkan tangannya.Sandra menatap tangan tersebut, ia berdiri lalu memeluk wanita setengah baya di depannya. Bahagia sekali mendapat kunjungan dari orang yang menyayangi mereka. Jason, suami Madam Mary sekaligus mantan pelayan setia Helen dan Alonso pun salling berjabatan dengan penuh haru.“Ayo, silahkan duduk,” ajak Aldric.“Maaf, Tuan. Kenalkan, ini putra kami, Daniel.” Madam Mary menggiring putranya
“Mommy, Abang mau jaga Adik Nayya malam ini. Abang tidur di kamar Adik, ya?” pinta Alex.“Mmm … sebaiknya Abang Alex tanya Daddy. Biasanya, Nayya tidur bersama Daddy,” ucap Sandra dengan lembut pada putranya.Aldric yang mendengar permintaan putranya dan jawaban Sandra, seketika teringat pada nasehat Marvin.“Boleh. Tentu saja, Abang Alex boleh tidur menjaga Adik Nayya,” balas Aldric cepat.Jawaban Aldric membuat Sandra menoleh menatap suaminya. Tumben sekali, ia mau dipisahkan dengan Nayya malam ini. Aldric menangkap tatapan heran istrinya.“Lagipula, Daddy kangen tidur berdua saja dengan Mommy,” imbuh Aldric lagi.“Yeayyy … Abang tidur sama Adik.” Alex melonjak-lonjak senang. Tetapi, kemudian, Alex teringat akan sesuatu.“Tapi, Dad, kalau Adik Nayya menangis, Abang harus bagaimana?”“Ada baby monitor di kamar Adik. Jadi, kalau Adik Nayya menangis, kami akan dengar. Mommy akan datang dan menyusui Adik Nayya.”“Oh, oke.” Alex mengacungkan jari jempolnya.Menjelang tidur, Aldric dan Sa
Sandra menggeleng samar mendengar bisikan suaminya. Ia tidak langsung menjawab karena ada suster bersama mereka. setelah Nayya menyusu dengan tenang, suster menjauhi mereka.Pebisnis mapan itu menatap mulut bayinya yang sedang menghisap. Kedua pipinya terlihat kembang kempis. Tangan mungil Nayya mengenggam jari kelingking ibunya.“Sepertinya nikmat sekali,” canda Aldric.“Memang nikmat ya, Nay. Soalnya Nayya cuma boleh minum ASI saja,” balas Sandra.“Nayya, Daddy boleh minta, nggak?”Aldric memang berbicara pada bayinya. Tapi, tentu saja pertanyaan itu ditujukan pada ibunya. Sandra mencebikkan bibir merespon perkataan sang suami.“Apa rasa ASI, sih, My love?”“Mana aku tau? Aku kan tidak pernah mencoba. Pertanyaan yang aneh.”Aldric terkekeh. “Kok, kamu jadi sensitif begitu. Nanti Nayya jadi terganggu dengan suara Mommy yang tidak ramah.”“Maaf, ya, Nay. Daddy suka usil sama Mommy,” Sandra berkata pada bayinya dengan senyum di bibir.“Daddy ‘kan cuma bertanya, karena Nayya belum bisa
Alex mendorong stroller Nayya dibantu Aldric. Sandra melingkari lengannya pada pinggang suaminya. Pintu kaca besar otomatis terbuka saat mereka akan keluar.Kebetulan, Keluarga Javier dan orang tua Aldric pun sedang berada di taman. Bahkan Marvin, Leah dan Kevin juga tampak mengobrol akrab dengan kakak-kakak Sandra.“Marv, Kev, Kalian ke sini?” sapa Aldric.“Leah,” Sandra pun menyapa dan memeluk sahabatnya.“Kami ‘kan belum menjenguk Sandra dan bayi kalian,” cetus Marvin. “Tuan Alonso mencegah kami mengunjungi rumah sakit karena nanti Sandra tidak dapat istirahat.”“Iya, maaf. Itu juga permintaanku.”“By the way, selamat, ya,” ucap Marvin. Mereka berpelukan secara maskulin yang kemudian juga diikuti dengan Kevin.“Bagaimana kabarmu, Sandra?” tanya Marvin.“Semakin hari semakin membaik, insyaAllah,” balas Sandra.“Marv sayang, lihat Nayya deh. Cantik sekali,” ucap Leah yang memperlihatkan Nayya dalam dekapannya.“Apa kamu sudah cuci tangan, Leah?” Aldric mengerutkan dahi melihat putrin
Akhirnya Sandra kembali ke mansion. Seorang suster senior rekomendasi dari rumah sakit, ikut diboyong Helen. Wanita tua itu tidak memperdulikan protes yang keluar dari mulut putranya saat lelaki itu mengatakan tidak membutuhkan seorang suster.“Kamu akan butuh. Kasihan Sandra jika tidak ada yang membantu mengurus bayinya!” ucap Helen tegas kepada Aldric.“Aku yang akan membantu Sandra, Mom. Aku mau mengurus Nayya sendiri,” kilah Aldric.“Tidak bisa. Kamu juga belum berpengalaman. Yang ada, Sandra nanti malah tambah stress dibantu kamu.”Aldric mengembuskan napas panjangnya. Ia akhirnya mengalah. Apalagi, tidak ada satu pun keluarga yang mendukungnya. Semua setuju, Sandra membutuhkan bantuan seorang suster di mansion.Keadaan Sandra sendiri sudah lebih baik. Setelah berbaring dan mendapat perawatan di rumah sakit selama tiga hari, kini wanita itu mulai bergerak aktif. Walaupun terkadang, gerakannya terhenti karena
Alex menggenggam rangkaian bunga indah di tangan kanan. Tangan kirinya memegang kotak berwarna merah muda. Anak lelaki tampan itu membawa hadiah yang akan ia persembahkan untuk ibu dan adik perempuannya.Di sampingnya Alzam berjalan membawa bungkusan. Bungkusan berisi susu almond untuk putri tercinta yang baru saja melahirkan bayi perempuan cantik. Minuman itu diyakini berkhasiat untuk melancarkan produksi ASI.Setelah mengetuk pintu, Alzam membuka pintu. Alonso segera berdiri saat melihat besannya masuk. Mereka berpelukan dengan akrab.“Selamat pagi. Bagaimana kabar cucu cantik kita hari ini?”“Ia sedang menyusu.” Helen menoleh pada tirai tertutup di samping mereka.“Oh, baiklah. Susu almond untuk ibu menyusui aku letakkan di dalam lemari pendingin, ya.”“Iya.”Alex lalu menghampiri Grandma dan Grandpanya. Anak lelaki itu mencium telapak tangan keduanya. Helen dan Alonso membalas dengan mengecup sayang kepala serta pipi cucu tampan mereka.“Apa kamu membawa bunga untuk Mommy?” tanya
Helen mengamati bayi cantik di dalam dekapannya. Ia berdiri dan mengayun pelan sambil terus tersenyum. Tangannya pun tak henti mengelus kulit halus cucu cantiknya.“Cantik sekali cucu grandma, ya,” puji Helen. Entah sudah berapa puluh kali ia mengucapkan kalimat tersebut sejak melihat Nayya.Hingga Alonso datang menghampiri dan kini berdiri di samping istrinya. Lelaki tua itu juga ikut mengelus kepala baby dan sesekali menciumnya.“Sudah! Jangan diciumi terus. Nanti Nayya bangun!” desis Helen galak.Sandra terkekeh. “Sama seperti Aldric semalam, Mom. Nayya sedang asyik menyusu malah dicium-cium hingga akhirnya menangis.”Kepala Helen menggeleng mendengar penuturan menantunya. Wanita itu meletakkan Nayya sangat hati-hati di dalam box bayi. Lalu, box tersebut ia tutup dengan kelambu halus.“Kamu mau makan, darling?” tanya Helen.“Boleh, Mom.”“Eits, sudah. Di ranjang saja. Biar Mommy yang antar makananmu.” Helen mencegah Sandra yang akan turun dari tempat tidur.Sandra menurut. Ia duduk
Tak hentinya Aldric menatap wajah mungil di dekapan Sandra. Bayi perempuan cantik itu sedang menyusu pada ibunya. sesekali, lelaki itu mencium pelan kepala sang putri.“Sayang!” protes Sandra. “Nanti dulu cium-ciumnya. Dia sedang menyusu.”“Baby cantik wangi sekali, My love. Dia pakai parfum bayi apa?”Sandra terkekeh geli mendengar pernyataan suaminya. “Bayi belum boleh pakai pewangi apapun, sayang. Ini murni aroma tubuh Baby.”“Benarkah? Kok wangi sekali?” Aldric kembali mencium rambut dan pipi putrinya.Gerakan Aldric membuat bayi yang sedang menyusu itu berhenti mengisap sari makanan dari sang ibu. Matanya menatap Sandra. Kepala mungil bayi perlahan bergerak mengusel dada di hadapannya.“Tuh ‘kan, Baby jadi berhenti menyusu karena kamu ganggu,” gerutu Sandra. Wanita itu lalu mencoba memasukkan kembali area areolanya ke dalam mulut bayinya.Namun, bayi pe