Selesai rapat dengan Marvin dan Luke, Aldric segera kembali ke ruang kerja pribadinya. Marvin pergi membeli oleh-oleh untuk Kevin dan teman- teman kantor. Sementara Luke juga kembali bekerja mengawasi hotel.Aldric mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. Ia memikirkan apa yang Luke katakan tentang Deniz. Lelaki itu merumuskan apa yang bisa ia tawarkan pada kakak iparnya tersebut.Sejak menikah dengan Sandra, Aldric sering kali mengamati Keluarga Javier. Keluarga ideal yang saling menyayangi dan juga membantu. Oleh sebab itu, Aldric menggiring Luke untuk ikut bekerja dengannya sehingga suatu saat Luke sendiri yang akan memegang bisnis perhotelan ini.Sementara Deniz yang sudah mapan di keluarga, ia perbantukan dengan memberikan banyak proyek pembangunan pada hotelnya tersebut. Semua ia lakukan agar anggota Keluarga Javier hidup berkecukupan. Ia memang berencana dalam hati untuk mensejahterakan Keluarga Javier lebih dari cukup.Aldric menekan nomer ponsel Deniz
Dalam hati, Aldric mengucapkan syukur alhamdulillah. Perbincangannya dengan Deniz, dan Alzam mendapat tanggapan positif. Dalam waktu dekat, Keluarga Javier tidak akan terpisah pulau lagi.Aldric membayangkan bagaimana reaksi istrinya. Wajahnya yang putih bersih pasti akan bersemu merah. Wanita itu mungkin akan berjingkrak senang dengan penuh kebahagiaan.Seketika, hasrat lelakinya memuncak mengingat Sang Istri. Apalagi, Sandra berkata ia siap menerima hukuman malam ini. kepala lelaki itu menggeleng untuk membuyarkan lamunannya akan permainan ranjang mereka nanti malam.Pesan dari wanita yang sedang ia lamunkan muncul di ponselnya. Di layar tertulis kalimat bahwa Sandra dan orang tuanya sudah kembali ke hotel. Aldric segera bangkit dari kursi dan keluar dari ruang kerja. Ia akan menyambut wanita kesayangannya.“Hai, sayang,” sapa Sandra dengan senyum manis.Seketika Aldric memasang wajah datar. Ia masih ingin bersandiwara bahwa dirinya m
“Itu memang niatanku, Mom. Doakan aku, semoga berhasil.”“Pasti berhasil. Kamu iris kuping Mommy kalau ternyata usahamu ini gagal.”Sandra terkekeh geli. “Astagfirullah, mana mungkin Sandra mengiris telinga Mommy? Walaupun gagal, itu tidak akan pernah terjadi.”“Percaya pada Mommy. Tidak akan gagal. Mommy yakin seratus persen,” tegas Helen.“Ya sudah. Sandra menurut.” Sandra kembali terkekeh geli.“Apa kamu mau bercerita pada Mommy?”“Cerita apa?”“Tentang rencanamu ini.”Sandra memberi kode pada dua terapis yang sedang bersiap. Mereka keluar sebentar atas perintah Sandra. Wanita itu tidak ingin orang lain mendengar perbincangan antara menantu dan mertuanya.“Sandra kesal pada Aldric, Mom.”“Hem. Mommy sudah bisa melihat itu. Ada apa, darling?”Sandra lalu menceritakan kekesalannya pada Aldric tadi siang. Dulu, saat mereka ada masalah, Sandra tidak pernah berani bercerita pada keluarganya karena ia takut anggota keluarganya akan membenci Aldric. Tetapi sekarang, ia bercerita pada ibu
Begitu tiba di kamar, Aldric mendapati ruangan itu sepi. Ia segera masuk ke kamar mandi dan membilas tubuhnya dari debu yang tak terlihat setelah seharian beraktifitas. Lagipula, ia tidak ingin mendatangi istrinya yang telah sangat cantik berdandan, dalam keadaan kusut.Sandra keluar dari balik korden di mana tadi ia bersembunyi saat Aldric masuk ke kamar. Wanita cantik itu memakai gaun malam dengan belahan dada, punggung hingga kaki rendah sehingga kulit mulusnya terpampang lebih banyak. Ia tau pasti suaminya pasti telah melihat dirinya berdandan karena lelaki itu selalu memantau CCTV. Sambil menunggu, Sandra menyiapkan minuman hangat dan menyetel alunan musik romantis serta aromaterapi vanili yang sangat disukai Aldric.Pintu kamar mandi terbuka. Aldric keluar dengan kemeja putih dan celana pendek cream. Rambutnya yang masih basah meneteskan beberapa air ke wajah tampannya. Harum maskulin menguar ruangan.“Hai, Pak suami,” sapa Sandra lembut.
Aldric membantu istrinya mengeringkan rambut. Sandra membubuhkan skincare ke wajah dengan lemas. Rasanya ia ingin sekali kembali ke ranjang dan tidur.“Apa aku boleh tidur saja di villa hari ini?” tanya Sandra pada suaminya.“Tidak.”“Kenapa?”“Hari ini, kamu harus ikut aku.”“Kamu hanya di hotel, kan?”“Iya. Kamu temani aku.”Sandra menguap lebar. “Aku masih ngantuk banget,” ucapnya dengan suara lemah.“Nanti jika bertemu Alex dan komplotanmu, kamu juga akan segar kembali.”“Komplotanku?” Sandra mendongakkan kepalanya menatap wajah Aldric.“Cup.” Aldric segera mengecup dahi istrinya. “Mommy dan Daddy. Kamu bekerja sama dengan mereka untuk menahanku di kamar hotel kemarin, kan? Kamu juga menyarankan agar Alex menginap di hotel agar kita leluasa tadi malam, kan?”Aldric melihat cermin di mana Sandra sedang menyeringai kepadanya. Ia tau ekspresi itu adalah jawaban bahwa dugaannya tepat. Setelah rambut Sandra kering, lelaki tampan itu mencium puncak kepala istrinya,“Sudah selesai. Pakai
Sandra tersipu mendengar pernyataan ibu mertuanya. “Sukses, Mom. Aldric memang terjaga semalaman seperti yang Mommy perkirakan. Tetapi, aku juga jadi tidak bisa tidur dan hari ini lemas sekali,” keluh Sandra lagi.Helen tergelak mendengar uraian menantunya. Tangan wanita tua itu mengelus sayang punggung Sandra. sementara Alonso tidak bisa berkomentar apapun selain menggeleng-geleng.Siang harinya, sales mobil datang ke hotel. Sandra menahan napasnya tak kala melihat brosur mobil yang dibawa oleh sales bule tersebut. Ternyata, Aldric berencana membeli mobil Eropa. Harga mobil pada brosur membuat istri pengusaha kaya itu mengangkat alisnya tinggi-tinggi.Setelah beberapa lama berbincang dengan sales, Aldric menentukan tiga pilihan. Lelaki itu meminta waktu untuk mempelajari mobil-mobil pilihannya. Mereka berjanji akan mengabari hari itu juga. Sales mobil berpamitan pada Sandra dan Aldric.“Dari ketiga mobil ini, mana yang paling kamu suka,
Sandra mendelik mendengar pernyataan suaminya. Aldric meninggalkan wanita yang memberengut itu dengan tergelak senang. Memang sangat menyenangkan menggoda istrinya. Wajah putihnya yang merona merah membuatnya bertambah gemas.Alonso dan Helen duduk di kursi santai. Udara sore hari dengan hembusan angin laut menyegarkan suasana yang siang tadi terik. Aldric meletakkan beberapa botol minuman dingin di atas meja.“Silahkan, Mom, Dad. Ini juga Sandra yang buat. Teh sereh lemon,” ucap Aldric.Helen langsung tertarik dan mengambil satu botol. “Sandra membuat ini?” ucapnya sambil memperhatikan cairan dalam botol plastik tersebut.“Iya. Isinya rebusan air, sereh, lemon dan gula batu. Setelah mendidih ditambah lemon dan biji selasih yang sudah direndam air panas. Minuman ini juga selalu ada di kulkas kami,” jelas Aldric.Dengan rasa penasaran, Helen membuka botol dan mencicipinya. Wajahnya terlihat berbinar. Kepalanya mengangguk kemudian meneguk kembali air sereh tersebut.“Ini segar sekali. M
Esok harinya, Sandra dan Aldric mengantar rombongan kecil ke bandara. Alonso membawa pesawat jet pribadinya sehingga Aldric memarkir kendaraannya di parkiran pesawat. Mereka turun dan memperhatikan petugas bandara memasukkan semua koper-koper ke dalam bagasi.Sandra sedang berbincang dengan putranya. Kepala anak kecil itu sesekali mengangguk. Sandra juga beberapa kali mencium pipi Alex dan memeluk anak tampan itu.“Sampai bertemu di Inggris. Nanti kamu, Sandra dan Alex menginap di mansion Daddy, ya.”Aldric mengangguk. Mereka sudah membicarakan ini semalam dan sepakat akan untuk tinggal di Mansion The Osborn selama berada di Inggris. Lelaki itu mengesampingkan kenangan buruk saat ia dan Sandra berada di sana.“Daddy akan kirim pesawat jet pribadi ke sini saat kamu dan Sandra akan pergi ke Inggris.”“Tidak perlu, Dad. Kami akan menggunakan pesawat komersil saja,” tolak Aldric.Helen yang mendengar pembicaraan putra dan suaminya langsung menggeleng keras. “Tidak boleh! Mommy tidak mau S
Sandra berhasil menembus komunitas pendidikan di Inggris. Namanya diperhitungkan dan selalu dibawa-bawa saat ada perbincangan mengenai sistem pendidikan internasional. Bahkan, seringkali Sandra menjadi pembicara ataupun moderator pada seminar bergengsi di negara-negara Eropa. Karir Aldric pun semakin meningkat. Ia tidak perlu lagi mengontrol perusahaannya. Uang-uang yang ia investasikan kini sudah bekerja untuk dirinya dengan menghasilkan pundi-pundi kekayaan yang sangat besar. Sore ini, keadaan mansion kembali ramai. Keluarga Javier dan keluarga Osborn serta sahabat-sahabat Aldric dan Sandra berkumpul untuk merayakan kesuksesan Sandra. Malam ini, wanita cantik itu akan menerima penghargaan dari sebuah media pendidikan sebagai salah satu wanita yang cukup berpengaruh di Inggris. “Cantik sekali,” puji Aldric menatap penampilan istrinya. “Terima kasih, sayang. Kamu juga tampan sekali.” Sandra balas memuji suaminya yang telah menggunakan stelan jas mewah yang elegan senada dengan gaun
Semua kepala menengok ke arah kepala pelayan. Saat lelaki itu bergeser dan memperlihatkan tamu yang datang, Sandra menutup mulutnya. Sementara, Aldric mengembangkan senyum.“Madam Mary!” pekik Alex. Anak lelaki itu segera berlari mendekat dan memeluk tamu yang ternyata adalah Madam Mary dan Jason.Aldric berdiri menyalami tamu-tamunya. Sementara Sandra masih terduduk dengan satu tangan menutup mulutnya. Dengan pandangan haru, wanita itu menatap Madam Mary, mantan pelayan setia Aldric yang juga selalu menjaganya dan Alex di masa sulit mereka.“Nyonya Sandra,” sapa Madam Mary seraya mengulurkan tangannya.Sandra menatap tangan tersebut, ia berdiri lalu memeluk wanita setengah baya di depannya. Bahagia sekali mendapat kunjungan dari orang yang menyayangi mereka. Jason, suami Madam Mary sekaligus mantan pelayan setia Helen dan Alonso pun salling berjabatan dengan penuh haru.“Ayo, silahkan duduk,” ajak Aldric.“Maaf, Tuan. Kenalkan, ini putra kami, Daniel.” Madam Mary menggiring putranya
“Mommy, Abang mau jaga Adik Nayya malam ini. Abang tidur di kamar Adik, ya?” pinta Alex.“Mmm … sebaiknya Abang Alex tanya Daddy. Biasanya, Nayya tidur bersama Daddy,” ucap Sandra dengan lembut pada putranya.Aldric yang mendengar permintaan putranya dan jawaban Sandra, seketika teringat pada nasehat Marvin.“Boleh. Tentu saja, Abang Alex boleh tidur menjaga Adik Nayya,” balas Aldric cepat.Jawaban Aldric membuat Sandra menoleh menatap suaminya. Tumben sekali, ia mau dipisahkan dengan Nayya malam ini. Aldric menangkap tatapan heran istrinya.“Lagipula, Daddy kangen tidur berdua saja dengan Mommy,” imbuh Aldric lagi.“Yeayyy … Abang tidur sama Adik.” Alex melonjak-lonjak senang. Tetapi, kemudian, Alex teringat akan sesuatu.“Tapi, Dad, kalau Adik Nayya menangis, Abang harus bagaimana?”“Ada baby monitor di kamar Adik. Jadi, kalau Adik Nayya menangis, kami akan dengar. Mommy akan datang dan menyusui Adik Nayya.”“Oh, oke.” Alex mengacungkan jari jempolnya.Menjelang tidur, Aldric dan Sa
Sandra menggeleng samar mendengar bisikan suaminya. Ia tidak langsung menjawab karena ada suster bersama mereka. setelah Nayya menyusu dengan tenang, suster menjauhi mereka.Pebisnis mapan itu menatap mulut bayinya yang sedang menghisap. Kedua pipinya terlihat kembang kempis. Tangan mungil Nayya mengenggam jari kelingking ibunya.“Sepertinya nikmat sekali,” canda Aldric.“Memang nikmat ya, Nay. Soalnya Nayya cuma boleh minum ASI saja,” balas Sandra.“Nayya, Daddy boleh minta, nggak?”Aldric memang berbicara pada bayinya. Tapi, tentu saja pertanyaan itu ditujukan pada ibunya. Sandra mencebikkan bibir merespon perkataan sang suami.“Apa rasa ASI, sih, My love?”“Mana aku tau? Aku kan tidak pernah mencoba. Pertanyaan yang aneh.”Aldric terkekeh. “Kok, kamu jadi sensitif begitu. Nanti Nayya jadi terganggu dengan suara Mommy yang tidak ramah.”“Maaf, ya, Nay. Daddy suka usil sama Mommy,” Sandra berkata pada bayinya dengan senyum di bibir.“Daddy ‘kan cuma bertanya, karena Nayya belum bisa
Alex mendorong stroller Nayya dibantu Aldric. Sandra melingkari lengannya pada pinggang suaminya. Pintu kaca besar otomatis terbuka saat mereka akan keluar.Kebetulan, Keluarga Javier dan orang tua Aldric pun sedang berada di taman. Bahkan Marvin, Leah dan Kevin juga tampak mengobrol akrab dengan kakak-kakak Sandra.“Marv, Kev, Kalian ke sini?” sapa Aldric.“Leah,” Sandra pun menyapa dan memeluk sahabatnya.“Kami ‘kan belum menjenguk Sandra dan bayi kalian,” cetus Marvin. “Tuan Alonso mencegah kami mengunjungi rumah sakit karena nanti Sandra tidak dapat istirahat.”“Iya, maaf. Itu juga permintaanku.”“By the way, selamat, ya,” ucap Marvin. Mereka berpelukan secara maskulin yang kemudian juga diikuti dengan Kevin.“Bagaimana kabarmu, Sandra?” tanya Marvin.“Semakin hari semakin membaik, insyaAllah,” balas Sandra.“Marv sayang, lihat Nayya deh. Cantik sekali,” ucap Leah yang memperlihatkan Nayya dalam dekapannya.“Apa kamu sudah cuci tangan, Leah?” Aldric mengerutkan dahi melihat putrin
Akhirnya Sandra kembali ke mansion. Seorang suster senior rekomendasi dari rumah sakit, ikut diboyong Helen. Wanita tua itu tidak memperdulikan protes yang keluar dari mulut putranya saat lelaki itu mengatakan tidak membutuhkan seorang suster.“Kamu akan butuh. Kasihan Sandra jika tidak ada yang membantu mengurus bayinya!” ucap Helen tegas kepada Aldric.“Aku yang akan membantu Sandra, Mom. Aku mau mengurus Nayya sendiri,” kilah Aldric.“Tidak bisa. Kamu juga belum berpengalaman. Yang ada, Sandra nanti malah tambah stress dibantu kamu.”Aldric mengembuskan napas panjangnya. Ia akhirnya mengalah. Apalagi, tidak ada satu pun keluarga yang mendukungnya. Semua setuju, Sandra membutuhkan bantuan seorang suster di mansion.Keadaan Sandra sendiri sudah lebih baik. Setelah berbaring dan mendapat perawatan di rumah sakit selama tiga hari, kini wanita itu mulai bergerak aktif. Walaupun terkadang, gerakannya terhenti karena
Alex menggenggam rangkaian bunga indah di tangan kanan. Tangan kirinya memegang kotak berwarna merah muda. Anak lelaki tampan itu membawa hadiah yang akan ia persembahkan untuk ibu dan adik perempuannya.Di sampingnya Alzam berjalan membawa bungkusan. Bungkusan berisi susu almond untuk putri tercinta yang baru saja melahirkan bayi perempuan cantik. Minuman itu diyakini berkhasiat untuk melancarkan produksi ASI.Setelah mengetuk pintu, Alzam membuka pintu. Alonso segera berdiri saat melihat besannya masuk. Mereka berpelukan dengan akrab.“Selamat pagi. Bagaimana kabar cucu cantik kita hari ini?”“Ia sedang menyusu.” Helen menoleh pada tirai tertutup di samping mereka.“Oh, baiklah. Susu almond untuk ibu menyusui aku letakkan di dalam lemari pendingin, ya.”“Iya.”Alex lalu menghampiri Grandma dan Grandpanya. Anak lelaki itu mencium telapak tangan keduanya. Helen dan Alonso membalas dengan mengecup sayang kepala serta pipi cucu tampan mereka.“Apa kamu membawa bunga untuk Mommy?” tanya
Helen mengamati bayi cantik di dalam dekapannya. Ia berdiri dan mengayun pelan sambil terus tersenyum. Tangannya pun tak henti mengelus kulit halus cucu cantiknya.“Cantik sekali cucu grandma, ya,” puji Helen. Entah sudah berapa puluh kali ia mengucapkan kalimat tersebut sejak melihat Nayya.Hingga Alonso datang menghampiri dan kini berdiri di samping istrinya. Lelaki tua itu juga ikut mengelus kepala baby dan sesekali menciumnya.“Sudah! Jangan diciumi terus. Nanti Nayya bangun!” desis Helen galak.Sandra terkekeh. “Sama seperti Aldric semalam, Mom. Nayya sedang asyik menyusu malah dicium-cium hingga akhirnya menangis.”Kepala Helen menggeleng mendengar penuturan menantunya. Wanita itu meletakkan Nayya sangat hati-hati di dalam box bayi. Lalu, box tersebut ia tutup dengan kelambu halus.“Kamu mau makan, darling?” tanya Helen.“Boleh, Mom.”“Eits, sudah. Di ranjang saja. Biar Mommy yang antar makananmu.” Helen mencegah Sandra yang akan turun dari tempat tidur.Sandra menurut. Ia duduk
Tak hentinya Aldric menatap wajah mungil di dekapan Sandra. Bayi perempuan cantik itu sedang menyusu pada ibunya. sesekali, lelaki itu mencium pelan kepala sang putri.“Sayang!” protes Sandra. “Nanti dulu cium-ciumnya. Dia sedang menyusu.”“Baby cantik wangi sekali, My love. Dia pakai parfum bayi apa?”Sandra terkekeh geli mendengar pernyataan suaminya. “Bayi belum boleh pakai pewangi apapun, sayang. Ini murni aroma tubuh Baby.”“Benarkah? Kok wangi sekali?” Aldric kembali mencium rambut dan pipi putrinya.Gerakan Aldric membuat bayi yang sedang menyusu itu berhenti mengisap sari makanan dari sang ibu. Matanya menatap Sandra. Kepala mungil bayi perlahan bergerak mengusel dada di hadapannya.“Tuh ‘kan, Baby jadi berhenti menyusu karena kamu ganggu,” gerutu Sandra. Wanita itu lalu mencoba memasukkan kembali area areolanya ke dalam mulut bayinya.Namun, bayi pe