Home / Romansa / CINTA SATU MALAM DENGAN CEO / 1. Pangeran Dari Negeri Dongeng

Share

CINTA SATU MALAM DENGAN CEO
CINTA SATU MALAM DENGAN CEO
Author: ReyNotes

1. Pangeran Dari Negeri Dongeng

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2023-01-24 11:48:58

“Sandra Ainary Javier.”

Tepuk tangan dan siulan tinggi rendah mengiringi Sandra yang disebut sebagai pemenang The Best Liaison Officer. Dengan percaya diri, ia berjalan ke atas panggung. Untung saja malam ini, ia memakai gaun malam cantik rancangan Jenny Packham yang ia beli dengan harga diskon saat ia berlibur ke London. Gaun itu menambah pesona kecantikan Sandra menguar seisi ruangan.

Sandra adalah mahasiswi Universitas Merlion, Singapore tingkat akhir. Ia menerima pekerjaan sebagai liaison officer atau penghubung tamu pada konferensi bisnis internasional selama 5 hari di Bali. Malam ini adalah acara pesta penutupan yang diadakan panitia untuk para liaison officer yang telah selesai bertugas.

“Terima kasih,” balas Sandra sambil membungkukkan tubuhnya sedikit.

Usai memberikan beberapa kalimat sambutan, ia pun turun dari panggung. Sandra mendapat banyak ucapan selamat. Beberapa mengulurkan tangan kosong untuk ia jabat, beberapa memberinya segelas cairan merah. Terbawa suasana yang membahagiakan, Sandra menerima gelas tersebut. Cairan itu agak pahit di mulut Sandra, tetapi begitu melihat teman-temannya dengan tenang menghabiskan isi gelas mereka, Sandra mengikutinya.

Gelas pertama habis, datang gelas kedua. Bunyi gelas beradu kembali terdengar. Hingga akhirnya Sandra menenggak gelas ketiganya. Namun baru setengah gelas habis, pandangannya mulai memudar.

Susah payah Sandra keluar dari ruangan tersebut dengan niat kembali ke kamarnya. Terhuyung-huyung Sandra terus berjalan dengan kesadaran menipis. Ia tak sadar telah mengambil jalan yang salah.

BRUK!

“Aw!”

Spontan satu tangan kokoh menopang tubuh Sandra yang hampir jatuh karena baru saja menabrak dada berotot.

“Nona, anda tidak apa-apa?”

“Mmmm-maaf, tidak apa-apa … A-aku mau ke kamarku. Per-Permisi,” ucap Sandra sambil menepuk-nepuk lengan lelaki yang sejak tadi menopang tubuh olengnya.

Sandra melepaskan lengan lelaki itu dari pinggangnya. Ia berpegangan pada dinding dan mencoba berjalan. Namun, sekitarnya terasa berputar pelan dan tubuhnya kembali tidak seimbang sehingga lengan kokoh itu segera menyanggahnya kembali.

“Di mana kamar anda, Nona. Saya antarkan. Kelihatannya Anda mabuk berat.”

“Ini, kan … kamarku?!” Sandra yang mulai berhalusinasi menunjuk ke satu pintu tak jauh dari tempatnya berdiri. “Dan aku tidak mabuk. Tidak,” imbuh Sandra sambil mengeleng-geleng dan tersenyum manis.

“Bukan, Nona. Ini bukan kamar anda.”

“Kamu siapa sih? Orang jahat ya? Mau ambil emasku? Kamu tau, aku baru saja menjadi the best … best apa ya?” Sandra meracau.

Lelaki yang menopang Sandra dan lelaki lain yang berbicara pada Sandra mulai tidak sabar. Niat mereka keluar kamar untuk menghabiskan malam terakhir di Bali dengan pergi ke Night Club tertunda karena Sandra. Meskipun demikian, mereka juga tidak bisa membiarkan Sandra sendirian dalam keadaan mabuk.

“Bagaimana, Tuan?”

“Bawa ke kamarku.”

“Anda yakin, Tuan?”

“Ya. Cepat. Nanti keburu ada orang yang melihat.”

Akhirnya, Sandra dibopong masuk kamar dan didudukkan di sofa. Ia memijat-mijat keningnya dengan mata terpejam. Tenggorokannya terasa panas dan kering.

“Pergilah, Marvin. Aku akan menemani Sandra,” ucap Aldric pada asisten pribadinya.

“Tapi, Tuan,” balas Marvin dengan ragu.

“Aku akan berhati-hati.” Aldric berjanji pada Marvin yang akhirnya mengangguk dan keluar dari kamar Aldric.

Aldric Rafantino Osborn adalah salah satu pengusaha sukses berusia 25 tahun asal Inggris yang datang ke Bali untuk menghadiri Konferensi Bisnis Internasional. Selama lima hari ini, Sandra lah yang menjadi petugas penghubung bagi Aldric. Lima hari ini juga, pria itu tidak pernah berhubungan dengan salah satu petugas, karena semua urusannya ditangani langsung oleh asisten pribadinya, Marvin.

Namun begitu, Aldric mengenali Sandra sebagai salah satu petugas penghubung favorit teman-teman bisnisnya selama konferensi berlangsung. Ia juga secara diam-diam sering memperhatikan kinerja Sandra saat bertugas, bahkan ia terkesima oleh presentasi Sandra tentang pariwisata di Bali dengan berbagai bahasa.

“Argh…” Sandra melenguh pelan saat merasakan kepalanya yang terus berkedut.

Aldric menatap Sandra, wanita yang sedang mabuk itu terduduk sambil memegangi kepala dengan dua tangan. Wajah Sandra tetap cantik dengan gaun malam yang pas di tubuhnya. Aldric membuka jas yang melekat pada tubuh dan meletakkannya di meja makan, lalu ia beranjak ke pantry kecil di sudut kamar.

“Ini, minumlah. Kamu harus banyak minum untuk menetralisir alkohol pada tubuhmu.” Aldric mengulurkan satu gelas air mineral pada Sandra yang langsung menerima dan menegaknya hingga habis.

“Terima kasih yaa. Mmmm kepalaku berat sekali,” gumam Sandra seraya mengembalikan gelas kosongnya kepada Aldric.

“Apa kamu sudah ingat di mana kamarmu?” tanya Aldric yang kini duduk di depan Sandra.

“Nggg … di sini ‘kan?”

“Astagaa … berapa gelas alkohol yang kamu minum, sih?” ucap Aldric kesal. Namun, ia sadar memang sulit berbicara dengan wanita yang sedang mabuk.

Aldric mengambil tas tangan Sandra dan membukanya. Di dalam tas Sandra, ia menemukan kartu tanda pengenal, satu koin logam mulia dan kartu kamar hotel. Ia kini mengetahui di mana kamar Sandra.

Namun kemudian, Aldric bimbang. Apakah ia harus menelepon staff hotel dan meminta mereka mengantar Sandra? Atau pengawalnya saja yang mengantar Sandra?

Tidak. Aldric tidak bisa mempercayai siapapun. Sandra sedang mabuk, ia tak ingin seseorang memanfaatkan keadaan Sandra. Meskipun begitu, ia juga tidak mungkin mempertaruhkan reputasinya dengan mengantar sendiri Sandra kembali ke kamarnya.

“Sepertinya kamu harus menginap di sini malam ini,” ucap Aldric sambil memasukkan kembali barang-barang Sandra ke dalam tas.

“Ka-kamu siapa ya? Apa aku sedang bermimpi dan bertemu dengan pangeran dari negeri dongeng? Kok kamu tampan sekali?” celetuk Sandra sambil mengerjap-ngerjapkan matanya menatap intens pada Aldric.

Aldric mengangkat alisnya. Apa saking mabuknya, Sandra sampai tidak mengenalinya? Aldric yakin Sandra mengenal sosok dirinya, bahkan saat konferensi masih berlangsung, beberapa kali mereka pernah saling bersitatap dan Sandra selalu memberikan senyum serta menundukkan kepala dengan santun kepadanya.

“Kamu benar-benar tidak mengenaliku?” 

  

Comments (8)
goodnovel comment avatar
ReyNotes
Terima kasih untuk yang sudah membaca sampai selesai. Salam hangat dari Rey ...
goodnovel comment avatar
Romasta Manik
sepertinya bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Kemuning Humaira
menarik banget
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   2. Mimpi Tapi Nyata

    “Kamu benar-benar tidak mengenaliku?”Sandra sedikit tersihir pada rupa Aldric dan suaranya yang begitu dingin. Setelahnya, buru-buru wanita yang masih dalam pengaruh alkohol itu menjawab dengan tergagap, “Ti-tidak. Tapi tak apa.”Sesaat kemudian, Sandra mengedarkan pandangannya dengan mata yang disipitkan. “Teman sekamarku mana sih? Kok belum pulang?” celoteh Sandra.Di hadapannya, Aldric meninggikan sebelah alisnya dengan tangan saling bersilang di dada.“Aku mau tidur. Kamu temani aku, ya. Aku takut tidur sendiri,” pinta Sandra kemudian mencoba berdiri. Sayang, upayanya gagal. Ia kembali oleng dan mendarat di pelukan lelaki berotot itu yang langsung mengangkat tubuhnya. Lengan wanita itu kini melingkari leher Aldric dengan kepala bersandar di dadanya dengan nyaman.“Ah, maafkan aku,” ujar Sandra tak enak hati. Setelahnya, Sandra menghirup napas panjang, dan begitu tertarik dengan harum tubuh Aldric yang begitu menggodanya, “Hmmm … kamu wangi banget sih.”Wanita itu bahkan menempelk

    Last Updated : 2023-01-24
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   3. Kenyataan Pahit

    “Lalu bagaimana, Tuan?”Aldric memiliki prosedur pengamanan pada dirinya sendiri. Ia tidak ingin terjebak pada hubungan satu malam. Oleh sebab itu, asistennya selalu melakukan sesuatu yang mereka sebut sebagai operasi pembersihan.“Seperti biasa?” tanya Marvin memastikan.“Iya. Lakukan seperti biasa.” Aldric menjawab sambil memakai pakaiannya di depan Marvin.“Baik. Saya siapkan sebentar.” Marvin kemudian keluar dari kamar Aldric.Kini Aldric sudah berpakaian lengkap. Kemeja biru muda yang menonjolkan otot lengan, dada dan perutnya bersanding dengan celana panjang navy. Ia memunguti pakaian Sandra yang tercecer dan mengumpulkannya di sisi ranjang.Nama perancang terkenal di negaranya, Jenny Packham tersemat pada bagian dalam gaun. “Hmm … wanita dengan selera busana yang bagus, dan mahal,” ucap Aldric pelan.Usai menaruh dress tersebut di atas ranjang, ia kembali naik ke ranjang dan berbaring miring di samping Sandra. Napasnya sedikit tertahan saat melihat banyak bercak darah di seprei

    Last Updated : 2023-01-24
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   4. Versi Mini Aldric

    Tiba saatnya para liaison officer berbaris dan mengucapkan salam perpisahan kepada pengusaha-pengusaha dunia yang akan kembali ke negara masing-masing. Dengan ekor matanya, Sandra melihat Aldric menuju pintu keluar dengan kedua tangan di dalam saku celana. “Goodbye, Mr Aldric Osborn. Safe flight,” ucap Sandra menundukkan kepalanya tanpa berani menatap Aldric. Sandra menahan sakit hati tak kala Aldric hanya melewatinya tanpa membalas salam perpisahan. Wajahnya lurus ke depan dan pengusaha muda nan tampan itu segera masuk ke mobil tanpa menoleh sedikitpun. Sirine motor-motor pengawal yang mengiringi mobil mewah berwarna hitam mengkilat berbendera Inggris itu bukan hanya meninggalkan halaman lobi hotel, melainkan juga meninggalkan kepingan hati yang terluka. *** Empat tahun kemudian. “Ada apa denganmu? Apa sejak tadi kamu tidak mendengarkanku berbicara?” seru Aldric kepada Marvin. Aldric menatap tajam asistennya. Selain sukses sebagai pengusaha, sekarang ia sedang merambah dunia pol

    Last Updated : 2023-01-24
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   5. Titik Buntu

    “Sandra?”Wanita yang dipanggil Aldric menoleh. Wajah cantiknya seketika memucat. Namun begitu, ia terlihat berusaha menguasai dirinya karena sedang bersama Alex.Untuk sesaat mereka hanya saling menatap dengan pandangan tak percaya. Aldric meneliti wanita di depannya yang semakin anggun dengan penampilan yang sangat berbeda. Sementara Sandra dengan spontan merapatkan tubuh Alex kepada tubuhnya.Aldric memaksa Sandra untuk berbicara. Dengan langkah berat, Ibu dari Alex itu mengikuti kemauan lelaki yang telah menyakiti hatinya bertahun-tahun yang lalu. Mereka pergi ke restoran dan meminta ruang tersendiri.“Tuan Muda Alex, ada ruang baca kecil di pojok restoran. Kita ke sana, yuk,” tawar Marvin.“Aku bukan Tuan Muda kamu,” balas Alex dengan ketus.“Alex sayang, bicara yang sopan!” Sandra mengingatkan putranya dengan suara lembut.Anak lelaki itu spontan menundukkan kepala kepada Sandra. “Maaf, Mom.”Melihat perilaku Alex kepada Sandra, Aldric terkesima. Putranya terlihat santun pada sa

    Last Updated : 2023-01-25
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   6. Teman Mommy

    Pesawat Gulfstream jet mengudara meninggalkan Jerman. Aldric memandang ke luar jendela. Kenangannya di Bali ternyata bukan hanya tentang bisnis. Pantas saja dulu saat ia meninggalkan Bali, ia seperti merasa meninggalkan sesuatu yang berharga.Marvin yang duduk persis di depan Aldric, melirik bosnya. Pengusaha terkenal di beberapa negara itu sedang mengusap-usap bibir dengan ibu jarinya. Matanya memandang Jerman yang semakin menjauh. Asisten setia itu tidak berani menerka ke mana pikiran bosnya saat ini.“Aku ingin ada yang menjaga Sandra dan Alex di Jerman, Marv,” ucap Aldric pelan namun jelas terdengar oleh Marvin.“Baik, Tuan. Akan saya siapkan pengawal untuk mereka.”“Jangan sampai Sandra curiga. Minta para pengawal itu menyamar.”“Siap, Tuan.”Sekembalinya Aldric dari Jerman, ia tidak bisa fokus pada pekerjaannya. Hati dan pikirannya terus menerus dibayangi Sandra dan Alex. Berkali-kali ia melihat foto maupun video kebersamaannya di Jerman yang diam-diam diabadikan sang asisten.A

    Last Updated : 2023-01-26
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   7. Kecurigaan

    Pagi harinya, Sandra, Alex dan Luke sarapan bersama. Luke berencana akan mengantar Alex ke sekolah sekaligus menghadiri acara di sekolah Alex yang bertema ‘Ayah dan Profesinya.’ Kakak Sandra itu memang selalu siap siaga untuk mengisi kekosongan posisi ayah pada keponakannya. “San,” sapa Luke. “Ya, Kak,” balas Sandra. “Sebentar lagi Alex libur. Kita ajak ke London, yuk.” Kakak Sandra itu memperhatikan ekspresi sang adik saat ia menyebut kata London. Ia melihat Sandra menaikkan alisnya dan mendengus pelan sebelum menjawab. “Ke Belanda saja, Kak. Sepertinya lebih seru. Sekalian Alex belajar bahasa Belanda.” “Kalau ke London, kita bisa menginap di apartemen Leah, sahabatmu. Jadi bisa menghemat biaya liburan. Sekalian Kakak juga ada bisnis dengan teman di sana.” “Aku pikir-pikir dulu ya, Kak.” Sandra mengambil tasnya. Ia mengecup puncak kepala sang putra dan berpamitan pada Luke. Mereka sama-sama melambaikan tangan dari mobil masing-masing. Dalam perjalanan menuju universitas tempa

    Last Updated : 2023-01-27
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   8. Berbeda Keinginan

    Sandra tetap bersikukuh bahwa ia tidak dapat pergi ke Inggris. Namun Luke juga tidak kalah kerasnya. Ia tetap ingin mengajak keponakannya bepergian walau tanpa Ibunya.“Kak, tunggu sampai minggu depan lagi deh. Sandra masih harus memeriksa makalah mahasiswa,” rayu Sandra.“Tapi Kakak ada meeting dengan teman Kakak minggu ini. Jadi besok pagi, aku akan membeli tiket pesawat ke Inggris. Kakak tetap membawa Alex ya. Jadi kamu bisa fokus bekerja.”Sejak Alex lahir, ia memang telah terbiasa bepergian bersama Luke. Kakak Sandra itu berpendapat, Alex harus memiliki sosok seorang ayah sehingga ia benar-benar telaten mengurus keponakannya.saat Sandra dan Luke masih berunding, Alex tiba-tiba keluar dari kamarnya.“Daddy Luke, kita jadi pergi ke Inggris dengan kereta api?” tanya Alex.“Kita pakai pesawat saja ya. Biar lebih cepat sampai,” jawab Luke.“Berapa lama?”“Kurang dari dua jam. Cepet ‘kan? Kalau pakai kereta lebih lama.”“Oke, Daddy.” Alex dengan wajah sumringah mengacungkan jempolnya

    Last Updated : 2023-01-29
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO    9. Cerita Tentang Alex

    Restoran yang Aldric pilih adalah restoran mewah dengan fasilitas pengamanan yang cukup baik. Manager restoran sendiri bahkan yang menyambut lelaki tampan itu dan memberikan ruang VIP. Satu pengawal duduk tak jauh dari meja Tuannya. Sementara pengawal lain berjaga di dekat pintu masuk restoran.“Kapan Alex lahir?” tanya Aldric memulai kembali perbincangan mereka yang tertunda.Sandra menyebutkan tanggal yang membuat dahi Aldric berkerut. Otaknya langsung berhitung. Pria itu lalu menyimpulkan Alex lahir lebih cepat dari perkiraannya.“Alex lahir prematur?”Sandra mengangguk pelan. “Alex lahir satu bulan lebih cepat dari perkiraan dokter.”“Apa masalahnya?”“Saat itu aku sedang sibuk di kampus. Aku masih menjadi asisten dosen. Sering naik turun tangga. Saat sedang bertugas, air ketubanku pecah. Hari itu juga aku langsung dioperasi.”“Ya Tuhan,” gumam Aldric.Setelah itu, meluncurlah cerita wanita cantik di depan Aldric tentang hari di saat Alex lahir. Keluarga mengira putri bungsu merek

    Last Updated : 2023-01-30

Latest chapter

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   392. Akhir yang Bahagia

    Sandra berhasil menembus komunitas pendidikan di Inggris. Namanya diperhitungkan dan selalu dibawa-bawa saat ada perbincangan mengenai sistem pendidikan internasional. Bahkan, seringkali Sandra menjadi pembicara ataupun moderator pada seminar bergengsi di negara-negara Eropa. Karir Aldric pun semakin meningkat. Ia tidak perlu lagi mengontrol perusahaannya. Uang-uang yang ia investasikan kini sudah bekerja untuk dirinya dengan menghasilkan pundi-pundi kekayaan yang sangat besar. Sore ini, keadaan mansion kembali ramai. Keluarga Javier dan keluarga Osborn serta sahabat-sahabat Aldric dan Sandra berkumpul untuk merayakan kesuksesan Sandra. Malam ini, wanita cantik itu akan menerima penghargaan dari sebuah media pendidikan sebagai salah satu wanita yang cukup berpengaruh di Inggris. “Cantik sekali,” puji Aldric menatap penampilan istrinya. “Terima kasih, sayang. Kamu juga tampan sekali.” Sandra balas memuji suaminya yang telah menggunakan stelan jas mewah yang elegan senada dengan gaun

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   391. Keluarga Ideal

    Semua kepala menengok ke arah kepala pelayan. Saat lelaki itu bergeser dan memperlihatkan tamu yang datang, Sandra menutup mulutnya. Sementara, Aldric mengembangkan senyum.“Madam Mary!” pekik Alex. Anak lelaki itu segera berlari mendekat dan memeluk tamu yang ternyata adalah Madam Mary dan Jason.Aldric berdiri menyalami tamu-tamunya. Sementara Sandra masih terduduk dengan satu tangan menutup mulutnya. Dengan pandangan haru, wanita itu menatap Madam Mary, mantan pelayan setia Aldric yang juga selalu menjaganya dan Alex di masa sulit mereka.“Nyonya Sandra,” sapa Madam Mary seraya mengulurkan tangannya.Sandra menatap tangan tersebut, ia berdiri lalu memeluk wanita setengah baya di depannya. Bahagia sekali mendapat kunjungan dari orang yang menyayangi mereka. Jason, suami Madam Mary sekaligus mantan pelayan setia Helen dan Alonso pun salling berjabatan dengan penuh haru.“Ayo, silahkan duduk,” ajak Aldric.“Maaf, Tuan. Kenalkan, ini putra kami, Daniel.” Madam Mary menggiring putranya

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   390. Sandra Bule

    “Mommy, Abang mau jaga Adik Nayya malam ini. Abang tidur di kamar Adik, ya?” pinta Alex.“Mmm … sebaiknya Abang Alex tanya Daddy. Biasanya, Nayya tidur bersama Daddy,” ucap Sandra dengan lembut pada putranya.Aldric yang mendengar permintaan putranya dan jawaban Sandra, seketika teringat pada nasehat Marvin.“Boleh. Tentu saja, Abang Alex boleh tidur menjaga Adik Nayya,” balas Aldric cepat.Jawaban Aldric membuat Sandra menoleh menatap suaminya. Tumben sekali, ia mau dipisahkan dengan Nayya malam ini. Aldric menangkap tatapan heran istrinya.“Lagipula, Daddy kangen tidur berdua saja dengan Mommy,” imbuh Aldric lagi.“Yeayyy … Abang tidur sama Adik.” Alex melonjak-lonjak senang. Tetapi, kemudian, Alex teringat akan sesuatu.“Tapi, Dad, kalau Adik Nayya menangis, Abang harus bagaimana?”“Ada baby monitor di kamar Adik. Jadi, kalau Adik Nayya menangis, kami akan dengar. Mommy akan datang dan menyusui Adik Nayya.”“Oh, oke.” Alex mengacungkan jari jempolnya.Menjelang tidur, Aldric dan Sa

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   389. Menikmati Peran Baru

    Sandra menggeleng samar mendengar bisikan suaminya. Ia tidak langsung menjawab karena ada suster bersama mereka. setelah Nayya menyusu dengan tenang, suster menjauhi mereka.Pebisnis mapan itu menatap mulut bayinya yang sedang menghisap. Kedua pipinya terlihat kembang kempis. Tangan mungil Nayya mengenggam jari kelingking ibunya.“Sepertinya nikmat sekali,” canda Aldric.“Memang nikmat ya, Nay. Soalnya Nayya cuma boleh minum ASI saja,” balas Sandra.“Nayya, Daddy boleh minta, nggak?”Aldric memang berbicara pada bayinya. Tapi, tentu saja pertanyaan itu ditujukan pada ibunya. Sandra mencebikkan bibir merespon perkataan sang suami.“Apa rasa ASI, sih, My love?”“Mana aku tau? Aku kan tidak pernah mencoba. Pertanyaan yang aneh.”Aldric terkekeh. “Kok, kamu jadi sensitif begitu. Nanti Nayya jadi terganggu dengan suara Mommy yang tidak ramah.”“Maaf, ya, Nay. Daddy suka usil sama Mommy,” Sandra berkata pada bayinya dengan senyum di bibir.“Daddy ‘kan cuma bertanya, karena Nayya belum bisa

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   388. Menertawakan Masa Lalu

    Alex mendorong stroller Nayya dibantu Aldric. Sandra melingkari lengannya pada pinggang suaminya. Pintu kaca besar otomatis terbuka saat mereka akan keluar.Kebetulan, Keluarga Javier dan orang tua Aldric pun sedang berada di taman. Bahkan Marvin, Leah dan Kevin juga tampak mengobrol akrab dengan kakak-kakak Sandra.“Marv, Kev, Kalian ke sini?” sapa Aldric.“Leah,” Sandra pun menyapa dan memeluk sahabatnya.“Kami ‘kan belum menjenguk Sandra dan bayi kalian,” cetus Marvin. “Tuan Alonso mencegah kami mengunjungi rumah sakit karena nanti Sandra tidak dapat istirahat.”“Iya, maaf. Itu juga permintaanku.”“By the way, selamat, ya,” ucap Marvin. Mereka berpelukan secara maskulin yang kemudian juga diikuti dengan Kevin.“Bagaimana kabarmu, Sandra?” tanya Marvin.“Semakin hari semakin membaik, insyaAllah,” balas Sandra.“Marv sayang, lihat Nayya deh. Cantik sekali,” ucap Leah yang memperlihatkan Nayya dalam dekapannya.“Apa kamu sudah cuci tangan, Leah?” Aldric mengerutkan dahi melihat putrin

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   387. Kompak

    Akhirnya Sandra kembali ke mansion. Seorang suster senior rekomendasi dari rumah sakit, ikut diboyong Helen. Wanita tua itu tidak memperdulikan protes yang keluar dari mulut putranya saat lelaki itu mengatakan tidak membutuhkan seorang suster.“Kamu akan butuh. Kasihan Sandra jika tidak ada yang membantu mengurus bayinya!” ucap Helen tegas kepada Aldric.“Aku yang akan membantu Sandra, Mom. Aku mau mengurus Nayya sendiri,” kilah Aldric.“Tidak bisa. Kamu juga belum berpengalaman. Yang ada, Sandra nanti malah tambah stress dibantu kamu.”Aldric mengembuskan napas panjangnya. Ia akhirnya mengalah. Apalagi, tidak ada satu pun keluarga yang mendukungnya. Semua setuju, Sandra membutuhkan bantuan seorang suster di mansion.Keadaan Sandra sendiri sudah lebih baik. Setelah berbaring dan mendapat perawatan di rumah sakit selama tiga hari, kini wanita itu mulai bergerak aktif. Walaupun terkadang, gerakannya terhenti karena

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   386. Assalamualaykum, Adik Nayya

    Alex menggenggam rangkaian bunga indah di tangan kanan. Tangan kirinya memegang kotak berwarna merah muda. Anak lelaki tampan itu membawa hadiah yang akan ia persembahkan untuk ibu dan adik perempuannya.Di sampingnya Alzam berjalan membawa bungkusan. Bungkusan berisi susu almond untuk putri tercinta yang baru saja melahirkan bayi perempuan cantik. Minuman itu diyakini berkhasiat untuk melancarkan produksi ASI.Setelah mengetuk pintu, Alzam membuka pintu. Alonso segera berdiri saat melihat besannya masuk. Mereka berpelukan dengan akrab.“Selamat pagi. Bagaimana kabar cucu cantik kita hari ini?”“Ia sedang menyusu.” Helen menoleh pada tirai tertutup di samping mereka.“Oh, baiklah. Susu almond untuk ibu menyusui aku letakkan di dalam lemari pendingin, ya.”“Iya.”Alex lalu menghampiri Grandma dan Grandpanya. Anak lelaki itu mencium telapak tangan keduanya. Helen dan Alonso membalas dengan mengecup sayang kepala serta pipi cucu tampan mereka.“Apa kamu membawa bunga untuk Mommy?” tanya

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   385. Pasca Melahirkan

    Helen mengamati bayi cantik di dalam dekapannya. Ia berdiri dan mengayun pelan sambil terus tersenyum. Tangannya pun tak henti mengelus kulit halus cucu cantiknya.“Cantik sekali cucu grandma, ya,” puji Helen. Entah sudah berapa puluh kali ia mengucapkan kalimat tersebut sejak melihat Nayya.Hingga Alonso datang menghampiri dan kini berdiri di samping istrinya. Lelaki tua itu juga ikut mengelus kepala baby dan sesekali menciumnya.“Sudah! Jangan diciumi terus. Nanti Nayya bangun!” desis Helen galak.Sandra terkekeh. “Sama seperti Aldric semalam, Mom. Nayya sedang asyik menyusu malah dicium-cium hingga akhirnya menangis.”Kepala Helen menggeleng mendengar penuturan menantunya. Wanita itu meletakkan Nayya sangat hati-hati di dalam box bayi. Lalu, box tersebut ia tutup dengan kelambu halus.“Kamu mau makan, darling?” tanya Helen.“Boleh, Mom.”“Eits, sudah. Di ranjang saja. Biar Mommy yang antar makananmu.” Helen mencegah Sandra yang akan turun dari tempat tidur.Sandra menurut. Ia duduk

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   384. Kekesalan Alex

    Tak hentinya Aldric menatap wajah mungil di dekapan Sandra. Bayi perempuan cantik itu sedang menyusu pada ibunya. sesekali, lelaki itu mencium pelan kepala sang putri.“Sayang!” protes Sandra. “Nanti dulu cium-ciumnya. Dia sedang menyusu.”“Baby cantik wangi sekali, My love. Dia pakai parfum bayi apa?”Sandra terkekeh geli mendengar pernyataan suaminya. “Bayi belum boleh pakai pewangi apapun, sayang. Ini murni aroma tubuh Baby.”“Benarkah? Kok wangi sekali?” Aldric kembali mencium rambut dan pipi putrinya.Gerakan Aldric membuat bayi yang sedang menyusu itu berhenti mengisap sari makanan dari sang ibu. Matanya menatap Sandra. Kepala mungil bayi perlahan bergerak mengusel dada di hadapannya.“Tuh ‘kan, Baby jadi berhenti menyusu karena kamu ganggu,” gerutu Sandra. Wanita itu lalu mencoba memasukkan kembali area areolanya ke dalam mulut bayinya.Namun, bayi pe

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status