Ferdi tersenyum memandang istrinya yang saat ini duduk di sampingnya dengan merebahkan kepalanya di bahunya. "Apa mau libur aja kuliahnya?" Ferdi sangat kasihan ketika melihat istrinya yang tampak ingin tertidur.
"Jangan, Rara masih ujian," jawab Azahra.
Ferdi mengusap kepala istrinya dan mencium kening istrinya. "Nggak tega Abang lihatnya kayak gini," ucapnya.
Azahra berusaha membuka matanya dan memandang wajah suaminya. "Ini karena abang," ucapnya yang menarik hidung suaminya.
"Yang minta tambah siapa?" tanya Ferdi.
Wajah Azahra bersemu merah ketika mendengar pertanyaan suaminya. "Seharusnya Rara semalam cepat tidur tapi abang mancing-mancing," jawabnya.
"Apa benar gitu ceritanya?" tanya Ferdi.
Dengan malu Azahra menganggukkan kepalanya.
"Pinter ngelak ya." Ferdi tersenyum, pria itu mencium tangan istrinya.
Azahra memeluk suaminya dan memejamkan matanya. Dirinya tidak mengerti mengapa matanya selalu saja mengantu
"Apa capek?" Ferdi memandang istrinya yang sedang berbaring di atas tempat tidur. Ia duduk di tepi tempat tidur dan mengusap pipi istrinya.Azahra tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Sudah sore, mandi dulu," ajaknya."Bentar, Rara masih capek." Azahra sedikit tersenyum. “Padahal kerjaan Rara cuman tidur-tiduran aja, tapi gitu foto prewed jadi rasanya kenapa capek sekali." Azahra tersenyum nyengir.Ferdi menganggukkan kepalanya. Diciumnya bibir istrinya dengan sangat lembut, kecupan di bibir istrinya kini berpindah ke bagian leher dan telinga istrinya.Azahra tertawa ketika tidak tahan menahan rasa geli, ketika suaminya mencium bagian lehernya dan juga daun telinganya."Jangan cium leher geli," ucapnya.Ferdi tersenyum. "Yang capek apanya ini?" Ferdi bertanya setelah puas menciumi istrinya."Enggak ada sih, cuman Rara lagi males-males aja," jawab Azahra. "Walaupun cuman fitting baju nyatanya capek ban
"Ternyata sudah sangat lama ya kita tidak makan malam bersama seperti ini. Terakhir kita makan malam bersama seperti ini ketika Ferdi akan berangkat ke Papua," ucap Yanti.Saat ini keluarga besar Attar sedang berkumpul dan makan malam bersama di ruangan keluarga, karena meja makan tidak cukup untuk menjadi tempat makan mereka."Iya nggak terasa ternyata sudah sangat lama ya, kita tidak makan malam seperti ini. Sewaktu kumpul keluarga lebaran kemarin, Ferdi nggak ada, karena di Papua," ucap Andi.Indah tersenyum ketika mendengar adik-adiknya bercerita. "Kalau sudah berkumpul seperti ini terasa ramai sekali ya." Indah tersenyum memandang wajah adik-adik dari suaminya."Iya kak, aku sampai sekarang masih gak percaya ini," Yanti memandang Azahra dan Ferdi. Pasangan pengantin baru itu terlihat sangat bahagia dan tidak menghiraukan omongan orang-orang yang saat ini sedang membahas tentang mereka."Ini mau," Ferdi menunjukkan ikan bakar di piringnya
Ferdi dan Azahra keluar dari kamarnya. Mereka bergabung dengan keluarganya yang sudah menunggu di ruang tamu."Anak, mommy cantik sekali," puji Alisa yang memandang putrinya."Makasih mom, Rara cantik seperti Mommy." Azahra tersenyum dan memuji kecantikan mommynya. Saat ini mommynya tidak kalah cantik dengan dirinya."Kalau dilihat Alisa dan juga Azahra, nggak seperti ibu dan anak ya, tapi kayak kakak dan adik." Yanti tersenyum memandang adik ipar dan keponakannya.Alisa tersenyum ketika mendengar pujian dari kakak iparnya. Saat ini Alisa memegang tangan suaminya."Makanya Attar nggak mau kalau istrinya nggak pegang tangan dia, kalau sempat istrinya nggak pegang tangannya, yang ada istrinya pasti akan digoda cowok ganteng." Fitri memberikan asumsinya.Attar tertawa saat mendengar sindiran kakaknya tersebut. "Pegang tangan istri itu pahala," ucapnya yang tersenyum memandang istrinya.Alisa tersenyum mendengar kakak-kakak iparnya
Ferdi tidak konsentrasi ketika dirinya makan. Matanya hanya tertuju ke arah istrinya yang duduk di depannya. Saat ini ia sedang makan malam di dalam kamarnya.Azahra yang sejak tadi menyadari tatapan mata suaminya terlihat salah tingkah dan malu-malu. "Lihat ikannya bang," ucap Azahra. Malam ini sikap suaminya sangat berbeda, pria itu makan tidak fokus. Tatapan mata suaminya hanya tertuju padanya. Biasanya suaminya akan selalu menyuapinya makan, bila mereka sedang makan berdua seperti ini. Namun kali ini jangankan untuk menyuapinya, suaminya saja terkesan seperti orang yang tidak menikmati rasa makanan yang sedang dimakannya."Iya," jawab Ferdi yang hanya menganggukkan kepalanya, namun tatapan matanya tetap tertuju kepada istrinya.Azahra begitu bingung melihat sikap suaminya. Dirinya hanya diam dan melanjutkan makannya."Apa mau duduk di balkon?" Tanya Ferdi yang tersenyum memandang istrinya, setelah mereka selesai makan.Azahra tersenyum dan meng
"Apa Adek pengen jalan-jalan" ferdi bertanya kepada Azahra.Azahra tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Memangnya mau jalan-jalan kemana?" tanya Azahra dengan tersenyum."Apa mau ke mall? Kita bisa ke mall jalan kaki," ajak Ferdi. Ferdi yakin istrinya pasti akan merasa jenuh dan juga bosan bila hanya di kamar hotel saja.Azahra diam ketika mendengar jawaban suaminya. Hotel yang saat ini menjadi tempat menginap mereka berada di samping mall terbesar terbesar di Jakarta. Bila dirinya ingin ke mall cukup berjalan kaki saja."Di mall enak bisa makan, bisa nonton. Terus jalan-jalan, belanja." Ferdi membujuk istrinya.Azahra menggelengkan kepalanya. "Lagi gak minat." jawabnya."Jadi Adek apa cuma mau di hotel saja seperti ini?" Ferdi menarik hidung istrinya yang saat ini sedang duduk di atas pangkuannya.Azahra tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Nggak masalah kalau cuman pengen di kamar." Ferdi mengulum senyumnya."Ini
Ferdi duduk di atas tempat tidur, Ia sedang menonton film di layar yang datar yang menempel di dinding kamarnya. Dipandangnya Azahra yang sedang tertidur di sampingnya. "Apa nggak bosan di dalam kamar seharian?" Ferdi mengerutkan keningnya dan memandang istrinya yang sedang bersembunyi di dalam selimut. Hanya rambut Azahra yang saat ini terlihat oleh pandangannya.Sejak selesai makan siang, Azahra tidur hingga sekarang. Azahra tidak ada henti-hentinya tertidur seperti ini. Agar tidurnya tidak diganggu oleh suaminya, Ia menutup seluruh tubuhnya hingga bagian kepalanya dengan selimut.Sudah dua malam Ferdi menginap di hotel bersama dengan istrinya. Selama menginap di sini, dirinya belum mencoba keluar dari kamar sama sekali. Istrinya begitu senang berada di dalam kamar, bahkan istrinya terlihat tidak jenuh sama sekali.Di saat istrinya sedang tertidur seperti ini, Ferdi akan menonton televisi guna menghilangkan kejenuhannya. Berulang kali Ferdi memanda
"Apa suka?" Tanya Ferdi.Azahra tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Kita ambil?" Ferdi memeluk istrinya dari belakang."Iya," jawab Azahra yang memutar kepalanya kebelakang dan mencium bibir suaminya. "Abang, makasih," ucapnya.Ferdi tersenyum dan membalas kecupan bibir istrinya.Matanya memandang ke seluruh sudut rumah yang akan dibeli oleh suaminya. "Rumah ini sesuai dengan keinginan Rara. Dekat juga dengan rumah mommy. Bila bosan di rumah, Rara bisa main ke rumah mommy," Azahra tersenyum memandang rumah mewah yang akan menjadi tempat tinggalnya bersama dengan suaminya nanti.Setelah pulang dari bulan madunya di Bali, Ferdi dan Azahra memutuskan untuk membeli rumah, dan mencoba untuk tinggal di rumah sendiri. Meskipun Daddy nya menawarkan memberikan sebuah rumah, namun Ferdi tidak menerimanya. Ia lebih memilih membeli rumah dari uangnya sendiri."Kita lihat kamar kita?" ajak Ferdi.Azahra menganggukkan kepalanya. Ia
"Gak tau Bik. Tolong buka pintu, saya akan langsung ke rumah sakit," jelas Ferdi."Baik pak," jawab Bik Mun."Bik, tolong ambilkan jilbab istri saya. Terserah mau yang mana aja." Ferdi baru ingat bahwa saat ini istrinya tidak berhijab."Ya Allah, Bibik bingung sampai lupa pak," ucap Bik Mun yang kemudian berlari menuju ke ruang pakaian yang berada di kamar belakang. Setelah mengambil jilbab yang asal dapat, bik Mun mempercepat langkah kakinya ke arah majikannya yang saat ini sedang menunggu. "Ini pak," ucap Bik Mun dengan nafas yang tersengal-sengal."Tolong pasangkan bik," pinta Ferdi."Iya pak," jawab Bik Mun yang memakaikan jilbab langsung Azahra. "Sudah pak," ucap Bik Mun.Ferdi mempercepat langkah kakinya menuju ke pintu yang saat ini sudah dibuka bik Mun. Ia memasukkan istrinya ke dalam mobil dengan sangat berhati-hati. Ia kemudian masuk ke dalam mobil dan duduk di samping istrinya."Apa kita langsung ke rumah sakit