Ferdi turun dari dalam mobil, ia berjalan menuju ke arah Daddynya yang saat ini menunggunya di depan kantor polisi bersama dengan kuasa hukumnya dan orang kepercayaannya.
"Dad." Ferdi menyalami tangan mertuanya.
"Iya, gimana apa Azahra dan Akbar sudah sampai di rumah?" Tanya Attar yang tersenyum memandang menantunya.
"Sudah Dad, tadi aku langsung antar Azahra dan Akbar ke rumah," jawab Ferdi.
"Pak Attar, maaf saya akan ke dalam dulu sebentar," ucap kuasa hukum Attar saat pria itu menerima pesan di ponselnya.
"Iya pak Haris, silahkan. Pak Haris, ingat seperti yang saya inginkan, Saya ingin orang itu dihukum seberat-beratnya. " ucap Attar.
"Baik pak.”
"Om Farhan," sapa Ferdi yang menyalami tangan pria yang bersatu sahabat dan orang kepercayaan Daddynya.
"Selamat ya pengantin baru," Farhan tersenyum.
"Iya om terimakasih. Om apa kabar, sudah lama gak jumpa sama om Farhan." Ferdi tersenyum memandang pria ber
"Abang nggak jujur, Rara sudah harum," jawab Azahra."Enggak, abang serius. Adek gak harum, masih bau," pria itu tersenyum penuh makna."Nggak mungkin." Azahra mencoba mencium aroma tubuhnya sendiri."Ingat janji." Ferdi tersenyum dan berbisik di telinga istrinya yang begitu sangat polos dan lugu.Azahra mencubit pinggang suaminya. "Pakai alasan bilangin Rara bau." Azahra memandang suaminya, dirinya baru memahami apa yang sebenarnya diinginkan oleh suaminya.Ferdi tertawa saat mendengar ucapan istrinya. "Adek sudah janji." Ferdi mencium daun telinga istrinya. Sejak tadi dirinya sudah sangat sabar untuk menunda apa yang sudah dijanjikan oleh istrinya, namun kali ini ia tidak ingin lagi menundanya.Azahra memejamkan matanya ketika dirinya merasa begitu sangat geli ketika suaminya mencium daun telinganya dan menggigit-gigitnya."Tapi abang belum mandi, Abang bau." Azahra menjauh dari wajah suaminya ketika suami akan mencium bibirnya.
Ferdi memandang istrinya yang sedang duduk di kursi yang ada di depannya. Istrinya terlihat begitu sangat mengantuk. "Tidur aja dek kalau ngantuk." Ferdi berkata dengan mengusap pipi istrinya.Azahra tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Rara ngantuk banget, apalagi lihatin Abang yang memandang komputer gitu," jawabnya. Sudah beberapa malam ini Azahra begitu sangat kurang tidur karena ulah suaminya yang mengajaknya lembur setiap malam.Ferdi mengulum senyumnya ketika mendengar jawaban istrinya. "Tadi sudah abang suruh istirahat di kamar, Adeknya nggak mau, katanya mau lihatin Abang kerja." Ferdi menarik hidung istrinya."Abang, Rara beneran ngantuk. Rara males jalan, Abang gendong ya." Azahra mengembangkan tangannya."Istri siapa ini, kok manja sekali." Ferdi tersenyum dan beranjak dari kursi yang didudukinya. Ia berjalan mendekati istrinya yang sedang duduk di depannya.Azahra tersenyum lebar dan melingkarkan tangannya di leher suami
Ferdi tersenyum memandang istrinya yang saat ini duduk di sampingnya dengan merebahkan kepalanya di bahunya. "Apa mau libur aja kuliahnya?" Ferdi sangat kasihan ketika melihat istrinya yang tampak ingin tertidur."Jangan, Rara masih ujian," jawab Azahra.Ferdi mengusap kepala istrinya dan mencium kening istrinya. "Nggak tega Abang lihatnya kayak gini," ucapnya.Azahra berusaha membuka matanya dan memandang wajah suaminya. "Ini karena abang," ucapnya yang menarik hidung suaminya."Yang minta tambah siapa?" tanya Ferdi.Wajah Azahra bersemu merah ketika mendengar pertanyaan suaminya. "Seharusnya Rara semalam cepat tidur tapi abang mancing-mancing," jawabnya."Apa benar gitu ceritanya?" tanya Ferdi.Dengan malu Azahra menganggukkan kepalanya."Pinter ngelak ya." Ferdi tersenyum, pria itu mencium tangan istrinya.Azahra memeluk suaminya dan memejamkan matanya. Dirinya tidak mengerti mengapa matanya selalu saja mengantu
"Apa capek?" Ferdi memandang istrinya yang sedang berbaring di atas tempat tidur. Ia duduk di tepi tempat tidur dan mengusap pipi istrinya.Azahra tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Sudah sore, mandi dulu," ajaknya."Bentar, Rara masih capek." Azahra sedikit tersenyum. “Padahal kerjaan Rara cuman tidur-tiduran aja, tapi gitu foto prewed jadi rasanya kenapa capek sekali." Azahra tersenyum nyengir.Ferdi menganggukkan kepalanya. Diciumnya bibir istrinya dengan sangat lembut, kecupan di bibir istrinya kini berpindah ke bagian leher dan telinga istrinya.Azahra tertawa ketika tidak tahan menahan rasa geli, ketika suaminya mencium bagian lehernya dan juga daun telinganya."Jangan cium leher geli," ucapnya.Ferdi tersenyum. "Yang capek apanya ini?" Ferdi bertanya setelah puas menciumi istrinya."Enggak ada sih, cuman Rara lagi males-males aja," jawab Azahra. "Walaupun cuman fitting baju nyatanya capek ban
"Ternyata sudah sangat lama ya kita tidak makan malam bersama seperti ini. Terakhir kita makan malam bersama seperti ini ketika Ferdi akan berangkat ke Papua," ucap Yanti.Saat ini keluarga besar Attar sedang berkumpul dan makan malam bersama di ruangan keluarga, karena meja makan tidak cukup untuk menjadi tempat makan mereka."Iya nggak terasa ternyata sudah sangat lama ya, kita tidak makan malam seperti ini. Sewaktu kumpul keluarga lebaran kemarin, Ferdi nggak ada, karena di Papua," ucap Andi.Indah tersenyum ketika mendengar adik-adiknya bercerita. "Kalau sudah berkumpul seperti ini terasa ramai sekali ya." Indah tersenyum memandang wajah adik-adik dari suaminya."Iya kak, aku sampai sekarang masih gak percaya ini," Yanti memandang Azahra dan Ferdi. Pasangan pengantin baru itu terlihat sangat bahagia dan tidak menghiraukan omongan orang-orang yang saat ini sedang membahas tentang mereka."Ini mau," Ferdi menunjukkan ikan bakar di piringnya
Ferdi dan Azahra keluar dari kamarnya. Mereka bergabung dengan keluarganya yang sudah menunggu di ruang tamu."Anak, mommy cantik sekali," puji Alisa yang memandang putrinya."Makasih mom, Rara cantik seperti Mommy." Azahra tersenyum dan memuji kecantikan mommynya. Saat ini mommynya tidak kalah cantik dengan dirinya."Kalau dilihat Alisa dan juga Azahra, nggak seperti ibu dan anak ya, tapi kayak kakak dan adik." Yanti tersenyum memandang adik ipar dan keponakannya.Alisa tersenyum ketika mendengar pujian dari kakak iparnya. Saat ini Alisa memegang tangan suaminya."Makanya Attar nggak mau kalau istrinya nggak pegang tangan dia, kalau sempat istrinya nggak pegang tangannya, yang ada istrinya pasti akan digoda cowok ganteng." Fitri memberikan asumsinya.Attar tertawa saat mendengar sindiran kakaknya tersebut. "Pegang tangan istri itu pahala," ucapnya yang tersenyum memandang istrinya.Alisa tersenyum mendengar kakak-kakak iparnya
Ferdi tidak konsentrasi ketika dirinya makan. Matanya hanya tertuju ke arah istrinya yang duduk di depannya. Saat ini ia sedang makan malam di dalam kamarnya.Azahra yang sejak tadi menyadari tatapan mata suaminya terlihat salah tingkah dan malu-malu. "Lihat ikannya bang," ucap Azahra. Malam ini sikap suaminya sangat berbeda, pria itu makan tidak fokus. Tatapan mata suaminya hanya tertuju padanya. Biasanya suaminya akan selalu menyuapinya makan, bila mereka sedang makan berdua seperti ini. Namun kali ini jangankan untuk menyuapinya, suaminya saja terkesan seperti orang yang tidak menikmati rasa makanan yang sedang dimakannya."Iya," jawab Ferdi yang hanya menganggukkan kepalanya, namun tatapan matanya tetap tertuju kepada istrinya.Azahra begitu bingung melihat sikap suaminya. Dirinya hanya diam dan melanjutkan makannya."Apa mau duduk di balkon?" Tanya Ferdi yang tersenyum memandang istrinya, setelah mereka selesai makan.Azahra tersenyum dan meng
"Apa Adek pengen jalan-jalan" ferdi bertanya kepada Azahra.Azahra tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Memangnya mau jalan-jalan kemana?" tanya Azahra dengan tersenyum."Apa mau ke mall? Kita bisa ke mall jalan kaki," ajak Ferdi. Ferdi yakin istrinya pasti akan merasa jenuh dan juga bosan bila hanya di kamar hotel saja.Azahra diam ketika mendengar jawaban suaminya. Hotel yang saat ini menjadi tempat menginap mereka berada di samping mall terbesar terbesar di Jakarta. Bila dirinya ingin ke mall cukup berjalan kaki saja."Di mall enak bisa makan, bisa nonton. Terus jalan-jalan, belanja." Ferdi membujuk istrinya.Azahra menggelengkan kepalanya. "Lagi gak minat." jawabnya."Jadi Adek apa cuma mau di hotel saja seperti ini?" Ferdi menarik hidung istrinya yang saat ini sedang duduk di atas pangkuannya.Azahra tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Nggak masalah kalau cuman pengen di kamar." Ferdi mengulum senyumnya."Ini
"Iya habis dari ketemu orang banyak, nggak enak kalau langsung magang cucuk," jawab Andi. Meskipun sangat ingin sekali memegang cucunya, namun Andi menahan diri. Mengingat dirinya yang baru saja pulang dari acara pesta pernikahan."Itu sepertinya ART yang di rumah sudah datang." Indah tersenyum ketika mendengar suara ketukan di pintu."Assalamualaikum Bu," ucap pekerja di rumah Indah, yang datang mengantarkan pakaian yang diminta Indah untuk diantarkan ke rumah sakit."Waalaikumsalam, terima kasih ya bik min." Indah tersenyum mengambil tas yang diberikan oleh bik min."Iya Bu, Mbak Azahra ternyata sudah lahiran ya," ucap bik min yang berdiri di ambang pintu."Iya ya bik min, Alhamdulillah." Azahra tersenyum."Saya mau lihat dulu, sebelum pulang." Bik min kemudian masuk ke dalam kamar. "Yang ini wajahnya mirip sekali sama Mbak Azahra, sedangkan abangnya mirip sama mas Ferdi," komentar bik min itu ketika melihat wajah bayi yang ada di tangan A
"Zavier, jangan ke sana sini." Attar memanggil cucunya yang pergi ke lain arah. Zavier berlari berlawanan arah dengan jalan yang akan dilewatinya."Zikra, kamar mommy Lewat sini." Alisa sedikit mengeraskan suaranya memanggil Zikra yang ikut berlari mengejar Zavier.Attar berlari mengejar Zavier, yang dengan sengaja mengajak bermain.Zavier tertawa ngakak, ketika opa nya berhasil menangkapnya."Dapat." Attar berkata dengan nafas ngos-ngosan. Ia tersenyum ketika berhasil menangkap cucunya. Agar cucunya, tidak berlari kesana kemari, Attar menggendong Zavier yang saat ini tertawa ngakak. Pria itu juga menggendong Zikra yang berhenti di dekat kakinya. "Katanya mau ikut lihat mommy dan adik bayi, tapi kenapa malah lari-lari nggak jelas seperti ini." Walaupun dirinya sedang tidak ingin bermain dengan kedua cucunya, namun pria itu tetap tertawa dan mencium pipi cucunya kiri dan kanan secara bergantian.Alisa yang melihat suaminya yang dikerjain oleh
Ferdi berada di ruangan persalinan istrinya. Mendengar rintihan istrinya yang kesakitan, membuat dirinya sungguh tidak tega. Berulang kali, ia mencoba menenangkan Azahra."Bang sakit." Azahra menangis."Iya dek, ditahan sayang, sakitnya." Ferdi mengusap keringat yang menempel di pelipis kening Azahra."Ini sakit bener bang." Azahra meremas tangan suaminya. Keringat bercucuran di pelipis keningnya ketika harus menahan rasa sakit yang seperti ini.Ferdi hanya diam, ia tidak tahu harus berkata apa. Dipeluknya Azahra dan di ciumannya kening milik Azahra, berulang-ulang kali. Melihat Azahra yang menangis menahan rasa sakit, sungguh membuat dirinya sangat tidak tega. "Adek harus kuat. Ingat anak-anak, demi Abang dan anak-anak kita sayang." Ferdi meneteskan air matanya. Awalnya dirinya yakin, bahwa persalinan kedua Azahra, akan membuat dirinya lebih tenang, namun ternyata tetap saja membuat dirinya cemas dan gugup seperti ini. Baju kemeja yang dipakainya kini su
Ferdi turun dari dalam mobil dan berlari masuk ke rumahnya.Zikra dan Zavier yang sedang asik-asiknya bermain, menjerit memanggil Daddy nya. Mereka tidak menyangka, bahwa Daddy nya akan pulang di jam seperti ini. Kedua anak itu meninggalkan mainannya dan berlari mengejar Ferdi."Dad, sudah pulang?" Zavier memeluk kakinya di sebelah kanan."Dad gendong." Zikra memeluk kakinya sebelah kiri."Iya sayang, Abang main ya sama Zikra."Ferdi mencium pipi putranya."Kakak jangan berantem ya sama abang mainnya, yang akur ya nak, Daddy mau ke kamar dulu." Ferdi mencium pipi Zikra kiri dan kanan. Ia kemudian pergi meninggalkan kedua anaknya.Ferdi melangkahkan kakinya dengan cepat. Ia berlari menaiki anak tangga. Saat ini dirinya sangat mencemaskan istrinya. Ia ingin melihat kondisi istrinya secara langsung."Dek." Ferdi berkata ketika membuka pintu kamarnya. Ia masuk kedalam kamar dan melihat Azahra yang sedang berbaring di atas
Hari ini suasana di dalam kamar ini sangatlah berbeda. Tidak ada suara teriakan anak-anaknya. Tidak ada suara tangis dan tertawa kedua anaknya.Ferdi memandang Azahra yang saat ini duduk diatas tempat tidur sambil memandang ponselnya. Wajah istrinya tampak tersenyum sendiri ketika melihat layar di ponsel tersebut."Hai, mommy lagi apa?" Ferdi duduk di samping istrinya dan memberikan susu coklat di tangannya."Ini lihat video Zikra sama Zavier," jawab Azahra dengan tersenyum.Ferdi mengambil ponsel dari tangan istrinya. Pria itu melihat video yang saat ini sedang ditonton oleh Azahra."Padahal baru satu hari, anak-anak pergi ikut opa, Om, nenek serta Atuk nya ke Singapura. Tapi kenapa rasanya sudah sepi sekali ya dek." Ferdi memandang layar ponsel istrinya."Iya bang, biasanya ada yang gangguin Rara kalau lagi tidur. Tapi hari ini Rara tidur enggak ada yang gangguin, gitu bangun langsung terkejut cariin Zavier dan juga Zikra. Rara baru ingat
"Assalamualaikum." Ferdi membuka pintu dan berdiri di ambang pintu."Waalaikumsalam." Jawab Azahra. Yang berbaring di atas tempat tidur. Azahra hanya tersenyum tanpa menyambut suaminya seperti biasa.Pria itu hanya berdiri di ambang pintu sambil mengembangkan tangannya. Ferdi sudah sangat memahami seperti apa tingkah lucu kedua anaknya, bila melihat dirinya pulang seperti ini. Ferdi tertawa ketika kedua anaknya berlari dan mengejarnya. Kedua anak itu berhamburan ke dalam pelukannya. "Anak-anak Dedi lagi apa ini." Ferdi menggendong kedua anaknya di tangannya yang kiri dan juga kanan. Ia masuk ke dalam kamar dan melihat istrinya yang hanya berbaring di atas tempat tidur sambil menjaga kedua anaknya bermain."Main Lobot." Jawab Zavier."Atu juga," ucap Zikra."Ini anak gadis gak mau kalah." Ferdi mencium pipi bulat gadis kecil yang berambut pendek dan berponi tersebut.Ferdi juga mencium pipi bulat Zavier berulang-ulang kali."Anak
Ferdi yang duduk di kursi kerjanya, hanya diam ketika ruangannya dibuat berantakan oleh kedua anaknya. Kedua anaknya berlari kesana-kemari sambil berteriak-teriak dan saling kejar mengejar sambil mengelilingiruangannya yang berukuran besar.Bukan hanya sekedar berlari saja, kedua anak itu terkadang berkelahi merebutkan mainan dan berakhir dengan menangis bagi yang kalah. Ferdi sudah sangat terbiasa dengan kondisi seperti ini. Bila istri dan anak-anaknya datang ke kantornya, maka ruangannya akan menjadi berantakan, suara jeritan anak-anaknya, suara menangis dan suara tertawa, memenuhi ruangannya. Namun semua ini membuat dirinya bahagia ketika mendengar suara tangis, suara ketawa dan juga jeritan kedua anaknya."Dad, Piel at," Zikra mengadu kepada Daddy nya."Oh sayang Daddy, anak gadis main boneka, bukan robot." Ferdi mengusap air mata yang mengalir di pipi bulat gadis kecil yang bermata lebar, dengan bulu mata yang lentik dan bola mata yang hitam dan bes
Ferdi baru saja kembali dari shalat subuh di masjid. Pria itu masuk kedalam kamarnya dan melihat istrinya yang duduk di atas sajadah sambil membaca Alquran. "Sudah sholat ternyata." Ferdi tersenyum. Ia melihat kedua anaknya yang tidak ada di dalam kamar. Dengan cepat ia membuka kain sarung, peci serta baju Koko yang dipakainya. Hingga yang tersisa celana pendek.Begitu mendengar Azahra menyudahi membaca Al Quran Nya, pria itu diam-diam mengangkat tubuh istrinya."Abang mau apa?" Azahra terkejut ketika melihat suaminya yang sudah tidak berpakaian dan hanya memakai celana pendek saja."Kenapa nggak ngasih tahu dek." Ferdi tersenyum dan mendaratkan tubuh istrinya di atas tempat tidur."Kasih tahu apa?" tanya Azahra yang tidak memahami maksud suaminya."Kalau sudah selesai." Ferdi tersenyum dan membuka mukenah yang dipakai istrinya."Abang ini mau apa?" Azahra membesarkan matanya."Mau apalagi, subuh ini penuh berkah sayang. Anak-anak sud
Berulang kali Azahra memandang jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ini adalah kuliah terakhirnya dan dirinya sudah sangat tidak sabar menunggu dosen menutup perkuliahannya. Saat ini yang terbayang dipandangnya hanyalah kedua anaknya. Tingkah lucu Zavier dan Zikra selalu dirindukannya, meskipun hanya meninggalkan kedua anaknya sebentar saja."Alhamdulillah akhirnya selesai juga." Azahra tersenyum lebar ketika dosennya sudah mengakhiri perkuliahannya."Pasti sudah nggak sabar pengen ketemu Zavier dan juga Zikra," ucap Dewi yang duduk di samping Azahra"Iya dong, itu anak-anak sudah pada pintar-pintar semua. Setiap hari ada aja kepandaian barunya." Azahra tersenyum menceritakan kedua anaknya."Sudah pinter apa aja Zikra dan juga Zavier?" tanya Dewi. Dewi tidak pernah bosan-bosannya ingin mengetahui perkembangan kedua bayi yang begitu sangat menggemaskan tersebut."Zavier dan juga Zikra itu sudah pandai jalan sekarang. Ke mana-mana nggak mau l