"Ada apa?" Tanya Azahra ketika melihat raut wajah suaminya memandang layar ponselnya.
"Kita langsung pulang ya," ajak Ferdi.
"Iya." Azahra memegang tangan suaminya.
Ferdi berjalan bersama dengan istrinya menuju ke parkiran mobilnya. Ia memandang ponselnya yang berdering. Dengan cepat Ferdi mengangkat sambungan telepon tersebut.
"Halo assalamualaikum Dad," sapa Ferdi.
"Waalaikumsalam, Ferdi mana sekarang?" tanya Attar.
"Aku lagi di kampus Azahra Dad," jawab Ferdi.
"Daddy sekarang lagi di kantor polisi, kamu datang ke sini ya setelah ngantar Azahra pulang," pinta Attar.
"Iya Dad aku akan langsung ke sana," jawab Ferdi yang sudah mengetahui tentang penangkapan orang yang melakukan penyerangan terhadapnya.
"Orang itu sudah tertangkap." Attar memberi tahu menantunya.
"Iya dad, aku baru tahu, soalnya dapat video kiriman dari teman aku yang di Natuna," ucap Ferdi.
"Iya, Daddy juga barusan di hubungi polisi.
Ferdi turun dari dalam mobil, ia berjalan menuju ke arah Daddynya yang saat ini menunggunya di depan kantor polisi bersama dengan kuasa hukumnya dan orang kepercayaannya."Dad." Ferdi menyalami tangan mertuanya."Iya, gimana apa Azahra dan Akbar sudah sampai di rumah?" Tanya Attar yang tersenyum memandang menantunya."Sudah Dad, tadi aku langsung antar Azahra dan Akbar ke rumah," jawab Ferdi."Pak Attar, maaf saya akan ke dalam dulu sebentar," ucap kuasa hukum Attar saat pria itu menerima pesan di ponselnya."Iya pak Haris, silahkan. Pak Haris, ingat seperti yang saya inginkan, Saya ingin orang itu dihukum seberat-beratnya. " ucap Attar."Baik pak.”"Om Farhan," sapa Ferdi yang menyalami tangan pria yang bersatu sahabat dan orang kepercayaan Daddynya."Selamat ya pengantin baru," Farhan tersenyum."Iya om terimakasih. Om apa kabar, sudah lama gak jumpa sama om Farhan." Ferdi tersenyum memandang pria ber
"Abang nggak jujur, Rara sudah harum," jawab Azahra."Enggak, abang serius. Adek gak harum, masih bau," pria itu tersenyum penuh makna."Nggak mungkin." Azahra mencoba mencium aroma tubuhnya sendiri."Ingat janji." Ferdi tersenyum dan berbisik di telinga istrinya yang begitu sangat polos dan lugu.Azahra mencubit pinggang suaminya. "Pakai alasan bilangin Rara bau." Azahra memandang suaminya, dirinya baru memahami apa yang sebenarnya diinginkan oleh suaminya.Ferdi tertawa saat mendengar ucapan istrinya. "Adek sudah janji." Ferdi mencium daun telinga istrinya. Sejak tadi dirinya sudah sangat sabar untuk menunda apa yang sudah dijanjikan oleh istrinya, namun kali ini ia tidak ingin lagi menundanya.Azahra memejamkan matanya ketika dirinya merasa begitu sangat geli ketika suaminya mencium daun telinganya dan menggigit-gigitnya."Tapi abang belum mandi, Abang bau." Azahra menjauh dari wajah suaminya ketika suami akan mencium bibirnya.
Ferdi memandang istrinya yang sedang duduk di kursi yang ada di depannya. Istrinya terlihat begitu sangat mengantuk. "Tidur aja dek kalau ngantuk." Ferdi berkata dengan mengusap pipi istrinya.Azahra tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Rara ngantuk banget, apalagi lihatin Abang yang memandang komputer gitu," jawabnya. Sudah beberapa malam ini Azahra begitu sangat kurang tidur karena ulah suaminya yang mengajaknya lembur setiap malam.Ferdi mengulum senyumnya ketika mendengar jawaban istrinya. "Tadi sudah abang suruh istirahat di kamar, Adeknya nggak mau, katanya mau lihatin Abang kerja." Ferdi menarik hidung istrinya."Abang, Rara beneran ngantuk. Rara males jalan, Abang gendong ya." Azahra mengembangkan tangannya."Istri siapa ini, kok manja sekali." Ferdi tersenyum dan beranjak dari kursi yang didudukinya. Ia berjalan mendekati istrinya yang sedang duduk di depannya.Azahra tersenyum lebar dan melingkarkan tangannya di leher suami
Ferdi tersenyum memandang istrinya yang saat ini duduk di sampingnya dengan merebahkan kepalanya di bahunya. "Apa mau libur aja kuliahnya?" Ferdi sangat kasihan ketika melihat istrinya yang tampak ingin tertidur."Jangan, Rara masih ujian," jawab Azahra.Ferdi mengusap kepala istrinya dan mencium kening istrinya. "Nggak tega Abang lihatnya kayak gini," ucapnya.Azahra berusaha membuka matanya dan memandang wajah suaminya. "Ini karena abang," ucapnya yang menarik hidung suaminya."Yang minta tambah siapa?" tanya Ferdi.Wajah Azahra bersemu merah ketika mendengar pertanyaan suaminya. "Seharusnya Rara semalam cepat tidur tapi abang mancing-mancing," jawabnya."Apa benar gitu ceritanya?" tanya Ferdi.Dengan malu Azahra menganggukkan kepalanya."Pinter ngelak ya." Ferdi tersenyum, pria itu mencium tangan istrinya.Azahra memeluk suaminya dan memejamkan matanya. Dirinya tidak mengerti mengapa matanya selalu saja mengantu
"Apa capek?" Ferdi memandang istrinya yang sedang berbaring di atas tempat tidur. Ia duduk di tepi tempat tidur dan mengusap pipi istrinya.Azahra tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Sudah sore, mandi dulu," ajaknya."Bentar, Rara masih capek." Azahra sedikit tersenyum. “Padahal kerjaan Rara cuman tidur-tiduran aja, tapi gitu foto prewed jadi rasanya kenapa capek sekali." Azahra tersenyum nyengir.Ferdi menganggukkan kepalanya. Diciumnya bibir istrinya dengan sangat lembut, kecupan di bibir istrinya kini berpindah ke bagian leher dan telinga istrinya.Azahra tertawa ketika tidak tahan menahan rasa geli, ketika suaminya mencium bagian lehernya dan juga daun telinganya."Jangan cium leher geli," ucapnya.Ferdi tersenyum. "Yang capek apanya ini?" Ferdi bertanya setelah puas menciumi istrinya."Enggak ada sih, cuman Rara lagi males-males aja," jawab Azahra. "Walaupun cuman fitting baju nyatanya capek ban
"Ternyata sudah sangat lama ya kita tidak makan malam bersama seperti ini. Terakhir kita makan malam bersama seperti ini ketika Ferdi akan berangkat ke Papua," ucap Yanti.Saat ini keluarga besar Attar sedang berkumpul dan makan malam bersama di ruangan keluarga, karena meja makan tidak cukup untuk menjadi tempat makan mereka."Iya nggak terasa ternyata sudah sangat lama ya, kita tidak makan malam seperti ini. Sewaktu kumpul keluarga lebaran kemarin, Ferdi nggak ada, karena di Papua," ucap Andi.Indah tersenyum ketika mendengar adik-adiknya bercerita. "Kalau sudah berkumpul seperti ini terasa ramai sekali ya." Indah tersenyum memandang wajah adik-adik dari suaminya."Iya kak, aku sampai sekarang masih gak percaya ini," Yanti memandang Azahra dan Ferdi. Pasangan pengantin baru itu terlihat sangat bahagia dan tidak menghiraukan omongan orang-orang yang saat ini sedang membahas tentang mereka."Ini mau," Ferdi menunjukkan ikan bakar di piringnya
Ferdi dan Azahra keluar dari kamarnya. Mereka bergabung dengan keluarganya yang sudah menunggu di ruang tamu."Anak, mommy cantik sekali," puji Alisa yang memandang putrinya."Makasih mom, Rara cantik seperti Mommy." Azahra tersenyum dan memuji kecantikan mommynya. Saat ini mommynya tidak kalah cantik dengan dirinya."Kalau dilihat Alisa dan juga Azahra, nggak seperti ibu dan anak ya, tapi kayak kakak dan adik." Yanti tersenyum memandang adik ipar dan keponakannya.Alisa tersenyum ketika mendengar pujian dari kakak iparnya. Saat ini Alisa memegang tangan suaminya."Makanya Attar nggak mau kalau istrinya nggak pegang tangan dia, kalau sempat istrinya nggak pegang tangannya, yang ada istrinya pasti akan digoda cowok ganteng." Fitri memberikan asumsinya.Attar tertawa saat mendengar sindiran kakaknya tersebut. "Pegang tangan istri itu pahala," ucapnya yang tersenyum memandang istrinya.Alisa tersenyum mendengar kakak-kakak iparnya
Ferdi tidak konsentrasi ketika dirinya makan. Matanya hanya tertuju ke arah istrinya yang duduk di depannya. Saat ini ia sedang makan malam di dalam kamarnya.Azahra yang sejak tadi menyadari tatapan mata suaminya terlihat salah tingkah dan malu-malu. "Lihat ikannya bang," ucap Azahra. Malam ini sikap suaminya sangat berbeda, pria itu makan tidak fokus. Tatapan mata suaminya hanya tertuju padanya. Biasanya suaminya akan selalu menyuapinya makan, bila mereka sedang makan berdua seperti ini. Namun kali ini jangankan untuk menyuapinya, suaminya saja terkesan seperti orang yang tidak menikmati rasa makanan yang sedang dimakannya."Iya," jawab Ferdi yang hanya menganggukkan kepalanya, namun tatapan matanya tetap tertuju kepada istrinya.Azahra begitu bingung melihat sikap suaminya. Dirinya hanya diam dan melanjutkan makannya."Apa mau duduk di balkon?" Tanya Ferdi yang tersenyum memandang istrinya, setelah mereka selesai makan.Azahra tersenyum dan meng