Share

179. Saat membahagiakan itu ....

"Loe ngerjain, gue?"

Refleks kata loe-gue keluar dari mulutku. Padahal aku sudah berjanji menyebut panggilan antara kami aku dan kamu. 

"Hahahhaha …." Wulan masih tertawa terbahak-bahak. Ia kini memunggungiku, menyembunyikan tawa. 

"Wulan?"

"Ampun, lucu. Sakit perut Wulan, aduh!" Wulan kembali menghadap ke arahku. Kini wajahnya rata berwarna merah, menahan tawa. Kedua tangannya meremas perut. 

Suasana romantis yang baru saja terjadi antara kami menguap, hilang tak tersisa. Seperti setetes air hujan yang tersisa di pucuk daun lalu terbakar sinar mentari. 

"Bisa salah

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status