Happy ReadingSetelah Lia memberikan pengakuan tentang keputusan Gara untuk memutuskan pertunangan, suasana di rumah Gara menjadi tegang. Orang tua Gara, yang selalu mendukung hubungan antara Gara dan Lia, merasakan kekecewaan dan kemarahan yang mendalam.Bunda Gara menatap Gara dengan tatapan tajam, "Gara, bagaimana bisa kau membuat keputusan seperti ini tanpa memberitahu kami terlebih dahulu? Ini bukan hanya mengenai dirimu, tetapi juga mengenai keluarga dan pertanggungjawabanmu."Tuan Walton, yang sebelumnya tenang, ikut meluapkan rasa kecewa. "Anakku, kita selalu mendukungmu, tapi kau harus mempertimbangkan dampak keputusanmu terhadap orang-orang di sekitarmu. Mengapa kau bertindak tanpa berbicara denganku atau Bundamu?"Gara merasa tertekan dan bersalah. Dia mencoba menjelaskan, "Maafkan Saya. Saya merasa tidak bisa lagi melanjutkan hubungan ini, dan aku tidak ingin membuatnya semakin rumit dengan membicarakannya lebih dulu."Bunda Gara memandang Gara dengan ekspresi campuran ant
Happy ReadingDelia memasuki usia kehamilan sembilan bulan, dan perasaan gugup dan euforia bercampur aduk dalam hatinya. Namun, kebahagiaan ini juga disertai dengan rasa sakit perut yang semakin sering muncul, mengingatkan Delia bahwa kelahiran anaknya semakin dekat.Meskipun perasaan kesepian masih menyelimuti Delia, dia merasa beruntung memiliki dukungan dari dokter David, yang secara rutin menghubunginya untuk memastikan kesehatannya.Dokter David, yang selalu peduli terhadap keadaan Delia, menjaga komunikasi mereka tetap terbuka. Setiap panggilan telepon atau pesan teks dari dokter membawa rasa tenang dan dukungan bagi Delia di saat-saat genting menjelang kelahiran."Bagaimana perasaanmu hari ini, Delia? Apakah ada yang perlu kau bicarakan atau apakah kau merasa tidak nyaman?" tanya dokter David dengan suara lembutnya melalui panggilan video.Meskipun dokter David tidak selalu bisa berada di samping Delia secara fisik, kedekatan dan perhatiannya membantu membangun ikatan yang kuat
Happy ReadingSetelah tiba di apartemen baru, Gara tidak hanya berhenti pada tahap pemilihan perabotan. Dia terobsesi dengan membuat setiap sudut apartemen bersih dan rapi. Gara membersihkan, menata, dan mengatur semua barang-barang dengan cermat, menciptakan ruang yang menyenangkan dan nyaman untuk Delia dan bayi yang akan segera lahir.Meskipun masih merasakan ketidaknyamanan dan kekesalan, Delia melihat usaha Gara dengan penuh apresiasi. "Terima kasih, Gara. Aku tahu kau melakukan ini semua untuk kita. Aku benar-benar menghargainya," ucap Delia sambil mengelus perutnya yang semakin besar.Melihat Delia yang masih belum benar-benar merasa nyaman, Gara meminta dengan lembut, "Sayang, kenapa kau tidak istirahat sebentar? Aku akan menyelesaikan yang lainnya. Kesehatanmu lebih penting."Delia, meskipun masih merasakan kekesalan dalam hatinya, merasa tersentuh oleh perhatian Gara. "Baiklah, tapi aku ingin membantumu setelah ini. Kita lakukan bersama-sama," ujarnya dengan senyum kecil.Ga
Happy ReadingDalam rangka mempersiapkan diri untuk persalinan, Delia memutuskan untuk tetap aktif dan sehat. Meskipun sudah dua minggu menjelang perkiraan kelahiran, dia yakin bahwa olahraga ringan dapat membantu memperlancar proses persalinan.Setiap pagi, Delia berolahraga dengan gerakan-gerakan ringan yang disesuaikan dengan kondisi kehamilannya. Yoga prenatal dan latihan pernapasan menjadi pilihan utamanya untuk menjaga kebugaran fisik dan mental.Gara, dengan perhatian dan kepedulian yang mendalam, ikut serta dalam setiap sesi olahraga Delia. Mereka berdua melakukan latihan bersama, menciptakan momen kebersamaan yang berharga di tengah keseharian yang penuh persiapan."Kau luar biasa, sayang. Aku bangga melihatmu berusaha menjaga kesehatan, dan aku yakin persalinan kita akan berjalan dengan baik," ujar Gara sambil menopang Delia dalam gerakan yoga.Olahraga tidak hanya membantu menjaga kebugaran tubuh Delia, tetapi juga menjadi sarana untuk menghadapi tantangan dan ketidakpastia
Kebahagiaan Happy ReadingSetelah mendengar kabar kelahiran Delia, Tania dan Dion merasa sangat senang dan penuh kebahagiaan. Mereka segera menghubungi Gara untuk memberikan ucapan selamat.Tania, dengan suara yang penuh keceriaan, berkata, "Gara, selamat ya! Bagaimana perasaanmu? Bagaimana keadaan Delia dan si kecil?"Gara yang bahagia menjawab, "Terima kasih, Tania! Semuanya baik-baik saja."Dion yang tak sabar juga menyatakan kebahagiannya, "Hebat sekali, Gara! Aku senang sekali untuk kalian berdua. Semoga bisa bertemu dengan keluarga kecil kita secepatnya juga."Dion melanjutkan, "Ini membuatku semakin yakin bahwa kita juga akan memiliki momen seperti ini suatu hari nanti. Semoga kebahagiaan ini menjadi berkah bagi kita semua."Gara merespon dengan hangat, "Aku yakin kalian berdua akan menjadi orangtua yang luar biasa. Semoga impian kita memiliki keluarga sendiri segera terwujud."Tania yang tak bisa menyembunyikan kebahagiannya menambahkan, "Gara, beri salam dan ucapan selamat u
Happy ReadingEnam bulan setelah kelahiran si kecil, Delia merasakan kepadatan waktu yang tak terduga. Hari-harinya dipenuhi dengan tugas kuliah yang menantang, menggabungkan antara peran sebagai mahasiswi dan ibu. Gara, meskipun berada di Amerika, tetap aktif mendukung Delia di tengah kesibukannya.Delia bangun pagi-pagi untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya, sesekali diiringi oleh tangisan lembut si kecil yang membuatnya tersenyum. Dia belajar dengan buku-buku kuliahnya sambil sesekali memberi perhatian kepada bayinya yang diletakkan di sebelahnya.Di antara jadwal kuliah dan tugas, Delia berusaha memberikan waktu berkualitas untuk si kecil, membuat setiap momen menjadi berharga dan berarti.Gara, meskipun berjarak, tetap berperan aktif dalam keluarga kecil ini. Melalui panggilan video dan pesan, dia memberikan dukungan moral untuk Delia. Kedua pasangan ini menjalani peran sebagai orang tua dan pasangan jarak jauh dengan kekompakan dan kerja sama yang baik.Laki-laki yang memban
Happy ReadingSuatu pagi, Gara memberi tahu Delia bahwa dia harus kembali sebentar ke Indonesia untuk menangani urusan pekerjaan yang mendesak. Delia merasa sedih mendengar kabar tersebut, tapi Gara meyakinkannya bahwa dia akan kembali dalam waktu yang singkat."Dia tidak akan pergi lama, sayang. Ini urusan pekerjaan mendesak, dan aku janji akan kembali secepat mungkin," ucap Gara dengan wajah yang penuh penyesalan.Gara dan Delia bekerja sama menyiapkan segala hal sebelum keberangkatan Gara. Mereka membuat jadwal harian yang rinci untuk memastikan bahwa Delia akan mendapatkan dukungan yang cukup selama kepergian Gara.Gara dengan lembut mencium kening Delia, "Aku akan merindukanmu, sayang. Tapi aku akan selalu ada di sini untukmu, meskipun dari jauh."Saat Gara pergi, Delia merasa campur aduk. Rasa cemas dan ketidaknyamanan menyelinap ke hatinya. Bagaimana jika sesuatu terjadi selama Gara tidak ada di sini? Meski memiliki dukungan dari laki-laki yang membantu mereka, Delia merasa seo
Happy ReadingSetelah beberapa waktu menjalani kehidupan yang terpisah, Delia merasa bahwa saatnya memberikan kesempatan kedua untuk Gara. Meskipun luka batin masih ada, Delia merasa bahwa cinta mereka layak untuk diperjuangkan.Mereka duduk bersama di ruang tamu, suasana hati yang tegang melayang di antara mereka. Delia memulai percakapan, "Gara, aku pikir kita perlu memberikan kesempatan kedua untuk hubungan kita."Gara menatap Delia dengan mata penuh penyesalan. "Aku menyadari kesalahan-kesalahanku dan bagaimana aku menyakitimu, Delia. Aku berjanji akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki semuanya."Delia mengangguk, "Aku tahu kamu mencoba, Gara. Dan aku ingin percaya bahwa kita bisa melalui ini bersama-sama. Tapi kita harus memulai dari awal dan membangun kepercayaan satu sama lain."Gara bersedia untuk melakukan segala upaya yang diperlukan untuk memperbaiki hubungan mereka. Dia membuka hatinya secara jujur, berbicara tentang perasaannya, dan mengekspresikan penyesalann
Happy ReadingSetelah beberapa bulan berlalu, keluarga Delia dan Gara memutuskan untuk merencanakan liburan keluarga yang istimewa. Destinasi yang mereka pilih adalah kota yang penuh keajaiban, kekayaan budaya, dan kemegahan arsitektur modern—Dubai.Pesawat mereka mendarat dengan nyaman di Bandara Internasional Dubai, mengawali petualangan yang tak terlupakan. Delia, Gara, Daniel, Tania, Dion, dan tentu saja, Chiya, mengeksplorasi setiap sudut kota dengan penuh semangat.Pertama-tama, mereka mengunjungi Burj Khalifa, menara tertinggi di dunia. Melihat keindahan kota Dubai dari ketinggian, mereka merasa terpana oleh keajaiban arsitektur modern. Chiya memandangi gemerlap lampu kota dengan mata yang berbinar-binar."Dubai benar-benar luar biasa, Tante Delia! Semuanya begitu indah," ujar Chiya penuh kagum.Delia tersenyum, "Iya, sayang. Ini adalah pengalaman yang luar biasa, dan aku senang kita bisa berbagi momen ini bersama-sama."Mereka juga menjelajahi kawasan The Palm Jumeirah, pulau
Happy ReadingBulan itu, keluarga Delia dan Gara bersiap untuk merayakan momen yang luar biasa. Daniel, sang anak yang pernah bandel, kini akan melangkah di atas panggung untuk menerima gelar lulusan suma cum laude di Amerika. Keberhasilannya ini tak hanya menjadi kado istimewa untuk Daniel, tetapi juga menjadi buah dari perjalanan panjang keluarga ini.Seiring berjalannya waktu, Daniel telah menemukan arah hidupnya. Setiap tugas dan ujian yang dihadapinya membentuknya menjadi seorang mahasiswa yang berdedikasi dan berprestasi. Meskipun pernah melewati masa-masa sulit, tetapi kegigihan dan dukungan dari keluarganya, terutama Delia dan Gara, membantu Daniel tumbuh menjadi individu yang tangguh dan berprestasi.Pada pagi hari kelulusannya, keluarga ini berkumpul dengan penuh semangat. Delia dan Gara, dengan penuh kebanggaan, memandang putra mereka yang telah melewati serangkaian ujian akademis. Mereka tahu bahwa momen ini tidak hanya tentang prestasi Daniel, tetapi juga tentang perjalan
Happy ReadingGara, seorang CEO perusahaan ternama, menjalani kehidupannya di puncak kesuksesan bersama Delia, istrinya yang cantik dan cerdas. Mereka adalah pasangan yang tak hanya memiliki kecintaan satu sama lain, tetapi juga saling mendukung dalam mencapai ambisi dan tujuan hidup mereka.Pagi itu, Gara dan Delia tiba di kantor dengan senyuman yang memancar keberhasilan. Kedua pasangan ini tidak hanya memiliki karier cemerlang, tetapi juga membangun fondasi pernikahan yang kokoh. Kehadiran Delia selalu menarik perhatian, bukan hanya karena kecantikannya, tetapi juga kepintarannya dan karismanya yang menghiasi setiap langkahnya.Ketika mereka melangkah masuk ke kantor, para pegawai tidak bisa menyembunyikan keterpesonaan mereka melihat kehadiran Delia. Sebagai seorang wanita yang tangguh dan inspiratif, Delia telah menjadi panutan banyak orang di kantor. Beliau tidak hanya menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam karier dan bisnis, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menjaga keseimba
Happy ReadingSuatu pagi, Gara datang dengan senyum cerah di wajahnya. Dia duduk di ruang keluarga, bersama Delia yang sedang menikmati secangkir kopi."Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, sayang," ujar Gara dengan suara lembut.Delia menoleh, merasa penasaran, "Apa itu, Gara?"Gara tersenyum penuh kebahagiaan, "Aku telah memutuskan untuk pindah ke Indonesia."Delia terkejut dan bertanya, "Kenapa tiba-tiba?"Gara menjelaskan, "Aku merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk menjalani petualangan baru. Aku ingin merasakan pengalaman hidup di Indonesia, dan aku ingin membangun rumah kita di sana."Delia, meski awalnya kaget, melihat kebahagiaan di mata Gara. Ia merasakan kehangatan dalam keputusan tersebut dan merasa senang bahwa Gara merencanakan sesuatu yang akan memperkaya hidup mereka."Benarkah? Aku senang mendengarnya," kata Delia dengan senyuman.Gara melanjutkan, "Dan, aku telah menemukan sebuah rumah yang sangat bagus di samping rumah Tania. Aku pikir ini akan menjadi temp
Happy ReadingDalam kepadatan rutinitas dan tantangan yang dihadapi oleh keluarga, Chiya, yang masih berstatus sebagai seorang pelajar SMP, dititipkan pada Daniel yang sudah dewasa. Daniel dengan senang hati mengakomodasi keberadaan Chiya di tengah-tengah kesibukannya. Sebagai kakak yang bertanggung jawab, ia berjanji untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pada Chiya selama waktu mereka bersama.Suasana di rumah menjadi lebih hidup dengan kehadiran Chiya. Daniel menyadari bahwa sementara ia memiliki tanggung jawab sebagai kakak, ia juga memiliki kesempatan untuk membangun ikatan yang lebih erat dengan adiknya. Chiya, dengan semangat dan keceriaannya, membawa energi positif yang menyenangkan ke dalam rumah.Dalam sebuah malam yang hangat, mereka duduk bersama di ruang keluarga. Daniel sibuk menyelesaikan tugas akhirnya, sementara Chiya sibuk mengerjakan pekerjaan rumah. Meskipun mereka tengah terlibat dalam kesibukan masing-masing, namun tetap ada kehangatan dan rasa saling peduli di
Happy ReadingKabar dari Tania yang ingin memiliki anak lagi membuat Delia merasa begitu bahagia. Senyum merekah di wajahnya, dan matanya bersinar ketika ia memikirkan kebahagiaan yang bisa datang bagi keluarga mereka. Delia sangat mendukung keputusan Tania dan Dion untuk melanjutkan perjalanan cinta mereka dengan membawa anak kedua ke dalam keluarga.Namun, kegembiraan Delia berubah menjadi kekhawatiran dan kesedihan ketika ia mendengar bahwa Tania memiliki benjolan di rahimnya. Mereka berkumpul di ruang keluarga, suasana hati yang cerah mulai berubah menjadi hening dan penuh kekhawatiran."Benjolan di rahim?" Delia berkata dengan suara lembut, tetapi penuh dengan kecemasan. Pandangan matanya menuju Tania, yang duduk di samping Dion, dan keinginan untuk memberi dukungan bersinar di matanya.Tania mengangguk dengan berat hati, "Iya, Delia. Itu adalah berita yang mengejutkan bagiku juga."Delia duduk di samping Tania, meraih tangan temannya dengan penuh kasih sayang. "Kamu tahu kamu ti
Happy ReadingDion dan Tania duduk di ruang tunggu klinik kesuburan, wajah mereka dipenuhi dengan campuran kekhawatiran dan harapan. Setelah perjalanan panjang dan perjuangan untuk memiliki anak pertama, kini mereka sedang dalam tahap konsultasi untuk memberikan adik untuk anak mereka yang tercinta.Dokter memanggil mereka ke ruangannya, dan Dion memberikan senyuman yang mencoba untuk menyiratkan keberanian pada istrinya. Di dalam ruangan, suasana hangat dari cahaya lampu sorot dan dinding berwarna lembut menciptakan lingkungan yang bersahabat. Dokter, seorang wanita berpenampilan ramah, duduk di balik meja dan mengajak mereka untuk duduk."Selamat datang kembali, Dion dan Tania. Bagaimana kita bisa membantu kalian hari ini?" tanya dokter dengan penuh kelembutan.Dion memberi isyarat pada Tania untuk mulai berbicara. Tania menelan ludahnya sejenak sebelum mengungkapkan, "Dokter, kami ingin memiliki anak lagi. Kami sangat mencintai anak kami yang pertama, dan kami ingin memberikan adik
Happy ReadingSementara Delia dan Gara mengeksplorasi keindahan pulau tropis, Daniel menemukan kebebasan yang baru di tengah kesehariannya di kota. Beberapa malam setelah kedua orangtuanya pergi, Daniel dan teman-temannya memutuskan untuk mengunjungi sebuah klub malam yang sedang populer di kota.Berpakaian rapi dengan sentuhan modern, Daniel dan teman-temannya tiba di klub dengan semangat penuh. Musik berdenyut di lantai dansa, cahaya berwarna-warni memenuhi ruangan, menciptakan atmosfer yang penuh kegembiraan. Daniel, yang biasanya lebih suka suasana yang tenang, merasa sedikit canggung pada awalnya. Namun, seiring berjalannya malam, ia menemukan cara untuk menikmati dan merayakan kebebasannya.Sambil menikmati malam di klub, Daniel tetap sadar akan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa yang tengah menyelesaikan tugas akhirnya. Ia memutuskan untuk tetap setia pada komitmennya untuk belajar, bahkan di tengah hiruk-pikuk kesenangan malam. Beberapa kali, ia menyusup ke sudut klub dengan
Happy ReadingHari itu, matahari bersinar cerah di langit biru, menandakan awal dari petualangan baru bagi Delia dan Gara. Setelah sekian lama, mereka memutuskan untuk merencanakan liburan berdua, tanpa bayangan kecil yang biasanya selalu ikut serta dalam setiap petualangan mereka. Kali ini, Daniel, anak mereka yang sekarang telah tumbuh dewasa, memilih untuk menghabiskan waktunya bersama teman-teman sebaya daripada bergabung dengan orang tuanya.Delia dan Gara tiba-tiba merasa seperti kembali pada masa-masa awal pernikahan mereka, ketika dunia terasa begitu luas dan penuh kemungkinan. Rencana liburan ini menjadi jembatan yang membawa mereka kembali pada momen-momen romantis yang pernah terjadi di masa lalu.Dengan tas penuh dengan semangat petualangan, mereka berdua berangkat ke destinasi yang telah lama mereka impikan: sebuah pulau tropis yang jauh dari keramaian kota. Perjalanan menuju pulau tersebut pun menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi mereka. Mereka tertawa, bercanda,