Kebahagiaan Happy ReadingSetelah mendengar kabar kelahiran Delia, Tania dan Dion merasa sangat senang dan penuh kebahagiaan. Mereka segera menghubungi Gara untuk memberikan ucapan selamat.Tania, dengan suara yang penuh keceriaan, berkata, "Gara, selamat ya! Bagaimana perasaanmu? Bagaimana keadaan Delia dan si kecil?"Gara yang bahagia menjawab, "Terima kasih, Tania! Semuanya baik-baik saja."Dion yang tak sabar juga menyatakan kebahagiannya, "Hebat sekali, Gara! Aku senang sekali untuk kalian berdua. Semoga bisa bertemu dengan keluarga kecil kita secepatnya juga."Dion melanjutkan, "Ini membuatku semakin yakin bahwa kita juga akan memiliki momen seperti ini suatu hari nanti. Semoga kebahagiaan ini menjadi berkah bagi kita semua."Gara merespon dengan hangat, "Aku yakin kalian berdua akan menjadi orangtua yang luar biasa. Semoga impian kita memiliki keluarga sendiri segera terwujud."Tania yang tak bisa menyembunyikan kebahagiannya menambahkan, "Gara, beri salam dan ucapan selamat u
Happy ReadingEnam bulan setelah kelahiran si kecil, Delia merasakan kepadatan waktu yang tak terduga. Hari-harinya dipenuhi dengan tugas kuliah yang menantang, menggabungkan antara peran sebagai mahasiswi dan ibu. Gara, meskipun berada di Amerika, tetap aktif mendukung Delia di tengah kesibukannya.Delia bangun pagi-pagi untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya, sesekali diiringi oleh tangisan lembut si kecil yang membuatnya tersenyum. Dia belajar dengan buku-buku kuliahnya sambil sesekali memberi perhatian kepada bayinya yang diletakkan di sebelahnya.Di antara jadwal kuliah dan tugas, Delia berusaha memberikan waktu berkualitas untuk si kecil, membuat setiap momen menjadi berharga dan berarti.Gara, meskipun berjarak, tetap berperan aktif dalam keluarga kecil ini. Melalui panggilan video dan pesan, dia memberikan dukungan moral untuk Delia. Kedua pasangan ini menjalani peran sebagai orang tua dan pasangan jarak jauh dengan kekompakan dan kerja sama yang baik.Laki-laki yang memban
Happy ReadingSuatu pagi, Gara memberi tahu Delia bahwa dia harus kembali sebentar ke Indonesia untuk menangani urusan pekerjaan yang mendesak. Delia merasa sedih mendengar kabar tersebut, tapi Gara meyakinkannya bahwa dia akan kembali dalam waktu yang singkat."Dia tidak akan pergi lama, sayang. Ini urusan pekerjaan mendesak, dan aku janji akan kembali secepat mungkin," ucap Gara dengan wajah yang penuh penyesalan.Gara dan Delia bekerja sama menyiapkan segala hal sebelum keberangkatan Gara. Mereka membuat jadwal harian yang rinci untuk memastikan bahwa Delia akan mendapatkan dukungan yang cukup selama kepergian Gara.Gara dengan lembut mencium kening Delia, "Aku akan merindukanmu, sayang. Tapi aku akan selalu ada di sini untukmu, meskipun dari jauh."Saat Gara pergi, Delia merasa campur aduk. Rasa cemas dan ketidaknyamanan menyelinap ke hatinya. Bagaimana jika sesuatu terjadi selama Gara tidak ada di sini? Meski memiliki dukungan dari laki-laki yang membantu mereka, Delia merasa seo
Happy ReadingSetelah beberapa waktu menjalani kehidupan yang terpisah, Delia merasa bahwa saatnya memberikan kesempatan kedua untuk Gara. Meskipun luka batin masih ada, Delia merasa bahwa cinta mereka layak untuk diperjuangkan.Mereka duduk bersama di ruang tamu, suasana hati yang tegang melayang di antara mereka. Delia memulai percakapan, "Gara, aku pikir kita perlu memberikan kesempatan kedua untuk hubungan kita."Gara menatap Delia dengan mata penuh penyesalan. "Aku menyadari kesalahan-kesalahanku dan bagaimana aku menyakitimu, Delia. Aku berjanji akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki semuanya."Delia mengangguk, "Aku tahu kamu mencoba, Gara. Dan aku ingin percaya bahwa kita bisa melalui ini bersama-sama. Tapi kita harus memulai dari awal dan membangun kepercayaan satu sama lain."Gara bersedia untuk melakukan segala upaya yang diperlukan untuk memperbaiki hubungan mereka. Dia membuka hatinya secara jujur, berbicara tentang perasaannya, dan mengekspresikan penyesalann
Happy ReadingDelia menghirup udara segar pagi saat dia melangkah menuju kampus Harvard University. Cahaya matahari yang hangat menyambutnya, memantulkan semangat baru setelah melewati perjalanan panjang kehidupan. Delia kini bukan hanya mahasiswi, tetapi juga seorang ibu muda yang mengejar impian dan tanggung jawabnya.Di kelas, dia duduk dengan tekun, membuka buku dan laptopnya. Pada setiap halaman yang dia pelajari, pikirannya tidak hanya terpaku pada materi kuliah, tetapi juga pada bayi laki-laki kecil yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya.Kehidupan Delia menjadi keseimbangan antara tugas kuliah, tugas sebagai ibu, dan waktu untuk dirinya sendiri. Dia menemukan solusi kreatif untuk menyusun jadwal yang efisien, sehingga bisa memberikan perhatian maksimal pada putranya sambil tetap berprestasi di kampus.Di antara pertemuan dan diskusi kelas, Delia selalu menyempatkan diri untuk menyusui dan memberikan perhatian penuh pada bayinya. Rekan-rekannya di kampus pun
Happy ReadingSaat matahari mulai tenggelam, Gara dan Delia meninggalkan bayi mereka di bawah pengawasan baby sister yang telah mereka percayai sepenuhnya. Rencana untuk membeli seprai menjadi momen romantis yang mereka nantikan. Namun, takdir mempertemukan mereka dengan kenyataan yang pahit.Ketika mereka kembali ke apartemen, hati mereka berdua terasa hancur saat melihat tempat tidur bayi kosong. Bayi mereka, Daniel, telah diculik.Ketakutan melanda hati Gara dan Delia saat mereka menyadari kepergian Daniel. Mereka mencari setiap ruangan, memeriksa setiap sudut apartemen, namun tak ada tanda bayi kecil mereka. Keduanya mencoba untuk tidak kehilangan harapan, memanggil nama Daniel berkali-kali."Dia pasti ada di sini. Kita harus menemukannya," ucap Gara dengan mata penuh kekhawatiran.Dalam kepanikan, Gara segera menghubungi polisi sementara Delia memeriksa rekaman kamera pengawas di sekitar apartemen. Tangisan dan kecemasan memenuhi ruangan, membuat atmosfer semakin tegang.Mereka b
Chapter 239: Keputusan BersamaGara, yakin bahwa cintanya terhadap Delia tak akan goyah, mengajaknya untuk mengambil langkah serius. Mereka duduk bersama di ruang tamu yang penuh kenangan, membicarakan masa depan yang mereka inginkan."Dia, bagaimana jika kita melangkah lebih jauh? Menjadikan hubungan kita lebih resmi?" ucap Gara dengan tatapan tulus.Delia, yang merasakan kestabilan dan cinta dari Gara, tersenyum setuju. "Aku ingin itu, Gara. Kita sudah melewati begitu banyak bersama, mengapa tidak?"Dengan tekad dan cinta yang kuat, Gara dan Delia mulai mempersiapkan pernikahan mereka. Meskipun tanah air mereka terpisah, mereka memutuskan untuk menyelenggarakan pernikahan di Amerika, tempat di mana mereka membangun cerita cinta mereka.Rencana pernikahan mengalir dengan cinta dan kegembiraan. Mereka mencari tempat yang indah, memilih dekorasi yang mencerminkan kepribadian mereka, dan menyusun daftar tamu dengan hati-hati.Hari pernikahan tiba dengan sinar matahari yang cerah. Delia
Happy ReadingDion dan Tania, sepasang suami istri yang selama ini berada di belahan dunia yang berbeda dengan Delia dan Gara, merasa sangat merindukan momen bersama keluarga kecil tersebut. Tak ingin ketinggalan detik-detik bahagia, mereka memutuskan untuk menyusul perjalanan Delia dan Gara ke Jerman dengan bayi kecil mereka, untuk berbagi kebahagiaan yang begitu tulus.Setelah beberapa jam perjalanan udara, Dion dan Tania tiba di Bandara Internasional Frankfurt. Mereka begitu bersemangat menyusuri jejak keluarga kecil teman mereka, memutuskan untuk langsung menuju Rothenburg ob der Tauber, kota tua yang dipenuhi keajaiban.Begitu mereka tiba di kota tua itu, Dion dan Tania disambut oleh salju yang turun dengan lebat, mengubah Rothenburg menjadi dunia dongeng putih yang indah. Mereka melangkah di jalan-jalan berbatu yang tertutup salju, membagikan tawa dan kegembiraan sambil menghirup udara dingin yang segar.Tak ingin melewatkan momen berharga, Dion dan Tania mengajak Delia, Gara, d