Share

Tias Tertembak

Tias mengepalkan tangannya lebih kencang, hingga kukunya menancap ke panggal tangannya dan berdarah. Tapi, wanita itu tidak merasakannya. Darah mulai mengalir dari pangkal telapak tangannya itu. Tapi, Tias tidak bisa merasakan perih sama sekali. Hatinya penuh dengan duka-lara karena mulut pedas lelaki itu.

“Ada apa ini?” Ilham keluar dari dalam gedung itu. 

“Ah, sang Rahwana penculik Dewi Sinta keluar,” sarkas galih. Ilham mengeratkan rahang-rahangnya. Merasa sangat marah. Lelaki itu sungguh sangat memuakkan. Dia melebihi seorang perempuan yang tidak punya otak.

“Jaga bicara anda, Tuan Galih.” Galih tertawa terbahak kemudian menunjuk ke arah Ilham.

“Aku? Suruh jaga bicaraku? Kau yang jaga kelakuanmu. Kau seorang pegawai pemerintah. Jabatanmu tertinggi pula. Tapi, kelakuanmu minus. Kau bawa istriku lari! Hai semua anak buah Ilham. Dengarkan sabdaku lelaki

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status