Share

Hujan Membawaku Padamu

Dia sudah bertekad, bahwa tidak akan pernah rela membiarkan air mata Tias menetes lagi. Lelaki dengan baju kemeja berwarna putih itu mengepalkan tangannya untuk meredam emosi. Jangan sampai, karena emosi menjadikan semua berantakan. Dia akan memakai cara-cara elegan untuk memporandakan seorang Galih. Ya, tidak perlu mengotori tangannya dengan sarkasme, dia akan hancur sendiri jika itu terjadi. Tinggal tunggu tanggal mainnya. Sorot mata elangnya siap menghujam jantung lawannya.

Aditia pamit pulang. Sedangkan Ilham masih setia dengan laptopnya di ruangannya. Mendung mulai menggelayuti kota Bogor. Kota yang memiliki sebutan kota hujan ini memang selalu mengguyurkan air langit tanpa terduga. Petir mulai bersahutan, dan kilat terlihat berkedip-kedip di luar gedung. Karena ruangan dia di lantai lima dan berdinding kaca di bagian luar, maka dengan mudah dirinya melihat kejadian di luar gedung itu.

“Sepertinya turun hujan lagi. Baiklah, mungki

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status