Share

Bab 9 Kakak Laki-Laki

Author: The Running Lamb
“Julian, aku tidak sengaja bertemu dengannya. Klien meminta untuk bertemu dan aku hanya tahu bahwa nama belakangnya adalah Ainsley. Tetapi, aku tidak tahu dia adalah Mandy Ainsley dan dia akan membawa Luke Jenkins,” kata Susan lembut.

Penjelasannya yang halus membuat Julian merasa lebih baik. Dia memandang Susan tanpa ekspresi. "Jika kau melihat dua orang itu lain kali, putar arah dan segera pergi dari mereka. Kau mengerti?"

Karena menurutnya dia terdengar cemburu, Julian pun langsung menambahkan, “Hmph, jika melihat tingkat pergaulanmu, kau mungkin saja ikut campur dengan mereka. Bagaimanapun, keluarga Shaw tidak akan kehilangan muka dengan masalah ini."

Ketika wajah Susan menjadi sedikit memucat, Julian menyesali perkataannya yang mungkin terlalu kasar. Ia bahkan tidak bermaksud demikian. Namun, tidak mungkin baginya untuk meminta maaf.

"Aku tahu. Aku akan menjauh darinya,” katanya dengan hangat.

"Baiklah," katanya, tak tertarik.

Perjalanan kembali ke kediaman Shaw berlangsung tenang.

Setelah Susan mengganti pakaiannya, dia melihat Julian duduk di sofa. Dia dengan hati-hati lalu bertanya, “Julian, apa kau sudah makan malam? Bagaimana jika aku memasak dan kita makan bersama?”

Baik dia maupun Julian tidak suka dikelilingi oleh banyak orang di sekitar mereka. Karena alasan tersebut, selain pelayan paruh waktu yang datang untuk membersihkan rumah, mereka tidak memiliki pelayan lain di rumah dan Susan secara pribadi memasak makanan mereka sendiri.

“Apakah masakanmu dapat dimakan?” Julian mengangkat alis, tampak jijik.

Di masa lalu Susan tidak sudi bertanya lagi. Tetapi kali ini, dia mengumpulkan keberaniannya untuk mengajaknya lagi, “Seharusnya tidak masalah. Bagaimana jika... kau mencobanya?”

Julian menyipitkan matanya.

Di bawah cahaya, alis perempuan itu bergerak seperti kupu-kupu dan hati Julian sendiri bergetar seolah-olah ada kupu-kupu di sana. Meski begitu, dia berpura-pura cuek. "Baiklah kalau begitu."

Setelah setengah jam, makan malam pun sudah siap. Di atas meja makan terdapat 4 piring dan semangkuk sup. Susan memandang Julian dengan penuh harap, “Kau mau mencobanya?”

“Hidangan apa ini? Kelihatannya sama sekali tidak menggugah selera,” kata Julian jijik sesaat sebelum mengambil satu porsi terong bawang putih.

“Bagaimana bisa terong ini begitu asin?!

“Sup melon ini rasanya tawar.”

“Iga madu ini tampaknya tidak dimasak dengan suhu yang tepat.”

"Ini tidak bisa dimakan oleh manusia."

Sungguh menjadi hiburan tersendiri bagi Susan, ketika melihat Julian mengeluh dan menghabiskan makanannya pada saat yang bersamaan.

Susan berkedip. Meskipun mereka telah menikah kurang lebih setahun lamanya, hari ini adalah pertama kalinya mereka duduk tenang menikmati makan malam bersama di rumah.

Awalnya, persepsinya mengenai Julian adalah seorang iblis yang menakutkan. Sekarang Susan merasa iblis ini tiba-tiba berubah menjadi jinak.

"Mengerikan! Masakanmu tidak enak,” kata Julian sambil mengusap perutnya yang agak membesar.

Susan melirik ke arah piring kosong di depan pria itu dan tidak bisa menahan diri untuk mengeluarkan suara berdeham dari tenggorokannya.

Pria itu pun lalu menatap Susan dan mendengus. “Aku tidak ingin membuang makanan.”

“Hmm, tentu saja. Berhemat adalah bentuk dari kebajikan,” jawab Susan kaku.

Wanita ini menuruti apa yang dia katakan, tetapi perkataannya terdengar berbeda. Julian tidak bisa menahan diri untuk tidak meliriknya.

Susan menyadari bahwa keberaniannya benar-benar bertumbuh saat dia mengabaikan pandangan CEO Shaw. Dia pun kemudian tertawa kecil. "Aku akan mencuci piring."

Ketika dia berjalan melewati pria itu, Julian jelas melihat bahunya naik turun dalam gerakan kecil. Wanita itu tadi menertawakannya!

Julian seharusnya marah, tetapi hatinya merasakan kebahagiaan yang terasa begitu rumit di saat bersamaan. Dia bahkan juga merasa bahwa jika wanita itu terus tersenyum, maka pria itu pun tidak akan keberatan mempermalukan dirinya sendiri.

Setelah mandi, Susan berjalan ke arah Julian dan berkata dengan lembut, "Julian, itu..."

"Ada apa?" Julian menatapnya dengan kesal.

“Apakah ada... temanmu yang berencana untuk datang malam ini?” Susan berhenti berbicara sesaat sebelum bertanya.

Teman?

Ketika dia mengingat kata-kata Susan sebelumnya yang mengatakan bahwa dia tidak keberatan jika Julian memiliki 'teman' untuk menghabiskan malam, ekspresi pria itu pun berubah menjadi suram.

Ia menatap wanita itu dengan dingin. “Ternyata, kau cukup peduli dengan kehidupan malamku, hmm? Haruskah aku memberimu penghargaan ‘istri terbaik’ padamu?" Julian jelas-jelas merasa marah.

Susan tertegun karena dia tidak tahu alasan yang memicu kemarahannya. Dia pun memohon meminta maaf, "M-maaf."

“Kau sudah sangat peduli denganku, lalu kenapa kau meminta maaf?” kata Julian dingin.

"Karena aku... karena aku..." Susan dengan panik mencoba menebak apa yang ada di benak Julian.

"Lupakan. Katakan. Apa yang ingin kau lakukan?"

Tanpa harus memikirkan alasan apapun, Susan menghela nafas lega dan dengan cepat berkata, “Julian, aku ingin mengunjungi kakakku. Aku mungkin akan pulang larut malam. Kalau kau bosan, kau bisa meminta temanmu datang. Aku hanya berharap pintunya… ”

“Kau benar-benar orang yang penuh perhatian.”

“Memang aku seharusnya seperti itu,” kata Susan dengan tulus.

Julian menatapnya. Dia ingin mencekik wanita itu sekarang. Dia pun lalu pergi keluar untuk mengambil blazernya.

“Apa kau akanpergi keluar?” tanya Susan.

"Bukankah kau ingin mengunjungi Jacob?" kata Julian tanpa ekspresi apapun.

"Apa maksudmu kau... kau ikut denganku?" Susat terkejut.

Pria itu menatapnya dengan tidak sabaran. "Kau pergi atau tidak?"

“Ya. Ayo, kita pergi,” Susan menanggapi dengan cepat.

Di rumah sakit, di bawah sinar bulan yang temaram, Jacob sedang duduk di bangku batu di halaman dengan laptop terbuka di atas meja. Jari-jarinya sedang mengetik di keyboard.

"Mr. Shaw, Miss Shelby." Para perawat melihat mereka dan segera beranjak berdiri.

“Kalian beristirahatlah. Aku akan yang akan mengurusnya sekarang,” kata Susan, halus. Dia seringkali pergi ke rumah sakit itu hingga ia pun akrab dengan para perawat yang kini hanya tersenyum padanya dan kemudian pergi.

Jacob sedang mengetik di atas keyboard laptop dengan serius, dan Susan pun tidak mau mengganggunya. Dia hanya berjalan mendekat padanya, lalu duduk di samping kakak laki-lakinya. Ia pun melihat ke layar laptop Jacob yang dipenuhi berbagai macam huruf. Susan sama sekali tidak memahaminya dan kemudian tertidur setelah beberapa saat.

Related chapters

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 10 Jangan Temui aku Jika Kau Tidak Dapat Menghabiskan Uang

    “Kakak laki-lakimu sepertinya sedang melakukan coding.” Julian mengangkat alisnya."Coding?" Susan berkedip. "Aku tidak tahu dia bisa melakukan itu."“Aku tidak terlalu yakin, tapi sepertinya benar. ”“Oh.”Tidak peduli apa yang dilakukan oleh kakak laki-lakinya, nampaknya kondisinya saat ini sangat baik. Ia bahkan menemukan sesuatu yang dapat mengalihkan perhatiannya.Susan memandang Jacob lama sekali.Setelah beberapa lama, Jacob berhenti dan menoleh untuk melihat Susan sebelum tersenyum tipis padanya. “Susan.”"Kakak." Susan tidak dapat menahan diri untuk merasa senang. Ketika dia pertama kali mendapatkan diagnosis penyakit skizofrenia, dia bahkan tidak dapat mengenali adik perempuannya sendiri.Kondisinya membaik belakangan ini. Setidaknya, Jacob tidak melupakan dirinya."Susan," ulang Jacob sambil tersenyum. Satu-satunya hal yang dapat ia katakan adalah nama Susan."Kakak," jawabnya dengan sabar.“Susan.”"Kakak."“Susan.”"Kakak."Keduanya melanjutkan percakapan yang tidak berart

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 11 Dunia yang Kecil

    “Nyonya, kita mau kemana?” Alfred sang sopir menyambutnya.“Kita pergi ke toko perhiasan dahulu.” Susan berpikir sejenak sebelum akhirnya mengakui, “Aku tidak begitu paham harus ke toko perhiasan yang mana. Bawa saja aku ke toko perhiasan terbaik.”"Baik, Nyonya."Dalam sekejap mobil itu kemudian berhenti di depan pintu masuk toko perhiasan yang memiliki detail dekorasi yang begitu rumit. Sopir menunggu di luar sementara Susan masuk ke dalam sendirian.Pegawai toko menyambut wanita berkelas itu dengan hangat. Melihat betapa bimbangnya dia, salah satu pegawai pun datang melayaninya dan berkata, “Kira-kira jenis perhiasan apa yang kau suka? Apa kau membutuhkan bantuanku? ”Susan dengan cepat menjawab, "Perhiasan apa yang terbaik di sini?"Jika dia membeli perhiasan untuk dirinya sendiri, dia bahkan tidak akan melirik perhiasan yang harganya di atas empat digit. Namun, Susan memikirkan ancaman Julian pagi tadi. Ia tidak punya pilihan selain memilih sesuatu yang mahal."Terbaik?" Mata pega

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 12 Dicuri

    Meskipun Susan mendengar apa yang dikatakan pegawai toko, dia tidak memedulikannya. Dia hanya ingin pergi secepat mungkin.Luke menyempitkan pandangannya pada punggung Susan yang elegan.Mata Mandy suram saat garis pandangannya mengikuti arah mata Luke. Meskipun dia telah melupakannya, mungkinkah dia secara tidak sadar menaruh hati padanya?'Susan, kau pernah merebut Luke sekali. Jangan berharap ada yang kedua kalinya,’ kata perempuan itu dalam hati.Meskipun tidak ada yang memperhatikan, Mandy menghampiri pegawai dan membisikkan sesuatu padanya."Miss Ainsley, aku..." Staf itu ragu-ragu.“Kau tahu siapa aku. Aku kenal pimpinanmu, jadi lakukan saja apa yang aku katakan. Aku akan menanggung konsekuensinya. Jika kau tidak mematuhiku... ” Mata Mandy pun tajam, penuh ancaman.Pegawai itu pun meluruskan pandangannya dan berkata dengan lembut, "Aku mengerti!"Mandy menyeringai tepat ketika Susan hendak keluar dari toko perhiasan.Tiba-tiba suara salah satu pegawai toko terdengar lantang, mem

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 13 Nasib buruk

    “Apa yang—” Polisi itu berbalik untuk melihat pendatang baru itu dengan marah.Yang dia lihat adalah sosok Julian yang dikawal oleh kepala kantor polisi yang berdiri di sana dengan murung."Pimpinan." Polisi itu berdiri dengan gugup.Kepala polisi mengabaikannya dan hanya berusaha menyenangkan Julian. “Chairman Shaw, ini benar-benar hanya kesalahpahaman belaka. Bawahan aku tidak melakukan tugas mereka dengan baik, dan aku akan menghukum mereka nanti."Sambil bersungut-sungut, Julian lalu berjalan lurus ke arah Susan. “Wanita bodoh! Jika Alfred tidak meneleponku, apa kau berencana tinggal di sini? Apakah seekor anjing telah memakan otakmu?!”Julian memasang wajah muram sementara ekspresinya mengerikan. Kata-katanya memang tidak terlalu menyenangkan untuk didengar.Namun begitu Susan melihatnya, ada rasa aman membanjiri seluruh tubuhnya. Sederet rasa pilu melingkupi hatinya, lalu mendadak matanya menjadi basah. Dia berkata dengan lembut, “Julian, aku... aku tidak melakukannya. Mereka sal

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 14 Apa Kebenarannya

    Setelah selesai mengoleskan krim dengan lembut, Julian melempar selongsong obat itu ke samping. "Baiklah! Ingatlah untuk menerapkan ini tiga kali sehari sendiri setelah ini. "“Oke,” kata Susan lembut.Julian mendengus, “Sepertinya salah satu pegawai toko perhiasan yang telah memasukkan perhiasa itu ke tasmu! Seorang pegawai toko tidak akan punya nyali sebesar itu untuk menjebakmu. Ini pasti perbuatan Mandy Ainsley. Keluarga Ainsley... Hmph!”Senyumannya menjadi dingin. Dia sudah tidak mengambil tindakan apapun terhadap siapapun dalam waktu yang lama. Dan karenanya, beberapa orang jelas telah melupakan sifat kejamnya.“Mungkin bukan Mandy,” kata Susan lembut.“Apa kau memihaknya?” Julian menatapnya dengan cibiran, "Dia merebut Luke Jenkins yang kau cintai."Susan tertawa getir. "Aku tidak bisa menyalahkan siapapun tentang Luke dan aku. Kami hanya bisa menyalahkan nasib kami. Sekarang dia bahagia dengan Mandy dan aku mengharapkan mereka bahagia.”“Kau tidak memikirkan dirimu sendiri.” J

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 15 Charlotte Jenkins

    Keesokan harinya, pesawat meraung saat mendarat di bandara.Luke Jenkins menunggu di luar. Tak lama kemudian, sesosok wanita cantik keluar dari pintu kedatangan. Sulur rambut ikal tipis terlihat di tepi kepalanya dan kacamata hitam yang dia kenakan menutupi setengah dari wajahnya.“Charlotte!” Luke melambaikan tangannya.Charlotte Jenkins melepas kacamata hitamnya dan tersenyum lebar. "Kakak.""Kau kembali lebih awal dari yang kuharapkan," kata Luke sambil mengambil kopernya.“Sudah 3 tahun. Bisnis di cabang luar negeri juga telah stabil. Langkah selanjutnya adalah menunjuk seorang manajer,” ujarnya sambil tersenyum.Luke menatap adiknya dengan lembut. "Kau telah bekerja keras. Akulah yang seharusnya berada di sana."“Jangan konyol. Aku mengajukan diriku sendiri untuk pergi,” kata Charlotte. Dia tiba-tiba bertanya, "Kak, apakah kau tahu bagaimana kabar Julian Shaw?"Tangannya gemetar dan dia menatap adiknya. “Kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang Julian Shaw?”Charlotte tersipu. “Bukan

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 16 Kunjungan

    Tertegun, Susan berkata, “Julian sedang dalam perjalanan bisnis.”Perjalanan bisnis? Charlotte mengerutkan kening. "Sayang sekali."“Apakah ada sesuatu yang penting untuknya? Apakah kau ingin aku memberikan nomor teleponnya?” Susan berkata dengan hangat.“Mengapa aku tidak memiliki nomornya? Apakah aku benar-benar membutuhkan omong kosongmu?” Charlotte menatap dingin pada Susan. “Aku juga mendengar kau memanggilnya Julian. Aku memanggilnya Julian karena kami akrab. Kau hanyalah seorang pelayan dan kau memanggilnya Julian? Kau benar-benar tidak punya rasa malu! ""Aku..." Wajah Susan menjadi pucat."Apa?" Charlotte melanjutkan, “Julian tidak keberatan karena karakternya yang baik, tetapi kau sebagai seorang pelayan harus lebih sadar diri dan berperilaku seperti seorang pelayan.”Sikap Charlotte Jenkins sangat arogan. Susan mengerutkan bibirnya dan tidak tahu bagaimana caranya membela dirinya sendiri. Walau bagaimanapun, Julian sebelumnya sudah mengatakan bahwa pernikahan mereka adalah r

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 17 Makan Malam Keluarga

    Wanita terkutuk itu!Julian mengertakkan gigi. "Apa dia tidak merasakan apa-apa selama aku tidak ada?"“Chairman Shaw, jet pribadi sudah siap dan kita bisa berangkat kapan saja.” kata Asisten pribadinya yang baru saja masuk.Julian lalu berdiri. "Baiklah!"Lupakan saja tentang dirinya. Dia akan berurusan dengan wanita itu saat dia pulang!Saat itu sudah tengah malam ketika Julian sampai di rumah dan Susan pun sudah tertidur lelap.Di bawah sinar bulan yang temaram, dia menatap wajah cantik istrinya yang sedang tidur. Kemarahan dalam dirinya menghilang dalam sekejap.Julian duduk di samping tempat tidur dengan emosi campur aduk. Kemudian, dia dengan perlahan menyentuh wajah wanita itu.'Susan, aku hanya berani melihatmu seperti ini ketika kau sedang tidur. Setelah bertahun-tahun, aku khawatir kau telah melupakan anak laki-laki itu. Tetapi, kau telah berada di hatiku dan aku tidak pernah bisa melupakanmu sejak saat itu.'Kau benar-benar berpikir bahwa pernikahan kita adalah sebuah kebetu

Latest chapter

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 606 Tamat (2)

    Susan masih merajut syalnya dengan santai. Pada suatu malam, setelah semua orang tidur, Julian turun dari tempat tidurnya tanpa suara. Dengan menggunakan cahaya redup sebagai satu-satunya sumber cahayanya, ia mulai mempelajari cara merajut syal.Seseorang harus menuai apa yang telah dia tabur. Karena dia telah memulai semua ini, dia harus mengakhirinya sendiri tidak peduli betapa sulitnya itu.Julian tidak bisa gagal. Dia adalah CEO sebuah perusahaan. Dia adalah pembelajar yang cepat, jadi hanya butuh tiga hari untuk belajar merajut syal.Kemudian, dia selesai merajut syal sendiri dalam dua malam.Dia mengenakan syal ke perusahaan keesokan harinya.Meskipun masih terlalu dini untuk mengenakan syal dan seluruh tubuhnya berkeringat, pujian yang dia terima dari karyawannya menambah kesombongannya sehingga dia merasa itu sepadan.Tiba-tiba, sekretarisnya memanggilnya."Mr. Shaw, Mrs. Shaw ada di sini untuk menemuimu."“Susie? Biarkan dia masuk.”Sekretaris itu ragu-ragu sejenak dan kemudia

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 605 Tamat (1)

    Sambil menatap sungai yang berkelap-kelip seperti berlian, Julian berkata dengan suara berbisik, “Semuanya sudah berakhir, Susie.”Hanya pada saat inilah semuanya berakhir.Susan mengangguk dengan ekspresi kompleks di wajahnya.Julian mengusap rambut Susan tetapi tidak mengatakan apa-apa.Matahari sore telah mewarnai permukaan sungai dengan lapisan emas. Waktu sepertinya telah berhenti, dan semuanya begitu halus seolah-olah ini adalah mimpi.Setelah beberapa lama, Susan ragu-ragu dan menyandarkan kepalanya ke bahu Julian.Sudut bibir Julian sedikit melengkung. Kemudian, dia meraih Susan dan memeluknya erat-erat.Willa telah menjadi akar dari semua masalah ini, dan dia telah mendapatkan pembalasan yang pantas diterimanya.Namun, trauma yang dia tinggalkan belum hilang sama sekali.Dalam beberapa bulan terakhir, Julian merasa ada dinding tak terlihat antara dia dan Susan. Tidak peduli seberapa keras mereka berusaha, mereka berdua tidak bisa kembali ke kedekatan yang biasa mereka bagi di

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 604 Eksekusi

    Sikap Susan Shelby diperlihatkan dengan sangat kentara, namun sikapnya sama sekali tidak berlebihan dibandingkan dengan tindakan yang dilakukan oleh Madam Shaw.Julian Shaw hanya berterima kasih atas sikap Susan. Julian tidak memiliki keluhan.Madam Shaw pergi, sementara Willa Doyle dipenjara.Oliver Wright sengaja melihat situasi Willa dan menjelaskannya kepada Susan dengan jelas saat dia kembali.“Willa telah dijebloskan kedalam penjara dengan keamanan maksimum. Para wanita yang dipenjara di sana semuanya sangat kejam dan tanpa ampun. Kemampuan Willa menghasilkan virus sama sekali tidak berguna di penjara. Penampilannya yang centil membuatnya terlihat seperti minta diganggu.“Penjaga penjara sudah mempertimbangkan untuk memberinya perlakuan khusus karena kehamilannya. Namun, dia masih dalam kondisi yang sangat tragis. Trik para narapidana wanita tak terbayangkan. Kamu tidak dapat memikirkan apa saja yang bisa atau tidak bisa mereka lakukan. Mereka melakukan segalanya, termasuk meluda

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 603 Mengantar Pergi

    ‘Jika Ibu memilih untuk tetap tinggal, aku tidak tahu apa gunanya mempertahankan hubungan orang tua-anak ini nantinya…’Lutut Madam Shaw lemas dan dia hampir jatuh ke tanah.Ucapan Julian Shaw bergema dengan keseriusan yang belum pernah terjadi sebelumnya.Apakah… Apakah dia benar-benar berusaha untuk menyangkal ibunya?Semua yang madam Shaw lakukan adalah untuk Shaw.Julian, yang sepertinya bisa membaca pikiran Madam Shaw, berkata dengan acuh tak acuh, "Ibu adalah keluarga bagiku, namun aku sudah memiliki lebih dari satu anggota keluarga sekarang. Dulu, aku membuat kesalahan besar dengan menoleransi Ibu saat Ibu menyakiti Susie dan Chessie. Namun, aku tidak akan melakukannya lagi. Mereka berdua adalah orang terpenting dalam hidupku, dan aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti mereka lagi, bahkan Ibu pun tidak boleh."Saat Julian berbicara, dia menoleh ke Susan dan berkata, “Susie, ayo pergi.”Madam Shaw tercengang karena kebingungan saat dibiarkan berdiri di tempat yang sama send

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 602 Tak terbantahkan

    Paha bagian dalam seseorang dapat dianggap sebagai area tubuh yang sangat pribadi.Ada bunga di sana?Madam Shaw melihat Willa Doyle dengan curiga.Meskipun Willa masih menunjukkan sikap yang kuat, kepanikan yang jelas terlihat melewati tatapannya.Meskipun dia tenang dengan cepat, Madam Shaw berhasil memperhatikan ekspresinya.Madam Shaw merasakan jantungnya berdegup kencang.Mungkinkah Trey Lowe mengatakan yang sebenarnya?“Omong kosong macam apa yang kamu bicarakan?” Willa membantahnya dengan keras. “Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan.”“Kita sangat bergairah hari itu. Kamu tidak bisa begitu saja melawanku dan menolak untuk mengakuiku sekarang." Bagaimana mungkin seorang gangster seperti Trey membiarkan Willa membicarakan masalah ini secara ambigu? Dia berjalan mendekat dan mencoba menurunkan celana Willa. “Kita akan mencari tahu apakah ada tato atau tidak setelah kita memeriksanya.”“Hentikan, hentikan!” Willa memekik.Madam Shaw ingin membantu secara tidak sadar, tetapi pe

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 601 Itu Bukan Anakku

    Wajah Willa langsung memucat saat Chesney berbicara dengan sangat jelas.Dia berharap video itu akan menampilkan hal lain saat pertama kali diputar.Namun, saat video terus diputar, dia benar-benar merasakan hawa dingin di punggungnya saat melihat Julian.Fakta bahwa Julian telah menunjukkan video itu kepada mereka berarti dia sudah tahu bahwa Willa adalah orang yang merencanakan kejadian itu beberapa waktu yang lalu.Namun, mengapa Julian masih dengan sabar bekerja dengan Willa selama ini?Mengapa?Alasannya sederhana dan jelas!Sejak awal, Julian hanya ingin mengalihkan perhatian Willa sebentar agar dia setuju untuk merawat Susan.Saat itu, tangan Willa terjalin erat.Willa menggigit giginya dan tidak sabar untuk bergegas maju dan menghancurkan proyektor. Namun, dia tahu tidak ada yang akan berubah.Video itu masih diputar.Semuanya, termasuk Willa menikam dirinya sendiri, meminta bantuan, dan menuduh Susan dan Chessie, terekam dengan jelas dalam video tersebut.Banyak orang yang mer

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 600 Video yang Direkam Sebelumnya

    Willa mengalihkan pandangannya ke Julian sambil tersenyum. “Apa yang kamu coba lakukan dengan mengungkit ini, Julian?”Julian dengan santai menjawab tanpa ekspresi, “Agen dari Agensi Dark Night ahli dalam menggunakan banyak virus yang berbeda. Oleh karena itu, Willa menggunakan kesempatan ini untuk menanamkan virus pada Susie dan memaksaku untuk bersamanya karena dia bisa merawat Susie. Aku setuju untuk bersamanya demi Susie."Semua orang akhirnya tampak tercerahkan setelah mendengarkan penjelasan Julian.Itu kebenarannya!Kebanyakan dari mereka benar-benar mengira bahwa Julian dan Susan telah memutuskan untuk berpisah terlalu tiba-tiba.Faktanya, mereka selalu menjadi pasangan yang manis, tetapi Julian diyakini tiba-tiba memiliki kekasih.Mereka akhirnya menemukan bahwa kebenarannya berbeda.“Apa kamu harus memperlakukanku seperti ini, Julian?” Willa menambahkan saat melihat sekilas pada Julian dengan menyedihkan, “Apakah kamu harus memutuskanku segera setelah aku merawat Susan? Aku h

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 599 Mengungkap Wajah Asli Willa

    Merasakan perubahan pada ekspresi Julian, Willa dengan tergesa-gesa menyingkirkan kegembiraan di wajahnya dan berkata dengan sedih, “Julian, kamu membuat surat wasiat sebelum kamu menghilang. Kamu bilang kamu akan menyerahkan semua asetmu kepada bayi kita. Namun, setelah kamu menghilang, keluarga Wright tidak mempercayai kami. Kami kehabisan pilihan, jadi kami hanya bisa datang dan memohon kepada mereka.”Willa masih berlutut di tanah. Cara dia memandang Julian sangat menyedihkan.Saat itulah Madam Shaw kembali sadar. Dia buru-buru mendukung Willa dan menambahkan, “Ya, Julian. Keluarga Wright adalah kutu penghisap darah. Karena kamu sudah kembali, kamu harus bergegas dan mengajukan gugatan cerai kepada Susan agar mereka tidak memiliki alasan untuk mengambil kendali atas asetmu.”"Hah!" Susan mencibir dingin.Dia akhirnya mengerti mengapa anak-anaknya tampak seperti sering menangis, mengapa wajah Anna dan Serenity begitu gelap, dan mengapa ibunya pingsan karena marah."’Bagus sekali, Ma

  • CEO Manja : Jangan Ganggu Istri Rahasiaku yang Cantik   Bab 598 Baguslah Kamu Telah Kembali

    Willa sangat mahir dalam berakting. Ketika menangis, dia tampak seolah-olah seperti wanita paling menyedihkan di dunia. Dalam kombinasi dengan ekspresi marah dan keras kepala Madam Shaw, orang mungkin mengira ini semacam pertunjukan.“Kamu… Apa yang kamu bicarakan?” Luna memandang Willa dengan tidak percaya."Ya, ya, ya. Itu semua salahku. Aku seharusnya tidak banyak bicara." Willa kembali menatap Luna dengan keputusasaan di wajahnya. “Julian sudah pergi, dan tidak ada yang melindungi kami darimu. Madam Wright, aku tidak berharap untuk mendapatkan kembali semua asetnya. Aku hanya berharap kamu bisa mengampuni kami dan berhenti mengganggu kami."Setelah mengatakan itu, Willa membenturkan dahinya ke tanah dengan suara keras.Untuk membuat penampilannya lebih realistis, dia terus memukul-mukul dahinya dengan keras sampai kulit di dahinya bergesekan dengan kerikil dan noda merah muncul di tanah."Kenapa kamu melakukan ini pada dirimu sendiri, Willa?" Madam Shaw maju untuk menggendongnya da

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status