Share

7. Berjiwa Malaikat

Author: Ardian R
last update Last Updated: 2021-04-09 09:45:01

Ayana sudah pasrah jika hari ini adalah akhir dari perjalanan kisahnya yang penuh lika-liku ala sinetron yang sering ia tonton. Niat ingin kabur dari kuasa Daniel Hamilton seketika kandas begitu saja saat dua Bodyguard  bertubuh kekar menangkapnya ketika ia berhasil menyetop taksi.

Layaknya karung yang dipanggul, begitulah tubuh gadis mungil itu dibawa dengan entengnya oleh Sang Bodyguard. Meski mencoba melawan dan meronta-ronta, nyatanya tenaga Ayana tidak cukup kuat untuk meloloskan diri dari kungkungan pria bertubuh besar itu.

Berkat ketidakberdayaannya itulah membuat Ayana kini tengah duduk di kursi kebesaran Daniel dengan tangan dan kaki terikat layaknya tawanan. Keringat dingin mulai menguasai tubuh Ayana, gadis itu bergerak gelisah dengan kepala yang celingak-celinguk mencari keberadaan Tuannya.

Sejak ia tiba di kamar mewah itu, ia sama sekali tidak melihat keberadaan Daniel. Seolah-olah lelaki itu tengah bersembunyi karena sedang menyiapkan kejutan besar pada Ayana. Tentu, Ayana tidak berpikir kejutannya adalah sebuah hadiah mewah yang akan membuatnya tersenyum kegirangan. Kejutannya adalah sebuah hukuman sadis yang akan membuat gadis itu merana berkepanjangan.

Ya Tuhan, turunkan pertolonganmu hari ini!

Ayana tidak berhenti berdoa dalam hati, ia percaya orang susah sepertinya jika berdoa pasti akan dikabulkan. Setidaknya gadis itu memiliki sedikit usaha agar terhindar dari kekejaman majikannya.

“Ay....”

Jantung Ayana seakan berhenti berdetak saat namanya disebut oleh pria yang dikenalinya. Ia meneguk ludahnya kasar saat mendapati Daniel menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Ay, tangan dan kakimu terikat,” tutur Daniel seraya mendekati Ayana.

Saat jarak lelaki itu dengan Ayana hanya sekitar 1 cm, gadis itu dapat melihat perubahan raut muka Daniel. Ayana ketakutan saat dilihatnya urat-urat wajah majikannya itu seakan ingin keluar. Ia tahu bahwa kini Daniel sedang menahan amarahnya.

Bodyguard!” Daniel berteriak keras.

Dua lelaki berjas hitam langsung masuk dan menghampiri keduanya. Ayana gugup bukan main saat ia melihat Daniel berbalik. Gadis itu memejamkan matanya, bulir air matanya kini dengan bebas membasahi pipinya.

Ia sudah siap jika Daniel menghukumnya sekarang. Mungkin ia memang salah karena telah berusaha kabur dari sang majikan.

Plak...

Suara tamparan membuat Ayana meringis kesakitan, air mata gadis itu semakin mengucur meski matanya masih tertutup.

“Siapa yang menyuruh kalian mengikat Calon Istriku!” hardik Daniel.

Tunggu! Apa yang terjadi? Ayana membuka mata perlahan dan mendapati punggung Daniel yang membelakanginya. Jadi, tamparan itu bukan untuknya. Benar, karena ia sama sekali tidak merasakan sakit di pipinya.

“M-maaf Tuan. Kami mengikatnya karena ia terus meronta,” ucap salah satu Bodyguard itu.

“KELUAR SEKARANG!” perintah Daniel tegas.

Setelah kedua Bodyguard itu keluar, Daniel kembali berbalik menghadap pada Ayana. Lelaki itu langsung berjongkok melepas ikatan tangan sang asisten lalu dilanjutkan membuka ikatan kakinya.

“Kau menangis, Ay?” tanya Daniel saat melihat pipi Ayana basah.

Tangan lelaki itu kemudian terulur menyentuh pipi Ayana, perlahan ia mengelap air mata gadis itu. “Jangan menangis, Ay. Aku tidak akan menyakitimu. Percayalah,” katanya dengan senyum hangat.

“T-tuan—“

Ayana tidak mampu melanjutkan perkataannya, ia tidak paham dengan sikap Daniel sekarang. Bukannya lelaki itu seharusnya marah besar padanya? Bukan malah mendapatkan perlakuan lemah lembut seperti ini.

“Ay.” Daniel menangkup kedua pipi Ayana hingga ia dapat melihat mata coklat yang jernih gadis itu.

Perasaan Daniel tiba-tiba menghangat, wajah lelah dan polos Ayana membuat ia merasa iba dan tidak ingin menyakiti asistennya itu. Daniel tahu, Ayana bersalah karena telah kabur darinya. Tapi, ia tidak akan sejahat pemeran sinetron yang gadis itu sering tonton setiap malam. Di mana, ia akan memukul ataupun menghardik Ayana. Tidak, ia tidak akan melakukan itu. Ayana itu miskin, dan Daniel tidak ingin menambah kemalangan sang gadis dengan hal-hal yang tidak berperikemanusiaan.

Kasihan sekali Ayana si jelek!

“Jika kau tidak ingin menikah, kau bisa berbicara baik-baik padaku. Bukan malah kabur seperti ini,” ucap Daniel dengan suara pelan.

“Maaf Tuan!” Ayana menunduk sedih.

“Ay, kau tahu, kan, selama ini tak sedetikpun hariku terlewati tanpamu. Kau harus tahu, Ay. Uangku tidak ada apa-apanya dibanding keberadaan dirimu. Aku bisa kehilangan uangku, tapi kehilangan dirimu aku tidak akan sanggup,” sedih Daniel.

Mendengar perkataan menyayat hati oleh Daniel, membuat Ayana dilanda rasa kecewa berat pada dirinya. Ia memang bodoh karena tidak bisa mengartikan keberadaannya di sisi Daniel. Ia tidak tahu bahwa dirinya seberharga itu di mata Daniel.

“Tuan, aku janji tidak akan kabur lagi. Aku akan merawatmu sepenuh hati seperti Bayi Malika,” kata Ayana tulus.

Senyum bahagia seketika terbit dari bibir Daniel, ia berdiri dan mengusap puncak kepala Ayana penuh kasih sayang. “Kalau begitu, bisakah kau membantuku ke kasur. Aku ingin tidur, tubuhku sangat lelah berjalan seharian.”

Ya Lord! Aku kira ia akan berubah untuk tidak mager lagi. Ternyata, kebiasaannya itu sudah mendarah daging.

***

“Tuan, ayo bangun Tuan. Kau harus mandi sore sekarang.”

Ayana mencoba membangunkan Daniel, mungkin sudah empat jam lelaki itu tertidur tanpa mempedulikan asistennya yang berjuang dengan peloh membereskan kekacauan di ruang bawah tanah.

“Tuan, aku sangat lelah hari ini. Jadi, bisakah kau bangun sekarang untuk mandi?” pinta Ayana.

Daniel sontak membuka matanya, ia menampilkan gigi putihnya pada Ayana. “Ayo kita mandi.”

Untuk saat ini, Daniel tidak ingin membuat Ayana mengalami kesulitan karena dirinya. Ia harus bersikap baik dan tampak seperti majikan yang berjiwa seperti malaikat. Melindungi dan memberikan kasih sayang pada Ayana.

“Baik Tuan Besarku, ayo kita ke kamar mandi.” Ayana membantu Daniel terbangun dari posisi tidurnya hingga terduduk. Lalu perlahan kaki lelaki itu bergeser menginjak lantai.

“Ay, aku haus,” pinta Daniel.

“Baik Tuan Besarku. Tunggu sebentar.” Ayana cepat-cepat ke dapur untuk mengambil air.

Sepertinya Ayana sudah mulai jinak dan tidak mencoba kabur lagi.

Tidak butuh waktu yang lama, Ayana sudah terlihat kembali dengan segelas air di tangannya. Saat sudah berada di depan Daniel, gadis itu lalu mengasongkan segelas air putih pada sang majikan.

“Terima kasih, Ay. Kau memang Pesuruh terbaikku,” ucapnya.

Bisakah ia tidak perlu menegaskan bahwa aku hanyalah Pesuruhnya?! Menyebalkan sekali.

Ayana tersenyum paksa. “Masih haus, Tuan?” tanyanya saat Daniel memberikan kembali gelas yang isinya sudah kosong pada Ayana.

Daniel menggeleng. “Aku ingin mandi sekarang.”

Ayana menyimpan terlebih dulu gelas yang dipegangnya di atas nakas. Lalu tubuhnya bergerak untuk meraih tangan Daniel yang terentang. Pelan-pelan ia memapah majikannya itu menuju kamar mandi.

“Ay, hari ini aku ingin mandi dengan bunga melati,” beritahu Daniel.

“Aku tidak tahu Tuan Besarku, apakah masih ada persediaan bunga melati? Akan kucek nanti.”

Majikan Ayana memang sangat aneh, setiap mandi harus ada bunga-bunga yang memenuhi bathtub-nya. Seolah-olah Daniel itu adalah titisan Dewi-Dewi Langit. Bunga mawar dan melati adalah favorit dan wajib tersedia jika ia ingin melakukan ritual menghilangkan kuman-kuman di tubuhnya.

“Ay, aku pikir kau harus mandi juga dengan bunga melati. Aku merasakan roh jahat mengikutimu,” ucap Daniel santai.

Kaulah yang diikuti roh jahat, lihat saja kemageranmu itu yang tiada habisnya. Jadi, kau saja yang mandi.

“Baik Tuanku!” Ia memilih untuk mengiyakan perkataan Daniel. Pahamilah, berdebat dengan  CEO itu tidak akan pernah ada ujungnya.

Related chapters

  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   8. Mendidik Ayana

    Jika ingin mager, maka jadilah orang sugih terlebih dahulu. -Mas CEO MagerTidak ada yang berubah dari hidup Ayana setelah ia mencoba kabur dari Daniel dan akhirnya harus tertangkap oleh Bodyguard lelaki itu. Hanya hari itu, sang majikan bersikap seperti malaikat. Sangat penurut dan santun padanya. Namun, lewat dari hari itu Daniel kembali berulah. Suka mengejek Ayana dan menjadi lebih mager dari hari sebelumnya.Jika biasanya ia masih ingin dipapah untuk melakukan ritual membunuh kuman di tubuhnya, tapi berbeda kali ini. Ia menolak ke kamar mandi dan hanya menyuruh Ayana melap tubuhnya dengan kain yang dibasahi air hangat.Sungguh Ayana jengkel sekali. Bahkan saking parahnya, saat Ayana membasuh tubuh polos lelaki itu. Dengan santainya ia tertidur dengan dengkuran halus. Padahal gadis itu sudah setengah mati menahan hasrat untuk tidak membelai dada

    Last Updated : 2021-04-09
  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   9. Keputusan Ayana

    Pikirkanlah dengan matang tentang yang akan kalian ucapkan. Jika tidak ingin menyesal dikemudian hari. -Puteri AyanaGedung pencakar langit memang selalu membuat takjub bagi mata-mata yang melihatnya. Begitu juga yang kini Ayana rasakan saat kakinya dengan sempurna menginjak kantor milik Tuan Besarnya.Disambut oleh beberapa pria berjas hitam elegan, Ayana tampak canggung dan merasa tidak nyaman. Namun, saat tungkainya mengayun memasuki kantor besar itu, ia seperti tersihir dan tidak berhenti berdecak kagum.Baru kali ini ia bisa memasuki gedung bertingkat, melihat interior dan beberapa robot pajangan seketika membuat Ayana seperti gadis udik yang baru masuk kota.Ia tidak tahu seberapa kaya Daniel hingga memiliki gedung yang luar biasa seperti ini. Para karyawan yang tampak sedang berlalu lalang, menunduk dan memberi hormat pada Ayana.

    Last Updated : 2021-04-09
  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   10. Ada Udang Dibalik Bakwan

    Ayana tidak paham dengan Daniel yang senyam-senyum tidak jelas saat ia baru saja masuk ke dalam kamar mewah lelaki itu. Wajah gadis itu sudah tidak karuan dengan rambut acak-acakan dan bajunya yang keluar. “Aku sudah pulang, Tuan.” Meski moodnya sangat buruk sekarang, ia tetap harus menyapa Daniel dengan penuh kelembutan.Sementara Ayana berjalan dengan langkah berat, Daniel menghentikannya. “Ayku sudah pulang ternyata,” senyumnya dengan manis dan wajah tak berdosa.Ayku? Entah kesambet apa lagi Tuan Besarnya hingga sikapnya sangat manis. Terlalu capek untuk meladeni Daniel, Ayana hanya balas tersenyum lalu berniat untuk segera ke ruang bawah tanah. Badannya seperti ingin

    Last Updated : 2021-04-09
  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   11. Usaha Menaklukan Ayana

    Silau cahaya menerpa wajahnya, ia mengangkat tangan dan menghalau cahaya itu. Ayana masih bergelung di tempat tidurnya saat ayam sudah bersahut-sahutan di luar sana. Ia terlalu malas untuk bangun pagi ini dan mengerjakan pekerjaan yang setiap hari membuat tubuhnya letih.Masih tidak ingin membuka mata, namun otaknya mulai bekerja. Sebentar! Ayana ingat, ia sedang berada di ruang bawah tanah dan seingatnya tidak ada jendela yang membebaskan matahari masuk ke dalam kamarnya.Bukan berarti juga ia tidak bisa menghirup udara, namun terpaan cahaya itu terlalu besar hingga mampu menembus kulit-kulitnya yang tidak terawat dengan baik.Merasa aneh dengan sinar yang entah datangnya dari mana, Ayana perlahan membuka kelopak matanya."Tuan?! Kau sedang apa di sini?" Alangkah terkejutnya Ayana mendapati Majikannya tengah berbaring di sampingnya dengan posisi menyamping dan tangan kirinya menumpu di kepala.

    Last Updated : 2021-04-09
  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   12. Bellavira Cathleen

    Berpikir keras adalah salah satu bukti bahwahidup Daniel juga memiliki keseriusan. Kali ini bukan tentang Ayana yang ingin dinikahinya, bukan juga tentang Ayana yang ingin diciuminya. Tapi ini tentang seorang wanita berambut blonde dengan syal merah di lehernya yang sekarang tengah duduk santai di ruang tamu kamarnya.Ia tidak habis pikir, setelah bertahun-tahun menghilang dari kehidupan Daniel. Kini wanita itu kembali dengan mudahnya setelah menghancurkan mimpi-mimpi lelaki itu. Tidak ada raut penyesalan ataupun sekedar mengucapkan permintaan maaf. Dan hal itu membuat amarah Daniel rasanya ingin meledak.Benarkah yang di hadapannya ini adalah ibu kandungnya? Cih, jika saja Daniel bisa memilih, ia tidak ingin dilahirkan dari rahim Bellavira Cathleen.Wanita berkebangsaan Belanda itu benar-benar tidak cocok menjadi seorang ibu. Ia hanya wanita berengsek yang sibuk bersenang-senang tanpa ingin memedulikan anaknya.

    Last Updated : 2021-04-09
  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   13. Jual Diri

    Jangan hidup seperti Larry, si kepiting di kartun Spongebob. Tapi hiduplah seperti Daniel si CEO Mager. -CEO MAGERIa membuka jendela lebar-lebar, meraup udara sebanyak mungkin. Langit masih gelap saat ia memutuskan untuk bangkit dari posisi rebahannya. Sudah pukul 4 pagi, namun matanya tak kunjung juga terpejam.Dengan bantuan kursi rodanya, Daniel kini terpaku menikmati pepohonan di sekitar rumahnya. Untuk pertama kali, lelaki itu mau melihat pemandangan di luar kamarnya. Ia merasa bosan harus menunggu kantuk datang.Pikirannya sedang kacau, perkataan Bellavira Cathleen tadi siang masih mendominasi otaknya. Ia heran, kenapa wanita itu tiba-tiba datang lagi lalu meminta Daniel menemui Marine yang katanya anak dari koleganya.Ia tidak habis pikir bagaimana wanita itu hanya mementingkan keegoisannya dibanding menebus kesalahannya pada Daniel dan Ay

    Last Updated : 2021-04-09
  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   14. Sempak Macan

    "Ay, suapin cemilan.""Aku ingin minum jus mangga, Ay.""Ay, mulutku belepotan. Lap-in dong.""Ay. Ambilkan bulan, Bu."Ayana sudah sangat lelah dengan segala perintah Majikannya yang tidak berbibit, berbebet, dan juga berbobot.Cemilan ada di tangan lelaki itu, tinggal ambil saja lalu dimasukkan ke mulut. Namun begitu susah untuk dilakukan. Jus mangga hanya berjarak tidak lebih dari dua jengkal, Daniel hanya perlu mengulurkan tangan lalu meminumnya dengan tenang, tapi tetap saja Ayana yang melakukannya.Mulut belepotan, makanya makan itu jangan seperti bayi rakus. Meski Ayana sudah memberikan wejangan agar Daniel makan dengan lemah lembut, lelaki itu tetap saja melanggarnya. Ambilkan bulan? Tidak waras! Memangnya ini lagi di iklan bumbu masak."Ay-""Apalagi? Apalagi yang ingin Tuan perintah, kan. Tuan tidak bisa lihat bagaimana banyaknya kerjaan

    Last Updated : 2021-04-29
  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   15. Permintaan Hamilton

    Jangan merendahkan dirimu dan menyalahkan kehidupanmu yang berat. Karena suatu hari akan ada orang yang merasa bahagia hanya dengan melihat senyumanmu. -Puteri Ayana"Seharusnya kau mendidik Putramu itu lebih baik, Hamilton. Ia mengusir Marine dan lebih memilih Pembantu sialan itu!"Hamilton masih mengingat jelas bagaimana amarah mantan istrinya meledak-ledak di sebuah restoran saat mereka bertemu. Pria itu sadar, kesalahannya adalah membiarkan Bellavira menemuinya Daniel.Dia pikir, Bellavira sudah berubah. Mengingat wanita itu memohon-mohon di hadapannya ingin bertemu putra semata wayangnya. Dan bagaimanapun juga, Bellavira adalah ibu kandung dari Daniel.Mungkin sudah cukup ia bersikap egois selama ini melarang Bellavira untuk menemui Daniel. Tapi,

    Last Updated : 2021-04-29

Latest chapter

  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   50. Akhir Sebuah Kisah

    "Yang, paku!"Aku mengulurkan tangan ke belakang dengan posisi sedikit menyamping, sementara pandanganku tetap lurus pada dinding. Entah penglihatanku yang miring, atau memang pigura ini yang ingin kupasang sengaja ingin membuat tandukku naik.Astaga, malah lupa aku. Sebenarnya sudah seminggu aku dan Daniel menempati rumah baru kami. Mungkin kalian masih ingat, setahun lalu Daniel memutuskan untuk membangun rumah tidak jauh dari rumah ibuku.Awalnya aku bersikeras menolak, untuk apa coba ia membangun rumah mewah lagi. Sementara ada rumah ayahnya yang kelak akan menjadi miliknya. Bukankah Daniel terlalu membuang-buang uang? Aku menyetujui ia membangun rumah dan pindah ke rumah ibu karena aku kasihan melihatnya memasang tenda di depan rumah demi membujukku. Mungkin jika hanya Daniel yang ada di tenda itu, aku tidak masalah. Biarkan saja suamiku itu merasakan penderitaan. Tapi aku khawatir pada Mark.Dasar memang

  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   49. Pindah Rumah

    Mark benar-benar geram, diturunkannya Ardila yang digendong layaknya karung besar di kursi kayu. Tepatnya di bawah pohon yang ada di depan rumah gadis itu. Matanya menyorot tajam, membuat Ardila yang dihempas seperti barang menjadi ciut nyalinya.Sakit tapi tidak berdarah. "Kenapa? Mas kok ngeliatin aku kayak gitu?" Meski takut, namanya juga Ardila gadis barbar tak berakhlak. Mulutnya tetap akan terus mengoceh tanpa henti.Mark menyunggingkan bibirnya, ia tidak menyangka wajah sepolos bayi, kulit seputih susu dan senyum manis yang bikin diabetes bisa berubah menjadi zombie ganas. Ardila memang bukan gadis remahan biasa. Ia harus waspada, perawakan gadis itu saja yang kalem. Tapi di dalamnya, sungguh terlala kata Bang Haji Rhoma."Kamu tau nggak yang kamu jambakin tadi siapa?"Ardila bingung. "Teteh Ayana!"Lagi, bibir Mark tersungging diikuti matanya yang memutar malas

  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   48. Daniel Minta Cerai?

    Waktu cepat sekali berlalu, sudah sebulan lebih ia menjalani hari-harinya tanpa Daniel. Oh iya, apa kabar dengan lelaki itu? Pertemuan terakhirnya hanya saat di rumah sakit itu saja. Setelahnya, sang suami tidak pernah lagi mengunjunginya. Sekedar telpon, atau bahkan mengirim pesan pun tidak ada sama sekali.Apa suaminya itu sudah melupakannya? Atau mungkin kini Daniel telah menemukan penggantinya.Ayana merasa rindu pada Daniel, terlihat jelas air matanya mengenang di pelupuk. Ketika ia sendiri, perasaannya benar-benar kacau. Jujur, Ayana ingin kehidupannya seperti dulu. Setiap pagi terbangun untuk membereskan kamar mewah sang suami. Memasak makanan favorit Daniel, dan mengurus lelaki itu dengan baik.Dulu saat masih menjadi pesuruh Daniel, ia sangat ingin bebas, tidak terikat oleh lelaki itu. Tapi sekarang saat semua sudah ia capai, ia jadi ingin kembali menjadi pesuruh. Manusia memang tidak pernah ada puasnya. Dikasih A, m

  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   47. Hilang Semua Mimpi

    "Maaf Pak, Bu Ayana tidak hamil. Ia hanya kelelahan dan masuk angin."Terngiang-ngiang, terbayang-bayang, berputar-putar bagaikan kaset rusak. Perih, hati seakan tersayat-sayat. Bagaimana bisa derita ini menimpa Daniel? Ia sudah mengerahkan segala tenaga, waktu dan pikiran.Terus Dokter seenak jidat mengatakan Ayananya tidak hamil. Dimana hati nurani dokter itu?"Huaa...." Daniel menangis pilu, meraung-raung di lantai kamarnya.Haruskah ia bunuh diri? Loncat dari lantai 15 kantornya? Atau minum racun tikus? Hancur sekali perasaannya. Lesu, kepala Daniel menoleh pelan. Napasnya terasa berat. Kereta bayi, pakaian bayi, buket bunga mawar putih untuk Ayana tertata rapi di meja.Mark, bawahannya tetap setia menemaninya. Tidak sedikitpun lelaki itu beranjak dari samping Daniel yang selonjoran di lantai.Mark pernah membaca sebuah buku, dalam buku itu mengatakan; bahagia b

  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   46. Calon Ayah

    Kuping Margaret hampir saja pecah jika Daniel tidak menghentikan teriakannya. Bagaimana tidak? Ia baru saja masuk ke kamar tuannya itu dengan niat mengantarkan makanan, namun baru saja selesai meletakkan makanan.Entah kerasukan apa? Tuannya itu loncat kegirangan dengan lengkingan suara seperti tikus kejepit."Tuan!" Terpaksa Margaret bernada tinggi memanggil Daniel. Lagian ada apa dengan lelaki itu yang tersenyum semringah sembari mencium ponselnya bertubi-tubi. Sakit jiwa!"Margaret, Margaretku." Daniel menyimpan ponselnya di meja, lalu menghampiri Margaret. Meraih kedua tangan wanita itu kemudian mengayunkannya ke kiri dan ke kanan.Belum sampai disitu keterkejutan Margaret akan tingkah Daniel yang seperti teletubies. Tubuhnya diputar-putar, mirip film India. Rani Mukherjee mungkin tahan jika diputar seperti itu, tapi Margaret tentu saja tidak. Kepalanya sungguh pusing.Beberapa menit setela

  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   45. Hamil?!

    Pagi yang buruk untuk Ayana hari ini. Mual-mual, kepala pusing, tubuh meriang dan pegal-pegal. Ia seperti sangat kelelahan, padahal seingatnya yang ia lakukan hanya pergi ke kampus dan membantu ibunya memasak. Itu saja ia hanya mencuci sayuran.Matanya masih sangat mengantuk, tapi subuh-subuh sudah harus terbangun karena perutnya yang kesakitan. Tenggorokannya sangat kering akibat terlalu banyak memuntahkan isi perut. Ayana benar-benar sakit.Di saat ia sedang meringkuk di kasurnya seperti bayi, Ayana mendengar pintu kamarnya diketuk. Dengan suara berat, perempuan itu menyuruh sang pengetuk masuk."Masuk saja, tidak dikunci."Pintu dibuka, Ario sudah berdiri dengan gagahnya lengkap seragam sekolah—putih abu-abu.Melihat sang kakak yang tak menyambutnya dengan baik, Ario langsung saja menghampiri Ayana."Loh Teteh kenapa?" Ia khawatir dengan kakaknya yang tengah memegangi perutny

  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   44. Sisi Perih Kehidupan Mark

    Jika tak ada makanan di meja, mejanya yang kau makan. Bukan lagu Bunda Rita Sugiarto, hanya mirip saja. Baru diciptakan dari perasaan lelaki yang baru terbangun dari tidurnya. Berniat mengisi perut yang kosong melompong, cacing menari-nari, tenggorokan seret.Mark merasakan kekecewaan saat menghampiri meja makan, namun yang ia temukan hanya kekosongan. Mirip sekali dengan perasaan hampa di hatinya tanpa sosok mahluk dengan lekuk tubuh indah.Hidup sendiri, meski dulu ada sang adik yang menemaninya. Mila bersikeras untuk melanjutkan pendidikannya di Aussie, katanya ia bosan berada di Indonesia. Ingin mempelajari budaya berbeda daripada mengurusi perjaka tingting yang gila kerja seperti kakaknya.Berusia 16 tahun, Mark sudah ditinggalkan oleh sang ayah karena sel kanker yang menyerangnya. Lalu setahun kemudian, ibunya menyusul sang ayah.Mark benar-benar terpuruk saat itu, perusahaan ay

  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   43. Ucapan Perpisahan

    Lesu, lemah, lunglai, mungkin itu gejala anemia. Minum sangobion, salah satu vitamin dan zat besi penambah darah yang sering nongkrong di layar televisi.Cerita ini bukan sedang disponsori oleh obat sangobion, namun gejala yang sedang dialami lelaki bernama Daniel sama persis dengan sakit anemia.Wajah Daniel pucat tak karuan, kantung mata melebar. Rambut acak-acakan dan baju yang tak serapi seperti biasanya. Tidak terurus, lelaki itu lebih cocok menjadi gembel yang berkeliaran di jalan.Berjalan dengan langkah malas dan sedikit terseok-seok. Daniel memasuki kediaman mewahnya, disambut dua asisten rumah tangga berpakaian seragam hitam putih. Suami Ayana itu seakan abai saat keduanya tertunduk memberi hormat."Tuan, Anda sudah pulang?" Kepala pelayan, Margaret datang menghampiri Daniel membuat lelaki itu menghentikkan langkahnya dan berbalik pada Margaret."Ayahku di mana?" Daniel memang datang

  • CEO Mager dan Pembantu Kesayangannya   42. Pernyataan Cinta Ardila

    Hujan di luar sedang sangat deras, jika biasanya bintang masih terlihat dari jendela kaca kamar Ayana. Benda angkasa itu harus tertutup awan gelap. Waktu menunjukkan pukul sembilan malam, seharusnya ia sudah tidur sekarang. Namun nyatanya, keberadaan Daniel di kamarnya membuat gadis itu harus menahan rasa kantuknya.Ia tidak habis pikir dengan suaminya itu, kenapa berkunjung ke rumahnya harus selarut itu? Padahal ia bisa datang saat sore tadi dan tidak harus terjebak di kamarnya dengan dalih bahwa hujan menahan lelaki itu."Jadi, kau tidak akan pulang?" tanya Ayana dengan mata memicing.Daniel nampak acuh, bahunya terangkat. Seolah ia mengatakan, 'aku sedang tidak ingin pulang'."Hujan terlalu deras!" Akhirnya lelaki itu bersuara. Ia tidak melihat ke arah Ayana. Karena posisi mereka yang saling berjauhan.Daniel rebahan di kasur Ayana, sementara istrinya itu berdiri di dekat jendela. Sungg

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status